Hasil dan Pembahasan Untuk selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa 1 hasil arilasi 4-iodida anisol dengan

A. Lesbani, et. al. JRSKT Vol. 3 No. 1 Juli 2013 ISSN: 2302-8467 241

3. Hasil dan Pembahasan

Skama reaksi arilasi 4-iodida anisol dengan t-butil germanium dilakukan dalam kondisi inert menggunakan katalis paladium disajikan pada Gambar 1. Seperti terlihat pada Gambar 1, reaksi arilasi 4-iodida anisol dengan t-butil germanium dilakukan pada temperatur ruang selama 8 jam. Reaksi arilasi ini tergolong lambat bila dibandingkan dengan reaksi antara t-butil germanium dengan 2-iodida thiophen, 3-iodida thiophen maupun 4-iodida thioanisol seperti yang telah dilaporkan oleh Lesbani. et.al [5]. Rendemen yang terbentuk pada reaksi Gambar 1 diatas sebesar 35 yang merupakan rendemen hasil isolasi senyawa 1 dalam keadaan murni setelah proses pemisahan dengan kromatografi kolom. Walaupun rendemen senyawa 1 yang terbentuk tidak terlalu besar akan tetapi senyawa 1 yang dihasilkan memiliki kemurnian yang tinggi sehingga proses rekristalisasi menggunakan metanol mudah untuk dilakukan. Kristal hasil rekristalisasi berupa padatan putih. Tahap awal identifikasi hasil reaksi arilasi dilakukan melalui penentuan titik leleh [10]. Hasil penentuan titik leleh terhadap Kristal putih yang merupakan senyawa 1 didapat sebesar 113,5-114,5 o C. Perbedaan rentang titik leleh yang tidak terlalu besar ini mengindikasikan kemurnian senyawa

1. Untuk selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa 1 hasil arilasi 4-iodida anisol dengan

t-butil germanium menggunakan GC-MS. Pola fragmentasi massa senyawa 1 disajikan pada Gambar 2. Pada Gambar 2 terlihat bahwa senyawa 1 memiliki puncak ion molekul terbesar pada mz 452. Hasil awal pengukuran tidak memperlihatkan puncak ion molekul pada mz 452. Akan tetapi hasil pembesaran puncak ion molekul pada pola fragmentasi senyawa 1 memperlihatkan adanya mz 452 dengan intensitas yang sangat kecil seperti tersaji pada Gambar 2. Hasil perhitungan secara teoritik bobot molekul senyawa 1 didapat nilai 452 gmol. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa 1 merupakan senyawa hasil arilasi 4-iodida anisol dengan t-butil germanium. Puncak ion molekul pada Gambar 2 ditampilkan dalam dua gambar dikarenakan puncak ion molekul pada mz 452 yang memiliki intensitas yang sangat rendah. Walaupun intensitas pada puncak ion molekul mz 452 tidak tinggi akan tetapi adanya fragmentasi puncak ion molekul pada mz 395 dengan intensitas 100 menunjukkan adanya fragmentasi senyawa 1. Gambar 3. Spektra 1 H NMR senyawa 1. Gambar 2. Pola fragmentasi senyawa 1. Pola fragmentasi hasil pembesaran puncak ion molekul senyawa 1 disajikan didalam kotak dimana mz 452. JRSKT Vol. 3 No. 1 Juli 2013 A.Lesbani, et. al. 242 ISSN: 2302-8467 Gambar 4. Spektra 13 C NMR senyawa 1. Puncak ion molekul pada mz 395 tersebut mengindikasikan adanya fragmentasi dari gugus t-butil mz 57 pada senyawa 1 [11]. Selanjutnya dilakukan identifikasi menggunakan spektrofotometer NMR satu dimensi 1 H dan 13 C [12] seperti yang tersaji pada Gambar 3 dan 4. Pada spektra 1 H NMR seperti yang tersaji pada Gambar 3 terlihat bahwa adanya empat puncak-puncak proton ekivalen pada senyawa

1. Keempat puncak-puncak proton ekivalen