Analisis pengembangan komoditas di kawasan agropolitan batumarta kabupaten Ogan Komering Ulu

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS
DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

ROSITADEVY

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Pengembangan
Komoditas di Kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten Ogan Komering Ulu
adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.


Bogor,

November 2007

Rositadevy
NRP. A.353060284

ABSTRACT
ROSITADEVY. Analysis of Commodity Development in Batumarta
Agropolitan Area, Ogan Komering Ulu District. Under direction of ATANG
SUTANDI and ISKANDAR LUBIS.
Unbalanced development between rural areas as an agricultural production
base and urban as centres of activities and economic growth have pressed
unbalanced activity of rural recources to urban. One of the effort to realize rural
development is an agropolitan model. This research was aimed: 1) to analize
land suitability potency in agropolitan area, 2) to identify commodity
development prospective in agropolitan area, 3) to evaluate financial achievement
of prospective commodity in agropolitan area, 4) to analize marketing chain
activity in agropolitan area, and 5) to analize spatial structure in agropolitan area.

The result of land suitability potency analysis show that Lubuk Batang Sub
District is the largest area for estate commodity in agropolitan area of Ogan
Komering Ulu District. The result of Location Quotien, Shift Share, and financial
analysis show that the rubber commodity was the best prospective commodity in
agropolitan area. Baturaja Timur and Lubuk Batang Sub Districts were selected
as an agropolis.
Keywords: agropolitan, prospective commodity, agribusiness

RINGKASAN
ROSITADEVY. Analisis Pengembangan Komoditas di Kawasan Agropolitan
Batumarta Kabupaten Ogan Komering Ulu. Dibimbing oleh ATANG SUTANDI
dan ISKANDAR LUBIS.
Dalam mempercepat pembangunan perdesaan dan pertanian diperlukan
komitmen dan tanggung jawab moral pembangunan dari segenap aparatur
pemerintah, masyarakat maupun swasta, sehingga pembangunan pertanian dapat
dilakukan secara efektif, efisien, terintegrasi, dan sinkron dengan pembangunan
sektor lainnya dan berwawasan lingkungan.
Salah satu ide yang dikemukakan adalah dengan mewujudkan kemandirian
pembangunan perdesaan yang didasarkan pada potensi wilayah desa itu sendiri,
dimana ketergantungan dengan perekonomian kota harus bisa diminimalkan.

Agropolitan menjadi relevan dengan wilayah perdesaan karena pada umumnya
sektor pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam memang menjadi mata
pencaharian utama dari sebagian besar masyarakat perdesaan.
Metode analisis untuk mengetahui potensi sumberdaya lahan di lima
kecamatan pengembangan agropolitan di Kabupaten OKU adalah dengan overlay
peta landuse dengan peta kelas kesesuaian untuk komoditas basis, yang
menghasilkan peta satuan lahan homogen sesuai komoditas basis. Software yang
digunakan dalam analisis ini adalah ArcView Ver 3.2. Metode analisis untuk
mengidentifikasi potensi produksi komoditas unggulan di lima kecamatan
pengembangan agropolitan di Kabupaten OKU adalah dengan analisis Location
Quotien dan Shift Share Analysis Untuk mengevaluasi kelayakan finansial
komoditas yang akan dikembangkan pada lima kecamatan pengembangan
agropolitan di Kabupaten OKU dilakukan analisis NPV, IRR dan B/C Ratio.
Untuk mengkaji marjin tataniaga agropolitan di Kabupaten OKU dilakukan
analisis marjin tata niaga. Untuk mengkaji hirarki pusat pertumbuhan agropolitan
di Kabupaten OKU dilakukan analisis skalogram.
Analisis potensi kesesuaian lahan wilayah agropolitan Kabupaten OKU
menggunakan Software ArcView Ver 3.2 dengan sumber data Peta Digital
Provinsi Sumatera Selatan dan Peta Land Systems with Land Suitability and
Environmental Hazards yang dioverlay dengan peta penggunaan lahan Kabupaten

OKU. Hasil analisis potensi sumberdaya lahan untuk komoditas karet, kelapa
sawit, kelapa, dan kopi menunjukkan bahwa komoditas karet, kelapa sawit, dan
kelapa memiliki luas lahan dengan kelas kesesuaian Sesuai (S) yang paling luas
yaitu sebesar 99,56%; serta kopi yaitu sebesar 99,39% di wilayah Kecamatan
Lubuk Batang. Selanjutnya komoditas karet, kelapa sawit dan kelapa memiliki
luas areal dengan kelas kesesuaian Sesuai (S) sebesar 93,50%; serta kopi sebesar
82,32% di wilayah Kecamatan Peninjauan. Komoditas karet, kelapa sawit,
kelapa, dan kopi memiliki luas areal dengan kelas kesesuaian Sesuai (S) sebesar
48,35% di wilayah Kecamatan Baturaja Timur.
Hasil analisis Location Quotien dapat ditarik kesimpulan komoditas karet
merupakan komoditas basis di Kawasan Agropolitan Kabupaten OKU karena
memiliki nilai LQ > 1 dan tersebar di seluruh kecamatan pengembangan
Agropolitan Kabupaten OKU. Selain karet komoditas lain yang merupakan
komoditas basis kecamatan yaitu kelapa di Kecamatan Peninjauan dan Lubuk

Raja, serta komoditas kelapa sawit yang merupakan komoditas basis di
Kecamatan Peninjauan dan Lubuk Batang.
Hasil analisis Shift Share menunjukkan komoditas karet memiliki laju
pertumbuhan yang paling tinggi yaitu sebesar 0,0893 dibandingkan dengan
pertumbuhan komoditas perkebunan lainnya dan pertumbuhan komoditas

