Pengaruh Tepung Ikan Lokal dalam Pakan Induk Terhadap Pematangan Gonad dan Kualitas Telur Ikan Baung, Hemibagrus nemurus Blkr

PENGARUH TEPUNG IKAN LOKAL DALAM PAKAN INDUK
TERHADAP PEMATANGAN GONAD DAN KUALITAS
TELUR IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.)

Ediwarman

SEKOLAH PASACASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengaruh Tepung Ikan Lokal
dalam Pakan Induk Terhadap Pematangan Gonad dan Kualitas Telur Ikan
Baung, Hemibagrus nemurus Blkr. adalah karya saya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir tesis ini.


Bogor, Juni 2006

Ediwarman
NIM C150030091

ABSTRAK

EDIWARMAN. Pengaruh Tepung Ikan Lokal dalam Pakan Induk Terhadap
Pematangan Gonad dan Kualitas Telur Ikan Baung, Hemibagrus nemurus Blkr.
Dibimbing oleh ING MOKOGINTA, DEDI JUSADI dan YAN MOREAU.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas lemak dari tepung ikan lokal
dalam pakan induk ikan b aung terhadap perkembangan gonad dan kualitas telur.
Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas
tepung ikan lokal sebagai bahan baku utama dalam formulasi pakan induk untuk
pematangan gonad, dan peningkatan kualitas telur ikan baung.
Metode percobaan adalah menggunakan 4 macam pakan dengan
isoprotein, isolipid dan isoenergi yaitu : pakan 1 mengandung tepung ikan lokal
(Produksi Jambi); pakan 2 mengandung tepung ikan lokal bebas minyak dan
lemak dari hasil ekstrak tepung ikan lokal; pakan 3 mengandung tepung ikan
lokal bebas minyak dan lemak dari minyak ikan (cod liver oil); dan pakan 4

mengandu ng tepung ikan impor (Corpesca). Minyak dalam tepung ikan diekstrak
menggunakan aceton dengan perbandingan 2 : 1 (2 liter aceton untuk 1 kg
tepung ikan). Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan
17 ulangan. Induk ikan baung betina yang digunakan berumur sekitar 2,5 tahun
dengan bobot antara 250-450 gram, dipelihara di dalam bak beton 17 individu
masing-masing perlakuan selama 6 bulan pengamatan. Ikan jantan dipelihara
dalam bak terpisah dengan pemberian pakan komersial. Bobot ikan, tingkat
kematangan telur (diameter dan posisi inti telur) dievaluasi setiap dua minggu,
sedangkan jumlah telur yang dihasilkan, derajat pembuahan dan penetasan telur
dievaluasi setiap pemijahan .
Hasil percobaan menunjukkan bahwa, perbedaan kandungan asam lemak
pada setiap perlakuan mengakibatkan adanya perbedaan pada diameter telur,
derajat pembuahan dan derajat penetasan telur; namun tidak berbeda pada
fekunditas dan gonadosomatik indeks yang dihasilkan. Penggunaan tepung ikan
lokal sebagai bahan pakan untuk pematangan gonad dan peningkatan kualitas
telur, tidak menunjukkan perbedaan dengan tepung ikan impor (p>0,05). Tetapi,
pen ggunaan tepung ikan bebas lemak menghasilkan derajat pembuahan dan
penetasan telur yang lebih rendah. Di samping itu, ikan baung merupakan ikan
air tawar mungkin tidak memerlukan asam lemak n-3 dan n-3 HUFA dalam
jumlah yang lebih banyak, sehingga pada ka ndungan asam lemak esensial yang

sedikit lebih rendah pada tepung ikan lokal menghasilkan derajat pembuahan
dan penetasan telur yang sama.

Hak cipta milik Ediwarman, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

PENGARUH TEPUNG IKAN LOKAL DALAM PAKAN INDUK
TERHADAP PEMATANGAN GONAD DAN KUALITAS
TELUR IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.)

Ediwarman

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Perairan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

Judul Tesis :

Pengaruh Tepung Ikan Lokal dalam Pakan Induk Terhadap
Pematangan Gonad dan Kualitas Telur Ikan Baung , Hemibagrus
nemurus Blkr.
(Utilization of local fish meal in diet for green catfish, Hemibagrus
nemurus Blkr : effect on gonads maturation and eggs quality)

Nama

:

Ediwarman

NIM


:

C150 030 091

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Ing Mokoginta, MS.
Ketua

Dr. Yann Moreau, PhD.
Anggota

Dr. Ir. Dedi Jusadi, M.Sc.
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Ilmu Perairan (AIR)


Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Chairul Muluk, M.Sc.

Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan di Balai Budidaya Air Tawar Jambi sejak
bulan April 2005 hingga Desember 200 5 ini adalah “Pengaruh tepung ikan lokal
dalam pakan induk terhadap pematangan gonad dan kualitas telur ikan Baung,
Hemibagrus nemurus Blkr.”
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kualitas
tepung ikan sebagai bahan baku pembuatan pakan. Diharapkan dari penelitian
ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pembenihan ikan baung dalam
rangka pengembangan budidaya dan pele starian plasma nutfah.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ing Mokoginta; Bapak Dr.

Dedi Jusadi dan Bapak Dr. Yann Moreau , selaku pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan dan dorongan semangat selama penelitian dan
penulisan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan
kepada Bapak Dr. Odang Carman selaku penguji luar komisi yang telah

memberikan saran perbaikan penulisan karya ilmiah ini. Kepala Balai
Budidaya Air Tawar Jambi, Bapak Ir. Supriyadi, M.Si atas bantuan fasilitas serta
seluruh litkayasa dan perekayasa Balai Budidaya Air Tawar Jambi yang telah
membantu dalam pengumpulan data. Penghargaan juga penulis sampaikan
kepada Bapak Dr. Laurent Pouyaud (Fish -Diva Program Coordinator IRD) serta
Bapak Dr. Marc Legendre dan Jacques Slembrouck (Team Reproduksi IRDDepok) yang telah membantu selama pelaksanaan dan analisis data percobaan.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibunda Syamsinar dan
Ibunda Nurdjani serta istriku Syafnidar dan anak-anakku Arief Rahmadnoviandi
Ediwarman, Rizki Syafwan Asykari, Aulia Rahman Pangestu dan Adillah Husnah
Wardani atas segala doa dan kasih sayangnya.

