Buku Pedoman tentang IMF

Buku Pedoman
t ent ang IM F

Apakah Dana Moneter
Internasional itu?

IM F

Apakah Dana Moneter
Internasional?

IM F

Washingt on, D.C. 2003
Dana M onet er Int ernasional
(Int ernat ional M onet ary Fund)

Hak Cipt a © Dana M onet er Int ernasional 2001
Redakt ur: Jeremy Clif t
Produksi: Seksi Graf ik IM F
Sampul dan desain oleh: Luisa M enjivar-M acdonald

Typeset t ing: Alicia Et chebarne-Bourdin

ISBN 1-58906-245-0
Dit erbit kan Agust us 2001
Dicet ak kembali Februari 2003

Unt uk memesan publikasi IM F, silakan hubungi:
Int ernat ional M onet ary Fund, Layanan Publikasi,
700 19t h St reet , N.W., Washingt on, D.C., 20431, U.S.A.
Tel.: (202) 623-7430 Telef ax: (202) 623-7201
E-mail: publicat ions@imf .org
Int ernet : ht t p://w w w.imf .org

DAFTAR ISI

iv

Kat a Pengant ar

2


Sekilas Peranan IM F

6

Beradapt asi Unt uk M enghadapi Tant angan Baru

8

Asal M ula IM F

13

Siapa Yang M engambil Keput usan di IM F?

16

Dari mana IM F M emperoleh Uangnya?

19


Bagaimana IM F M elayani Anggot anya?

30

Pokok-Pokok Pent ing Dalam Evolusi Pinjaman IM F

34

Pelat ihan dan Bant uan Teknis IM F

36

M emperkuat Sist em Keuangan dan M onet er Int ernasional

46

Pendekat an Baru Terhadap Pengurangan Kemiskinan di
Negara-negara Berpendapat an Rendah


Kot ak-kot ak
5
11
8

Bisnis Ut ama IM F: Kebijakan Ekonomi M akro dan
Sekt or Keuangan
Tujuan-t ujuan IM F
Apakah SDR?

27

Fasilit as Pinjaman IM F Tert ent u

50

M erumuskan St rat egi Pengurangan Kemiskinan

Kata Pengantar
Dana M onet er Int ernasional (IM F) sering t erdengar

dalam pemberit aan, t et api peranan maupun berbagai f ungsinya sering pula dipahami secara salah.
Pamf let ini bert ujuan unt uk menjelaskan peranan
dan f ungsi t ersebut .
Ket erangan lebih lanjut t ent ang IM F dapat
diperoleh dari sit us w eb IM F (w w w.imf .org), t ermasuk naskah lengkap Laporan Tahunan IM F (Annual
Report ), t erbit an dua kali seminggu Survai IM F (IM F
Survey) dan t erbit an t ahunan Tambahan M engenai
IM F (Supplement on t he IM F), Lembaran-lembaran
Fakt a, pamf let , dan publikasi-publikasi lainnya.
Pamf let ini disiapkan oleh st af Depart emen
Hubungan Ekst ernal IM F.

iv

“Dalam dunia yang terglobalisasi, IM F,
dengan keanggotannya yang universal,
merupakan salah satu titik tolak untuk
mempromosikan pertumbuhan
dan stabilitas.”
Horst Köhler

Direktur Pengelola IMF

1

IM F diperintah
oleh 184
negara
anggotanya

D

ana M onet er Int ernasional adalah salah
sat u badan khusus dalam sist em
Perserikat an Bangsa-bangsa yang
didirikan berdasarkan perjanjian int ernasional pada t ahun 1945 unt uk membant u
mempromosikan kesehat an perekonomian dunia.
Dengan markas besarnya berlokasi di Washingt on,
D.C., IM F diperint ah oleh keanggot aannya yang
hampir global yang t erdiri dari 184 negara.
IM F adalah lembaga sent ral dari sist em monet er

int ernasional—yait u sist em pembayaran dan nilai
t ukar int ernasional di ant ara mat a-mat a uang
nasional yang memungkinkan dilaksanakannya
kegiat an bisnis di ant ara negara-negara di dunia.
IMF bertujuan untuk mencegah krisis dalam
sistem tersebut dengan mendorong negara-negara
supaya melaksanakan kebijakan ekonomi yang baik.
Seperti diindikasikan dalam namanya, IMF juga merupakan suatu dana yang dapat dimanfaatkan oleh
anggota yang memerlukan pembiayaan sementara
untuk menyelesaikan masalah neraca pembayaran.

2

Institusi Global
Sekilas Peranan IMF
Tujuan IM F berdasarkan akta pendiriannya
meliput i upaya promosi perluasan secara seimbang
perdagangan dunia, st abilit as nilai t ukar, pencegahan devalusasi mat a uang kompet it if , dan mengoreksi
secara t ert ib persoalan neraca pembayaran suat u
negara.

Unt uk mencapai t ujuan t ersebut ,
• IM F melakukan pemantauan perkembangan dan
kebijakan ekonomi dan keuangan dari negaranegara anggot anya dan pada t ingkat global, dan
memberikan nasihat dan masukan kebijakan
kepada anggot anya berdasarkan pengalamannya
yang lebih dari lima puluh t ahun. M isalnya:

Dalam tinjuan tahunannya tentang ekonomi
Jepang untuk tahun 2000, Dewan Eksekutif
IMF mehimbau secara serius pemerintah
Jepang untuk melakukan upaya stimulasi
pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan kebijakan suku bunga pada tingkat
rendah, mendorong restrukturisasi korporat
dan perbankan, dan mempromosikan deregulasi dan persaingan.
IM F memberi pujian kepada pemerint ah
M eksiko karena manajemen ekonominya
yang bijaksana pada t ahun 2000. IM F
mendukung langkah-langkah yang engarah
pada penerapan secara berangsur kebijakan
pent arget an inf lasi dan mengungkapkan

kekhaw at irannya t ent ang t idak
memadainya t ingkat kapit alisasi sist em
perbankan.
Di dalam Ramalan Ekonomi Dunia Musim
Semi Tahun 2001, IMF menyoroti resikoresiko atas terus melemahnya pertumbuhan
ekonomi global dan perlunya pendekatan
kebijakan proaktif untuk mendorong
permintaan maupun reformasi struktural
yang berorientasi pertumbuhan.

IM F bekerja untuk
mencapai kemakmuran global dengan
mempromosikan
• ekspansi yang seimbang dari perdagangan dunia,
• stabilitas nilai tukar,
• penghindaran
devaluasi kompetitif,
dan
• koreksi secara tertib
terhadap masalah

neraca pembayaran

3



IM F memberikan pinjaman kepada negara anggot a yang
menghadapi masalah neraca pembayaran, t idak hanya unt uk
menyediakan pembiayaan sement ara t et api juga unt uk
mendukung proses penyesuaian dan kebijakan ref ormasi
yang bert ujuan unt uk mengoreksi permasalahan medasar
perekonomian. M isalnya:
Selama krisis keuangan Asia t ahun 1997–98, IM F
bert indak cepat unt uk menolong Korea dengan
memperkuat cadangan devisanya. IM F menyediakan
$21 miliar unt uk membant u Korea meref ormasi
perekonomianya, merest rukt urisasi sekt or-sekt or
korporat dan keuangannya, dan memulihakan
perekonomiannya dari resesi. Dalam w akt u empat
t ahun, Korea t elah cukup pulih kembali unt uk melunasi pinjaman t ersebut dan sekaligus juga membangun kembali cadangan devisanya.

