TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH SUHU PEMBAKARAN PADA SIFAT MEKANIK BETON DENGAN CHEMICAL ADDITIVE GLENIUM ACE 8590.

BAB II
TINJAUAN
TINJ
TI
N AUAN PUS
PUSTAKA
US
STA
TAKA
Lianasari ((2000),
2000), men
nel
e iti beton dengan pen
nam
ambahan fly ash dan
meneliti
penambahan
superplastic
iciizer
ic
iz Sikame

m nt LN
me
LN pada
paada campuran
cam
ampu
pura
pu
rann be
ra
beto
tonn yang
to
y ngg dibakar pada
ya
pad
a a suhu 200°C
superplasticizer
Sikament
beton

200°C,
400°C
C dan
da 500°
°C. K
uaat te
teka
k n be
beto
tonn di
to
diuj
ujii pada
uj
pada uumur
m r 566 hari.. B
mu
e on nor
et
rmal umur 56

500°C.
Kuat
tekan
beton
diuji
Beton
normal
ha
ari pasca
pas
asca
caa bbakar
akar
ak
a ppada
ar
adaa suhu 200°C, 400°C dan 500°C mengalami
ad
men al
meng

alam
amii penurunan
am
penuruuna
penu
nan kua
hari
kuat
tekann berturut-turut
bert
be
rtturutt-tturut sebesar 4,19%, 13,24% dan 28,24%. Beton dengan
den
e gaan ca
camp
m urran fly
campuran
as
sh um
umur 56

56 hari hari pasca bakar pada suhu 200°C, 400°C dan 5500°C
0 °C m
00
enggalaam
en
ash
mengalami
penu
pe
nuru
nu
unaan kuat tekan berturut-turut sebesar 19.81%, 31,27% dan 331,42%.
1 42
1,
2%. B
ettonn
penurunan
Beton
dde
ngan campuran

campuran fly ash dan Sikament LN umur 56 hari hari pasca bakar
bakkar
ka pada
da suh
uhuu
uh
dengan
suhu
200°C,
200°
0°C,

C 400°C dan 500°C mengalami penurunan kuat tekan berturut-turut
berturut--tur
urut
ut sebesar
seb
besa
esa
8,64%,

14,37%.
penelitian
tesebut
dapat
88,
64%, 10,96% da
dann 14
,37%
37%
7%. Da
Dari
ri hhasil
a il pen
as
nelit
elit
itia
iann te
ia
tese

sebu
se
butt da
bu
dapa
patt dibandingkan bahwa
pa
bah
ahw
w
beton
campuran
beto
be
ton normal dan beton dengan camp
to
pur
u an fly ash jika dibakar pada suhu
hu 2200°C,
00°C

00
400°C
campuran
400°
40
0°C

C dan
dan 500°C,
500°
50
0°C,

C, beton
bet
eton
on dengan
den
enga
gann ca

ga
camp
m uran fly
fly ash
ash mengalami
meng
me
ngal
ng
alam
al
amii penurunan
p nu
pe
nuru
runa
ru
nann ku
na
kuat

at ttekan
ekan
tetapi
beton
yang
ng
g lebih
leb
ebih
ih besar,
bes
esar
ar,, te
ar
teta
tapi
pi jjika
ik be
ika
beto
t n fl
flyy ash
a h ditambahkan
as
ditamb
di
mbah
bah
ahka
kann dengan
deng
de
ngan
ng
a superplasticizer
an
supe
su
perp
pe
rpllasticize
rp
suhu
Sikament LN dan dibakar pada suh
hu 200°C,
C 400°C dan 500°C mengalami penurunan
C,
dibandingkan
beton
kuat tekan yang lebih rendah diban
ndi
d ngkan be
eton normal.
Ahmad (2009), meneliti mengenai
meng
ngenai
ng
ai gambaran kuat tekan setelah terbakar dan
model hubungan antara temperatur dan
n kkuat
uat tekan beton. Benda uji yang digunakan
berbentuk kubus dengan ukuran 15cm x 15cm x 15cm. Pemanasan dilakukan pada

6

7

suhu 200°C, 400°C dan 600°C, kuat tekan rata-ratanya berturut-turut sebesar 85,83%,
orm
or
mal
mal
58,40% dan 35,08% dari beton nnormal
Bayuasri (2
(200
(2006),
006), mene
00
meneliti
eliti perubahan perilaku
perilak
akuu mekanik beton akibat
akiba
temperatur tin
tinggi,
diuji
modulus
inggi, sifat mekanikk beton
in
bet
eton
on yyang
angg di
an
diuj
ujii adalah kuatt te
uj
tekan dan modulu
elastisita
tas.
ta
s Benda
daa uuji
ji yang
yan
angg digunakan
diggunakan adalah betonn K
di
2225 ddan
an K3
K
50, keduanya
kedu
duanya dibaka
du
elastisitas.
K225
K350,
dibakar
da suhuu 30
300°
0°C,