Bogor, Juni 2006
Ediwarman


RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Surantih -Painan, Kab. Pesisir Selatan, Sumatra Barat
tan ggal 26 April 1963 dari pasangan Ayahanda Abd. Halim, J. Dt. Rajo Bandoro
(Alm), dan Ibunda Syamsinar. Penulis merupakan anak ke lima

dari tujuh

bersaudara.
Penulis lulus dari SMA Negeri Painan tahun 1984, kemudian melanjutkan
studi di Institut Pertanian Bogor melalui program PMDK. Gelar sarjana (S-1)
diperoleh dari Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan IPB pada tahun
1990. Pada tahun 1992 penulis bekerja pada Dinas Perikanan dan Kelautan
Propinsi Jambi sebagai teknisi ”Dempon” tambak udang di Tan jung Labu Kuala
Tungkal, Tanjung Jabung Barat. Pada tahun 1995 pindah bekerja di Loka
Budidaya Air Tawar Jambi dan diangkat sebagai CPNS pada tahun 1996, dan
tahun 1998 diangkat sebagai kepala sub seksi sarana teknik (Eselon V). Pada
tahun 2000, penulis diangkat sebagai pemimpin proyek pembangunan dan
pengembangan Loka Budidaya Air Tawar Jambi, sampai tahun 2002. Kemudian
pada tahun 2002 Loka Budidaya Air Tawar Jambi berubah status menjadi Balai

Budidaya Air Tawar Jambi (Eselon III) dan penulis diangkat sebagai kepala seksi
pelayanan teknik (Eselon IV).

Disamping sebagai

kepala seksi pelayanan

teknik, penulis juga diangkat sebagai pejabat fungsional dengan jabatan pertama
sebagai Asisten Perekayasa Madia , sampai sekarang.
Pada tahun 2003 , penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan di Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, dan memilih
jurusan Program Studi Ilmu Perairan.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..

ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..


x

DAFTAR LAMPIRAN….………………………………………………………..

xi

PENDAHULUAN……………………………………………………................
Latar Belakang…………………………………………………………....
Perumusan Masalah……………………………………………………...
Tujuan dan Manfaat …………………..………………………………....
Perumusan Hipotesis…………………………………………………….

1
1
2
3
3

TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….

Perkembangan Gonad…......................…...…………………..............
Peranan Kualitas Pakan dalam Pematangan Gonad…………………
Faktor dan Proses Pendukung Perkembangan Kematangan Gonad
dan Kualitas Telur…….………………………………………………......

4
4
5
12

MATERI DAN METODA PERCOBAAN….………………………………......
Tempat dan Waktu Penelitian............................................................
Pakan Uji............................................................................................
Pemeliharaan Ikan..............................................................................
Pengumpulan Data.............................................................................
Analisa Kimia .....................................................................................
Analisa Data.......................................................................................

14
14
14
17
20
22
23

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................
Hasil....................................................................................................
Pembahasan......................................................................................

24
24
28

SIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................
Simpulan ............................................................................................
Saran .................................................................................................

33
33
33

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….

34

LAMPIRAN………………………………………………………………………

39

DAFTAR TABEL
Nomor
1
2
3
4

Teks

Halaman

Kebutuhan asam lemak esensial pada benih dan ikan dewasa
(Sargent et al. 2002) ................................................................................

8

Data kualitas air dari beberapa lokasi pemeliharaan untuk pematangan
ganad induk ikan baung, Hemibagrus nemurus Blkr. ...............................

13

Komposisi dan analis proksimat pakan uji untuk induk ikan baung,
Hemibagrus nemurus (g.kg-1 bobot kering)............................................. ..

15

Komposisi asam lemak pakan uji untuk induk ikan baung, Hemibagrus
nemurus............................... ......................................................................

16

5

Bilangan asam dan bilangan peroksida pakan uji untuk induk ikan baung,
Hemibagrus nemurus............................................................................... 16

6

Waktu matang, tingkat kematangan dan prosentase jumlah induk ikan
baung, Hemibagrus nemurus matang gonad selama penelitian...............

25

7

Diameter, fekunditas, derajat pembuahan danpenetasan telur induk ikan
baung, Hemibagrus nemurus pada pemijahan pertama......................... 25

8

Diameter, fe kunditas derajat pembuahan dan penetasan telur induk
baung, Hemibagrus nemurus pada pemijahan kedua...............................

26

Prosentase larva normal ikan baung, Hemibagrus nemurus pada
pemijahan pertama dan kedua.................................................................

27

10 Kadar lipid telur ikan baung Hemibagrus nemurus yang berhasil
dipijahkan..................................................................................................

27

11 Komposisi asam lemak telur ikan baung, Hemibagrus nemurus pada
pemijahan kedua......................................................................................

28

9

PENGARUH TEPUNG IKAN LOKAL DALAM PAKAN INDUK
TERHADAP PEMATANGAN GONAD DAN KUALITAS
TELUR IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.)

Ediwarman

SEKOLAH PASACASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengaruh Tepung Ikan Lokal
dalam Pakan Induk Terhadap Pematangan Gonad dan Kualitas Telur Ikan
Baung, Hemibagrus nemurus Blkr. adalah karya saya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juni 2006

Ediwarman
NIM C150030091

ABSTRAK

EDIWARMAN. Pengaruh Tepung Ikan Lokal dalam Pakan Induk Terhadap
Pematangan Gonad dan Kualitas Telur Ikan Baung, Hemibagrus nemurus Blkr.
Dibimbing oleh ING MOKOGINTA, DEDI JUSADI dan YAN MOREAU.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas lemak dari tepung ikan lokal
dalam pakan induk ikan b aung terhadap perkembangan gonad dan kualitas telur.
Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas
tepung ikan lokal sebagai bahan baku utama dalam formulasi pakan induk untuk
pematangan gonad, dan peningkatan kualitas telur ikan baung.
Metode percobaan adalah menggunakan 4 macam pakan dengan
isoprotein, isolipid dan isoenergi yaitu : pakan 1 mengandung tepung ikan lokal
(Produksi Jambi); pakan 2 mengandung tepung ikan lokal bebas minyak dan
lemak dari hasil ekstrak tepung ikan lokal; pakan 3 mengandung tepung ikan
lokal bebas minyak dan lemak dari minyak ikan (cod liver oil); dan pakan 4
mengandu ng tepung ikan impor (Corpesca). Minyak dalam tepung ikan diekstrak
menggunakan aceton dengan perbandingan 2 : 1 (2 liter aceton untuk 1 kg
tepung ikan). Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan
17 ulangan. Induk ikan baung betina yang digunakan berumur sekitar 2,5 tahun
dengan bobot antara 250-450 gram, dipelihara di dalam bak beton 17 individu
masing-masing perlakuan selama 6 bulan pengamatan. Ikan jantan dipelihara
dalam bak terpisah dengan pemberian pakan komersial. Bobot ikan, tingkat
kematangan telur (diameter dan posisi inti telur) dievaluasi setiap dua minggu,
sedangkan jumlah telur yang dihasilkan, derajat pembuahan dan penetasan telur
dievaluasi setiap pemijahan .
Hasil percobaan menunjukkan bahwa, perbedaan kandungan asam lemak
pada setiap perlakuan mengakibatkan adanya perbedaan pada diameter telur,
derajat pembuahan dan derajat penetasan telur; namun tidak berbeda pada
fekunditas dan gonadosomatik indeks yang dihasilkan. Penggunaan tepung ikan
lokal sebagai bahan pakan untuk pematangan gonad dan peningkatan kualitas
telur, tidak menunjukkan perbedaan dengan tepung ikan impor (p>0,05). Tetapi,
pen ggunaan tepung ikan bebas lemak menghasilkan derajat pembuahan dan
penetasan telur yang lebih rendah. Di samping itu, ikan baung merupakan ikan
air tawar mungkin tidak memerlukan asam lemak n-3 dan n-3 HUFA dalam
jumlah yang lebih banyak, sehingga pada ka ndungan asam lemak esensial yang
sedikit lebih rendah pada tepung ikan lokal menghasilkan derajat pembuahan
dan penetasan telur yang sama.