Di bulan Okt ober 2000, IM F menyet ujui pinjaman
t ambahan sebesar $52 jut a kepada Kenya unt uk
membant u Kenya mengat asi permasalahan akibat
kekeringan yang hebat . Pinjaman t ersebut merupakan bagian dari program pinjaman t iga t ahun sebesar $193 jut a di baw ah f asilit as pinjaman unt uk
Pert umbuhan dan Pengurangan Kemiskinan (PRGF)
IM F, program peminjaman konsesional bagi negaranegara berpendapat an rendah.
• IM F menyediakan bantuan teknis dan pelat ihan di bidang
yang menjadi keahliannya kepada pemerint ah dan bank
sent ral dari negara anggot anya. M isalnya:
Sesudah jat uhnya Uni Soviet , IM F bert indak unt uk
menolong negara-negara Balt ik, Rusia, dan negaranegara bekas Soviet lainnya unt uk membent uk sist em
perbendaharaan (t reasury) pada bank sent ral mereka
dalam rangka t ransisi dari sist em perekonomian yang
berdasarkan perencanaan t erpusat ke sist em ekonomi
berdasarkan pasar.
Sebagai sat u-sat unya badan int ernasional dengan akt ivit as
yang dimandat kan meliput i pelaksanaan dialog akt if dengan
hampir semua negara t ent ang kebijakan ekonomi, IM F merupakan f orum ut ama unt uk mendiskusikan t idak hanya kebijakan ekonomi nasional dalam kont eks global, t et api juga
isu-isu yang pent ing bagi t erjaganya st abilit as sist em keuangan
dan monet er int ernasional. Ini t ermasuk bagaimana negara
4

Kot ak 1

Bisnis Utama IM F: Kebijakan M akro Ekonomi dan Sektor
Keuangan
Dalam pengaw asannya t erhadap kebijakan ekonomi negara
anggot anya, IM F t erut ama memperhat ikan kinerja perekonomian
sebagai sat u kesat uan—sering disebut sebagai kinerja ekonomi makro.
Ini t erdiri dari pengeluaran t ot al (dan komponen ut amanya sepert i
pengeluaran konsumen dan invest asi perusahaan), out put , kesempat an kerja, dan inf lasi, sert a neraca pembayaran negara t ersebut —
yait u, saldo t ransaksi negara it u dengan negara lainnya di dunia.
IMF terutama memusatkan perhatiannya pada kebijakan ekonomi
makro suatu negara—yaitu, kebijakan yang berhubungan dengan
anggaran pemerintah, pengelolaan uang(moneter) dan kredit, dan nilai
tukar—dan kebijakan sektor keuangan, termasuk regulasi dan
pengawasan terhadap perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
Disamping itu, IMF memperhatikan kebijakan struktural yang mempengaruhi kinerja ekonomi makro—termasuk kebijakan pasar tenaga kerja
yang mempengaruhi penciptaan kesempatan kerja dan tingkah laku
upah. IMF memberikan nasihat kepada setiap anggotanya tentang
bagaimana kebijakannya di bidang tersebut bisa diperbaiki agar
memungkinkan pencapaian tujuan-tujuan pengelolaan ekonomi secara
lebih efektif, seperti, tingkat kesempatan kerjaan yang tinggi, inflasi
rendah, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan—yaitu suatu
pertumbuhan yang dapat terus dijaga dengan tanpa mengakibatkan
persoalan-persoalan seperti inflasi dan masalah neraca pembayaran.

memilih sist em nilai t ukarnya, penghindaran dest abilisasi arus
modal int ernasional, dan perumusan st andar dan kode secara
int ernasional t erhadap kebijakan dan kelembagaan.
Dengan bekerja unt uk memperkuat sist em keuangan int ernasional dan mempercepat kemajuan t erhadap pengurangan
kemiskinan, juga mempromosikan kebijakan ekonomi yang
baik di ant ara semua negara anggot anya, IM F membant u agar
globalisasi dapat memberikan manf aat bagi semua orang.

IM F bertindak
dengan cepat
membantu
negara-negara
yang dilanda
drisis selama
masa krisis
keuangan Asia di
tahun 1997–98

5

Beradaptasi Untuk Menghadapi

S

ejalan dengan perkembangan ekonomi dunia sejak t ahun
1945 yang t elah membaw a sejumlah t ant angan baru,
pekerjaan IM F t elah berkembang dan lembaga t ersebut
juga t elah beradapt asi sehingga dapat t erus melaksanan
t ujuannya secara ef ekt if . Khususnya sejak aw al t ahun 1990an,
sejumlah t ant angan ekonomi besar muncul yang dikait kan
dengan proses globalisasi—meningkat nya penyat uan (int egrasi)
pasar dan perekonomian int ernasional. Tercakup dalam hal ini
perlunya penanganan kemelut di pasar keuangan negara
sedang berkembang, khususnya di Asia dan Amerika Lat in;
unt uk menolong sejumlah negara melaksanakan t ransisi dari
sist em ekonomi berdasarkan perencanaan t erpusat ke sist em
berorient asi pasar dan memasuki ekonomi pasar global; dan
unt uk mempromosikan pert umbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di negara-negara t ermiskin yang menghadapi
resiko t ert inggal dalam arus globalisasi.
Tanggapan IMF dalam menghadapi keadaan tersebut antara
lain dengan memperkenalkan berbagai reformasi yang bertujuan untuk memperkuat arsitektur—diartikan sebagai kerangkakerja dari peraturan dan kelembagaan—sistem keuangan dan
moneter internasional dan dengan meningkatkan peranan IMF
dalam pencegahan dan penanggulangan krisis keuangan. IMF
juga telah memberikan tekanan baru terhadap tujuan
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di negara-negara termiskin di dunia. Proses reformasi
tersebut terus berlanjut.
Di bulan September 2000, pada pertemuan tahunan IMF
dan Bank Dunia, Direktur Pengelola baru

6

Tantangan-tantangan Baru
IMF menjabarkan visinya untuk masa
depan IMF, di mana lembaga ini akan:



berusaha keras mempromosikan
pert umbuhan ekonomi noninf lasioner yang berkelanjut an
yang bermanf aat bagi semua
orang di dunia;



menjadi pusat kompet ensi bagi
st abilit as sist em keuangan int ernasional;



memusat kan perhat ian pada
t anggung jaw ab ut ama di bidang
keuangan dan edonomi makro,
bekerja secara melengkapi
bersama lembaga lainnya yang
didirikan unt uk menjaga barangbarang publik global; dan



menjadi lembaga yang t erbuka,
mampu belajar dari pengalaman
dan dialog, dan beradapt asi
secara t erus menerus t erhadap
keadaan yang t erus berubah.

Visi Direkt ur Pengelola t elah
didukung sepenuhnya oleh para
anggot anya, dan saat ini menjadi pedoman pekerjaan dan ref ormasi dari
lembaga t ersebut .