perkebunan total di Kabupaten OKU. Laju pertumbuhan komoditas karet
mempunyai tingkat competitiveness lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan komoditas kelapa sawit, kelapa dan kopi. Oleh karena itu
pengembangan komoditas karet akan menguntungkan bagi pertumbuhan wilayah
Kabupaten OKU.
Hasil analisis kelayakan finansial beberapa komoditas perkebunan yang
memiliki nilai manfaat paling besar berturut-turut adalah komoditas karet dengan
nilai manfaat sebesar 6,55; kedua komoditas kelapa sawit dengan nilai manfaat
sebesar 6,37; ketiga komoditas kelapa dengan nilai manfaat sebesar 5,87; dan
terakhir komoditas kopi dengan nilai manfaat sebesar 2,56. Tingginya nilai
manfaat komoditas karet disebabkan karena karet memiliki potensi pemasaran
yang cukup luas yaitu disamping potensi pasar lokal juga memiliki potensi pasar
diluar daerah seperti Palembang dan Jakarta.
Hasil analisis marjin tataniaga terhadap empat komoditas perkebunan
memperlihatkan bahwa komoditas kelapa memiliki proporsi harga yang diterima
petani paling tinggi karena harga yang diterima petani mencapai 72,00%; disusul
kopi sebesar 66,67%; karet sebesar 65,54%; dan kelapa sawit sebesar 55,00%.
Semakin panjang rantai pemasaran yang melibatkan banyak lembaga yang terlibat
didalamnya, maka semakin kecil proporsi harga yang diterima petani (share
petani).

Hasil analisis skalogram dimana jumlah jenis fasilitas, jumlah unit fasilitas
dan jumlah penduduk digunakan sebagai variabel penentu hirarki terlihat bahwa
Kecamatan Baturaja Timur dan Kecamatan Lubuk Raja dapat dipilih sebagai
agropolis di kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten OKU. Dalam
perkembangannya diharapkan kedua kecamatan ini dapat saling menunjang dan
melengkapi untuk mendorong wilayah kecamatan di sekitarnya.
Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan di Kawasan Agropolitan
Batumarta Kabupaten OKU disarankan untuk memilih komoditas karet sebagai
komoditas unggulan di kawasan agropolitan Batumarta Kabupaten OKU.
Komoditas kelapa sawit dan kelapa dapat dijadikan komoditas alternatif sebagai
penunjang komoditas karet. Pemilihan komoditas karet sebagai komoditas
unggulan berdasarkan beberapa kriteria antara lain: 1) memiliki potensi
kesesuaian lahan, 2) sebagai komoditas basis serta memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif, 3) memiliki kelayakan finansial untuk diusahakan,
dan 4) diterima oleh masyarakat dan pemerintah daerah di Kabupaten OKU.
Kata kunci: komoditas basis, pengembangan agropolitan, sistem permukiman,
sistem agribisnis.

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS
DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

ROSITADEVY

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Tesis

:

Analisis Pengembangan Komoditas Di Kawasan Agropolitan
Batumarta Kabupaten Ogan Komering Ulu


Nama
NRP

:
:

Rositadevy
A 353060284

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Atang Sutandi, MSi.
Ketua

Dr. Ir. Iskandar Lubis, M.S.
Anggota

Diketahui


Ketua Program Studi
Ilmu Perencanaan Wilayah

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr

Tanggal Ujian: 29 November 2007

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Prof. Dr. Ir. Khairil A Notodiputro, M.S

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2007 ini ialah sektor unggulan di
kawasan agropolitan, dengan judul Analisis Pengembangan Komoditas Di
Kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan tarima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr. selaku Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan
Wilayah (PWL) Sekolah Pascasarjana IPB.
2. Dr. Ir. Atang Sutandi, MSi dan Dr. Ir. Iskandar Lubis, M.S selaku dosen
pembimbing.
3. Prof. Dr. Ir. Santun R.P Sitorus, MSc selaku dosen penguji.
4. Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencanaan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Pusbindiklatren Bappenas).
5. Staf pengajar dan Manajemen Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah
(PWL) Sekolah Pascasarjana IPB.
6. Teman-teman Kelas Khusus Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah tahun
2006.
7. Semua pihak yang berperan dalam proses pengajaran dan penulisan karya
ilmiah ini.
Penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih tak terhingga kepada
ayah, ibu, anak-anak tercinta, serta seluruh keluarga atas segala doa, kasih sayang,
serta pengorbanan yang telah diberikan selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2007

Rositadevy

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pangkal Pinang pada tanggal 24 Oktober 1974 dari
ayah H.M Arub, S.H. dan ibu Hj. Yang Zubaidah. Penulis merupakan putri kedua
dari tiga bersaudara.
Sekolah Dasar diselesaikan penulis di SD Theresia I di kota kelahirannya
Pangkal Pinang. Sekolah Menengah Pertama diselesaikan penulis di
SMP Xaverius II Palembang. Sekolah Menengah Atas diselesaikan penulis di
SMA Xaverius I Palembang. Selanjutnya pendidikan sarjana ditempuh pada
Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Sriwijaya yang ditamatkan pada tahun
1997. Setelah lulus Sarjana Pertanian Unsri, penulis bekerja di Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan sampai sekarang.
Pada tahun 2006, penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan Program Pascasarjana IPB pada Program Studi Ilmu Perencanaan
Wilayah (PWL). Beasiswa pendidikan diperoleh dari Pusat Pembinaan,
Pendidikan, dan Pelatihan Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Pusbindiklatren Bappenas).

© Hak cipta milik IPB, tahun 2007
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini
tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar
IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin
IPB.

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS
DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

ROSITADEVY

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Pengembangan
Komoditas di Kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten Ogan Komering Ulu
adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.

Bogor,

November 2007

Rositadevy
NRP. A.353060284

ABSTRACT
ROSITADEVY. Analysis of Commodity Development in Batumarta
Agropolitan Area, Ogan Komering Ulu District. Under direction of ATANG
SUTANDI and ISKANDAR LUBIS.
Unbalanced development between rural areas as an agricultural production
base and urban as centres of activities and economic growth have pressed
unbalanced activity of rural recources to urban. One of the effort to realize rural
development is an agropolitan model. This research was aimed: 1) to analize
land suitability potency in agropolitan area, 2) to identify commodity
development prospective in agropolitan area, 3) to evaluate financial achievement
of prospective commodity in agropolitan area, 4) to analize marketing chain
activity in agropolitan area, and 5) to analize spatial structure in agropolitan area.
The result of land suitability potency analysis show that Lubuk Batang Sub
District is the largest area for estate commodity in agropolitan area of Ogan
Komering Ulu District. The result of Location Quotien, Shift Share, and financial
analysis show that the rubber commodity was the best prospective commodity in
agropolitan area. Baturaja Timur and Lubuk Batang Sub Districts were selected
as an agropolis.
Keywords: agropolitan, prospective commodity, agribusiness

