Model Pengelolaan Air Tanah Daerah Lereng Gunung Merapi di Kabupaten Klaten Jawa Tengah

Bidang Unggulan: Lingkungan
Kode/Nama Rumpun Ilmu: 100/MIPA

LAPORAN AKHIR
PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
Penguatan Pembangunan Berkelanjutan

MODEL PENGELOLAAN AIR TANAH
DAERAH LERENG GUNUNG MERAPI
DI KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH
Tim Peneliti

Drs. Suharjo, M.S. NIDN: 0602075301
Drs. Muhammad Musiyam. M.TP.
NIDN:0626026201
R.Muhammad Amin Sunarhadi, SSi., M.P.
NIDN:0613027501
Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M.S.
NIDN:0604116301
Dibiayai oleh Koordinasi Perguruan Tinggi Wilayah VI,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Sesuai dengan Surat Perjanjian

Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor: 007/K6/KL/SP/PENELITIAN/2014,
tanggal 8 Mei 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NOVEMBER 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya, yang telah dilimpahkan sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan Penelitian
Unggulan Perguruan Tinggi yang dibiayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi/Koordinator Kopertis
Wilayah VI Jawa Tengah tahun pertama ini dengan baik. Laporan ini disusun sebagai
pertanggungjawaban kami terhadap kepercayaan yang telah diberikan oleh DP2M
Ditjen Dikti/Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah.
Penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar karena bantuan dan kerjasama
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggoi dan Koordinator Peguruan Tinggi Swasta Wilayah VI Jawa
Tengah yang telah memberikan kesempatan untuk mengungkapkan kemampuan

intelektual penulis melalui penelitian dengan membiayai seluruh rangkaian kegiatan
penelitian ini.
2. Ketua Lembaga dan Pengabdian kepada Masyarakat beserta staf, yang telah
memfasilitasi jalannya penelitian ini memberikan bantuan dana hibah penelitian.
3. Tim peneliti yang telah mencurahkan segala kemampuan baik tenaga, fikiran dan
waktu demi selesainya penelitian ini
4. Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan berupa apapun dalam rangka menyelesaikan laporan penelitian ini.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik
dan saran penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Surakarta, November 2014
Tim Peneliti

iii

DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................

iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................

vi


RINGKASAN .......................................................................................................................

vii

BAB I.

PENDAHULUAN ...............................................................................................

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................

5

A. Pengertian Air Tanah......................................................................................

5


B. Wadah/Tempat Air Tanah di Dalam Bumi .....................................................

6

C. Sistem Administrasi dan Peraturan.................................................................

9

D. Fokus Penelitian yang Dilakukan ...................................................................

11

BAB III

METODE PENELITIAN ....................................................................................

13

BAB IV


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................

17

A. Hasil Penelitian .............................................................................................

17

B. Pembahasan ..................................................................................................

28

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................................

29


B. Saran .............................................................................................................

29

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

31

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 . Data Kualitas Air Tanah Dangkal di Satuan Bentuklahan ....................

23

Tabel 4.2. Data Pencemaran Air Tanah di Dataran Fluvial Vulkan Untuk
Permukiman Daerah Kabupaten Klaten Jawa Tengah .........................

v


26

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.

Kerangka Teori Model Pengelolaan Air Tanah Daerah
Lereng Gunung Merapi di Kabupaten Klaten Jawa Tengah .........

12

Gambar 3.1.

Bagan Alir Penelitian ....................................................................

14

Gambar 4.1.


Peta Administrasi Daerah Penelitian ............................................

18

Gambar 4.2.

Peta Bentuk Lahan, Hasil Proses Alami dan Antropogenik .........

21

Gambar 4.3.

Peta Satuan Lahan Daerah Klaten ................................................

25

Gambar 4.4.

