KERJASAMA INTERNASIONAL PEMERINTAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) DALAM MENDATANGKAN INVESTASI ASING DIBIDANG PARIWISATA

(1)

KERJASAMA INTERNASIONAL PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) DALAM

MENDATANGKAN INVESTASI ASING DIBIDANG

PARIWISATA

International Cooperation Of West Nusa Tenggara (NTB) Local

Goverment To Bring Foreign Investment In The Field Of Tourism

SKRIPSI

Oleh

MUH ZAMHARIRUDDIN

20120510194

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

KERJASAMA INTERNASIONAL PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) DALAM

MENDATANGKAN INVESTASI ASING DIBIDANG

PARIWISATA

International Cooperation Of West Nusa Tenggara (NTB) Local

Goverment To Bring Foreign Investment In The Field Of Tourism

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Hubungan Internasional

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

MUH ZAMHARIRUDDIN

20120510194

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

(4)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik sarjana di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ataupun di Perguruan Tinggi lainnya.

Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tulis atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Yogyakarta, 11 Mei 2016


(5)

Motto

“They say a person needs just three things to be trully happy in this world

,

someone to love, something to do, and something to hope for”

_Tom Boddet_

Ketika seseorang mengatakan mimpimu terlalu besar, kamu dapat mengatakan

padanya bahwa pikiran dia terlalu kecil....

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga

berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah

_Kahlil Gibran_

Manusia tidak merancang untuk gagal, tetapi mereka gagal untuk merancang

_William J. Seigel_

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan

manusia dari segumpal darah. Bacalah dengan Tuhanmulah yang Maha

Pemurah. Yang mengajar dengan Qalam. Dialah yang mengajar manusia segala

yang belum diketahui.


(6)

Persembahan

Dengan tidak mengingkari semua karunia dan kebesaran-Mu ya

Allah, dan dengan penuh rasa syukur ku nikmati semua yang telah

Engkau beri. Maha Suci Engkau Ya Allah, karena dengan bimbingan

dan kasih sayang serta karidhoan-Mu karya terbesar dalam perjalanan

hidupku akhirnya bisa selesai dengan baik dan pada waktu yang tepat.

Ku persembahkan karya sederhana dan bersejarah ini buat

1.

Spesial terimakasih buat Ibunda tercinta ibu Niswah dan

Ayahanda H.Mahudin yang tersayang.

2.

Saudara-daudaraku tersayang, kakak, papuk, paman,

bibik, naken, ahlapuk keluarga yang mensupport.

3.

Sahabat tercinta : Ahmad Qusayiri (Pe agok), Lalu

Khalikurrahman (Pe Bancek) yang dengan ihklas dan rela

memberikan pinjaman laptop, sukses terus ya buat kalian

semua

4.

Sahabat dan teman seperjuangan : ilham, teguh, hery,

heru, torik, (cukexcrots) , yudi, ton, zilmi zola, irawan, dan

yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, senang bisa

kenal dan berteman dengan kalian, sukses selalu untuk

kita semua ya.


(7)

5.

Geng sambaladu/sikunir entahlah apa nama gengnya ;

dewa, riko, rahmat, umi, inggi, nita, mia, feby, yang teman

main selama di jogja, semooga kita semua sukses ya,

6.

All Crew KKN 71 yang saya cintai yang sudah saya anggap

sebagai keluarga banget karena sudah seatap rumah

selama kurang lebih sebulan.

7.

Keluarga besar Kelas D HI 2012, terima kasih telah

membuat saya mendapat temen baru yang gak bisa

disebutin semuanya.

8.

Keluarga besar HI 2012 yang gak semua saya kenal tapi

hampir sebagian besar saya kenal, terima kasih buat kerja

sama selama kita kuliah.

9.

For my beloved Baiq Zulvita Rahayu, terimakasih atas

supportnya yang tidak henti-henti sejak awal masuk

kuliah, dan terimakasih juga selalu ada buat saya ketika

saya senang dan sedih. Semoga apa yang kita harapkan

kedepannya terwujud ya amiin :*

10.

Sahabat dan teman-teman seperjuangan yang tidak bisa

disebut satu persatu yang selalu mendampingi disaat suka

dan duka.