Hak cipta milik Ediwarman, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

PENGARUH TEPUNG IKAN LOKAL DALAM PAKAN INDUK
TERHADAP PEMATANGAN GONAD DAN KUALITAS
TELUR IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.)

Ediwarman

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Perairan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

Judul Tesis :

Pengaruh Tepung Ikan Lokal dalam Pakan Induk Terhadap
Pematangan Gonad dan Kualitas Telur Ikan Baung , Hemibagrus
nemurus Blkr.
(Utilization of local fish meal in diet for green catfish, Hemibagrus
nemurus Blkr : effect on gonads maturation and eggs quality)

Nama

:

Ediwarman

NIM

:

C150 030 091

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Ing Mokoginta, MS.
Ketua

Dr. Yann Moreau, PhD.
Anggota

Dr. Ir. Dedi Jusadi, M.Sc.
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Ilmu Perairan (AIR)

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Chairul Muluk, M.Sc.

Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan di Balai Budidaya Air Tawar Jambi sejak
bulan April 2005 hingga Desember 200 5 ini adalah “Pengaruh tepung ikan lokal
dalam pakan induk terhadap pematangan gonad dan kualitas telur ikan Baung,
Hemibagrus nemurus Blkr.”
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kualitas
tepung ikan sebagai bahan baku pembuatan pakan. Diharapkan dari penelitian
ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pembenihan ikan baung dalam
rangka pengembangan budidaya dan pele starian plasma nutfah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ing Mokoginta; Bapak Dr.

Dedi Jusadi dan Bapak Dr. Yann Moreau , selaku pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan dan dorongan semangat selama penelitian dan
penulisan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan
kepada Bapak Dr. Odang Carman selaku penguji luar komisi yang telah

memberikan saran perbaikan penulisan karya ilmiah ini. Kepala Balai
Budidaya Air Tawar Jambi, Bapak Ir. Supriyadi, M.Si atas bantuan fasilitas serta
seluruh litkayasa dan perekayasa Balai Budidaya Air Tawar Jambi yang telah
membantu dalam pengumpulan data. Penghargaan juga penulis sampaikan
kepada Bapak Dr. Laurent Pouyaud (Fish -Diva Program Coordinator IRD) serta
Bapak Dr. Marc Legendre dan Jacques Slembrouck (Team Reproduksi IRDDepok) yang telah membantu selama pelaksanaan dan analisis data percobaan.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibunda Syamsinar dan
Ibunda Nurdjani serta istriku Syafnidar dan anak-anakku Arief Rahmadnoviandi
Ediwarman, Rizki Syafwan Asykari, Aulia Rahman Pangestu dan Adillah Husnah
Wardani atas segala doa dan kasih sayangnya.

Bogor, Juni 2006
Ediwarman

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Surantih -Painan, Kab. Pesisir Selatan, Sumatra Barat
tan ggal 26 April 1963 dari pasangan Ayahanda Abd. Halim, J. Dt. Rajo Bandoro
(Alm), dan Ibunda Syamsinar. Penulis merupakan anak ke lima

dari tujuh

bersaudara.
Penulis lulus dari SMA Negeri Painan tahun 1984, kemudian melanjutkan
studi di Institut Pertanian Bogor melalui program PMDK. Gelar sarjana (S-1)
diperoleh dari Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan IPB pada tahun
1990. Pada tahun 1992 penulis bekerja pada Dinas Perikanan dan Kelautan
Propinsi Jambi sebagai teknisi ”Dempon” tambak udang di Tan jung Labu Kuala
Tungkal, Tanjung Jabung Barat. Pada tahun 1995 pindah bekerja di Loka
Budidaya Air Tawar Jambi dan diangkat sebagai CPNS pada tahun 1996, dan
tahun 1998 diangkat sebagai kepala sub seksi sarana teknik (Eselon V). Pada
tahun 2000, penulis diangkat sebagai pemimpin proyek pembangunan dan
pengembangan Loka Budidaya Air Tawar Jambi, sampai tahun 2002. Kemudian
pada tahun 2002 Loka Budidaya Air Tawar Jambi berubah status menjadi Balai
Budidaya Air Tawar Jambi (Eselon III) dan penulis diangkat sebagai kepala seksi
pelayanan teknik (Eselon IV).

Disamping sebagai

kepala seksi pelayanan

teknik, penulis juga diangkat sebagai pejabat fungsional dengan jabatan pertama
sebagai Asisten Perekayasa Madia , sampai sekarang.
Pada tahun 2003 , penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan di Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, dan memilih
jurusan Program Studi Ilmu Perairan.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..

ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..

x

DAFTAR LAMPIRAN….………………………………………………………..

xi

PENDAHULUAN……………………………………………………................
Latar Belakang…………………………………………………………....
Perumusan Masalah……………………………………………………...
Tujuan dan Manfaat …………………..………………………………....
Perumusan Hipotesis…………………………………………………….

1
1
2
3
3

TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….
Perkembangan Gonad…......................…...…………………..............
Peranan Kualitas Pakan dalam Pematangan Gonad…………………
Faktor dan Proses Pendukung Perkembangan Kematangan Gonad
dan Kualitas Telur…….………………………………………………......