Diagram Batang Pencemaran Air Tanah Alami dan Antropogenik


27

vi

RINGKASAN

Penelitian air tanah di Kabupaten Klaten mendasarkan UU No.7 Tahun 2004
Pasal 1Angka18 yaitu upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat,
dan fungsi Sumberdaya Air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang
maupun yang akan datang.
Permasalahan berkaitan dengan air tanah daerah lereng Gunung Merapi di
Kabupaten Klaten yang didapatkan dari hasil penelitian Tahun 2005-2008: 1) jumlah
mata air yang semula 162 menurun menjadi 134 tempat, ini berarti jumlah air dari mata
air berkurang; 2) kerusakan lahan di lereng atas dan tengah akibat aktivitas manusia
dalam bentuk (penambangan pasir, bahan batu bata, permukiman) sehingga lahan
imbuhan air tanah berkurang; 3) terjadi konflik pengguna air tanah (antar petani, antar
masyarakat, dan antar pemerintahan Kabupaten Klaten dengan Kota Surakarta); 4)
dampak gempa bumi tektonik yaitu air sumur asin, bangun air tanah rusak, dan
pergeseran/patahan struktur litologi atau posisi aquifer, dan 5) penurunan kualitas air

sumur di daerah permukiman yang berdekatan dengan lahan pertanian. Penelitian ini
fokus pada permasalahan kedua dan ketiga meskipun tetap memperhatikan
perkembangan dan keterkaitan permasalahan lainnya.
Tujuan penelitian; pemodelan pengelolaan air tanah daerah lereng Gunung Merapi
yang berkelanjutan. Pada Tahun I Pemetaan Potensi (kualitas dan kuantitas) air tanah di
setiap Satuan Bentuklahan dan Satuan Lahan. Tahun II analisis penggunaan air tanah
domestik, pertanian, perkebunan, industi, perkantoran, dan air kemasan. Tahun III
analisis partisipasi masyarakat pengguna air tanah, peraturan pemerintah daerah
Kabupaten Klaten dan Kabupaten Kota Surakarta tentang air tanah, serta membuat
model pengelalaan air tanah.
Metode penelitian menggunakan survei, interpretasi penginderaan Jauh, Sistem
Informasi Geografi (SIG), analisa laboratorium, wawancara, dan forum diskusi
kelompok (FGD).
Hasil yang diharapkan adalah Tahun I peta kuantitas dan kualitas air tanah mata
air di lereng Merapi, peta kualitas dan kuantitas air tanah dangkal (air sumur) di dataran
fluvial kaki Merapi, dan Perbukitan Bayat. Tahun II peta pemanfaatan air tanah untuk
pertanian, perkebunan, industri, domestik, perkantoran, dan air kemasan. Tahun III
model pengelolaan air tanah daerah lereng Merapi di Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

vii

BAB I
PENDAHULUAN

Qur’an memberikan petunjuk nilai air minimal menjadi enam fungsi, yaitu 1)
air sebagai asal dari organisme (Q.S. al-Anbiyâ’/21: 30), termasuk manusia (Q.S. alFurqân/25: 54) dan hewan (Q.S. al-Nûr/24: 45), 2) air sebagai kebutuhan pokok
makhluk hidup untuk dapat survive (Q.S. al-Baqarah/2: 22, 60; al-Hijr/15: 22; alNahl/16: 10-11; Thâhâ/20: 53), 3) air sebagai sarana konservasi tanah (Q.S. alBaqarah/2: 164), 4) air sebagai sarana penyucian dan kesehatan (Q.S. al-Anfâl/8:
11; dan (H.R. Ibn Mâjjah No. 3053 dan H.R. Ahmad No. 2517), 5) air (dalam
bentuk sungai, danau, dan laut) sebagai lahan untuk transportasi dan habitat bagi
banyak makhluk (Luqmân/31: 31; dan Q.S. al-Nahl/16: 14); dan 6) air sebagai simbol
surga, ketakwaan, dan rahmat Tuhan di dalam kehidupan akhirat (Q.S.
Muhammad/47: 15; dan al-Ghâsyiyah/88: 11-12).
Santoso, 2013; menegaskan bahwa ajaran Islam membangun pandangan dunia
Islam tentang lingkungan, termasuk sustainabilitas atau keberlanjutan air, menjadi
tiga kategori meliputi ontologis, epistimologis, dan aksiologis. Nilai-nilai ontologis
adalah tauhid, istikhlaf, dan taskhir. Tauhid berarti kesatuan Pencipta dan ciptaanNya,
kesatuan manusia, dan alam yang membentuk landasan pendekatan holistik pada
pandangan dunia Islam tentang air yang berkelanjutan. Istkhlaf berarti penunjukan
manusia sebagai mandataris Alloh di bumi untuk memakmurkannya termasuk
tanggungjawabnya dalam mengamankan air yang berkelanjutan. Taskhir berarti
penciptaan dan penyediaan alam oleh Alloh dengan segala sumberdaya alamnya
termasuk air untuk kehidupan manusia. Ketiga nilai ini mengimplisitkan tiga faktor
penting keberlanjutan air, yaitu Tuhan, manusia, dan alam. Nilai-nilai epistimologi
meliputi amanah, adil dan ihsan, mizan, wasath, dan thaharah. Mizan berarti
mengamankan