C, 6600°C
00°C
00
°C dan 900°C dengan waktu pembakaran
peemb
m ak
akar
aran
an
n 3 jjam,
a , 5 ja
am
am dan 7
pada
300°C,
jam
ja H
asil
as
il dari
dari pe
penelitian ini menunjukan bahwa setelah melalu
luii pr
lu
pros
oses
os
ess ppembakaran,
embakkaran
em
jam.
Hasil
melalui
proses
at ttekan
ekan
ek
a ddan
an modulus elastisitas dari beton berkurang. Semakin
n ttinggi
ingg
in
ggii temperatur
gg
temp
te
m erat
mp
atu
at
kuat
dan sema
ssemakin
e akin lama waktu pembakaran, sisa kekuatan dari kuat tekan
tek
kan
a bbeton
eton
et
on akan
aka
kaan
dan
semakinn kecil. Sebagai contoh, beton yang dibakar pada suhu 300°C selama 3 jjam
am
kuuat
a tek
kannya menjadi ± 71,8% dan selama 9 jam menjadi ± 60,04%.. B
eton
on K22
225
22
kuat
tekannya
Beton
K225
50 dibakar ppada
adaa ssuhu
ad
uhhu 6600°C
00°C
00
°C selama 5 jam,
jam memiliki
memil
ilik
il
ikii hasil
ik
h sil yang berbeda,
ha
berbeda, be
beto
to
on
dan K350
beton
K2 memiliki sisa kuat tekan ±36,40%
±36,40
40%
40
% dan beton K350 memiliki sisa kuat
kua
uatt te
ua
ekan
K225
tekan
±24,46%
dapat
disimpulkan
mempengaruhi
±24,
±2
4,46
4,
4 % sehingga
46
sehi
se
h nggga
g dap
pat disimpu
p lkan bahwa mutu beton memp
pen
enga
garu
ga
ruhhi
ru
hi kkuat
uatt ttekan
ua
ekan
beton
meskipun
waktu
beeto
tonn meskip
m
e ipun dibakar
dib
ib
bak
akar
ar pada
pad
adaa te
ttemperature
mper
mp
errat
atur
uree da
ur
dan wa
wakt
ktuu ya
kt
yyang
ng ssama.
ama.
am
a
sampel
Corsika (2013), penelitian ddilakukan
ilakuka
kann terhadap beton K300 dengan sampe
ka
berupa kubus 15 cm x 15 cm x 15 ccm.
Pembakaran
250°C,
m. Pembak
ak
karan dilakukan pada temperatur 250°C
500°C, 750°C, dan 1000°C dengan w
waktu
Proses
aktuu ppenahanan
enahanan selama 2, 4, dan 6 jam. Prose
pendinginan dilakukan dengan cara pe
perendaman
eren
rendaman kemudian didiamkan selama 24 jam
dengan temperatur ruangan. Dari hasil penelitian diperoleh pada temperatur 250°C,
500°C, 750°C, dan 1000°C penurunan kuat tekan sebesar 4,44%-7,41%, 12,59%-