4
4
5
12

MATERI DAN METODA PERCOBAAN….………………………………......
Tempat dan Waktu Penelitian............................................................
Pakan Uji............................................................................................
Pemeliharaan Ikan..............................................................................
Pengumpulan Data.............................................................................
Analisa Kimia .....................................................................................
Analisa Data.......................................................................................

14
14
14
17
20
22
23

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................
Hasil....................................................................................................
Pembahasan......................................................................................

24
24
28

SIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................
Simpulan ............................................................................................
Saran .................................................................................................

33
33
33

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….

34

LAMPIRAN………………………………………………………………………

39

DAFTAR TABEL
Nomor
1
2
3
4

Teks

Halaman

Kebutuhan asam lemak esensial pada benih dan ikan dewasa
(Sargent et al. 2002) ................................................................................

8

Data kualitas air dari beberapa lokasi pemeliharaan untuk pematangan
ganad induk ikan baung, Hemibagrus nemurus Blkr. ...............................

13

Komposisi dan analis proksimat pakan uji untuk induk ikan baung,
Hemibagrus nemurus (g.kg-1 bobot kering)............................................. ..

15

Komposisi asam lemak pakan uji untuk induk ikan baung, Hemibagrus
nemurus............................... ......................................................................

16

5

Bilangan asam dan bilangan peroksida pakan uji untuk induk ikan baung,
Hemibagrus nemurus............................................................................... 16

6

Waktu matang, tingkat kematangan dan prosentase jumlah induk ikan
baung, Hemibagrus nemurus matang gonad selama penelitian...............

25

7

Diameter, fekunditas, derajat pembuahan danpenetasan telur induk ikan
baung, Hemibagrus nemurus pada pemijahan pertama......................... 25

8

Diameter, fe kunditas derajat pembuahan dan penetasan telur induk
baung, Hemibagrus nemurus pada pemijahan kedua...............................

26

Prosentase larva normal ikan baung, Hemibagrus nemurus pada
pemijahan pertama dan kedua.................................................................

27

10 Kadar lipid telur ikan baung Hemibagrus nemurus yang berhasil
dipijahkan..................................................................................................

27

11 Komposisi asam lemak telur ikan baung, Hemibagrus nemurus pada
pemijahan kedua......................................................................................

28

9

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Teks

Halaman

1

Bagan potongan ovum yang berkembang (Havey dan Hoar 1979).....

6

2

Bobot rata-rata induk ikan baung, Hemibagrus nemurus selama 185
hari pemeliharaan..................................................................................

24

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1

Teks

Halaman

Metoda ekstraksi lemak dari tepung ikan...............................................

40

2 Prosedur pembuatan pakan uji...............................................................

40

3

Analisa proksimat bahan pakan..............................................................

41

4

Komposisi asam lemak, bilangan asam d an bilangan peroksida bahan
utama pakan induk ikan baung, Hemibagrus nemurus...........................

42

Prosentase induk ikan baung, Hemibagrus nemurus matang gonad
setelah 16 minggu pemelihaan dan pada pengamatan berikutnya.........

43

Diameter, fekunditas, derajat pembuahan dan penetasan telur induk
ikan baung, Hemibagrus nemurus pada pemijahan pertama.................

44

Diameter, fekunditas, derajat pembuahan dan penetasan telur induk
baung, Hemibagrus nemurus pada pemijahan kedua............................

46

Gonadosomatik indeks (GSI), bobot telur, dan jumlah telur 1 gram
ikan baung yang berhasil dipijahkan.......................................................

48

Prosentase larva normal ikan baung, Hemibagrus nemurus pada
pemijahan pertama dan kedua...............................................................

49

10 Kadar lipid telur ikan baung, Hemibagrus nemurus pada pemijahan
pertama dan kedua .................................................................................

50

11 Komposisi asa m lemak telur ikan baung, Hemibagrus nemurus pada
pemijahan kedua.....................................................................................

51

5
6
7
8
9

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan Baung (Hemibagrus nemurus Blkr. revisi dari Mystus nemurus CV.
Mo 1991, dalam Kottelat dan Whitten 1996) merupakan ikan perairan umum
yang mempunyai nilai ekonomis penting, yang banyak dijumpai di perairan
Sumatera, Jawa dan Kalimantan (Robert 1989). Ikan ini merupakan salah satu
spesies lokal yang telah dibudidayakan sejak tahun 1980, baik di kolam maupun
di sangkar bambu (keramba) dengan menggunakan benih dari hasil tangkapan di
alam (Suryanti dan Priyadi 2002).
Usaha pembenihan ikan baung secara terkontrol dengan metoda kawin
suntik telah dilakukan oleh panti-panti benih swasta maupun pemerintah, namun
hasilnya belum memuaskan karena sulitnya mendapatkan induk matang gonad
serta rendahnya daya tetas telur yaitu sebesar 34,5% (Muflikhah 1993) dan 39%
(Sukendi 2005).

Rendahnya daya tetas telur tersebut sangat terkait pada

kualitas pakan yang digunakan (Watanabe et al. 1984a,b; dan Mokoginta et al.
2000). Saat ini pakan buatan telah digunakan untuk budidaya ikan baik untuk
benih, pembesaran maupun untuk induk ikan laut seperti kerapu, tetapi belum
ada untuk induk ikan air tawar seperti ikan baung.
Dalam rangka pengembangan budidaya ikan air tawar di wilayah
Sumatera, Balai Budidaya Air Tawar Jambi bertanggung jawab memperbaiki
kualitas pakan terutama pakan induk sehingga dapat menghasilkan benih yang
berkualitas secara kontinu sesuai dengan permintaan petani.
Tepung ikan merupakan komponen utama dalam formulasi pakan buatan
sebagai sumber protein. Saat ini sebagian besar tepung ikan diimpor dari luar
negeri seperti Chili dan usaha untuk memproduksi tepung ikan lokal sudah mulai
dilakukan. Kualitas tepung ikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya jenis ikan (bahan baku) yang digunakan, akibat penanganan setelah
penangkapan sampai proses pengolahan dan lama penyimpanan. Kendala yang
dihadapi saat ini adalah adanya tepung ikan lokal yang belum teruji kualitasnya,
dan kandungan asam lemak esensial n-3 sebesar 18,7% dari total asam lemak
lebih rendah dari tepung ikan impor 35,2% dari total asam lemak. Disamping
kandungan n-3 yang rendah, asam lemak ini juga mudah teroksidasi (Ingold
1962; Tappel 1962; Labuza 1971, dalam Hung et al. 1983) jika pada proses
pembuatan tepung ikan tersebut tidak ditambahkan zat antioksidan . Lemak yang