RINGKASAN
ROSITADEVY. Analisis Pengembangan Komoditas di Kawasan Agropolitan
Batumarta Kabupaten Ogan Komering Ulu. Dibimbing oleh ATANG SUTANDI
dan ISKANDAR LUBIS.
Dalam mempercepat pembangunan perdesaan dan pertanian diperlukan
komitmen dan tanggung jawab moral pembangunan dari segenap aparatur
pemerintah, masyarakat maupun swasta, sehingga pembangunan pertanian dapat
dilakukan secara efektif, efisien, terintegrasi, dan sinkron dengan pembangunan
sektor lainnya dan berwawasan lingkungan.
Salah satu ide yang dikemukakan adalah dengan mewujudkan kemandirian
pembangunan perdesaan yang didasarkan pada potensi wilayah desa itu sendiri,
dimana ketergantungan dengan perekonomian kota harus bisa diminimalkan.
Agropolitan menjadi relevan dengan wilayah perdesaan karena pada umumnya
sektor pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam memang menjadi mata
pencaharian utama dari sebagian besar masyarakat perdesaan.
Metode analisis untuk mengetahui potensi sumberdaya lahan di lima
kecamatan pengembangan agropolitan di Kabupaten OKU adalah dengan overlay
peta landuse dengan peta kelas kesesuaian untuk komoditas basis, yang
menghasilkan peta satuan lahan homogen sesuai komoditas basis. Software yang
digunakan dalam analisis ini adalah ArcView Ver 3.2. Metode analisis untuk
mengidentifikasi potensi produksi komoditas unggulan di lima kecamatan
pengembangan agropolitan di Kabupaten OKU adalah dengan analisis Location
Quotien dan Shift Share Analysis Untuk mengevaluasi kelayakan finansial
komoditas yang akan dikembangkan pada lima kecamatan pengembangan
agropolitan di Kabupaten OKU dilakukan analisis NPV, IRR dan B/C Ratio.
Untuk mengkaji marjin tataniaga agropolitan di Kabupaten OKU dilakukan
analisis marjin tata niaga. Untuk mengkaji hirarki pusat pertumbuhan agropolitan
di Kabupaten OKU dilakukan analisis skalogram.
Analisis potensi kesesuaian lahan wilayah agropolitan Kabupaten OKU
menggunakan Software ArcView Ver 3.2 dengan sumber data Peta Digital
Provinsi Sumatera Selatan dan Peta Land Systems with Land Suitability and
Environmental Hazards yang dioverlay dengan peta penggunaan lahan Kabupaten
OKU. Hasil analisis potensi sumberdaya lahan untuk komoditas karet, kelapa
sawit, kelapa, dan kopi menunjukkan bahwa komoditas karet, kelapa sawit, dan
kelapa memiliki luas lahan dengan kelas kesesuaian Sesuai (S) yang paling luas
yaitu sebesar 99,56%; serta kopi yaitu sebesar 99,39% di wilayah Kecamatan
Lubuk Batang. Selanjutnya komoditas karet, kelapa sawit dan kelapa memiliki
luas areal dengan kelas kesesuaian Sesuai (S) sebesar 93,50%; serta kopi sebesar
82,32% di wilayah Kecamatan Peninjauan. Komoditas karet, kelapa sawit,
kelapa, dan kopi memiliki luas areal dengan kelas kesesuaian Sesuai (S) sebesar
48,35% di wilayah Kecamatan Baturaja Timur.
Hasil analisis Location Quotien dapat ditarik kesimpulan komoditas karet
merupakan komoditas basis di Kawasan Agropolitan Kabupaten OKU karena
memiliki nilai LQ > 1 dan tersebar di seluruh kecamatan pengembangan
Agropolitan Kabupaten OKU. Selain karet komoditas lain yang merupakan
komoditas basis kecamatan yaitu kelapa di Kecamatan Peninjauan dan Lubuk

Raja, serta komoditas kelapa sawit yang merupakan komoditas basis di
Kecamatan Peninjauan dan Lubuk Batang.
Hasil analisis Shift Share menunjukkan komoditas karet memiliki laju
pertumbuhan yang paling tinggi yaitu sebesar 0,0893 dibandingkan dengan
pertumbuhan komoditas perkebunan lainnya dan pertumbuhan komoditas
perkebunan total di Kabupaten OKU. Laju pertumbuhan komoditas karet
mempunyai tingkat competitiveness lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan komoditas kelapa sawit, kelapa dan kopi. Oleh karena itu
pengembangan komoditas karet akan menguntungkan bagi pertumbuhan wilayah
Kabupaten OKU.
Hasil analisis kelayakan finansial beberapa komoditas perkebunan yang
memiliki nilai manfaat paling besar berturut-turut adalah komoditas karet dengan
nilai manfaat sebesar 6,55; kedua komoditas kelapa sawit dengan nilai manfaat
sebesar 6,37; ketiga komoditas kelapa dengan nilai manfaat sebesar 5,87; dan
terakhir komoditas kopi dengan nilai manfaat sebesar 2,56. Tingginya nilai
manfaat komoditas karet disebabkan karena karet memiliki potensi pemasaran
yang cukup luas yaitu disamping potensi pasar lokal juga memiliki potensi pasar
diluar daerah seperti Palembang dan Jakarta.
Hasil analisis marjin tataniaga terhadap empat komoditas perkebunan
memperlihatkan bahwa komoditas kelapa memiliki proporsi harga yang diterima
petani paling tinggi karena harga yang diterima petani mencapai 72,00%; disusul
kopi sebesar 66,67%; karet sebesar 65,54%; dan kelapa sawit sebesar 55,00%.
Semakin panjang rantai pemasaran yang melibatkan banyak lembaga yang terlibat
didalamnya, maka semakin kecil proporsi harga yang diterima petani (share
petani).
Hasil analisis skalogram dimana jumlah jenis fasilitas, jumlah unit fasilitas
dan jumlah penduduk digunakan sebagai variabel penentu hirarki terlihat bahwa
Kecamatan Baturaja Timur dan Kecamatan Lubuk Raja dapat dipilih sebagai
agropolis di kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten OKU. Dalam
perkembangannya diharapkan kedua kecamatan ini dapat saling menunjang dan
melengkapi untuk mendorong wilayah kecamatan di sekitarnya.
Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan di Kawasan Agropolitan
Batumarta Kabupaten OKU disarankan untuk memilih komoditas karet sebagai
komoditas unggulan di kawasan agropolitan Batumarta Kabupaten OKU.
Komoditas kelapa sawit dan kelapa dapat dijadikan komoditas alternatif sebagai
penunjang komoditas karet. Pemilihan komoditas karet sebagai komoditas
unggulan berdasarkan beberapa kriteria antara lain: 1) memiliki potensi
kesesuaian lahan, 2) sebagai komoditas basis serta memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif, 3) memiliki kelayakan finansial untuk diusahakan,
dan 4) diterima oleh masyarakat dan pemerintah daerah di Kabupaten OKU.
Kata kunci: komoditas basis, pengembangan agropolitan, sistem permukiman,
sistem agribisnis.

