Deskripsi Kejadian Drop Out Klien Konseling Berhenti Merokok di Klinik Berhenti Merokok Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang 2012.

Arista Kurniawan Wiharnoto*), Dr,dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes**),
Kriswiharsi Kun Saptorini, S.KM, M.Kes**).
*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula I No.5-11 Semarang
Email: cah_mumetke@yahoo.com
Abstract
Description of Drop Out Counseling Clients Cessation Clinic of Community
Lung Health Center Semarang 2012
xvi +65 pages + 18 tables + 3 image + 3 attachments
The clients of cessation clinic of community lung health center. Number of klien in
2009 are 41 clients, in 2010 : 610 clients, in 2011: 120 clients and in 2012: 87
clients.
This is descriptive research with survey method. Samples are 47 clients of
cessation clinic of community lung health center Semarang, by visity house.
The test result shows the clients have graduated in senior hight school (55,3%).
Many clients works as private employee (61,7%). According to their opinion the
facilities is good (67,2%). They feel that facilities that they get were suitable with
the price (76,6%). They told that counselor has explained the dangeruos of
smoking (83%). They said that the counselor can help them to stop smoking
(83%). They feel their families supported them when they want to stop smoking

(95,7%). They use personal vehicle to go to cessation clinic (83%), they did not
go to cessation clinic of community lung health center Semarang (100%). Clients
with heart disease did not return to cessation clinic because they have been
refered to another health service. Clients with tuberculosis (TB) disease that their
houses were far from community lung health center were refered to near health
center.
The recommendation are cessation clinic has to be open at the afternoon
service, and clients can be refered to cessation clinic that is near their home.
Keywords: incidence of drop out, smoking cessation counseling.
References: 28, 2000-2013

Latar belakang
Hasil laporan WHO pada tahun 2008 jumlah perokok adalah 1,35 miliar orang
dan Indonesia termasuk 10 besar negara dengan jumlah penduduk perokok
terbanyak di dunia. Jumlah perokok terbanyak adalah China 390 juta, disusul
India 144 juta, Indonesia 65 juta, Rusia 61 juta, Amerika Serikat 58 juta, Jepang
49 juta, Brazil 24 juta, Bangladesh 23,3 juta, Jerman 22,3 juta, dan Turki 21,5
juta perokok1.
Balai Kesehatan Paru Masyarakat, Semarang yang bertempat di Jl. Ahmad
Dahlan No. 39, Semarang merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan

yang tidak hanya menyediakan pelayanan pengobatan saja tetapi menyediakan
pelayanan yang bersifat promotif, preventif, dan rehabilitatif. Kunjungan pasien
ke Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) wilayah Semarang sampai data
tanggal 24 Desember 2009 sebanyak 42.718 orang terdiri dari 22.524 orang
pasien laki-laki dan 20.194 orang pasien perempuan. Rata-rata kunjungan
pasien baru perhari 109 pasien. Pasien yang datang ke BKPM wilayah
Semarang adalah dari Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kabupaten
Grobogan, dan beberapa Kabupaten lainnya disekitar Semarang. BKPM
Semarang mempunyai visi yaitu menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan
paru dan pernafasan yang profesional bagi masyarakat2.
KBM digunakan oleh pasien-pasien yang mempunyai kebiasaan merokok
dan ingin berhenti, baik dengan keinginan peribadi maupun dengan rujukan dari
dokter karena suatu penyakit. Dipelayanan KBM ini klien diberi pengetahuan
lebih lanjut mengenai zat-zat bahaya yang terkandung dalam rokok, penyakitpenyakit akibat rokok dan tentunya motivasi untuk berhenti merokok.
KBM yang baru mulai beroperasional pada bulan Juni 2009 ini telah
menjaring pengunjung sebanyak 41 orang. Dan pada tahun 2010 mampu
menjaring sebanyak 610 orang, 556 orang hanya datang pada kunjungan
pertama, 42 orang datang kembali untuk melakukan konseling ke dua, dan 12
orang yang datang kembali untuk melakukan konseling ke tiga. Pada tahun 2011
KBM mampu menjaring 120 orang, 115 orang hanya datang pada kunjungan

pertama, 5 orang datang kembali pada kunjungan ke dua. Dan tahun 2012
terdapat 87 orang, 86 orang melakukan kunjungan pertama, dan 1 orang
melakukan kunjungan ke dua. Penurunan yang cukup signifikan pada kunjungankunjungan pasien KBM dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan

menurunnya kunjungan kembali untuk klien KBM tidak dapat diketahui
keberhasilan dari konseling yang telah dilakukan.2
Metodologi Penelitian
Variabel terikat pada penelitian ini tingkat pendidikan, status pekerjaan,
prsepsi klien tentang KBM, kemampuan membatar, konselor, dukungan
keluarga, dan jarak rumah. Sedangkan variabel bebas pada penelitian ini adalah
kejadian dropout konseling KBM. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 47
orang yang di dapat dari klien yang melakukan koseling KBM di BKPM
Semarang, menggunakan penelitian desktriptif analitik.
Hasil
Dari penelitian yang telah dilakukan, menghasilkan sperti berikut:
A. Karakteristik Responden
1. Tingkat Pendidikan
Tabel 4.1
Gambaran tingkat pendidikan klien KBM di BKPM Semarang
Tingkat pendidikan

Frekuensi
Tidak Sekolah
1
Tidak tamat SD
1
Tamat SD
6
Tamat SMP
13
Tamat SMA
26
Total
47
Sumber: Data Primer, 2013

%
2,1
2,1
12,8
27,7

55,3
100,0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat di ketahui bahwa tingkat pendidikan
klien terbanyak adalah tamat SMA (55,3%), dan pendidikan yang
paling sedikit adalah tidak sekolah (2,1%) dan tidak tamat (2,1%).

2. Status pekerjaan klien
Tabel 4.2
Gambaran status pekerjaan klien KBM di BKPM Semarang
Status pekerjaan klien
Tidak bekerja
Swasta
Wiraswasta

Frekuensi
2
29
11


PNS
1
Pensiun
1
Petani
2
Mahasiswa
1
Total
47
Sumber: Data Primer, 2013

%
4,2
61,7
23,4
2,1
2,1
4,2
2,1

100,0

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui sebagian besar status
pekerjaan klien adalah swasta (61,7%), dan status pekerjaan yang
paling

sedikit adalah mahasiswa (2,1%), PNS (2,1%), dan

pensiunan (2,1%).
B. Analisis Univariat
1. Persepsi klien terhadap KBM
Tabel 4.9
Gambaran persepsi klien terhadap KBM di BKPM Semarang
No

1

Uraian

Apakah anda merasa sarana KBM di

BKPM sudah cukup menujang saat
melakukan konseling dengan
konselor?
2
Apakah anda merasa nyaman saat
melakukan konseling di KBM BKPM
3
Saat anda melakukan konseling
apakah media yang di gunakan sudah
cukup membantu?
4
Apakah anda sudah merasa terbantu
dalam berhenti merokok dengan
adanya pelayanan KBM di BKPM?
Sumber: Data Primer, 2013

Ya

Tidak


F
41

%
87,2

f
6

%
13,8

36

76,6

11

23,4


35

74,5

12

25,5

35

74,5

12

25,5

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa jawaban tertinggi terdapat
pada item pertanyaan nomor 1 sebesar 87,2%, hal ini menunjukan bahwa
saranan di KBM sudah cukup menunjang dalam melakukan konseling.


Sedangkan distribusi jawaban terendah terdapat pada item pertanyaan
nomor 3 dan nomor 4 sebesar 25,5%. Hal ini menujukan bahwa media
yang digunakan untuk konseling masih kurang membantu dan 25,5%
klien merasa kurang terbantu berhenti merokok dengan adanya KBM.
2. Kemampuan membayar
Tabel 4.10
Gambaran kemampuan membayar klien KBM di BKPM
No

Uraian

Ya

f
1
Apakah anda merasa biaya untuk 34
melakukan konseling di KBM BKPM
Semarang cukup terjangkau?
2
Apakah
anda
sudah
cukup 36
mendapatkan
fasilitas
dengan
membayar dengan biaya tersebut?
3
Apakah anda tidak keberatan untuk 29
mengeluarkan biaya melakukan
konseling di KBM BKPM Semarang?
Sumber: Data Primer, 2013

%
72,3

F
13

Tidak
%
27,7

76,6

11

23,4

61,7

18

38,3

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa distribusi jawaban tertinggi
terdapat pada item pertanyaan nomor 2 sebesar 76.7%, hal ini
menunjukan bahwa klien sudah merasa mendapatkan fasilitas yang
sebanding dengan apa yang sudah dibayarkan. Dan distribusi jawaban
terendah terdapat pada item pertanyaan nomor 3 sebanyak 38,3%, klien
merasa keberatan untuk mengeluarkan untuk melakukan konseling.
3. Konselor
Tabel 4.11
Gambaran konselor KBM di BKPM
No
1
2