“IM F harus menjadi
lembaga yang terbuka,
mampu belajar dari
pengalaman dan dialog.”
Horst Köhler,
Direkt ur pengelola IM F

7

I

M F dilahirkan di bulan Juli t ahun 1944 pada konf erensi
Perserikat an Bangsa-Bangsa yang diselenggarakan di
Bret t on Woods, New Hampshire, A.S., ket ika perw akilan
dari 45 pemerint ah menyet ujui suat u kerangka kerjasama
ekonomi yang dirancang unt uk menghindari t erulangnya kebijakan ekonomi buruk yang t urut mengakibat kan Depresi Besar
(Great Depression) di t ahun 1930an.
Selama dekade tersebut, pada saat kegiatan ekonomi di
sejumlah negara industri utama melemah, negara-negara
berusaha untuk mempertahankan ekonomi mereka masingmasing dengan cara meningkatkan hambatan untuk import;
tetapi ini hanya makin mempercepat jatuhnya perdagangan
dunia, tingkat output, dan kesempatan kerja. Untuk mengatasi
berkurangnya cadangan emas dan valuta asing, sejumlah
negara membatasi kebebasan warga negaranya untuk membeli
dari luar negeri, sejumlah negara lain mendevaluasi mata uang
mereka, dan sejumlah negara lain memperkenalkan pembatasan yang rumit terhadap kebebasan warga negaranya untuk
memiliki valuta asing. Namun langkah-langkah tersebut justru
makin memperlemah kondisi masing-masing negara, dan tak
satu negarapun mampu mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam jangka waktu yang lama. Kebijakan “ yang tidak
menghiraukan dampak pada negara-negara lain” tersebut
mencelakai perekonomian internasional; perdagangan dunia
merosost dengan cepat, juga tingkat kesempatan kerja dan
standard hidup di beberapa negara.
Ketika Perang Dunia II berakhir, negara-negara sekutu
utama mempertimbangkan berbagai rencana untuk memba
ngun kembali ketertiban dalam hubungan moneter interna-

Juli 1944
Bank dunia dan IM F
keduanya didirikan pada
sebuah konferensi internasional
di Bretton Woods

8

Asal Mula IMF
sional, dan pada konferensi Bretton
Woods terbentuklah IMF. Beberapa
perwakilan negara merancang suatu
piagam (atau Pasal-pasal Perjanjian) dari
suatu lembaga internasional untuk
mengawasi sistem moneter internasional
dan mempromosikan penghapusan
pembatasan pertukaran valuta asing yang
berkaitan dengan perdagangan barang
dan jasa, dan stabilitas nilai tukar.
IM F t erbent uk di bulan Desember
1945, ket ika 29 negara pert ama menandat angani Pasal-pasal Perjanjian it u.
Tujuan yang diemban IMF saat ini
adalah sama dengan yang tercantum di
dalam Akta Pendirian yang dirumuskan
pada tahun 1944 (lihat Kotak 2). Sejak
saat itu, dunia telah mengalami pertumbuhan yang belum pernah terjadi
sebelumnya di dalam pendapatan riil. Dan
walaupun manfaat pertumbuhan belum
dirasakan secara merata oleh semua
orang—baik di dalam maupun di antara
negara-negara—kebanyakan negara telah
melihat pertambahan dalam tingkat
kemakmuran yang sangat berbeda
dengan standar yang terjadi pada jaman
di antara perang dunia pertama dan
kedua, khususnya.

Arsitek sistem perekonomian internasional pasca
perang: Ahli ekonomi
Departemen Keuangan A.S.
Harry Dexter White (kiri)
bertemu ahli ekonomi
Inggeris John M aynard
Keynes

Sekretaris Bendahara A.S.
Henry M orgenthau, Jr.,
memberikan sambutan pada
pembukaan Komperensi
Bretton Woods

9

Sebagian penjelasan dari pencapaian tersebut adalah pada
mengingkatnya pelaksanaan kebijakan ekonomi, termasuk kebijakan yang telah mendorong pertumbuhan perdagangan internasional dan kebijakan untuk membantu meredam siklus
ekonomi yang terdiri dari pertumbuhan cepat (boom) dan
keruntuhan (bust). IMF bangga telah berpartisipasi dalam perkembangan tersebut.
Kemajuan yang
Dalam dekade sejak Perang Dunia II,
selain proses peningkatan kemakmuran,
perekonomian dunia dan sistem moneter
telah mengalami perubahan besar lain—
perubahan tersebut makin meningkatkan
pentingnya dan relevansi tujuan yang
merupakan mandat dari IMF, tetapi yang
juga telah menuntut adaptasi maupun
reformasi dari IMF. Kemajuan cepat dalam
teknologi dan komunikasi telah ikut
mengakibatkan peningkatan penyatuan (integrasi) pasar internasional dan mendorong hubungan yang lebih erat di antara
perekonomian nasional. Sebagai akibatnya, ketika krisis keuangan timbul di suatu negara maka akan cenderung untuk
menular dengan lebih cepat di antara negara-negara.

cepat dalam
teknologi dan
komunikasi telah
memberikan
pertambahan integrasi pasar global

Dalam dunia yang semakin t erint egrasi dan saling beket ergant ungan, kemakmuran set iap negara akan semakin sangat
dit ent ukan oleh kinerja ekonomi negara lain maupun keberadaan lingkungan ekonomi global yang st abil dan t erbuka.
Demikian juga, kebijakan keuangan dan ekonomi yang diikut i
masing-masing negara akan mempengaruhi baik at au
buruknya pelaksanaan sist em perdagangan dan pembayaran
dunia. Dengan demikian, globalisasi menunt ut kerjasama
int ernasional yang lebih erat , yang pada gilirannya t elah
meningkat kan t anggung jaw ab lembaga int ernasional yang
mengorganisasi kerjasama semacam it u—t ermasuk IM F.
Tujuan IMF juga telah menjadi semakin penting dikarenakan
meluasnya keanggotaan. Jumlah negara anggota IMF sudah
bertambah empat kali lipat dibandingkan dengan 45 negara
yang terlibat dalam awal pendiriannya. Ini mencerminkan
pencapaian kemandirian (kemerdekaan) politik oleh sejumlah
negara berkembang dan dari negara-negara bekas blok Soviet.
M eluasnya keanggot aan IM F dan perubahan di dalam
perekonomian dunia, t elah membuat IM F beradapt asi dengan
10

Kot ak 2

Tujuan-tujuan IM F
Tujuan-t ujuan Dana M onet er Int ernasional adalah:
i. Unt uk mempromosikan kerjasama monet er int ernasional melalui
lembaga permanen yang menyediakan mekanisme unt uk konsult asi dan kolaborasi t ent ang masalah monet er int ernasional.
ii. Untuk memudahkan perluasan dan pertumbuhan yang seimbang
dari perdagangan internasional, dan dengan demikian ikut
mendukung pembinaan dan pemeliharaan tingkat kesempatan
kerja maupun pendapatan riil yang tinggi dan pengembangan
sumber daya produktif semua anggota sebagai tujuan utama kebijakan ekonomi.
iii. Unt uk mempromosikan st abilit as nilai t ukar, unt uk memelihara
pengat uran pert ukaran yang t ert ib di ant ara anggot a, dan
unt uk menghindari depresiasi pert ukaran yang kompet it if .
iv. Unt uk membant u pembent ukan sist em pembayaran mult ilat eral
dalam rangka menghormat i t ransaksi berjalan ant ara anggot a
dan unt uk menghapuskan pembat asan valut a asing yang menghambat pert umbuhan perdagangan dunia.
v. Unt uk memberikan kepercayaan diri bagi para anggot anya
dengan menyediakan sumber daya umum IM F yang t ersedia bagi
mereka dengan t et ap menjaga keamanan sumberdaya secara
memadai, sehingga mamapu memberi kesempat an kepada
anggot a unt uk mengoreksi ket idaksesuaian dalam neraca
pembayaran mereka t anpa mengambil langkah-langkah yang
menghambat kemakmuran nasional at au int ernasional.
vi. Sejalan dengan hal di at as, unt uk memperpendek w akt u dan
mengurangi t ingkat ket idakseimbangan dalam neraca pembayaran int ernasional para anggot a.
Semua kebijakan dan keput usan IM F dibuat berdasarkan t ujuant ujuan yang dit ent ukan dalam Perjanjian ini.
Dari Pasal I dalam Pasal-pasal Perjanjian IM F