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS
DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

ROSITADEVY

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Tesis

:

Analisis Pengembangan Komoditas Di Kawasan Agropolitan
Batumarta Kabupaten Ogan Komering Ulu

Nama
NRP

:
:

Rositadevy
A 353060284

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Atang Sutandi, MSi.
Ketua

Dr. Ir. Iskandar Lubis, M.S.
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi
Ilmu Perencanaan Wilayah

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr

Tanggal Ujian: 29 November 2007

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Prof. Dr. Ir. Khairil A Notodiputro, M.S

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2007 ini ialah sektor unggulan di
kawasan agropolitan, dengan judul Analisis Pengembangan Komoditas Di
Kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan tarima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr. selaku Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan
Wilayah (PWL) Sekolah Pascasarjana IPB.
2. Dr. Ir. Atang Sutandi, MSi dan Dr. Ir. Iskandar Lubis, M.S selaku dosen
pembimbing.
3. Prof. Dr. Ir. Santun R.P Sitorus, MSc selaku dosen penguji.
4. Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencanaan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Pusbindiklatren Bappenas).
5. Staf pengajar dan Manajemen Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah
(PWL) Sekolah Pascasarjana IPB.
6. Teman-teman Kelas Khusus Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah tahun
2006.
7. Semua pihak yang berperan dalam proses pengajaran dan penulisan karya
ilmiah ini.
Penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih tak terhingga kepada
ayah, ibu, anak-anak tercinta, serta seluruh keluarga atas segala doa, kasih sayang,
serta pengorbanan yang telah diberikan selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2007
Rositadevy

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pangkal Pinang pada tanggal 24 Oktober 1974 dari
ayah H.M Arub, S.H. dan ibu Hj. Yang Zubaidah. Penulis merupakan putri kedua
dari tiga bersaudara.
Sekolah Dasar diselesaikan penulis di SD Theresia I di kota kelahirannya
Pangkal Pinang. Sekolah Menengah Pertama diselesaikan penulis di
SMP Xaverius II Palembang. Sekolah Menengah Atas diselesaikan penulis di
SMA Xaverius I Palembang. Selanjutnya pendidikan sarjana ditempuh pada
Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Sriwijaya yang ditamatkan pada tahun
1997. Setelah lulus Sarjana Pertanian Unsri, penulis bekerja di Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan sampai sekarang.
Pada tahun 2006, penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan Program Pascasarjana IPB pada Program Studi Ilmu Perencanaan
Wilayah (PWL). Beasiswa pendidikan diperoleh dari Pusat Pembinaan,
Pendidikan, dan Pelatihan Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Pusbindiklatren Bappenas).

© Hak cipta milik IPB, tahun 2007
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini
tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar
IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin
IPB.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………………………………..….….
DAFTAR GAMBAR …………………………………….

ii
iii

I.

PENDAHULUAN ……………………………………….
1.1. Latar Belakang …………………………….............
1.2. Perumusan Masalah …………….………………...
1.3. Tujuan Penelitian ………………………………….
1.4. Manfaat Penelitian ………………………………...

1
1
7
9
10

II.

TINJAUAN PUSTAKA ………………………………..
2.1. Wilayah dan Wilayah Perdesaan ………………….
2.2. Pengembangan Kawasan Agropolitan …………….
2.3. Teori Pusat Lokasi ...................................................
2.4. Sektor Basis .............................................................
2.5. Agroindustri dan Agrobisnis ...................................

11
11
12
16
17
18

III.

METODE PENELITIAN ........................................ ........
3.1. Kerangka Pemikiran ............ ……………………..
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………..
3.3. Jenis dan Sumber Data .....………………………..
3.4. Metode Penarikan Contoh ………………………
3.5. Metode Analisis .......................................................
3.6. Keterbatasan Penelitian ............................................

21
21
22
25
25

GAMBARAN UMUM KAWASAN AGROPOLITAN
BATUMARTA KABUPATEN OKU
4.1. Lokasi Kawasan Agropolitan ....................................
4.2. Pusat Agropolitan (Agropolis) .................................
4.3. Keadaan Fisik dan Penggunaan Lahan .....................
4.4. Kependudukan ..........................................................
4.5. Sarana dan Prasarana Transportasi .........................
4.6. Sektor Pertanian ......................................................
4.7. Satuan Pemukiman Transmigrasi ............................
4.8. Potensi Wisata .........................................................
4.9. Sarana Sosial Ekonomi .............................................

37

IV.

i

25
36

37
38
38
41
45
47
53
53
54

Halaman
V.

HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………….
5.1. Analisis Potensi Kesesuaian Lahan ………………..
5.2. Analisis Location Quotient ......................................
5.3. Analisis Shift Share ……………………………….
5.4. Analisis Kelayakan Finansial ……………………..
5.5. Analisis Marjin Tataniaga .......................................
5.6. Analisis Skalogram ………………………………..
5.7. Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan …….

57
57
64
67
68
74
79
85

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN …………………………
6.1. Kesimpulan ……………………………………..
6.2. Saran ……………………………………………..

88
88
89

DAFTAR PUSTAKA …………………………………..
LAMPIRAN …………………………………………….

90
92

ii

DAFTAR TABEL

Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

12.
13.
14.
15.
16.
17.