lingkungan/air

yang

merupakan

tugas

dipercayakan

oleh

Penciptanya. Manusia yang tidak menjalankan keberlanjutan air adalah manusia
yang telah mengkhianati kepercayaanNya. Adil dan ihsan berarti hubungan antar
sesama manusia maupun hubungan antara manusia dan alam terkait dengan

1

keberlanjutan air dilaksanakan dengan prinsip keadilan (menempatkan sesuatu pada
tempatnya) dan kebajikan (menjadi aktor dalam keberlanjutan lebih utama sekedar
menjadi konsumen). Mizan berarti makhluk Alloh diciptakan dengan kadar
masing–masing

yang

membangun

harmoni/keseimbangan

sistem

alam

(keberlanjutan lingkungan, pemanfaatan air, udara, dan energi). Wasath berarti
memilih jalan tengah diantara hal ekstrim dalam perencanaan untuk pengelolaan
lingkungan, perilaku sosial, pencapaian keilmuan, dan konsumsi.
Sumberdaya alam termasuk air. Thaharoh berarti kesucian spiritual dan
kebersihan

fisikal.

Kesucian

spiritual

menghasilkan

individu

yang

sadar

kehadiran Alloh sehingga berdampak pada harmoni masyarakat dengan lingkungan
sedangkan kebersihan fisikal menghasilkan masyarakat sehat, menjauhi pencemaran
lingkungan, menghasilkan ekonomi bersih, menjauhi teknik pemasaran palsu, dan
menghindari riba. Nilai-nilai aksiologis meliputi rahmah dan manfaat yang berarti
segala hubungan dan perlakuan terhadap semua makhluk hidup, termasuk air,
berujung pada terwujudnya manfaat bagi manusia sendiri maupun rahmah bagi
seluruh isi alam.
Dalam terapan pengelolaan sumberdaya air, Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 33 dengan eksplisit dan tegas menyatakan Bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pasal ini sejalan dengan nilai air
menurut Alqur’an secara ontologis, epistimologis, dan aksiologis. Undang-Undang
Sumberdaya Air Nomor 7 Tahun 2004 Pasal 40 Ayat 4 menyebutkan koperasi, badan
usaha swasta, dan masyarakat dapat berperan serta dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem penyediaan air minum. Aturan ini memerlukan pengaturan
lebih jelas di tingkat pelaksanaan. Ketidakjelasan pelaksanaannya akan menimbulkan
permasalahan- permasalahan sistem pemanfaatan air di lapangan. Hal ini terbukti dari
kajian sejak Tahun 2005 yang menunjukkan konflik pemanfaatan air tanah di
lereng Gunung Merapi.
Permasalahan daerah lereng Gunung Merapi di Kabupaten Klaten antara lain
terjadi 1) konflik antara pemanfaat air untuk masyarakat petani dengan badan usaha
air minum swasta di sumber mata air, 2) konflik penggunaan air minum antara