berbagai cara unt uk t erus mampu melaksanakan t ujuannya
secara ef ekt if .
Negara-negara yang bergabung dengan IM F ant ara t ahun
1945 dan 1971 set uju unt uk menjaga nilai t ukar mereka (pada
dasarnya nilai t ukar mat a uang mereka dalam nilai dolar A.S.,
dan, dalam hal ini Amerika Serikat , nilai dolar A.S. dalam nilai
emas) dit et apkan pada t ingkat yang dapat disesuaikan, t et api
penyesuaian hanya unt uk mengoreksi “ ket idakseimbangan
f undament al” dalam neraca pembayaran dan dengan perset ujuan IM F. Ini kemudian disebut sist em nilai t ukar Bret t on
Woods yang berlaku sampai t ahun 1971 ket ika pemerint ah
A.S. menangguhkan konvert ibilit as dolar A.S. (dan cadangan
dolar yang dipegang oleh pemerint ah lain) menjadi emas.
Sejak itu, anggota IMF sudah bebas memilih setiap bentuk
pengaturan nilai tukar yang mereka inginkan (kecuali meman11

cangkan nilai mata uang mereka pada emas): sejumlah negara
sekarang mengizinkan mata uang mereka mengambang
dengan bebas, sejumlah negara memancangkan mata uang
mereka terhadap mata uang lain atau sekelompok mata uang,
sejumlah negara lainnya mengadopsi mata
uang negara lain sebagai mata uang mereka
sendiri, dan sejumlah negara berpartisipasi
Kerja IM F
dalam blok mata uang.
dan Bank
Pada waktu yang sama ketika IMF diciptakan, Bank Internasional untuk Rekonstruksi
Dunia adalah
dan Pembangunan (International Bank for
kompelementer Reconstruction and Development—IBRD), lebih
umum dikenal sebagai Bank Dunia, didirikan
untuk mempromosikan pembangunan
ekonomi jangka panjang, termasuk melalui pembiayaan proyek
infrastruktur, seperti pembangunan jalan dan meningkatkan
suplai air.
IM F dan Kelompok Bank Dunia—yang t ermasuk Korporasi
Pembiayaan Int ernasional (Int ernat ional Finance Corporat ion—
IFC) dan Asosiasi Pembangunan Int ernasional (Int ernat ional
Development Associat ion—IDA)—saling melengkapi pekerjaan
masing-masing. Sement ara perhat ian IM F t erut ama pada
kinerja ekonomi makro, dan pada kebijakan makro ekonomi
dan sekor keuangan, Bank Dunia t erut ama menangani
pembangunan jangka panjang dan isu-isu pengurangan
kemiskinan. Kegiat annya t ermasuk memberikan pinjaman
kepada negara-negara berkembang dan negara-negara yang
berada dalam t ransisi, pembiayaan proyek inf rast rukt ur, ref ormasi sekt or ekonomi khusus, dan ref ormasi st rukt ural yang
lebih luas. IM F, sebaliknya, t idak menyediakan pembiayaan
unt uk sekt or at au proyek khusus t et api sebagai dukungan
umum t erhadap neraca pembayaran maupun cadangan devisa
suat u negara sement ara negara t ersebut sedang mengambil
langkah kebijakan unt uk mengat asi kesulit annya.
Ket ika IM F dan Bank Dunia didirikan, suat u organisasi
unt uk mempromosikan liberalisasi perdagangan dunia juga
dipikirkan, t et api baru t ahun 1995 Organisasai Perdagangan
Dunia (World Trade Organizat ion—WTO) dibent uk. Diselang
t ahun-t ahun t ersebut , isu-isu perdagangan diselesaikan
melalui Perjanjian Umum Tarif dan Perdagangan (General
Agreement on Tariff s and Trade—GATT).

12

Siapa Yang Mengambil
Keputusan di IMF?

I

M F bert anggung jaw ab kepada negara anggot anya, dan
pert anggung-jaw aban ini pent ing unt uk ef ekt if it asnya.
Pekerjaan sehari-hari IM F dilaksanakan oleh Dew an
Eksekut if , yang mew akili 184 anggot a IM F, dan sejumlah
st af int ernasional t erpilih di baw ah kepemimpinan Direkt ur
Pengelola dan t iga Wakil Direkt or Pengelola—set iap anggot a
dari t im manajemen ini dipilih dari berbagai daerah di dunia.
Kekuasaan Dew an Eksekut if unt uk melaksanakan t ugas IM F
merupakan hasil dari pendelegasian oleh Dew an Gubernur
yang merupakan lembaga pengaw asan t ert inggi dari IM F.
Dew an Gubernur, di mana semua anggota negara terwakili,
adalah kekuasan tertinggi yang memerintah IMF. Biasanya
Dewan Gubernur tersebut bertemu sekali setahun, pada
Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia. Setiap negara
anggota menunjuk seorang Gubernur—biasanya menteri keuangan negara tersebut atau Gubernur bank sentral negara—dan
seorang Gubernur Alternatif. Dewan Gubernur menentukan isuisu kebijakan utama tetapi telah mendelegasikan pengambilan
keputusan sehari-hari kepada Dewan Eksekutif.

Isu-isu kebijakan kunci yang berkait an dengan sist em
monet er int ernasional dipert imbangkan dua kali per t ahun
dalam komisi Gubernur yang disebut Komite Keuangan dan
M oneter Internasional, at au IM FC (sampai Sept ember 1999

13

Pertemuan gabungan IM FC dan
Komite Pembangunan untuk
membahas arah
perekonomian global.

dikenal sebagai Int erim
Commit t ee). Suat u komit e
gabungan Dew an Gubernur
IM F dan Bank Dunia disebut
Komite Pembangunan yang
menasihat kan dan melaporkan
kepada para Gubernur
t ent ang kebijakan pembangunan dan hal-hal lain yang
pent ing bagi negara-negara
berkembang.

Dew an Eksekutif t erdiri
dari 24 Direkt ur Eksekut if ,
dengan Direkt ur Pengelola
sebagai ket ua. Dew an Eksekut if biasanya bert emu di markas
besar organisasi di Washingt on, D.C t iga kali seminggu, dalam
sesi sehari penuh, dan bahkan lebih sering kalau diperlukan.
Lima pemegang saham t erbesar IM F adalah—Amerika Serikat ,
Jepang, Jerman, Perancis, dan Inggeris—bersama dengan Cina,
Uni Soviet , dan Arab Saudi, memiliki posisi w akil t ersendiri di
Dew an. Ke 16 Direkt ur Eksekut if lainnya dipilih unt uk periode
dua t ahun oleh sekelompok negara, yang dikenal sebagai
konst it uensi.

Dokumen yang menjadi dasar pert imbangan Dew an disiapkan t erut ama oleh st af IM F, kadang-kadang bersama dengan
kolaborasi Bank Dunia, dan disajikan kepada Dew an dengan
perset ujuan manajemen; t et api sejumlah dokumen disajikan
oleh para Direkt ur Eksekut if sendiri. Di t ahun-t ahun belakangan ini, semakin banyak proporsi dari dokumen Dew an IM F
t elah dipublikasikan kepada masyarakat umum lew at sit us w eb
IM F (w w w.imf .org).
Tidak seperti beberapa organisasi internasional yang beroperasi di bawah prinsip satu-negara-satu-suara (seperti Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa), IMF menggunakan sistem
pemilihan tertimbang: lebih besar kuota negara di dalam IMF—
ditentukan secara luas oleh ukuran ekonominya—lebih banyak
suara yang dimilikinya (lihat “ Dari mana IMF Memperoleh
Uangnya?” di bawah ini). Tetapi Dewan jarang membuat keputusan berdasarkan pemilihan formal; melainkan, kebanyakan
melalui keputusan berdasarkan konsensus di antara anggotaanggotanya dan didukung dengan suara bulat.