Luas, jumlah dan kepadatan penduduk kawasan
agropolitan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2005........
Tujuan penelitian, teknik analisis data, variabel, sumber data
dan output penelitian................................................................
Skalogram Kabupaten X..........................................................
Jumlah dan luas kecamatan kawasan agropolitan
Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2006............................
Penggunaan lahan kawasan agropolitan Kabupaten
Ogan Komering Ulu tahun 2005..............................................
Luas, jumlah dan kepadatan penduduk kawasan
agropolitan Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2005........
Perkembangan penduduk kawasan agropolitan Kabupaten
OKU tahun 2001-2005............................................................
Jumlah tenaga kerja menurut kelompok umur dan mata
pencaharian di Kabupaten OKU ............................................
Struktur penduduk menurut tingkat pendidikan kawasan
agropolitan Kabupaten OKU tahun 2005..............................n
Panjang jalan menurut perkerasannya di kawasan agropolitan
Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2006............................
Perkembangan luas panen dan produksi padi sawah dan padi
ladang kawasan agropolitan Kabupaten OKU tahun
2000-2005...............................................................................
Luas dan panen produksi palawija kawasan agropolitan
Kabupaten OKU tahun 2005...................................................
Luas dan produksi perkebunan rakyat kawasan
agropolitan Kabupaten OKU tahun 2006................................
Penguasaan lahan oleh perkebunan besar di sekitar
kawasan agropolitan Kabupaten OKU tahun 2005.................
Jumlah pabrik pengolahan dan kios sarana produksi
perkebunan di kawasan agropolitan Kabupaten OKU.............
Jumlah bank di kawasan agropolitan Kabupaten OKU
tahun 2005... .............................................................................
Jumlah pemakaian listrik PLN di kawasan agropolitan
tahun 2005................................................................................

iii

6
26
34
38
41
42
42
44
45
46

48
49
50
51
52
55
56

Halaman
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Luas areal kesesuaian lahan di kawasan agropolitan
Kabupaten OKU …………………………………………….
Hasil analisis LQ luas areal komoditas perkebunan tahun 2006
di Kabupaten Ogan Komerimg Ulu.......................................
Hasil analisis SSA komoditas perkebunan di kawasan
agropolitan Kabupaten OKU ....................................................
Hasil analisis Net Present Value (NPV) komoditas perkebunan
di Kabupaten OKU ..................................................................
Hasil analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) komoditas
perkebunan di Kabupaten OKU……………………………..
Hasil analisis Internal Rate of Return (IRR) komoditas
perkebunan di Kabupaten OKU.............................................
Hasil analisis marjin pemasaran komoditas perkebunan
di kawasan agropolitan Kabupaten OKU...............................
Skalogram Kabupaten Ogan Komering Ulu............................

iv

59
66
68
70
71
73
76
82

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1.

Peta administrasi Kabupaten Ogan Komering Ulu......................

5

2.

Bagan alir metode penelitian......................................................

23

3.

Bagan alir kerangka pemikiran..................................................

24

4.

Peta kesesuaian lahan untuk karet di Kabupaten OKU.............

60

5.

Peta kesesuaian lahan untuk kelapa sawit di
Kabupaten OKU...........................................................................

61

6.

Peta kesesuaian lahan untuk kelapa di Kabupaten OKU............

62

7.

Peta kesesuaian lahan untuk kopi di Kabupaten OKU...............

63

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1.

Daftar pertanyaan untuk petani ..................................................

93

2.

Daftar pertanyaan untuk pelaku pemasaran...............................

97

3.

Luas areal komoditas perkebunan di Kabupaten OKU
tahun 2005 …………………………………...........................

99

Luas areal komoditas perkebunan di Kabupaten OKU
Tahun 2006 ...............................................................................

100

5.

Analisis marjin tataniaga karet .................................................

101

6.

Analisis marjin tataniaga kelapa sawit .....................................

102

7.

Analisis marjin tataniaga kelapa ..............................................

103

8.

Analisis marjin tataniaga kopi ..................................................

104

4.

vi

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini telah
menimbulkan

berbagai permasalahan yang berkaitan dengan tingkat

kesejahteraan antar wilayah yang tidak berimbang. Hal ini terutama bisa
dilihat dari interaksi antara desa dan kota, yang

secara empiris

menunjukkan suatu hubungan yang saling memperlemah. Berkembangnya
kota sebagai pusat-pusat pertumbuhan ternyata tidak memberikan efek
penetesan ke bawah, tetapi justru menimbulkan efek pengurasan
sumberdaya di wilayah sekitarnya.
Hubungan antara wilayah perdesaan dan perkotaan yang tidak
seimbang telah menimbulkan berbagai permasalahan baik di perdesaan dan
perkotaan.

Padahal seharusnya antara wilayah perdesaan dan perkotaan

terjadi mekanisme pertukaran sumberdaya yang saling menguntungkan
sehingga hubungan yang saling memperkuat ini akan mampu mewujudkan
keberlanjutan pembangunan dalam jangka panjang
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya backwash effect
tersebut.

Pertama, terbukanya akses ke daerah perdesaan seringkali

mendorong kaum elit kota, pejabat pemerintah pusat, dan perusahaanperusahaan besar untuk mengeksploitasi sumberdaya yang ada di desa.
Masyarakat desa sendiri tidak berdaya karena secara politik dan ekonomi
memiliki posisi tawar yang jauh lebih rendah. Kedua, kawasan perdesaan
sendiri umumnya dihuni oleh masyarakat yang kualitas sumber daya
manusia dan kelembagaannya kurang berkembang (lemah). Kondisi ini
mengakibatkan ide-ide dan pemikiran modern dari kaum elit kota sulit untuk
didesiminasikan. Oleh karena itu, sebagian besar aktivitas pada akhimya
lebih bersifat enclave dengan mendatangkan banyak SDM dari luar yang
dianggap lebih mempunyai ketrampilan dan kemampuan.
Dinamika pembangunan termasuk pembangunan pertanian, dari
waktu ke waktu terus berkembang dengan cepat dan berkembang semakin
kompleks. Dalam menghadapi tantangan dan tuntutan lingkungan strategis,