teroksidasi akan bersifat racun (Zonneveld et al. 1991) atau menimbulkan
penyakit “Sekoke” yaitu suatu penyakit kekurangan gizi pada ikan mas akibat
pemberian pakan lemak teroksidasi (Hashimoto et al. 1966, dalam Hung et al.
1983). Lemak yang teroksidasi ini kemungkinan dapat mempengaruhi
pematangan gonad dan kualitas telur dari induk ikan.
Berdasarkan uraian di atas maka penting untuk mengkaji kualitas tepung
ikan, dalam hal ini lemak dalam tepung ikan dan bagaimana pengaruhnya
terhadap perkembangan gonad dan peningkatan kualitas telur ikan baung.
Perumusan Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembenihan ikan baung adalah
lambatnya induk matang gonad dalam wadah budidaya serta rendahnya kualitas
telur yang ditandai dengan rendahnya derajat penetasan telur yang dihasilkan
(Muflikhah 1993).

Kualitas telur yang rendah tersebut kemungkinan terjadi

karena tidak tercukupinya asam lemak esensial untuk menunjang perkembangan
embrio larva ikan.

Sumber penyebab dari tidak tercukupinya asam lemak

esensial tersebut disebabkan karena jumlah asam lemak esensial dalam pakan
buatan tidak memadai akibat penggunaan tepung ikan yang lemaknya telah
teroksidasi atau terjadinya oksidasi lemak dalam pakan selama pengolahan atau
penyimpanan.

Asam lemak ini berperan dalam proses vitelogenesis dan

akumulasi kuning telur pada sel telur. Jika asam lemak yang diangkut ke hati
kurang, maka proses vitelogenesis akan terganggu dan akumulasi asam lemak di
dalam kuning telur akan rendah sebagai indikasi rendahnya kualitas telur.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka pada masa pertumbuhan
reproduktif ikan baung perlu diberikan pakan buatan yang mengandung energi
cukup memadai bagi kebutuhan metabolisme disertai dengan rasio energi protein
yang tepat agar pertumbuhan somatik berkelanjutan ke pertumbuhan reproduktif.
Selain kandungan energi serta rasio protein yang tepat pakan buatan perlu
mengandung asam lemak esensial yang cukup. Asam lemak esensial ini tidak
dapat disintesa sendiri oleh tubuh ikan sehingga sangat diperlukan ketersediaan
yang cukup dalam tepung ikan atau perlu ditambahkan ke dalam pakan buatan,
sebagai bahan essensial pembentukan fosfolipid yang diperlukan bagi
peningkatan kualitas telur.

Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas tepung ikan lokal dalam
pakan induk ikan Baung (Hemibagrus nemurus Blkr.) terhadap perkembangan
gonad dan kualitas telur.
Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai
kualitas tepung ikan lokal sebagai bahan baku utama dalam formulasi pakan
induk untuk pematangan gonad, dan peningkatan kualitas telur ikan baung.
Perumusan Hipotesis
Apabila kandungan energi, protein dan asam lemak esensial dalam pakan
buatan yang dikonsumsi induk ikan memadai dan menunjang pertumbuhan
somatik dan reproduktif (gonad), maka dengan kandungan asam lemak esensial
yang cukup seiring dengan meningkatnya penyerap an vitelogenin pada oosit
meng indikasikan meningkatnya kualitas telur.

TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan Gonad
Gonad adalah organ di dalam tubuh yang dapat menghasilkan gamet,
yaitu sel yang mempunyai satu set kromosom haploid untuk reproduksi, terdapat
pada semua seksualitas ikan mulai dari gonokhoris, hermaprodit sa mpai
ginogenesis (Effendie 2002). Sedangkan pematangan gonad adalah tahapan
tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah pemijahan.
Perkembangan gonad pada ikan secara garis besar dibagi atas 2 tahap
perkembangan utama, yaitu tahap pertumbuhan gonad hingga mencapai tingkat
dewasa kelamin dan tahap pematangan produk seksual. Tahap pertumbuhan
berlangsung sejak ikan menetas hingga mencapai dewasa kelamin, sedangkan
tahap pematangan berlangsung setelah ikan dewasa. Tahap pematangan akan
terus berlangsung dan berkesinambungan selama fungsi reproduksi ikan b erjalan
normal (Harvey dan Hoar 1979).

Pada ikan betina, selama perkembangan

gonad, oosit dikelilingi oleh lapisan sel-sel folikel yang membentuk dua lapisan
yaitu lapisan granulosa di sebelah dalam yang menempel dengan oosit dan
lapisan teka di sebelah luarnya seperti terlihar pada Gambar 1. Sel fo likel pada
pinggiran oosit berperan penting dalam penyerapan material lipoprotein yang
berasal dari hati ke dalam oosit. Pematangan oosit dicirikan dengan pergerakan
awal dari germinal vesicle ke bagian pinggir dan diakhiri dengan tahap
pembelahan meosis pertama.

Gambar 1 Bagan potongan ovum yang berkembang (Havey dan Hoar 1979).

Induk baung dikatakan matang telur apabila diameter ovocyt telah
mencapai ukuran ledih dari 1,00 mm (Sukendi 2001; Nurmahdi 2005), atau inti
tidak berada di tengah 70-75% (100 % matang) dan dengan tingkat kematangan
lebih dari 35% atau setara dengan 50% diameter telur rata-rata di atas satu
milimeter telah siap disuntik hormon dan diovulasikan (Supriyadi 2005).
Di samping pengetahuan tentang pematangan gonad, fekunditas juga
diperlukan karena merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk
menentukan kuantitas telur yang dihasilkan, dan fekunditas juga dapat
dipengaruhi oleh kekurangan gizi pakan induk (Izquierdo et al. 2001). Menurut
Izquierdo et al. (2001), fekunditas adalah total jumlah telur yang dihasilkan oleh
masing-masing ikan yang dinyatakan dalam jumlah telur per pemijahan atau
jumlah telur per bobot badan ikan . Ikan baung yang berasal dari sungai
Batanghari, Jambi memiliki nilai fekunditas antara 4.876 – 79.594 butir (Samuel
dan Adjie 1994), sedangkan ikan baung yang berasal dari Sungai Kampar Riau
berkisar antara 57.981 – 95.291 bu tir per kg bobot tubuh (Sukendi 2001).
Beberapa faktor yang mempengaruhi pematangan gonad yaitu : faktor
lingkungan seperti suhu, periode cahaya, musim dan makanan; faktor hormonal
yaitu ketersediaan hormon gonadotropin (GtH) (Scott 1979 , dalam Tang dan
Affandi 2000).
Untuk mempercepat perkembangan gonad induk dapat dilakukan atau
dipacu dengan beberapa cara antara lain : dengan memanipulasi faktor
lingkungan yaitu suhu, periode cahaya, dan penggunaan hormon serta dengan
perbaikan kualitas pakan (Watanabe et al. 1984a,b; Alava et al. 1993; Tang dan
Affandi 2000).
Peranan Kualitas Pakan dalam Pematangan Gonad
Pakan merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad
khususnya ovarium, karena proses vitelogenesis pada dasarnya merupakan
proses akumulasi nutrient dalam kuning telur.

