PENDAHULUAN PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN PERATURAN SNI 2847:2013 DAN SNI 1726:2012.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, kota Yogyakarta dikenal sebagai salah satu kota

dengan kawasan berkembang pada bidang perindustrian, pendidikan dan
pariwisata. Terkait dengan hal tersebut kebutuhan manusia akan ruang selalu
mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Kebutuhan tersebut meliputi
kebutuhan ruang untuk tempat tinggal, untuk tempat bekerja, untuk tempat wisata,
dan lain-lain. Masalah ini tidaklah mudah untuk diselesaikan karena seiring
dengan berjalannya waktu, jumlah penduduk semakin meningkat, sementara lahan
yang ada semakin berkurang.
Menjawab tantangan tersebut, para ahli menawarkan beberapa alternatif
solusi. Salah satu alternatif yang ditawarkan pada bidang konstruksi adalah
pembangunan bangunan bertingkat (bangunan bertingkat rendah maupun
bangunan bertingkat tinggi). Pembangunan bangunan bertingkat difokuskan pada
pengembangan bangunan ke arah vertikal, dan bukan ke arah horisontal.
Pembangunan bangunan bertingkat meliputi banyak unsur dalam

perancangan dan hitungan. Salah satunya adalah merancang bangunan yang
memiliki ketahanan terhadap gempa. Keamanan dan kekuatan dalam perencanaan
gedung merupakan hal yang penting karena Yogyakarta termasuk daerah yang
rawan gempa. Perlindungan untuk mengurangi angka kematian penduduk dan

1

2

kerusakan berat akibat goncangan gempa harus menjadi pertimbangan tersendiri.
Dengan menggunakan prinsip dan peraturan yang benar, diharapkan bahwa
kerugian harta benda dan jiwa manusia dapat dikurangi.
1.2

Rumusan Masalah
Permasalahan pada Tugas Akhir ini adalah merencanakan struktur atas

dari bangunan bertingkat tinggi yang aman terhadap beban – beban yang terjadi.
Perencanaan struktur meliputi estimasi dimensi struktur, analisis struktur,
perencanaan penulangan balok, kolom, dan pelat lantai dengan menggunakan

peraturan-peraturan yang telah ditetapkan Departemen Pekerjaan Umum atau
Badan Standarisasi Nasional. Dalam hal ini digunakan SNI 2847:2013 dan SNI
1726:2012.
1.3

Batasan Masalah
Batasan masalah yang ditetapkan dalam penulisan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut :
1. Struktur bangunan yang digunakan untuk bahan perancangan mengacu
pada gambar arsitek gedung condotel Best Western Adisucipto,
Yogyakarta dengan beberapa modifikasi.
2. Perancangan meliputi: balok, kolom dan pelat lantai yang menggunakan
struktur beton bertulang.
3. Perancangan elemen struktur menggunakan analisis yang mengacu pada
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan SNI 2847:2013.

3

4. Analisis perencanaan ketahanan gempa mengacu pada Tata Cara

Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI
1726:2012.
5. Analisis pembebanan menggunakan beban mati, beban hidup, dan beban
gempa sesuai dengan Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah
dan Gedung 1987.
6. Analisis beban gempa menggunakan analisis beban gempa Statik
Ekivalen.
7. Analisis struktur dilakukan dengan program bantu Extended Three
Dimension Analysis of Bulding System(ETABS version 9.0.7)

8.

Spesifikasi material yang digunakan:
a. Beton bertulang dengan f’c = 25 MPa
b. Baja tulangan dengan :
fy = 240 MPa (BJTP) untuk diameter < 13 mm,
fy = 420 MPa (BJTD) untuk diameter > 13 mm.

1.4


Keaslian Tugas Akhir
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan penulis, judul tugas akhir

Perancangan Struktur Atas Gedung Condotel di Yogyakarta belum pernah
dilakukan sebelumnya.

4

1.5

Tujuan Tugas Akhir
Pengerjaan Tugas Akhir yang dilaksanakan penulis bertujuan untuk

merencakan dimensi elemen struktur atas serta melakukan analisis terhadap
struktur tersebut sehingga diperoleh hasil yang aman terhadap beban-beban yang
terjadi dan sesuai dengan fungsi serta memenuhi syarat-syarat perancangan dan
keamanan.
1.6

Manfaat Tugas akhir

Manfaat Penulisan Tugas Akhir dimaksudkan untuk memperoleh

pengalaman, pengetahuan, dan wawasan dalam perancangan struktur bangunan
gedung bertingkat tinggi sesuai dengan fungsinya dan memenuhi syarat-syarat
keamanan sesuai dengan peraturan Standar Nasional Indonesia. Dengan demikian,
setelah menjadi seorang Sarjana Teknik, penulis mampu menjawab permasalahan
pembangunan

gedung

sesuai

dengan

standar

keamanan

yang


berlaku.