2

Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten dengan Pemerintah Daerah Kota Surakarta.
Mendasarkan pada permasalahan tersebut peneliti ingin melakukan penelitian dengan
judul Model Pengelolaan Air Tanah daerah Lereng Gunung Merapi di Kabupaten
Klaten Jawa Tengah.
Penelitian ini bertujuan menciptakan model pengelolaan air tanah daerah lereng
Gunung Merapi di Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Sifat/karakter air tanah akan
tergantung pada curah hujan, sifat jenis batuan penyusun aquifer yang dilalui oleh air
tanah. Sifat jenis batuan penyusun bentuklahan dipermukaan bumi ini bervariasi maka
potensi (kualitas dan kuantitas) air tanah di setiap bentuklahan berbeda beda. Potensi
air tanah di bentuklahan asal Gunung Merapi di Kabupaten Klaten berbeda dengan
potensi air tanah di bentuklahan lain, misalnya bentuklahan asal topogarafi karst
daerah Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah, maka model pengelolaan air tanah berbeda.
Tujuan utama penelitian ini dapat dicapai dengan mengetahui distribusi
kuantitas dan kualitas air tanah di setiap satuan lahan, data pemanfaatan air tanah, dan
peraturan daerah tentang penggunaan air tanah. Pada tahun pertama akan dilakukan
pemetaan potensi air tanah/air sumur di setiap satuan lahan dengan sklala 1: 25.000
dan memetakan potensi air tanah/mata air yang berjumlah 162 mata air berskala 1:
25.000. Pada tahun kedua menganalisa distribusi pemanfaatan air tanah/air sumur dan
air tanah/mata air untuk permukiman, pertanian non pertanian, industri dan badan
usaha swasta dan pemerintah. Tahun ketiga dilakukan analisis data forum group
diskusi (FGD) anggota masyarakat, badan usaha swasta berkaitan dengan air dan
pemerintah sebagai penentu kebijakan air tanah dari Kabupaten Klaten dan Kabupaten
Kota Surakarta; dengan sistem analisa geografi hasil penelitian tahun pertama, kedua,
dan ketiga dihasilkan tujuan utama penelitian ini.
Urgensi penelitian

yang akan dilakukan adalah menciptakan strategi

pengelolaan sumberdaya air tanah yang lestari dan berkelanjutan. Strategi pengelolaan
tersebut mempertimbangkan asek perencanaan, pemanfaatan, pemerataan, dan
penertiban, pemantauan dan pengawasan, pengaturan, pengendalian, dan pelestarian.
Pelaksanaan pembangunan
keberlanjutan

berkelanjutan diarahkan

untuk

terjaminnya:

(1)

ekologi (ecological sustaina-bility), (2) berkelanjuan ekonomi

(economical sustainability), (3) berkelanjutan sumberdaya dan lingkungan (resources

3

and environment sustaina-bility), (4) berkelanjutan sistem managemen (management
sustainability), dan

(5) berkelanjuan teknologi (tecnological sustainability).

Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi pangan hasil pertanian khususnya
daerah Klaten dan umumnya di daerah lingkungan gunung api di Indonesia yang
memperhatikan faktor dinamika wilayah oleh perkembangan permukiman penduduk.
Kontribusi terhadap ilmu pengetahuan yaitu: 1) terdapat hubungan antara
bentuklahan

dengan

potensi

(kualitas

dan

kuantitas)

air

tanah;

berbeda

bentuklahannya maka berbeda potensi (jumlah dan kualitas) air tanahnya; aplikasinya
teknis pengelolaan setiap bentuklahan dan satuan lahan yang berbeda maka model
pengelolaan air tanah juga berbeda.
Berhubungan dengan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta yang dibangun
untuk periode Tahun 2012 menuju tahapan Tahun 2020 bahwa hasil penelitian ini
menjadi data dasar dalam mencapai unggulan Transformasi menuju masyarakat
utama dalam bidang kesehatan lingkungan permukiman.

4

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan
1. Jumlah air tanah untuk air minum tahun 2008 diperkirakan 1164000 Jiwa X
150 L/hari = 174.600.000 L/hari. Jika pertambahan penduduk pada tahun
2018 sebanyak 50.000 jiwa, maka membutuhkan air tanah sebesar 7.500.000
L/hari.Pada tahun 2018 , penduduk Klaten akan membutuhkan air tanah
sebesar 182 100 000 liter/hari. Jika kondisi lingkungan tidak berubah maka
pada tahun 2018 air tanah masih mengalami kelebihan 723 618 722liter/hari 182 100 000. liter /hari = 541 518 722 liter/hari.
2. Kualitas air tanah bebas/ mair sumur tercemar alami yaitu menelusupnya
air asin ( fosil air air laut) melalui rekahan perlapisan batuan kedalam
sumur penduduk. Yang ditunjukkan dengan daya hantar listrik ( DHL}
103880 mmhos/cm.
3. Kualitas air tanah/air sumur di satuan lahan dataran fluvial vulkan untuk
permukiman