Pada dasarnya kualitas telur

sangat ditentukan oleh kualitas pakan yang diberikan. Defisiensi nutrient
terutama asam amino, vitamin dan mineral dapat menyebabkan perkembangan
telur terhambat dan ahkirnya terjadi kegagalan ovulasi dan pemijahan.
Perkembangan gonad terjadi apabila terdapat kelebihan energi untuk
pemeliharaan tubuh, sedangkan kekurangan gizi dapat menyebabkan telur
mengalami atresia (Mayunar 2000 ).

Dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pematangan gonad,
kualitas pakan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kualitas telur yang
dihasilkan (Watanabe et al. 1984a; Mokoginta et al. 1995). Telah diketahui,
beberapa nutrient yang memiliki peran penting pada kualitas dan kuantitas telur
serta sperma yang dihasilkan adalah asam lemak essensial, vitamin A, C, E dan
mineral Mn serta Zn (Alava et al. 1993).
Setiap spesies ikan membutuhkan zat gizi yang baik, yang terdiri dari
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta energi untuk aktivitas
hidupnya. Ketersediaan energi dalam pakan sangat penting untuk diperhatikan,
karena kebutuhan setiap spesies ikan akan energi berbeda dan dipengaruhi
oleh umur dan ukuran ikan. Menurut NRC (1993), energi sangat diperlukan oleh
ikan untuk proses metabolisme, perawatan tubuh, aktivitas fisik, pertumbuhan
dan reproduksi. Energi yang dibutuhkan untuk kegitan -kegiatan tersebut berasal
dari pakan yang dikonsumsi.

Besarnya energi yang dikonsumsi oleh ikan

dipengaruhi oleh ketersediaan energi didalam pakan, kondisi fisik ikan, dan
kondisi perairan (suhu dan oksigen terlarut). Disamping itu, keseimbangan energi
protein dan asam lemak sangat berpengaruh terhadap tingkat perkembangan
gonad dan kualitas telur yang dihasilkan.
Menurut Khan et al. (1993), pertumbuhan maksimum ikan baung (Mystus
nemurus) yang berukuran 25,4 g dicapai dengan pemberian pakan protein 42 %
dan protein energi ratio 27,2 mg protein kJ- 1 (113,82 mg protein /kcal) DP/E
(digestible protein energy ratio). Reis, Reutebuch dan Lovell (1989) menyatakan,
bahwa kebutuhan ikan channel catfish (Ichtalurus punctatus) yang berukuran
63,8 g terhadap protein adalah 35% dan energi

28,7 g protein kJ- 1 (120 g

protein/kcal) DE (digestible energy). Ng et al. (2001) melaporkan bahwa protein
pakan sebesar 440 g.kg-1 dengan rasio energi dan protein sebesar 20 mg protein
kJ- 1 gross energy memberikan pertumbuhan maksimum pada benih ikan baung
(M. nemurus). Selanjutnya Kurnia (2002) melaporkan bahwa untuk menghasilkan
efisiensi pakan dan pertumbuhan terbaik benih ikan baung (bobot awal 5,3 ± 1,3
gr) dapat menggunakan pakan dengan kadar protein 29,1% dan rasio protein
11,5 mg.kJ-1 dengan total energi 798,5 kJ DE/g (3341,11 kkal DE/kg) atau kadar
protein ditingkatkan sebesar 37,4% namun rasio energi protein diturunkan
menjadi 8,9 mg.kJ-1 dengan total energi 795,2 kJ DE/g (3327,11 kkal DE/kg).
Protein merupakan komponen essensial yang dibutuhkan untuk
reproduksi. Protein merupakan komponen dominan kuning telur, sedangkan

jumlah dan komposisi kuning telur menentukan besar kecilnya ukuran telur, dan
ukuran telur merupakan indikator kualitas telur (Kamler 1992).

Sedangkan

komposisi kimia kuning telur bergantung kepada status nutrien yang diberikan
dan kondisi induk itu sendiri.
Menurut Watanabe et al. (1984b) kadar protein pakan untuk reproduksi
ikan rainbow trout 36% dan lipid 18%. Watanabe et al. (1985 ) menyatakan
bahwa kadar protein pakan 43,1%, induk red sea bream sudah dapat
menghasilkan kualitas telur yang baik yang diindikasikan dengan banyaknya telur
yang mengapung. Selanjutnya, Suhenda et al. (2002) menyatakan bahwa induk
ikan baung dapat matang gonad pada umur 16 bulan dengan pemberian pakan
berkadar protein 30 % sebanyak 3 % bobot badan per hari.
Lipid sangat penting sebagai sumber energi dan asam lemak esensial
untuk pertumbuhan dan pe rkembangan normal, serta memegang peranan
penting dalam proses reproduktif terutama fase awal perkembangan larva ikan
(Wilson 1995). Menurut Izquerdo et al. (2001), lipid dan komposisi asam lemak
dalam pakan induk merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan
reproduksi. Pada beberapa spesies ikan HUFA (highly unsaturated fatty acids)
dapat meningkatkan fekunditas, pembuahan dan kualitas telur. Disamping itu,
peranan asam lemak esensial adalah sebagai penyusun struktur dan komponen
membran sel, polar lipid biomembran serta precursor prostaglandin (Bell et al.
1986) yang disintesa dari asam lemak esensial golongan arachidonat pada
hewan terestrial dapat meningkatkan kehamilan (Muchtadi et al. 1993).
Pada ikan, asam lemak tidak jenuh seperti linolea t (18:2n -6) dan linolenat
(18:3n-3) merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan reproduksi
dan kelangsungan hidup larva . Kekurangan dan kelebihan asam lemak esensial
berpengaruh negatif terhadap pencapaian reproduktif ikan (Izquerdo et al. 2001).
Pakan induk yang kekurangan asam lemak essensial menghasilkan laju
pematangan gonad yang rendah (Watanabe et al. 1984a). Demikian juga Li et al.
(2005) menyatakan bahwa kelebihan dan kekurangan n-3 HUFA dalam pakan
dapat menimbulkan efek negatif terhadap kualitas telur dan larva.
Dari berbagai penelitian telah diketahui bahwa ada tiga kelompok ikan jika
ditinjau dari kebutuhan asam lemak esensial dalam pakanya. Kelompok pertama
adalah ikan yang lebih memerlukan asam lemak linoleat (n-6), kelompok kedua
lebih memerlukan asam lemak linolenat (n-3), sedangkan kelompok ketiga
memerlukan kedua asam lemak tersebut (lihat Tabel 1).