14

Dew an Eksekut if memilih Direktur Pengelola, yang selain
berlaku sebagai ket ua Dew an, adalah juga kepala st af IM F dan
melaksanakan bisnis IM F di baw ah arahan Dew an Eksekut if .
Dit unjuk unt uk masa jabat an lima-t ahun yang bisa diperpanjang, Direkt ur Pengelola dibant u oleh Wakil Direkt ur
Pengelola Pert ama dan dua Wakil Direkt ur Pengelola lainnya.
Pejabat IM F adalah pegaw ai sipil int ernasional yang
bert anggung jaw ab kepada IM F, t idak kepada pemerint ah
nasionalnya. Organisasi ini memiliki sekit ar 2.800 pegaw ai
yang dipilih dari 133 negara. Sekit ar duapert iga st af prof esionalnya adalah para ahli ekonomi. 28 depart emen dan kant or
IM F dikepalai oleh seorang direkt ur, yang melaporkan kepada
Direkt ur Pengelola. Kebanyakan st af bekerja di Washingt on,
w alaupun sekit ar 80 perw akilan dit empat kan di negara-negara
anggot a unt uk membant u memberi nasihat t ent ang kebijakan
ekonomi. IM F mempunyai kant or penghubung di Paris dan
Tokyo unt uk melaksanakan hubungan dengan lembaga
regional maupun int ernasional lainnya, sert a dengan lembaga
sw adaya masyarakat ; IM F juga memiliki kant or di New York
dan Jenew a, t erut ama sebagai penghubung dengan lembaga
lain di dalam sist em PBB.
IM F memperkerjakan staf
dari 133 negara,
kebanyakan ditempatkan
di markas besarnya, di
Washington, D.C.

15

Dari Mana

S

umber daya (pendanaan) IMF terutama berasal dari
pembayaran iuran kuota (atau modal) dari negara-negara
anggota ketika mereka bergabung dengan IMF, atau
melalui tinjauan berkala dari kenaikan kuota. Negara
membayar 25 persen dari pembayaran iuran kuota mereka
dalam bentuk Hak Penarikan Khusus (Special Drawing Rights—
SDR, lihat Kotak 3) atau dalam bentuk mata uang utama,
seperti dolar A.S. atau yen Jepang. IMF dapat meminta sisa 75
persen pembayaran kuota dalam bentuk mata uang negara
anggota sendiri, yang dapat disediakan untuk pinjaman sesuai
kebutuhan. Kuota tidak hanya menentukan
Kuota menetapkan jumlah pembayaran iuran sebuah negara,
tetapi juga kekuasaaan hak pilihnya; jumlah
kekuasaan hak
pembiayaan/pinjaman yang dapat diterima
dari IMF, dan bagiannya dalam alokasi SDR.
memilih negara
Kuota dimaksudkan untuk mencerminkan secara luas ukuran relatif anggota
dalam perekonomian dunia: semakin besar output ekonomi
negara, dan juga semakin besar dan lebih bervariasi perdagangannya, maka kuotanya cenderung semakin tinggi. Amerika
Serikat, sebagai perekonomian terbesar di dunia, menyumbang
IMF paling banyak yaitu 17,6 persen dari total kuota; Palau,
terkecil di dunia, menyumbang sebesar 0,001 persen. Kuota
selalui ditinjau secara berkala. Tinjauan kuota paling akhir (ke
sebelas) dimulai pada bulan Januari 1999, menghasilkan keputu-

16

IMFMemperoleh Uangnya?
san peningkatan kuota IMF (untuk pertama kalinya sejak tahun
1990) dengan hampir 45 persen hingga mencapai 212 miliar SDR
(sekitar $290 miliar).
Dalam kondisi yang diperlukan, IM F bisa meminjam dana
unt uk menambah sumber daya yang t ersedia dari kuot anya.
IM F memiliki dua rangkaian pengat uran t et ap unt uk meminjam jika diperlukan supaya dapat menanggulangi ancaman
at as sist em monet er int ernasional:
• General Arrangement s t o Borrow —GAB, didirikan di
t ahun 1962, yang mempunyai 11 pesert a (pemerint ah
at au bank sent ral dari Kelompok Sepuluh negara indust ri
dan Sw it zerland), dan
• New Arrangement s t o Borrow —NAB, diperkenalkan di
t ahun 1997, dengan 25 negara dan lembaga yang ikut
berpart isipasi
Di baw ah ke dua pengat uran t ersebut , IM F memiliki
sampai dengan 34 miliar SDR (sekit ar $46 miliar) t ersedia
unt uk dipinjam.

Anggota dengan Quota sepuluh terbesar
(persen dari total quota)

20

17.6
15

3.02

2.8

Rusia

3.02

China

3.3

Canada

3.36

Saudi Arabia

5.1
Itali

Jerman

5.1

Inggris

6.2

Perancis

6.5
Jepang

5

Amerika Serikat

10

0

17

Kot ak 3

Apakah SDR?
SDR (Special Draw ing Right s) adalah aset cadangan int ernasional yang
diperkenalkan oleh IM F di t ahun 1969 (di baw ah Amendemen
Pert ama dalam Pasal-pasal Perjanjiannya) karena kekhaw at iran di
ant ara anggot a IM F akan st ok saat ini, dan pert umbuhan prospekt if
cadangan int ernasional mungkin t idak cukup unt uk mendukung
perluasan perdagangan dunia. Aset cadangan ut ama adalah emas dan
dolar A.S., dan para anggot a t idak ingin cadangan global t ergant ung
pada produksi emas, dengan ket idakpast iannya, dan berkelanjut annya
def isit neraca pembayaran A.S., yang akan dibut uhkan unt uk menyediakan pert umbuhan yang t erus-menerus dalam cadangan dolar A.S.
SDR diperkenalkan sebagai aset cadangan t ambahan, yang dapat
“ dialokasikan” oleh IM F secara periodik kepada anggot anya ket ika
ada kebut uhan, dan membat alkan, sesuai keperluan.
SDR—kadang-kadang dikenal sebagai “ emas kert as” w alaupun
mereka t idak memiliki bent uk f isik sepert i it u—t elah dialokasikan
kepada negara anggot a (sebagai masukan pembukuan) sebagai
persent ase dari kuot a mereka. Sejauh ini, IM F t elah mengalokasikan
21,4 miliar SDR (sekit ar $29 miliar) bagi negara anggot a. Alokasi
t erakhir dilaksanakan di t ahun 1981, ket ika 4,1 miliar SDR dialokasikan
kepada 141 negara yang pada w akt u it u adalah anggot a IM F. Sejak
t ahun 1981, keanggot aan belum memandang perlu unt uk alokasi
umum SDR lainnya, sebagian dikarenakan pert umbuhan pasar modal
int ernasional. Namun, di bulan Sept ember 1997, mengingat keanggot aan IM F yang membengkak—t ermasuk negara yang belum menerima suat u alokasi—Dew an Gubernur mengusulkan Amendemen Ke
Empat pada Pasal-pasal Perjanjian. Ket ika diset ujui oleh mayorit as
pemerint ah anggot a yang disyarat kan, ini akan mengizinkan suat u
pengalokasian “ ekuit as” t unggal khusus dari 21,4 miliar SDR, yang
akan didist ribusikan sedemikian sehingga meningkat kan rasio alokasi
SDR kumulat if t erhadap kuot a semua anggot a sampai suat u st andar
umum.
Negara anggot a IM F dapat menggunakan SDR dalam t ransaksi di
ant ara mereka sendiri, dengan 16 pemegang “ inst it usional” SDR, dan
dengan IM F. SDR adalah juga suat u unit rekening IM F. Sejumlah organisasi regional dan int ernasional lainnya dan konvensi int ernasional
menggunakannya sebagai unit rekening, at au sebagai dasar unt uk
suat u unit rekening.
Nilai SDR dit et apkan set iap hari dengan menggunakan keranjang
empat mat a uang ut ama: euro, yen Jepang, pound st erling, dan dolar
A.S.. Pada t anggal 1 Pebruari, 2003, SDR 1 = AS$1,37. Komposisi keranjang t ersebut dit injau set iap lima t ahun unt uk memast ikan bahw a
keranjang t ersebut mew akili mat a uang yang digunakan di dalam
t ransaksi int ernasional, dan bahw a nilai yang dit et apkan unt uk mat a
uang t ersebut mencerminkan kepent ingan relat if mereka dalam
perdagangan dan sist em keuangan dunia.