(8)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana strategi Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat Dalam melakukan kerjasama internasional untuk Mendatangkan Investasi Asing di Bidang Parriwisata yang ada di Lombok, strategi apa saja yang di gunakan Pemda NTB tersebut dalam meningkatkan Pariwisatanya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri. Dengan memanfaatkan sektor pariwisata pemda NTB tidak hanya bisa mendatangkan investasi bagi pemda setempat namun juga bisa meningkatkan devisa daerah tersebt dan meningkatkan pembangunan daerah.


(9)

ABSTRACT

This research to explain how the strategy of the Government of West Nusa Tenggara In carrying out international cooperation for bring foreign investment in the field of tourism in Lombok , what strategy used by NTB government in promoting tourism is to increase tourist visits domesticly and internationaly. By utilizing the tourism sector, NTB regional governments can not only bring in investment for local governments , but also an increase the area of foreign exchange aswell as boost regional development .


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan anugerah, hidayah dan rahmat-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada sang revolusioner peradaban yaitu Nabi besar Muhammad SAW., beserta seluruh keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya.

Seiring berjalannya waktu, segala usaha dan upaya yang maksimal telah penulis lakukan demi terwujudnya skripsi yang berjudul “Kerjasama Internasional Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam Mendatangkan Investasi Asing dibidang Pariwisata” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini penulis tidak sendirian, namun banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi sehingga dalam penyelesaian skripsi ini berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih dan dengan segala kerendahan hati kepada :

1. Terkhusus kepada kedua orang tua ku (Ibu dan Ayah) atas segala

kesabaran, kasih sayang, dukungan dan do’a yang selalu mengalir

tanpa henti.

2. Buat seluruh keluarga yang selalu mensuport kakaknya buat nyelesein kuliahnya.


(11)

3. Ibu Wahyuni Kartikasari, ST., S.IP., M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh ketelitian dan kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Tulus Warsito, M.Si dan Bapak Takdir Ali Mukti, S.Sos., M.Si selaku dosen penguji I dan penguji II yang telah memberikan masukan dan bimbingannya.

5. Seluruh jajaran dosen dan karyawan pada program studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang selama ini telah membantu dalam setiap kegiatan pembelajaran dan perkuliahan.

6. Keluarga besar kelas D Ilmu Hubungan Internasional UMY 2012 yang tidak bisa disebutkan semuanya.

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Kepada mereka semua penulis hanya mampu memberikan untaian rasa

terimakasih yang tulus dengan diiringi do’a semoga Allah SWT membalas setiap

langkah kebaikan yang kita lakukan.

Akhir kata dengan menyadari adanya keterbatasan dalam penulisan skripsi ini, maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan segala bentuk kritik serta saran yang bersifat membangun dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi


(12)

penulis dan mampu menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan

pada umumnya… Amiiiin

Yogyakarta, 6 Juni 2016


(13)

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN INTISARI ... vi

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Kerangka Pemikiran ... 10

E. Hipotesis ... 25

F. Metode Penelitian ... 25

G. Jangkauan Penelitian ... 26

H. Sistematika Penulisan ... 26

BAB II : PARIWISATA NUSA TENGGARA BARAT ... 27

A. Keadaan Geografis ... 27


(14)

BAB III: PERATURAN PENANAMAN MODAL ASING DI NTB DAN

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH NTB DALAM PENANAMAN

MODAL ASING DI BIDANG PARIWISATA ... 50

A. Peraturan-peraturan di bidang Pariwisata ... 50

B. Peraturan-peraturan Penanaman Modal di Nusa Tenggara Barat ... 55

C. Langkah-langkah Pemerintah Dalam Menarik dan Peningkatan Investasi Asing di Nusa Tenggara Barat ... 59

BAB IV: STRATEGI PEMDA NTB DALAM PENINGKATAN MUTU PARIWISATA, PROMOSI DAN REALISASI INVESTASI ASING DI BIDANG PARIWISATA 2015 ... 65