Tabel 1 Kebutuhan asam lemak esensial pada benih dan ikan dewasa (Sargent
et al., 2002).
Asam lemak
esensial

Spesies ikan

% bobot kering

Ikan Air Tawar
Rainbow trout (Oncorhyncus mykiss)

18:3n-3

0,7 – 1,0

n-3 HUFA

0,4 – 0,5

Chum salmon (Oncorhyncus keta)

18:2n-6 dan 18:3n- 3

1,0 untuk masing-masing

Coho salmon (Oncorhyncus kisutch)

18:2n-6 dan 18:3n- 3

1,0 untuk masing-masing

Cherry salmon (Oncorhyncus masou)

18:3n-3 atau n-3 HUFA

1,0

Arctic charr (Salvelinus alpinus)

18:3n-3

1,0 - 2,0

Carp (Cyprinus carpio)

18:2n-6

1,0

18:3n-3

0,5 – 1,0

18:2n-6 dan 18:3n- 3

1,0 dan 0,5

Oreoc hromis zilli

18:2n-6

1,0

Oreoc hromis nilotica

Grass carp (Ctenopharyngodon idella)
Tilapia :

18:2n-6

0,5

Eel (Anguilla japonica)

18:2n-6 dan 18:3n-3

0,5 untuk masing-masing

Ayu (Plecoglossus altivelis)

18:3n-3 atau 20:5n- 3

1,0

Milkfish (Chanos chanos)

18:2n-6 dan 18:3n- 3

0,5 untuk masing-masing

Chanel catfish (Ictalurus punctatus)

18:3n-3

1,0 – 2,0

n- 3 HUFA

0,5 – 0,75

n-3 HUFA

0,8

AA

0,3

20:5n-3 atau n-3 HUFA

0,5

20:5n-3 dan 22: 6n- 3

1,0 dan 0,5

n-3 HUFA

0,9 (DHA : EPA = 1)

n-3 HUFA

1,9 (DHA : EPA = 0,5)

DHA : EPA

0,5

Striped jack (Pseudocaranx dentex )

22:6n-3

1,7

Yellowtail flounder (Pleuronectes
ferrugineus)

n-3 HUFA

2,5

Ikan Air Laut
Turbot ( Scophthalmus maximus)

Red sea bream ( Pagrus major)

Gilthed sea bream ( Sparus aurata)

AA, arachidonic acid; DHA, docosahexsaenic (22:6n- 3); EPA, eicosapentaenic (20:5n-3); HUFA,
highly unsaturated fatty acid.

Pada umumnya, ikan air tawar membutuhkan asam lemak n -6 atau kedua
asam lemak n-6 dan n-3, namun untuk setiap spesies ikan membutuhkan kadar
asam lemak esensial yang berbeda (Takeuchi 1996 ). Seperti pada ikan lele,
untuk pematangan gonad dan peningkatkan kualitas telur, diperlukan asam

lemak linoleat (n-6) 1,85% dan asam lemak linolenat (n-3) 0,56% dalam
pakannya (Mokoginta et al. 1995), dan untuk induk patin memerlukan asam
lemak n-3 0,9% dan asam lemak n-6 2,2% pada kadar lemak 12,87 g/100 g
bobot kering pakan (Mokoginta et al.

2000). Sedangkan untuk ikan baung,

pemberian asam lemak esensial n-3 dan n-6 sebesar 0,5 % dan 1,0% dalam
pakannya

dapat

meningkatkan

pertumbuhannya

(Phromkunthong

dan

Midkhadee 2001).
Vitamin merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan ikan dari
makanannya, karena ikan tidak dapat mensintesa sendiri di dalam tubuhnya.
Kebutuhan vitamin oleh ikan bervariasi menurut spesies, ukuran, dan umur ikan
(NRC, 1993).
Vitamin E berfungsi sebagai anti oksidan, terutama untuk melindungi
asam lemak tak jenuh pada fospholipid dalam membrane sel. Vitamin E dan
asam lemak esensial dibutuhkan seca ra bersamaan untuk pematangan gonad
ikan, dan do sis vitamin E dalam pakan akan bergantung pada kandungan asam
lemak esensial yang ada dalam pakan tersebut.

Semakin tinggi kandungan

asam lemaknya, maka kebutuhan vitamin E ini meningkat pula (Cahu et al.
1993). Namun demikian, dalam konsentrasi asam lemak yang berbeda, kisaran
kebutuhan vitamin E untuk induk rainbow trout adalah antara 30 -50 mg/kg pakan
(Cho et al. 1985). Sementara itu untuk ikan salmon, mas, dan channel catfish
kebutuhan vitamin E ini masing-masing adalah 100, 300 mg/kg pakan serta 100
IU/kg pakan (Watanabe 1988; Hepher 1990), sedangkan untuk induk ikan patin
(Pangasius hypophthalmus) kadar vitamin E yang paling baik untuk kualitas telur
adalah sebesar 190 mg/kg pakan (Yulfiperius 2001 ).
Vitamin C, nama lainnya adalah L-ascorbic acid, bersama -sama dengan
vitamin E secara sinergis berperan sebagai anti oksidan di dalam sel (Halver,
2002). Dalam perkembangan gonad, vitamin C berperan dalam proses
vitelogene sis dan embryogenesis (Masumoto et al. 1991). Dari hasil penelitian
Waagbo et al. (1989) menunjukkan bahwa vitelogenin plasma induk ikan rainbow
trout (Oncorhynchus mykiss) yang menerima pakan dengan penambahan vitamin
C, lebih tinggi dibandingkan induk yang memperoleh pakan tanpa penambahan
vitamin C. Dengan demikian penambahan vitamin C di dalam pakan penting
untuk proses pembentukan vitelogenin yang dilakukan oleh induk ikan betina,
sehingga akumulasi materi di dalam kuning telur dapat terpenuhi bagi
peningkatan kelangsungan hidup e mbrio dan larva ikan.