18

Bagaimana IMFMelayani
Anggotanya?
IM F menolong negara anggot anya dengan:



meninjau dan memonit or perkembangan keuangan dan ekonomi global dan nasional dan menasihat kan anggot a t ent ang kebijakan ekonomi
mereka;



memberikan pinjaman mata uang keras kepada
mereka untuk mendukung penyesuaian dan kebijakan reformasi yang ditetapkan untuk mengoreksi
masalah neraca pembayaran dan mempromosikan
pertumbuhan yang berkelanjutan; dan



menaw arkan berbagai macam bant uan t eknis,
juga pelat ihan bagi para pejabat bank pemerint ah
dan sent ral, di dalam bidang keahliannya.

Nasihat tentang Kebijakan dan Pengaw asan Global
Pasal-pasal Perjanjian IM F digunakan unt uk mengaw asi sist em
monet er int ernasional, t ermasuk dengan melakukan “ pengamat an” yang ket at —yait u, pengaw asan—at as kebijakan nilai
t ukar negara anggot anya. Di baw ah Pasal-pasal Perjanjian ini,
set iap negara anggot a berjanji melakukan kolaborasi dengan
IM F dalam usahanya unt uk memast ikan pengat uran nilai t ukar
yang t ert ib dan unt uk mempromosikan sist em nilai t ukar yang
st abil.
Lebih khususnya, negara anggot a set uju unt uk
mengarahkan kebijakan kepada t ujuan pert umbuhan ekonomi
secara t ert ib dengan st abilit as harga yang pant as, bersama
dengan kondisi keuangan dan ekonomi yang mendasar yang
t erat ur, dan unt uk menghindari manipulasi nilai t ukar bagi
keunt ungan kompet it if yang t idak adil. Di samping it u, set iap
negara bersedia memberikan IM F inf ormasi yang diperlukan
unt uk pengaw asan ef ekt if nya. Keanggot aannya t elah

19

menyet ujui bahw a pengaw asan IM F t erhadap set iap kebijakan
nilai t ukar anggot a harus dilaksanakan di dalam kerangka
analisis komprehensif sit uasi ekonomi umum dan st rat egi kebijakan ekonomi anggot a t ersebut .
Pemonit oran ekonomi secara t erat ur, dan pemberian nasihat kebijakan yang t erkait , di mana pengaw asan IM F t erlibat ,
dapat membant u memperingat kan adanya bahaya sedini
mungkin dan memudahkan para anggot a bert indak t epat
w akt u supaya dapat menghindari kesulit an.
IM F melaksanakan pengaw asannya dalam t iga cara:
Pengaw asan Negara, dalam bent uk konsult asi komprehensif t erat ur (biasanya t ahunan) dengan negara anggot a
secara individu t ent ang kebijakan-kebijakan ekonomi
mereka, dengan diskusi int erim seperlunya. Konsult asi
t ersebut disebut “ Art icle IV Consult at ions” karena
dimandat kan oleh Pasal IV piagam
IM F. (M ereka juga disebut konsult asi
IM F dapat membantu
bilat eral” , t et api ungkapan t ersebut
memperingatkan bahaya “pada
kenyat aannya adalah salah:
ekonomi lebih aw al dan ket ika IM F mengadakan konsult asi
dengan suat u negara anggot a, IM F
memudahkan anggota
mew akili seluruh keanggot aan,
sehingga konsult asi sungguh selalu
bertindak untuk
mult ilat eral.)

menghindari kesulitan

Bagaimana proses konsult asi Pasal
IV? Pert ama, sebuah t im ahli ekonomi IM F mengunjungi
negara t ersebut unt uk mengumpulkan dat a keuangan dan
ekonomi dan berdiskusi dengan pejabat bank sent ral dan
pemerint ah t ent ang kebijakan ekonomi negara t ersebut dalam
kont eks perkembangan t erakhir. St af IM F meninjau kebijakan
makro ekonomi negara t ersebut (f iskal, monet er, dan nilai
t ukar), menilai kesehat an sist em keuangannya, dan memeriksa
hal-hal kebijakan indust ri, sosial, perburuhan, pemerint ahan,
lingkungan dan lainnya yang bisa mempengaruhi kinerja dan
kebijakan makro ekonomi. Tim st af kemudian menyusun laporan t ent ang penemuannya, diset ujui oleh manajemen,
diberikan kepada Dew an Eksekut if , yang membahas analisis
st af . Dan pandangan Dew an, disimpulkan oleh Ket uanya,
dikirimkan ke pemerint ah negara t ersebut . Dengan cara ini,
pandangan masyarakat global dan pelajaran dari pengalaman

20

int ernasional dikerahkan unt uk memanf aat kan kebijakan
negara yang bersangkut an.
Dengan transparensi IMF yang semakin bertambah dan
kerjanya di tahun-tahun terakhir, kesimpulan diskusi Dewan
dalam banyak konsultasi menghasilkan diterbitkannya Pasal IV,
bersama dengan ringkasan analisis staf, dalam Pemberitahuan
Informasi Publik (Public Information Notices—PIN). Kenyataannya, dalam banyak kasus, laporan staf yang lengkap yang disiapkan untuk konsultasi tersebut juga sekarang dikeluarkan.
Seperti PIN, laporan tersebut dapat dilihat pada situs web IMF.
IM F menambah konsult asi negara t ahunannya yang sudah
ada dengan kunjungan t ambahan st af ke negara anggot a jika
diperlukan. Dew an Eksekut if juga sering mengadakan pert emuan inf ormal, unt uk meninjau perkembangan keuangan dan
ekonomi di negara anggot a dan region t erpilih.
Pengaw asan Global, menyangkut peninjauan kecenderungan dan perkembangan ekonomi global oleh Dewan
Eksekutif IMF. Pengkajian utama semacam ini adalah
berdasarkan pada laporan Ramalan Ekonomi Dunia (World
Economic Outlook) disiapkan oleh staf IMF, biasanya dua
kali setahun, sebelum pertemuan Panitia Moneter dan
Keuangan Internasional yang diadakan dua kali setahun.
Laporan ini diterbitkan dengan lengkap sebelum pertemuan
IMFC, bersama dengan ringkasan Ketua tentang diskusi Dewan
Eksekutif. Elemen lain dalam pengawasan global IMF adalah
biasanya diskusi tahunan Dewan tentang isu-isu pembangunan,
prospek, dan kebijakan dalam pasar modal internasional, laporan staf tentang hal-hal ini juga diterbitkan. Dewan Eksekutif
juga mengadakan diskusi informal yang lebih sering tentang
perkembangan pasar dan ekonomi dunia.
Pengaw asan Regional, di mana IMF memeriksa kebijakan
yang dilaksanakan berdasarkan perjanjian regional. Ini
termasuk, misalnya, diskusi Dewan tentang perkembangan di Uni Eropa, daerah euro, Uni Moneter dan Ekonomi
Afrika Barat, Komunitas Moneter dan Ekonomi Afrika
Tengah, dan Uni Mata Uang Karibia Bagian Timur.