telah tercemar akibat aktivitas penduduk atau “pencematan

antropogenik. Ini ditunjukkan
terdapat coliform total

6

data nomer sampel 1 sampai dengan 10

sampai 2200 MPN/100 ml yang seharusnya

menurut baku mutu air minum nihil;

kandungan nitrat

pada sampel

2,6,7,8,10 sebesar 17,883 mg/l, 17,883mg/l, 13,488 mg/l, 18,691 mg/l dan
20,644 mg/l. Berdasarkan analisa membandingkan dengannilai baku mutu
air bersih menteri kesehatan no. 416/MENKES/KES/IX/1990

2. Saran
1. Perlu

dilakukan

penelitian

penggunaan

airtanah

untuk

antropogenik

(permukiman, pertanian, perkebunan, perkantoran, air kemasan, dan jenis
konflik pengguna air). Sehingga kelebihan yang berjumlah 541 518 722
liter/hari tahun 2018 dapat mengatasi permasalahan konflik pengguna air.

30

2. Pendidikan lingkungan daerah yang air tanahnya tercemar antropogenik dan
alami
3. Perlunya pengelolaan air tanah daerah satuan lahan dataran fluvial vukkan
untuk permukiman.

31

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Agus Sigit, Suharjo; dkk, 2007. Analisis Proses Geomorfologi Melalui SIG
untuk Pengelolaan Lahan Pertanian Daerah Kabupaten Klaten Jawa
Tengah. Penelitian PHK A-2 Fakultas Geografi UMS
Engelen, G.B; F. Klosterman, 1996. Hydrological System Analysis Method
and Applications. Kluwer Academic Publisher. London.
Kodoatie, Robert J., Roestam Sjarief, 2005. Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu
Andi Jl. Beo 38-40. Telp (0274) 561881 (hanting) Fax. (0274) 588282
Yogyakarta 55281
Santoso, M..Abdul Fattah 2013. Air Dan Pemeliharaannya Makalah Seminar Fikih
Air Dan Masa Depan Umat Manusia Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan
Pusat Muhammadiyah.
Soenarno, 2005. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Air dan Privatisasi atas
Air. Makalah. Proseding Seminar Nasional. Fak. Geografi UMS
Suharjo; dkk, 2005. Studi dan Pemetaan Sumber Air di Kabupaten Klaten.
Penelitian Badan Perencanaan Pengembangan Daerah (BAPPEDA)
Kabu-paten Klaten. Suharjo, dkk, 2006. Analisis Degradasi Lahan Pasca
Gempa Bumi Tektonik Daerah
Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Penelitian PHKA-2 Fak. Geografi UMS. Suharjo,
2006. Proses Geomorfologi Solo, Penelitian Fundamental Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional
Suharjo, 2007. Evolusi Lereng dan Tanah Daerah Solo dan Sekitarnya. Penelitian
Fundamental. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada
Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional. Departemen
Pendidikan Nasional
Suharjo, Alif Noor Anna, Munawar Cholil. 2008 Model Pengelolaan Air Tanah
Pasca Gempa Tektonik Di Lereng Merapi Daerah Klaten Jawa
Tengah.Penelitian Hibah Bersaing
tahun
pertama
Direktorat
Pembinaan
Penelitian
dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional

32

Suharyadi, 1984. Geohidrologi. Diktat Kuliah.
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Jurusan

Teknik

Geologi

Sunarhadi, M. A., Utami, S. R., Sudarto. 2001. Pengelolaan Sempadan Sungai
Brantas di Kota Malang, Jawa Timur. Jurnal BIOSAIN, 1(3) Desember
2001, 84-98. Universitas Brawijaya, Malang.
Sunarhadi, M A, Suharjo, Alif Noor Anna. 2013. Model Pengelolaan Sempadan
Sungai di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian Pusat Studi (PESATU).
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Tood. David Keith, 1959. Grounwater Hydrology. New York John Wely and Sons.
Verstappen, H. 1983. Applied Geomorphology: Geomorphological
Surveys for Environmental Development. Amsterdam: Elvisier.

33