Efektivitas Sumber Asam Lemak
Bell et al. (1986) mengemukakan bahwa sumber dari lemak akan
menentukan susunan asam lemak essensialnya. Pada tubuh ikan, asam lemak
tersebut merupakan salah satu senyawa fosfolipid membran sel, dimana sifat
fluiditas membran sel pada ikan dipengaruhi oleh komposisi asam lemak
penyusunnya. Lebih lanjut dikemukakan bahwa sifat fisik dari membran sel
ditentukan oleh fosfolipid yang ada pada membran, komposisi asam lemak pada
fosfolipid dan interaksinya dengan kolesterol dan protein. Adanya asam lemak
tak jenuh pada membran sel dapat mempengaruhi sifat fluiditas membran dan
memperbaiki fungsi membran. Pada ikan atau hewan poikilotermik lainnya,
adanya beberapa tingkatan asam lemak tak jenuh pada membran selnya adalah
penting untuk beradaptasi terhadap temperatur lingkungan yang berbeda.
Hepher (1990) mengemukakan bahwa fosfolipid terutama fosfatidilserin dan
fosfatidilgliserol dapat mempengaruhi sifat fluiditas membran sel, dan selanjutnya
sifat fluiditas membran sel akan mempengaruhi aktifitas enzim yang terdapat
pada membran seperti (Na+/K+) ATP-ase. Bhagavan (1982) mengemukakan
bahwa fosfolipid disusun oleh gliserol, fosfat, asam lemak essensial dan non
essensial. Asam lemak essensial terutama asam lemak da ri kelompok high ly
unsaturated fatty acids (HUFA) dan poly unsaturated fatty acids (PUFA)
mempunyai peranan yang penting untuk kegiatan metabolisme, komponen
membran, senyawa awal prostaglandin, tromboksan, prostasiklin dan leukotrin.
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kebutuhan asam lemak
pada hewan air adalah suhu dan salinitas. Ikan-ikan di perairan hangat dan
perairan tawar membutuhkan asam lemak n-6 atau campuran asam lemak n-6
dan n-3 sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan laut yang suhunya
cenderung lebih rendah lebih membutuhkan asa m lemak n-3. Penjelasan dari
perbedaan kebutuhan asam lemak ini karena struktur asam lemak n-3 memiliki
derajat ketidak jenuhan yang lebih tinggi yang dibutuhkan oleh fosfolipid
membran untuk mempertahankan fleksibilitas dan permeabilitas membran sel
pada suhu rendah (Lovell 1989). Lebih lanjut dikemukakan bahwa ikan air tawar
seperti rainbow trout memiliki kemampuan untuk memperpanjang rantai karbon
dan melakukan desaturasi asam lemak n-3 dari asam lemak 18:3n-3 atau asam
lemak n-3 yang lebih panjang, sedangkan ikan laut tidak dapat melakukan
perpanjangan rantai karbon asam lemak sehingga pakannya perlu ditambahkan
highly unsaturated fatty acids (HUFA) yaitu EPA (Eicosapentaenoic acid, C20:5)

dan DHA (Docosahexaenoic acid, C22:6). Demikian pula udang dan krustasea
lainnya tidak dapat memperpanjang asam linolenat menjadi poly unsaturated
fatty acid (PUFA) atau tidak dapat mensintesis kolesterol (Teshima et al. 1982,
dalam Cuzon et al. 1994), sehingga pakan untuk krustasea perlu ditambahkan
PUFA dan kolesterol yang digunakan untuk pembentukan biomembran dan
pembentukan hormon-hormon steroid (Cuzon et al. 1994).
Pengaruh Asam Lemak Teroksidasi dalam Pakan Terhadap Ikan
Lemak dalam tepung ikan sangat mudah teroksidasi akibat kontak
dengan udara (oksigen). Asam lemak tak jenuh rantai ganda (PUFA) terutama
HUFA sangat mudah teroksidasi selama proses pembuatan tepung ikan, pakan
dan selama penyimpanan (Ingold 1962; Topple 1962; Labuza 1971, dalam Hung
et al. 1983). Lemak yang teroksidasi dapat meracuni beberapa spesies ikan
(Hung et al.

1983; Zonneveld et al.

1991) karena menghasilkan senyawa

peroksida dan keton yang bersifat toksit. Disamping itu, lemak yang teroksidasi
meyebabkan terjadinya perubahan profil asam lemak yaitu meningkatnya asam
lemak bebas dan menurunnya HUFA.
Sumbangan lemak yang teroksidasi dari tepung ikan ke dalam pakan atau
teroksidasinya lemak dalam pakan selama prosesing dan penyimpanan mungkin
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap mutu pakan secara keseluruhan,
terutama kandungan asam lemak esensialnya (EFA). Asam lemak yang telah
mengalami oksidasi ini akan menurunkan nilai nutrisi pakan, serta menghasilkan
bau yang tidak enak (tengik) (Zonneveld et al. 1991). Hashimoto et al. (1966)
dalam Hung et al. (1983) menemukan adanya penyakit “Sekoke” suatu penyakit
kekurangan gizi pada daging ikan mas akibat pemberian pakan lemak
teroksidasi. Selanjutnya, Murai dan Andrews (1974), dalam Hung et al. (1983)
menemukan bahwa pemberian pakan dengan lemak teroksidasi dapat
mengakibatkan rendahnya gizi daging ikan channel catfish jika pakan tidak
ditambahkan ?-tocopherol. Disamping itu, lemak yang teroksidasi mungkin dapat
berpengaruh terhadap kualitas telur yang dihasilkan selama masa reproduksi.
Tingkat Konsumsi Pakan dan Pertumbuhan
Pertumbuhan ikan sangat bergantung kepada keseimbangan protein dan
energi yang tersedia dalam pakan. Pakan yang mempunyai kadar protein tinggi
belum tentu dapat mempercepat pertumbuhan apabila total energinya rendah.

Karena energi pakan terlebih dahulu dipakai untuk kegiatan metabolisme standar
(maintenance). Kebutuhan energi untuk pemeliharaan tubuh harus terpenuhi
terlebih dahulu, dan apabila berlebih maka kelebihannya akan digunakan untuk
pertumbuhan (Lovell 198 9).
Oleh karena itu, untuk menghasilkan pertumbuhan yang maksimal maka
dalam menyusun ransum ikan perlu diperhatikan keseimbangan antara protein
dan energinya. Pakan yang kandungan energinya rendah akan menyebabkan
ikan menggunakan sebagian protein sebagai sumber energi untuk keperluan
metab