M anajemen dan st af IM F juga berpart isipasi dalam diskusi
pengaw asan kelompok negara semacam it u sepert i G-7
(Kelompok Tujuh negara indust ri ut ama) dan f orum APEC
(Kerjasama Ekonomi Asia-Pasif ik).

21

M emberikan Pinjaman Untuk M embantu
Negara Dalam Kesulitan

Setiap negara
anggota
dengan
masalah
neraca
pembayaran
dapat
berpaling
kepada
IM F untuk
pembiayaan

IMF memberikan pinjaman valuta asing kepada
negara dengan masalah neraca pembayaran.
Pinjaman IMF memudahkan penyesuaian yang
harus dilakukan negara supaya pembelanjaan
sesuai dengan pendapatannya untuk mengoreksi
masalah neraca pembayarannya. Tetapi pemberian
pinjaman IMF juga dimaksudkan untuk mendukung
kebijakan, termasuk reformasi struktural, yang akan
meningkatkan posisi neraca pembayaran suatu
negara dan prospek pertumbuhan dengan cara yang
bertahan lama.
Setiap negara anggota dapat berpaling kepada
IMF untuk pembiayaan jika memiliki kebutuhan neraca pembayaran—yaitu, jika negara tersebut memerlukan pinjaman resmi supaya dapat melakukan
pembayaran eksternal dan mempertahankan tingkat
cadangan yang tepat tanpa melakukan “ langkahlangkah yang menghambat kemakmuran nasional
atau internasional.” Langkah-langkah semacam itu
bisa termasuk pembatasan perdagangan dan pembayaran, penekanan yang tajam akan permintaan dalam
ekonomi dalam nergeri, atau depresiasi yang tajam
akan mata uang domestik. Tanpa pinjaman IMF, negara dengan kesulitan neraca pembayaran akan harus
menyesuaikan dengan tiba-tiba atau mengambil
langkah-langkah lain yang merusak kemakmuran nasional dan internasional. Menghindari akibat semacam itu adalah salah satu tujuan IMF (lihat Kotak 2,
(v) dan (vi)).
Apakah Program yang Didukung IM F?

Ket ika suat u negara mengadakan pembicaraan
dengan IM F t ent ang pembiayaan, mungkin negara
it u berada dalam keadaan krisis ekonomi at au
mendekat i krisis, dengan mat a uangnya diserang
pasar valut a asing dan cadangan int ernasionalnya
yang kosong, kegiat an ekonomi berhent i at au jat uh,
dan t ingkat kebangkrut an meningkat . Unt uk
mengembalikan posisi pembayaran ekst ernal negara

22

t ersebut menjadi sehat dan agar supaya dapat memulihkan
kembali kondisi yang diperlukan unt uk pert umbuhan ekonomi
yang berkelanjut an, akan dibut uhkan suat u kombinasi penyesuaian ekonomi dan pembiayaan sw ast a dan/at au resmi.
IM F memberikan pemerint ah negara nasihat t ent ang kebijakan ekonomi yang bisa diharapkan mengat asi masalah
dengan sangat ef ekt if . Karena IM F juga menyediakan pembiayaan, IM F harus set uju dengan pemerint ah negara t ent ang
suat u progam kebijakan yang bert ujuan memenuhi t ujuan
khusus dan diperhit ungkan yang berkait an dengan viabilit as
ekst ernal, kest abilan keuangan dan monet er, dan pert umbuhan berkelanjut an. Perincian t ent ang program t ersebut
dijabarkan dalam sebuah “surat” (let t er of int ent ) dari
pemerint ah kepada Direkt ur Pengelola IM F.
Suat u program yang didukung oleh pembiayaan IM F dirancang oleh pemerint ah nasional dengan kerjasama yang erat
dengan st af IM F, dan disesuaikan dengan kebut uhan dan
keadaan khusus negara t ersebut . Ini esensial bagi keef ekt if an
program dan agar pemerint ah it u mendapat kan dukungan
nasional at as progam it u. Dukungan sedemikian—at au
“ kepemilikan set empat ” (“ local ow nership” )—dari program
t ersebut pent ing unt uk keberhasilannya.
Setiap program juga dirancang supaya bersifat fleksibel,
sehingga selama pelaksanaannya dapat dievaluasi kembali dan
diperbaiki jika keadaan berubah. Banyak program, pada kenyataannya, direvisi selama pelaksanaannya.
Instrumen pinjaman IM F dan evolusinya

IMF memberikan pinjaman di
bawah berbagai kebijakan atau “ fasilitas” yang telah berkembang selama
bertahun-tahun supaya memenuhi
kebutuhan keanggotaan. Jangka
waktu, persyaratan pembayaran
kembali, dan kondisi pinjaman
yang menyertai fasilitas ini
berbeda-beda, sebagai cermin
dari jenis masalah neraca
pembayaran dan keadaan yang
mereka hadapi (lihat Kotak 4
pada halaman 27).

23

12 Negara peminjam Terbesar, 1947–2000
(milyar SDR)

20

15

Pakistan

Turki

Thailand

Filipina

Indonesia

India

Inggris

Argentina

Brazil

Rusia

Korea

5

M eksiko

10

0

Kebanyakan pembiayaan IM F disediakan melalui t iga jenis
kebijakan pinjaman yang berbeda:
Pinjaman Siaga (Stand-By
Pinjaman Siaga
Arrangements) merupakan inti kebijakan
membantu negara- pinjaman IMF. Pertama digunakan di tahun
1952, mereka dirancang terutama untuk
negara yang memi- menangani masalah neraca pembayaran
liki masalah neraca jangka pendek.
Pengaturan panjang jangka menengah
pembayaran jangka di bawah Fasilitas Pendanaan yang Lebih
Panjang (Extended Fund Facility) adalah
pendek
dimaksudkan bagi negara dengan kesulitan
neraca pembayaran yang berhubungan dengan masalah
struktural, yang bisa mengambil waktu lebih lama daripada
untuk mengoreksi kelemahan makro ekonomi. Kebijakan
struktural berkaitan dengan pengaturan yang diperpanjang
termasuk reformasi yang dirancang untuk meningkatkan cara
ekonomi berfungsi, seperti reformasi sektor keuangan dan
pajak, privatisasi perusahaan umum, dan langkah-langkah untuk
meningkatkan fleksibilitas pasar buruh.
IM F sampai sekarang t elah memberikan pinjaman konsensional unt uk membant u negara anggot a t ermiskinnya unt uk
mencapai viabilit as ekst ernal, pert umbuhan ekonomi yang
berkelanjut an, dan st andar hidup yang t inggi sejak akhir
t ahun 1970-an. Fasilit as konsesional saat ini, Fasilitas
Pertumbuhan dan Pengurangan Kemiskinan (Povert y
24