2

baik dalam negeri, regional maupun global, maka strategi pengembangan
sistem dan usaha agribisnis sudah waktunya ditingkatkan menjadi strategi
yang mensinergikan pengembangan strategi agribisnis dengan pendekatan
wilayah. Sebagai negara besar dengan berbagai produk unggulan di daerah,
maka pengembangan ekonomi berbasis pertanian yang berorientasi pada
pembangunan agribisnis, yang strateginya didasarkan pada “agro-based
sustainable development” perlu terus ditingkatkan karena diyakini dapat
memperkokoh

perekonomian

bangsa

Indonesia,

serta

menjamin

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Dalam mempercepat pembangunan perdesaan

dan

pertanian

diperlukan komitmen dan tanggung jawab moral pembangunan dari segenap
aparatur pemerintah, masyarakat maupun swasta, sehingga pembangunan
pertanian dapat dilakukan secara efektif, efisien, terintegrasi dan sinkron
dengan pembangunan sektor lainnya dan berwawasan lingkungan.
Menyikapi berbagai tantangan dan ancaman dalam pengembangan agribisnis
dan perdesaaan, maka diperlukan terobosan

program, yang melibatkan

berbagai pihak yang perlu dilakukan secara terarah dan terkoordinasi.
Salah satu ide yang dikemukakan adalah dengan mewujudkan
kemandirian pembangunan perdesaan yang didasarkan pada potensi wilayah
desa itu sendiri, dimana ketergantungan dengan perekonomian kota harus
bisa diminimalkan. Berkaitan dengan ide inilah Friedmann dan Douglass
(1976), menyarankan suatu bentuk pendekatan agropolitan sebagai aktivitas
pembangunan yang terkonsentrasi di wilayah perdesaan dengan jumlah
penduduk antara 50.000 sampai 150.000 orang.

Agropolitan menjadi

relevan dengan wilayah perdesaan karena pada umumnya sektor pertanian
dan pengelolaan sumberdaya alam memang menjadi mata pencaharian
utama dari sebagian besar masyarakat perdesaan. Otoritas perencanaan dan
pengambilan keputusan akan didesentralisasikan sehingga masyarakat yang
tinggal di perdesaan akan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap
perkembangan dan pembangunan daerahnya sendiri.

3

Pengembangan wilayah perlu dimulai dengan analisis kondisi
wilayah, potensi unggulan wilayah, dan permasalahan yang ada di wilayah
tersebut untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam
menentukan strategi pengembangan wilayah dengan berdasarkan keterkaitan
antara perkembangan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya, potensi
sumberdaya alam, serta ketersediaan sarana dan prasarana wilayah dalam
mendukung aktivitas perekonomian di wilayah tersebut.
Kenyataan telah membuktikan akan pentingnya peran strategis sektor
pertanian sebagai pilar penyangga atau basis utama ekonomi nasional dalam
upaya penanggulangan dampak krisis yang lebih parah. Sektor pertanian
rakyat serta usaha kecil dan menengah relatif mampu bertahan dalam
menghadapi krisis ekonomi dan menyelamatkan negara kita dari situasi yang
lebih parah. Disamping pendekatan kemitraan dan penguatan jaringan, akan
disinergikan pula dengan pendekatan peningkatan nilai tambah produksi
pada usaha-usaha kecil yang berorientasi pada pasar/ekspor sesuai dengan
kompetensi ekonomi lokal daerahnya
Pemerintah Daerah perlu menentukan sektor dan komoditas apa saja
yang diperkirakan dapat tumbuh dan berkembang cepat di wilayah tersebut.
Sektor dan komoditas tersebut haruslah yang merupakan sektor unggulan
atau mempunyai prospek untuk dipasarkan ke luar wilayah dan dapat
dikembangkan secara maksimal.

Sektor tersebut perlu didorong,

dikembangkan dan disinergikan dengan sektor-sektor lain, yang pada
akhirnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah.
Salah satu upaya pengembangan wilayah yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) adalah dengan
meningkatkan pertumbuhan dan keterkaitan kawasan yang berkembang dan
kurang

berkembang,

meningkatkan

perkembangan

kawasan-kawasan

potensial, pengembangan sektor unggulan, mengupayakan pengembangan
sektoral, pengarahan pola investasi secara sistematis dengan mengupayakan
optimasi pertumbuhan dan pemerataan sesuai dengan potensi wilayah.
Berkenaan dengan hal tersebut, sebagaimana telah ditetapkan
melalui Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2006 tentang Rencana Tata

4

Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu, salah satu bentuk kawasan
pengembangan wilayah adalah Kawasan Agropolitan Batumarta Kabupaten
OKU. Suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi Kawasan Agropolitan
apabila mempunyai produk unggulan yang dapat dipasarkan dan memiliki
sarana dan prasarana agribisnis yang memadai
Luas total Kabupaten OKU adalah sekitar 4.797 km². Dari total luas
tersebut sekitar 39,19 % berupa hutan belukar, 23,80 % diusahakan untuk
perkebunan besar maupun perkebunan rakyat dengan komoditas seperti
kelapa sawit, karet, kopi, dan tanaman tahunan lainnya. Tanaman pangan
dan tanaman semusim

kurang diusahakan di kabupaten ini. Hal ini

dikarenakan sampai saat ini belum ada jaringan irigasi tehnis yang tersedia,
disamping pengaruh iklim yang cenderung memiliki bulan kering relatif
panjang.
Dibidang perekonomian terdapat berbagai sektor usaha yang
menyusun PDRB Kabupaten OKU antara lain : pertanian, pertambangan,
perdagangan dan jasa, konstruksi/bangunan dan lain sebagainya. Pertanian
merupakan sektor usaha penyumbang terbesar kedua terhadap pembentukan
PDRB Kabupaten OKU yaitu : Rp 522.328 juta atau lebih kurang 25,62 %.
Sebagai perbandingan sektor usaha terbesar adalah pertambangan (28,20%),
perdagangan (12,34 %),

jasa-jasa (9,04 %), dan konstruksi/ bangunan

(6,97 %).
Lokasi Kawasan Agropolitan di wilayah Kabupaten OKU ini
berdasarkan hasil identifikasi dan usulan Pemerintah Daerah Kabupaten
OKU serta mengacu pada arahan Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten
OKU, mencakup wilayah Kecamatan Baturaja Timur, Kecamatan Lubuk
Batang, Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Lubuk Raja, dan Kecamatan
Sinar Peninjauan. Dominasi

kegiatan

sektor

pertanian

kawasan

agropolitan tersebut adalah kegiatan sub-sektor perkebunan rakyat yang
utamanya adalah: karet, kopi, kelapa sawit, tanaman pangan, peternakan,
dan perikanan. Peta administrasi Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat
dilihat pada Gambar 1.