8

22,96 %, 56,44%-66,22%, dan 76,74%-100%. Pada waktu penahanan selama 2 jam,
kuaat te
tek
ka sebesar
kan
sebe
se
besa
be
sarr 4,44%-76,74%, 6,67%-93,70 %, dan
sa
4 jam, dan 6 jam penurunan kuat
tekan
7,41%-100%. Pada ttemperatur
emperatur 250°C, 500°C, 750°C,
em
750°
0°C,
C, dan 1000°C peningkatan
porositas sebesar
16,98%-18,46%,
19,20%sebeesa
sar 8,09%-9,57%,
%,, 111,79%-15,50
1 79
1,
7 %% 15
15,5
, 0 %,
,5
% 16,98%-18
18,4
18
,46%, dan 19,20%
,4
26,61%. Pada
jam
Pa
waktu
u penahanan
pen
enah
ahanan
ah
n sselama
elam
el
amaa 2 jam,
jaam,
m, 4 jam,
jam
am, dan 6 ja
am peningkatan
porositas
poroositas
si sebesar
sebe
se
besa
be
sarr 8,
sa
88,09%-19,20%,
,09%% 19,20
20%, 8,83%-22,16%, da
dann 9,57%-26,61%.
9,57
9,
5 %--26
26,6
,61%
,6
1%. Dari
1%
rii penelitian
penelitian
ini
yang
terhadap
ini terlihat
terl
rllih
ihat
at bahwa
bahwa
ahwaa kenaikan
kenaikan temperatur memberi dampak ya
ang
n llebih
ebih
eb
ih
h bbesar
esar
es
a ter
errha
h dap
penurunan
dibandingkan
penu
nu
uru
runa
nan ku
na
kuat tekan beton dan peningkatan porositas beton jjika
ikaa di
diba
band
ba
n ingk
gkan
gk
dengan
deeng
ngan
an kkenaikan
en
naikan durasi pembakaran.
Simbolon
terhadap
Simbolon (2012), meneliti pengaruh lamanya pembakaran betonn terh
had
adap kkuat
ua
tekan
beton
diatas
te
beeton K250. Benda uji dibakar selama 1 jam dan 2 jam dengan
n suhuu diata
ta
100°C.
100°C
C. Hasilnya
Hasilnya benda uji
uji yang
yang dibakar selama
selam
ma 1 ja
jam
m mengalami penurunan
pen
enuurunan kkuat
en
ua
tekan
sebesar 10,14% sedangankan yyang
dibakar
te
ang di
an
dib
bakar selama 2 jam mengalami penurunan
pen
nur
urun
unan
un
kuat
maka
kuat
a ttekan
ekan sebesar 23,87%. Semakin lama jangka waktu pembakaran ma
ek
aka kkuat
uatt te
tekan
yang
yang dihasilkan
dih
hassil
ilka
kann semakin
ka
sema
se
maki
ma
kinn rendah.
ki
rend
re
ndah
ah.
h
Selain
tekan,
mengalami
Sellai
Se
lain
in ppenurunan
enur
en
uruunan
ur
un kuat teka
an,
n betonn yyang
ang dibakar juga
juga m
enga
en
gala
lami
la
mi perubahan
warna sesuai dengan meningkat
meningkatnya
temperatur.
Edhi
tn
tnya
tempe
peeratur. Menurut penelitian dari Edh
Wahyuni (2012), pada suhu 200°C
beton
C warna be
eton berubah menjadi abu-abu keputihan,
keputihan
suhu 400°C warna beton menjadi cokelat,
coklat
cookelat
ok att, suhu 600°C warna beton menjadi cokla
susu dengan bintik-bintik merah tua dann suhu 800°C warna beton menjadi putih.

9

Penelitan oleh Rochman (2006) menunjukkan bahwa kuat tekan beton
kuat lentur
len
e tu
turr be
bend
nda uji yang dipanaskan dalam tungku
nd
benda uji silinder maupun kuat
benda
pada temperatur 20
200ºC
200
0ºC meningkat sekitar 10-15%
0ºC
% ddibandingkan
ibandingkan dengan beton
normal yan
yang
dipanaskan.
Pada
400-600ºC,
kuat
ng ta
ttanpa
npa dipanask
skkan
an.. Pa
P
da ssuhu
u u an
uh
aantara
tara 400-6
600
00ºC, penurunan kua
tekann dan
dari
tekan
sebelumnya.
d n kuat llentur
da
entu
entu
turr hingga
ga mencapai
men
enca
capa
paii 50
50%
% da
dar
ri kuat teka
ri
kaan sebelumnya
Penurunan
Pe unaan in
Penuru
inii disebabkan
diseba
babk
bkaan karena adanya proses
bk
prosees de
ddekomposisi
k mp
ko
pos
osis
isii un
is
uunsur
sur CC-S-H yang
terurai
menjadi
memiliki
sama
teru
ruura
r i me
menj
njad
ad
di kapur bebas CaO serta SiO2 yang tidak m
emi
miili
liki
kii kekuatan
kek
ekua
u taan sam
sekali.
seka
se
kali
ka
li. Ka
li
Karena unsur C-S-H merupakan unsur utama yang menopang
me opa
meno
pang
ng kekuatan
kekua
uaatan
beton,
betton,
be
ton, maka pengurangan C-S-H yang jumlahnya cukup banyak
banya
yak akan
ya
akan sangat
sanga
gaa
mengurangi
mencapai
m nggurangi kekuatan beton. Jika suhu dinaikkan sampai menc
me
ncapai
nc
ai 11000ºC
0000º
0C
terjadilah
(CaCO3)
yang
terjaadilah proses karbonisasi yaitu terbentuknya Calsium Carbonat (C
CaCO33) ya
an g
berwarna
keputih-putihan
merubah
warna
beton
menjadi
beerw
rwarna keputih-p
put
utih
ihan
ih
an sehingga
sehingga meruba
baah wa
warn
rna permukaan be
rn
beto
ton menj
to
njad
nj
ad
lebih terang. Di samping itu pada
pad
da te
ttemperatur
mpeeratur ini terjadi penurunan lekatan
mp
n aantara
ntaar
nt
batuan
batu
ba
tuan dan pasta semen, yang ditandai oleh retak-retak dan oleh kerapuhan
tu
keraapuha
puha
han be
bbeton
eton
(mudah
tangan).
(mud
(m
uddah ddipecah
ipec
ip
ecah
ec
ah dengan
den
enga
gann ta
ga
tang
gan
an).
).