Ayam Kampung Super dan Produktivitasnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ayam Kampung Super dan Produktivitasnya

Ayam kampung atau disebut pula ayam lokal merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak unggas lokal Indonesia yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha diversifikasi peternakan ayam. Menurut Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2014, populasi ayam kampung di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 275.116,12 ekor dan meningkat menjadi 285.021,08 ekor pada tahun 2015. Data statistik seperti disebut di atas menunjukkan populasi ayam kampung, namun belum diikuti oleh pertambahan bobot badan. Bobot badan rata-rata ayam kampung yang dipelihara sampai umur 10 minggu mencapai 683,58 g dan rata-rata bobot badan ayam kampung super mencapai 0,8 - 1,0 kg pada umur 9 minggu. Pemeliharaan model intensif pada umur 60 hari rata-rata bobot badan ayam kampung super dapat mencapai 0,85 kg, sedangkan ayam kampung tetua hanya 0,50 kg Muryanto, 2005. Ayam kampung super merupakan hasil persilangan antara ayam kampung dengan ayam petelur ras yang performanya sangat mirip dengan ayam kampung. Ayam kampung super memiliki daging yang empuk dan tidak lembek, manis dan gurih lebih disukai konsumen. Konsumsi rata-rata per kapita seminggu ayam kampung super di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 0,076 kg dan pada tahun 2014 sebanyak 0,086 Badan Pusat Statistik, 2015. Ayam kampung super dengan masa panen 2 - 3 bulan serta memiliki produksi jumlah telur 180 butir per indukantahun. Ayam kampung super memiliki kekurangan yaitu konsumsi ransum cukup tinggi dibandingkan dengan ayam kampung sehingga terjadi pemborosan ransum Mulyono dan Raharjo, 2002. Tingkat kematian ayam kampung super relatif rendah yaitu sebesar 5. Pertambahan bobot badan merupakan tolak ukur yang lebih mudah untuk memberi gambaran mengenai pertumbuhan ayam Yunilas, 2005. Pertumbuhan adalah cerminan dari nutrien dalam ransum yang dikonversi menjadi daging Sahara et al. , 2013. Pertambahan bobot badan sangat berkaitan dengan kualitas dan kuantitas ransum. Pertambahan bobot badan dapat mengalami perlambatan apabila konsumsi ransum dibawah kebutuhan konsumsi standar Uzer et al ., 2013. 2.2. Ransum dan Kebutuhan Nutrisi Unggas pada Umumnya Ransum merupakan campuran berbagai bahan organik dan anorganik yang diberikan pada ternak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi Retnani et al ., 2009. Ransum unggas harus memiliki kandungan nutrisi yang meliputi energi metabolis, protein, lemak, mineral dan vitamin. Penyusunan ransum unggas perlu memperhatikan imbangan energi metabolisme dan protein untuk menentukan efisiensi ransum Sofiati, 2008. Protein digunakan sebagai bahan pembentukan jaringan tubuh Budiansyah, 2010. Asam amino yang dapat disintesis di dalam tubuh disebut asam amino non esensial, sedangkan yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh disebut asam amino esensial Widodo, 2010. Asam amino esensial yaitu, arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin, tirosin, sistin, glisin Ravindra, 2015. Kelebihan protein disimpan dalam bentuk energi dan dibuang melalui urin, sedangkan kekurangan protein dapat mengakibatkan gangguan pemeliharaan jaringan tubuh dan pertumbuhan terganggu Gultom et al. , 2014. Efektivitas penggunaan energi dan protein dalam tubuh unggas tidak terlepas dari keberadaan mineral. Mineral merupakan komponen dari senyawa organik dan kimiawi jaringan tubuh yang berperan dalam proses metabolisme Widodo, 2010. Mineral merupakan unsur penting dalam pembentukan tulang Widodo et al ., 2012. Kebutuhan nutrisi unggas tergantung pada umur, bobot badan, strain , aktivitas, suhu lingkungan, tujuan produksi dan kesehatan ternak tersebut Amrullah, 2004. Imbangan protein dan energi dalam pakan ayam kampung yang dibutuhkan pada masa pertumbuhan adalah 15 protein dan 2.600 kkalkg energi metabolis Resnawati, 2001, seperti terantum pada Tabel 1. Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Ayam Kampung Resnawati, 2001 Nutrien Fase Starter Fase Grower Fase Finisher Protein 15,00 - 17,00 14,00 14,00 Energi Metabolis kkalkg 2600 2400 2400 - 2600 Lisin 0,87 0,45 0,68 Metionin 0,37 0,21 0,22 - 0,30 Kalsium 0,90 1,00 3,40 Fosfor tersedia 0,45 0,40 0,34

2.3. Bahan Pakan Konvensional dan Non Konvensional

Dokumen yang terkait

Penggunan Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Fermentasi terhadap Penggunaan Protein pada Ayam Kampung Super - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 12

Penggunan Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Fermentasi terhadap Penggunaan Protein pada Ayam Kampung Super - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 3

Penggunan Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Fermentasi terhadap Penggunaan Protein pada Ayam Kampung Super - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 7

Pengaruh Penggunaan Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap Profil Lemak Darah Ayam Petelur - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 12

PERFORMANS PRODUKSI AYAM KAMPUNG SUPER AKIBAT PENGGUNAAN TEPUNG DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia) FERMENTASI DALAM RANSUM - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 12

PERFORMANS PRODUKSI AYAM KAMPUNG SUPER AKIBAT PENGGUNAAN TEPUNG DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia) FERMENTASI DALAM RANSUM - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

Penggunaan Tepung Daun Mengkudu Fermentasi dalam Ransum terhadap Produksi Karkas Ayam Kampung Super - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 1 12

Penggunaan Tepung Daun Mengkudu Fermentasi dalam Ransum terhadap Produksi Karkas Ayam Kampung Super - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 3

Penggunaan Tepung Daun Mengkudu Fermentasi dalam Ransum terhadap Produksi Karkas Ayam Kampung Super - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

5 14 11

Penggunaan Tepung Daun Mengkudu Fermentasi dalam Ransum terhadap Produksi Karkas Ayam Kampung Super - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 8