5

6

Jumlah penduduk yang tercatat di kawasan agropolitan pada tahun
2005 secara keseluruhan berjumlah 166.336 jiwa yang tersebar di 5 (lima)
wilayah kecamatan. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan
Baturaja Timur dengan jumlah penduduk sebesar 76.802 jiwa, disusul
dengan Kecamatan Peninjauan sebesar 34.116 jiwa, Kecamatan Lubuk Raja
sebesar 23.351 jiwa, Kecamatan Lubuk Batang sebesar 16.527 jiwa dan
Kecamatan Sinar Peninjauan 15.540 jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi
terdapat di Kecamatan Baturaja Timur yaitu 49,9 jiwa/ha, sedangkan
kepadatan penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Peninjauan yaitu
sebanyak 0,25 jiwa/ha. Distribusi jumlah penduduk dan penyebarannya
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Luas, jumlah dan kepadatan penduduk kawasan agropolitan
Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2005
an agropolitan tahun 2004
No.

Kecamatan

2

Baturaja
Timur
Peninjauan

3

Lubuk Batang

1

4
5

Lubuk Raja
Sinar
Peninjauan
Jumlah

Luas
(ha)

Lakilaki
(Jiwa)

15.390

Perempuan
(Jiwa)

Jumlah
(Jiwa)

Kepadatan
(Jiwa/ha)

38.309

38.493

76.802

49,90

136.770

17.341

16.775

34.116

0,25

44.006

4.241

12.286

16.527

0,37

6.871

12.343

11.008

23.351

3,39

8.532

7.942

7.598

15.540

1,82

211.569

80.176

86.160

166.336

0,79

Sumber : Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2005
Luas lahan kebun rakyat di Kawasan Agropolitan mencapai
36.462 ha dengan produksi sekitar 16.598,09 ton dengan komoditas yang
dihasilkan adalah karet, kelapa, lada, dan kopi. Dari beberapa komoditas
tersebut yang dominan adalah karet dengan luas lahan mencapai 35.360 ha
dengan produksi 15.750 ton.

Komoditas lainnya yang cukup dominan

adalah kelapa mencapai 669 ha dengan hasil produksi mencapai 712 ton,
komoditas kopi mencapai 425 ha dengan hasil produksi sekitar 133 ton dan
komoditas yang paling sedikit adalah lada yaitu sekitar 8 ha dengan hasil
produksi sebesar 3 ton. Dengan demikian sektor perkebunan rakyat yang

7

menonjol di Kawasan Agropolitan ini ditinjau dari luas dan jumlah
produksinya adalah karet rakyat, kopi, dan kelapa rakyat.
Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan wilayah melalui
pendekatan agropolitan menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan,
dengan alasan: 1) memiliki tujuan meningkatkan kapasitas produksi lokal
dan nilai tambah melalui pelaksanaan pembangunan pertanian secara
terpadu dengan aktivitas pendukung usaha budidaya seperti pengolahan,
pemasaran, dan agrowisata, 2) agropolitan dapat menurunkan ketimpangan
spasial yang terjadi, 3)

dapat menurunkan angka pengangguran yang

berpendidikan tinggi di perdesaan, 4) dapat memfasilitasi pembangunan
sektoral (sektor pertanian dan sektor lain) dan pembangunan spasial
(perkotaan dan perdesaan) dalam rangka pembangunan ekonomi perdesaan
(Harun, 2004).
1.2. Perumusan Masalah
Adanya ketimpangan pembangunan wilayah antara kota sebagai
pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dengan wilayah perdesaan sebagai
pusat kegiatan pertanian yang tertinggal perlu diminimalisasi, sehingga
terjadi interaksi antara perkotaan dengan perdesaan yang saling menunjang.
Proses interaksi kedua wilayah selama ini secara fungsional ada dalam
posisi saling memperlemah.
Pembangunan sektor pertanian dan wilayah perdesaan sekarang
dianggap sangat penting, karena apabila pembangunan sektor ini di wilayah
tersebut menjadi tidak berhasil dikembangkan, terutama dalam jangka
menengah dan jangka panjang, dapat memberi dampak negatif terhadap
pembangunan nasional keseluruhannya, berupa terjadinya kesenjangan yang
semakin melebar antar wilayah dan antar kelompok tingkat pendapatan.
Pada gilirannya keadaan ini menciptakan ketidakstabilan (instability) yang
rentan terhadap setiap goncangan yang menimbulkan gejolak ekonomi sosial
yang dapat terjadi secara berulang ulang.

8

Kabupaten OKU sebagai kabupaten yang sedang berkembang juga
mengalami kondisi seperti di atas, dimana Kabupaten OKU memiliki
berbagai komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan, dengan
didukung oleh kondisi lahan yang luas serta produksi yang cukup tinggi.
Salah satu contohnya adalah komoditas karet yang merupakan mata
pencaharian masyarakat Kabupaten OKU.

Namun pengelolaan dan

pengembangannya belum optimal dan bersifat parsial karena belum ada
suatu

konsep

yang

dapat

mengkoordinasikan

program-program

pembangunan antar wilayah yang memiliki potensi yang sama dan saling
terkait satu sama lain sehingga kegiatan pembangunan yang terpadu dan
saling menunjang dapat diwujudkan.
Pengembangan kawasan agropolitan Batumarta di Kabupaten
OKU merupakan suatu kebutuhan untuk mengatasi permasalahanpermasalahan pendapatan petani yang rendah, produktivitas tanaman yang
rendah, rendahnya harga produk, teknologi yang masih rendah, dan
kelembagaan petani yang kurang berkembang.