3
4

Uraian
Apakah anda yakin konselor di
KBM BKPM mampu membantu
anda berhenti merokok?
Apakah anda yakin kerahasian
konseling yang telah anda
lakukan bersama konselor di
KBM BKPM?
Apakah pertanyaan yang anda
tanyakan di jawab dengan baik
oleh konselor?
Apakah anda dapat menerima
penjelasan konselor dengan

F
39

Ya
%
83

Tidak
%
8
17

37

78,7

10

21,3

33

70,2

14

29,8

37

78,7

10

21,3

f

mudah saat konseling?
5
Apakah anda mendapat
penjelasan dari konselor tentang
cara untuk berhenti merokok?
6
Apakah anda di jelaskan
mengenai bahaya dari rokok?
7
Apakah anda dibantu konselor
saat mengambil keputusan untuk
berhenti merokok?
8
Apakah anda diberi pilihan cara
untuk berhenti merokok?
Sumber: Data Primer, 2013

39

83

8

17

35

74,5

12

25,5

32

68,1

15

31,9

38

80,9

9

19,1

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa distribusi jawaban tertinggi
terdapat pada item pertanyaan nomor 1 dan nomor 5 sebesar 83%, hal ini
menunjukan bahwa klien yakin bahwa konselor dapat membantu dalam
berhenti merokok dan klien mendapat penjelasan bahaya rokok.
Sedangkan distribusi jawaban terendah terdapat pada item pertanyaan
nomor 7 sebesar 31,9%, klien tidak dibantu dalam pengambilan
keputusan cara apa yang tepat untuk klien dapat berhenti merokok.
4. Dukungan keluarga
Tabel 4.12
Gambaran dukungan keluarga klien KBM di BKPM
No
1
2

3

4
5

6

Uraian
Keluarga memberi dukungan
ketika klien berniat untuk berhenti
merokok
Keluarga memberi dukungan
ketika klien memilih melakukan
konseling berhenti merokok di
BKPM
Keluarga mengantar atau
mendampingi klien untuk
melakukan konseling berhenti
merokok di BKPM
Keluarga selalu mengingatkan
klien untuk berhenti merokok
Keluarga menyingkirkan barangbarang yang berhubungan
dengan rokok (asbak, bungkusbungkus rokok,dll)
Keluarga menganjurkan kepada
klien untuk selalu datang ke
BKPM

F
45

Ya
%
95,7

F
2

Tidak
%
4,3

36

76,6

11

23,4

28

59,6

19

40,4

38

80,9

9

19,1

26

55,3

21

44,7

34

72,3

13

27,7

7

Keluarga
tidak
keberatan
membiayai konseling berhenti
merokok di BKPM
8
Keluarga selalu melayani dan
membantu
ketika
klien
membutuhkan
sesuatu
yang
berhubungan dengan berhenti
merokok
9
Keluarga memberi pujian kepada
klien ketika ada kemajuan untuk
berhenti merokok
10 Keluarga memberi pujian atas
usaha yang dilakukan klien untuk
datang ke BKPM
11 Keluarga juga mencari informasi
dari luar tentang bahaya merokok
untuk diberitahukan kepada klien
12 Keluarga memotivasi klien untuk
berhenti merokok
13 Keluarga memberi tahu tentang
semua informasi yang didapatkan
dari
petugas
KBM
tentang
kesehatan kllien
14 Keluarga
meluangkan
waktu
untuk
mendengarkan
cerita
ataupun keluhan-keluhan yang
disampaikan klien yang berkaitan
dengan kegiatan KBM
15 Keluarga
dengan
sabar
memenuhi keperluan klien selama
proses berhenti merokok
Sumber: Data Primer, 2013

33

70,2

14

29,8

39

83

8

17

31

66

16

34

37

78,7

10

21,3

29

61,7

18

38,3

40

85,1

7

14,9

29

61,7

18

38,3

28

59,6

19

40,4

36

76,6

11

23,3

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa distribusi jawaban tertinggi
terdapat pada item pertanyaan nomor 1 sebesar 95,7%, hal ini
menunjukan bahwa keluarga memberi dukungan saat klien memilik niat
untuk berhenti merokok. Sedangkan distribusi jawaban terendah terdapat
pada item pertanyaan nomor 5 sebesar 44,7%, hal ini menujukan bahwa
keluarga tidak menyingkirkan barang – barang yang berhubungan
dengan rokok.

5. Jarak rumah
Tabel 4.13
Gambaran jarak rumah klien dengan KBM di BKPM Semarang
No

Uraian