Reduct ion and Grow t h Facilit y—PRGF), menggant ikan Fasilit as
Penyesuaian St ukt ural (Enhanced St ruct ural Adjust ment
Facilit y—ESAF) di bulan Nopember 1999, dengan t ujuan
membuat pert umbuhan ekonomi dan pengurangan
kemiskinan menjadi t ujuan ut ama dari program kebijakan di
negara yang bersangkut an.
Di akhir tahun 1990-an, IMF memperkenalkan fasilitas yang
dirancang untuk menolong negara mengatasi hilangnya kepercayaan pasar secara tiba-tiba, dan untuk menghindari “ penularan” —menyebarnya krisis keuangan kepada negara yang
sedang menggunakan kebijakan ekonomi yang sehat. (Lihat
halaman 30–33 untuk menyoroti fasilitas yang dikembangkan
IMF.) IMF juga menyediakan pinjaman untuk menolong negara
mengatasi masalah neraca pembayaran yang diakibatkan oleh
bencana alam, keadaan pasca konflik militer, dan kekurangan
temporer dalam penghasilan ekspor (atau kenaikan sementara
dalam biaya impor padi-padian) yang jauh dari pengawasan
mereka.
Begitu fasilitas baru ini sudah diperkenalkan untuk
memenuhi tantangan baru, fasilitas yang berlebihan lama kelamaan telah diberhentikan. Bahkan Dewan Eksekutif mulai
meninjau fasilitas di awal tahun 2000 (untuk fasilitas pinjaman
IMF, lihat Kotak 4). Tinjauan itu mengakibatkan penutupan
empat fasilitas yang tidak digunakan lagi. Pertimbangan Dewan
tentang modifikasi fasilitas non-konsesional lain mengakibatkan
persetujuan untuk:
• mengadaptasi persyaratan Pinjaman Siaga dan pinjaman Fasilitas
Pendanaan yang Lebih Panjang untuk
mendorong negara supaya menghindari ketergantungan berlebihan
pada sumber daya IMF untuk jangka
waktu yang terlalu lama atau dalam
jumlah yang terlalu besar;
mengadaptasi persyaratan Pinjaman
Siaga dan pinjaman Fasilitas
Pendanaan yang Lebih Panjang
untuk mendorong negara supaya
IM F telah membantu negara-negara bekas Uni
Soviet dalam transisinya dari sistem berorientasi
perencanaan terpusat ke sistem berorientasi pasar
25

menghindari ket ergant ungan berlebihan pada sumber
daya IM F unt uk jangka w akt u yang t erlalu lama at au
dalam jumlah yang t erlalu besar;
• memperkuat Fasilit as Pendanaan yang Lebih Panjang
unt uk kasus-kasus di mana pembiayaan jangka lebih
panjang jelas dibut uhkan;
• meningkatkan pemantauan program yang didukung IMF
sesudah program tersebut selesai, khususnya ketika saldo
kredit anggota melebihi batas minimal tertentu; dan
• memodifikasi Kredit Kontingen (Contingent Credit Lines—
CCL), di dalam kriteria untuk memenuhi syarat yang ada,
untuk membuat CCL menjadi instrumen yang lebih efektif
untuk mencegah krisis dan menghindari penularan ke
negara yang melaksanakan kebijakan yang sehat.
Saat ini, semua peminjam IMF adalah dapat digolongkan
sebagai negara yang sedang berkembang, negara dalam transisi
dari sistem perencanaan terpusat ke sistem berdasarkan pasar,
atau negara pasar yang sedang berkembang yang sedang pulih
dari krisis keuangan. Banyak dari negara-negara ini hanya
memiliki akses terbatas pada pasar modal internasional, sebagian karena kesulitan ekonomi mereka. Sejak akhir tahun
1970an, semua negara industri sudah dapat mengatasi kebutuhan pembiayaan mereka dari pasar modal, tetapi dalam dua
abad pertama sejak berdirinya IMF lebih dari setengah pembiayaan IMF diserahkan kepada negara-negara tersebut.
Sifat-sifat kunci pinjaman IM F

• IMF adalah bukan lembaga bantuan atau
bank pembangunan. IMF memberikan pinjaman untuk membantu anggotanya mengatasi
masalah neraca pembayaran dan membangun
kembali pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Valuta asing yang disediakan, dengan
batasannya yang ditetapkan berdasarkan kuota anggota dalam
IMF, didepositokan ke bank sentral negara tersebut untuk
menambah cadangan internasionalnya dan dengan demikian
memberikan dukungan umum bagi neraca pembayaran. Tidak
seperti pinjaman lembaga pembangunan, dana IMF tidak disediakan untuk membiayai proyek atau kegiatan khusus.
• Pinjaman IM F adalah bersyarat pada kebijakan: negara
peminjam harus mengadopsi kebijakan yang menjanjikan
26

Kot ak 4

Fasilitas Pinjaman IM F Tertentu
Pinjaman Siaga (St and-By Arrangement s) membent uk int i kebijakan
pinjaman IM F. Pengat uran Siaga memberikan kepast ian kepada
negara anggot a bahw a pengat uran it u bisa menggunakan sampai
sejumlah t ert ent u, biasanya selama 12–18 bulan, unt uk mengat asai
masalah neraca pembayaran jangka pendek.
Fasilitas Pendanaan yang Lebih Panjang. Dukungan IM F bagi
anggot anya berdasarkan Fasilit as Pendanaan Diperpanjang
memberikan kepast ian bahw a sebuah negara anggot a bisa menarik
sampai sejumlah t ert ent u, biasanya selama t iga sampai empat t ahun,
unt uk membant u negara it u mengat asi masalah ekonomi st rukt ural
yang menyebabkan kelemahan serius dalam neraca pembayarannya.
Fasilitas Pertumbuhan dan Pengurangan Kemiskinan (yang menggant ikan Fasilit as Penyesuaian St rukt ural yang Disempurnakan di bulan
Nopember 1999). Fasilit as berbunga rendah unt uk membant u negara
anggot a t ermiskin menghadapi masalah neraca pembayaran yang
t erlalu lama (lihat halaman 46, “ Pendekat an Baru t erhadap
Pengurangan Kemiskinan” ). Biaya bagi para peminjam disubsidi
melalui hasil dari penjualan emas milik IM F di masa lalu, bersama
dengan pinjaman dan dana bant uan yang disediakan kepada IM F
unt uk t ujuan t ersebut oleh anggot a-anggot anya.
Fasilitas Cadangan Tambahan. M enyediakan pembiayaan jangka
pendek t ambahan kepada negara anggot a yang mengalami kesulit an
neraca pembayaran yang t erkecuali karena hilangnya kepercayaan
pasar yang mendadak dan mengganggu yang t ercermin dalam arus
modal keluar.
Kredit Kontinjen (Contingent Credit Lines—CCL). Pagu pert ahanan
unt uk mencegah lebih aw al memudahkan anggot a melaksanakan
kebijakan ekonomi kuat unt uk memperoleh pembiayaan IM F jangka
pendek ket ika menghadapi hilangnya kepercayaan pasar yang
mendadak dan mengganggu yang diakibat kan dari penularan kesulit an di negara lain.
Bantuan Darurat. Diperkenalkan di t ahun 1962 unt uk membant u
anggot a mengat asi masalah neraca pembayaran yang t imbul dari
bencana alam yang mendadak dan t idak disangka, bent uk bant uan ini
diperpanjang di t ahun 1995 unt uk mencakup sit uasi t ert ent u di mana
anggot a t elah keluar dari konf lik milit er yang t elah mengganggu
kapasit as administ rat if dan inst it usional.

pembet ulan masalah neraca pembayarannya. Persyarat an yang
berhubungan dengan pinjaman IM F membant u memast ikan
bahw a dengan meminjam dari IM F, sebuah negara t idak hanya
menunda langkah yang sulit dan mengakumulasi lebih banyak
hut ang, t et api dapat memperkuat ekonominya dan membayar
kembali pinjaman. Negara