Oleh karena itu, dalam

pengembangan agropolitan di Kabupaten OKU pemilihan komoditas yang
dikembangkan pada kawasan agropolitan perlu mendapat perhatian.
Komoditas yang dikembangkan yaitu komoditas yang merupakan basis
perekonomian masyarakat berdasarkan luas areal dan produktivitas
komoditas tanaman perkebunan. Disamping itu, komoditas basis dipilih
yang memiliki potensi pasar yang luas serta telah memiliki industri
pengolahan yang memadai. Selanjutnya dipilih lima kecamatan yaitu
Kecamatan Baturaja Timur, Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Lubuk Raja,
Kecamatan Sinar Peninjauan, dan Kecamatan Lubuk Batang sebagai pusat
kawasan agropolitan karena kelima kecamatan ini memiliki potensi sebagai
berikut:
1. Dalam konstelasi regional kawasan agropolitan ini terletak pada kawasan
strategis.
2. Potensi fisik kawasan merupakan kawasan relatif datar dengan
kemiringan lahan 2-15%.

9

3. Terdapat kawasan budidaya yang didominasi kegiatan perkebunan karet
rakyat.
4. Terdapat sumberdaya manusia yang besar berjumlah 294.774 jiwa.
5. Struktur mata pencaharian penduduk didominasi sektor pertanian.
6. Sistem jaringan jalan arteri yang cukup baik sehingga aksesibilitas
kawasan ini cukup baik.
7. Prasarana dan sarana umum sudah cukup baik terdapat rumah sakit,
sekolah sampai jenjang pendidikan menengah atas, terdapat lembaga
keuangan dan pusat perdagangan (bank dan koperasi).
8. Prasarana dan sarana dasar kawasan seperti jaringan listrik, air bersih
dan telekomunikasi sudah menjangkau wilayah ini.
Dari uraian tersebut di atas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan
penelitian:
1. Bagaimana potensi sumberdaya lahan dan wilayah bagi komoditas
perkebunan di kawasan agropolitan Kabupaten OKU?
2. Apa yang menjadi komoditas basis di kawasan agropolitan Kabupaten
OKU?
3. Bagaimana kelayakan finansial komoditas yang akan dikembangkan di
kawasan agropolitan Kabupaten OKU?
4. Bagaimana marjin tataniaga komoditas basis di kawasan agropolitan
Kabupaten OKU?
5. Bagaimana

hirarki

pusat pertumbuhan

di kawasan

agropolitan

Kabupaten OKU?
6. Bagaimana arahan pengembangan komoditas unggulan di kawasan
agropolitan Kabupaten OKU?

1.3. Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan latar belakang dan permasalahan di atas,
dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui potensi sumberdaya lahan dan wilayah bagi komoditas
perkebunan di kawasan agropolitan Kabupaten OKU.

10

2. Mengidentifikasi komoditas basis di kawasan agropolitan Kabupaten
OKU.
3. Melakukan analisis kelayakan finansial komoditas basis di kawasan
agropolitan Kabupaten OKU.
4. Melakukan analisis marjin tataniaga komoditas basis di kawasan
agropolitan Kabupaten OKU.
5. Mengkaji hirarki pusat pertumbuhan di kawasan agropolitan Kabupaten
OKU.
6. Arahan pengembangan komoditas unggulan di kawasan agropolitan
Kabupaten OKU.

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merupakan bahan masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten OKU
dalam

mempertimbangkan

penyusunan

kebijakan

pengembangan

agropolitan di wilayah kecamatan yang merupakan pusat agropolitan
beserta komoditas pertanian yang dapat dikembangkan.
2. Diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah daerah Kabupaten OKU
sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan dalam penyusunan
pengalokasian anggaran pembangunan baik jangka pendek maupun
jangka panjang dalam pengembangan wilayah.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi para investor yang akan menanamkan
modalnya di Kabupaten OKU sehingga percepatan pembangunan dan
pertumbuhan wilayah akan semakin cepat berkembang dan membawa
dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di
kawasan pengembangan agropolitan.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Wilayah dan Wilayah Perdesaan
Wilayah menurut UU

No. 26 tahun 2007 adalah ruang yang

merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional. Sementara menurut Rustiadi et al. (2006), wilayah didefinisikan
sebagai unit geografis dengan batas-batas yang spesifik (tertentu) dimana
bagian-bagian dari wilayah tersebut (sub wilayah) satu sama lain saling
berinteraksi secara fungsional. Dari definisi tersebut, terlihat bahwa tidak
ada batasan yang spesifik dari luasan suatu wilayah. Batasan yang ada lebih
bersifat meaningful,

baik untuk perencanaan, pelaksanaan, monitoring,

pengendalian, maupun evaluasi. Dengan demikian batasan wilayah tidaklah
selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis.
Pengembangan wilayah merupakan program menyeluruh dan terpadu
dari semua kegiatan dengan memperhitungkan sumberdaya yang ada dan
memberikan kontribusi pada pembangunan suatu wilayah.

Konsep

pengembangan wilayah adalah suatu upaya dalam mewujudkan keterpaduan
penggunaan sumberdaya dengan penyeimbangan dan penyeserasian
pembangunan antar daerah, antar sektor serta antar pelaku pembangunan
dalam

mewujudkan

tujuan

pembangunan

daerah

(Anwar

dan

Rustiadi, 1999).
Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget et al., 1977 dalam
Rustiadi et al., 2006) mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan konsep
wilayah dalam tiga kategori, yaitu: 1) wilayah homogen (uniform atau
homogenous region), 2)

wilayah nodal (nodal region), dan 3) wilayah

perencanaan (planning region atau programming region).

Wilayah

homogen adalah wilayah yang dibatasi berdasarkan pada kenyataan bahwa
faktor-faktor dominan pada wilayah tersebut bersifat homogen, sedangkan
faktor-faktor yang tidak dominan dapat beragam (heterogen).
Dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
menyebutkan kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan

12

utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan dan pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Dengan kondisi
demikian, strategi pembangunan bagaimana yang mampu menjawab
tantangan pembangunan perdesaan, sehingga mampu mengangkat kondisi
kawasan ini untuk maju dan seimbang dengan kawasan perkotaan belum
terjawab secara sempurna. Pembangunan perdesaan selama orde baru yang
identik dengan pembangunan padi, secara keseluruhan telah mendudukkan
posisi petani sebagai salah satu alat (obyek) untuk menyukseskan skenario
bes