A. Upaya Peningkatan Mutu Pariwisata ... 65

A. Kebijakan Pemda NTB dalam Melakukan Promosi investasi ... 86

B. Jenis Promosi promosi yang di ikuti oleh Pemda NTB ... 88

C. Realisasi Investasi tahun 2015 ... 98

BAB V: Kesimpulan ... 106


(15)

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Tipe-tipe Paradiplomacy ... 14 Gambar 1.2 Faktor-faktor Pendorong diplomacy ... 18 Gambar 1.3 Pola hubungan paradiplomacy dan makrodiplomasi ... 20


(16)

Daftar Table

Table 3.1 Sepuluh besar negara asal wisatawan mancanegara ... 60

Tabel 4.1 Pengeluaran wisatawan mancanegara di NTB 2010-2014 ... 82

Tabel 4.2 Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan 5 tahun terakhir ... 83

Tabel 4.3 Capaian realisasi PMDN dan PMA tahun 2015 ... 100

Tabel 4.4 Realisasi investasi berdasarkan asal negara ... 101


(17)

Daftar Lampiran

LAMPIRAN 1 : Surat Izin Penelitian di BKPM PT NTB LAMPIRAN 2.: Surat Izin Penelitian di SETDA NTB

LAMPIRAN 3 : Surat Undangan Gubernur NTB oleh Pemerintah Tiongkok LAMPIRAN 4 : Memorandum Antara Pemerintah NTB dengan Tiongkok LAMPIRAN 5 : Memorandum dengan Investor Asing

LAMPIRAN 6 : Izin Prinsip Penanaman Modal Asing

LAMPIRAN 7 : Peraturan Daerah Tentang Penanaman Modal


(18)

(19)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana strategi Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat Dalam melakukan kerjasama internasional untuk Mendatangkan Investasi Asing di Bidang Parriwisata yang ada di Lombok, strategi apa saja yang di gunakan Pemda NTB tersebut dalam meningkatkan Pariwisatanya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri. Dengan memanfaatkan sektor pariwisata pemda NTB tidak hanya bisa mendatangkan investasi bagi pemda setempat namun juga bisa meningkatkan devisa daerah tersebt dan meningkatkan pembangunan daerah. Kata Kunci: strategi, kerjasama internasional, investasi, pariwisata,


(20)

ABSTRACT

This research to explain how the strategy of the Government of West Nusa Tenggara In carrying out international cooperation for bring foreign investment in the field of tourism in Lombok , what strategy used by NTB government in promoting tourism is to increase tourist visits domesticly and internationaly. By utilizing the tourism sector, NTB regional governments can not only bring in investment for local governments , but also an increase the area of foreign exchange aswell as boost regional development .


(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena yang sangat menarik dalam hubungan internasional pada paruh kedua abad ini adalah arus perjalanan manusia di seluruh dunia yang meingkat luar biasa sebagai akibat dari peningkatan perjalanan antar negara untuk keperluan bisnis dan professional, pariwisata, belajar keluar negeri, maupun perpimdahan pengungsi yang menghindari kericuhan politik di negerinya sendiri.

Fenomena ini sangat menakjubkan karena perjalanan manusia antar Negara tersebut paling besar dilakukan untuk keperluan pariwisata, sehingga perkembangan pariwisata tersebut nampaknya merupakan industri yang memang ditakdirkan untuk dunia ketiga. Matahari yang melimpah di dunia yang ketiga, merupakan aset penting di zaman dimana orang kulit putih mengagungkan warna kulit coklat akibat sengatan matahari. Buruh murh yang disediakan Negara-negara itu menarik minat para investor perhotelan, yang menghadapi persoalan meningkatnya upah buruh dan biaya operasi di kota-kota besar Negara-negara industri, sehingga pariwisata menduduki peringkat kedua sesudah minyak sebagai penghasil devisa terbesar bagi dunia ketiga.1

Arti pentingnya industri pariwisata bagi suatu perekonomian Negara tidak hanya dirasakan oleh negara maju melainkan juga oleh Negara-negara berkembang seperti halnya dengan Indonesia yang telah menempatkan


(22)

sektor pariwisata dalam 5 besar unggulan ekonomi yang terlihat dalam GBHN 1999-2004 yang menempatkan pariwisata dalam 5 besar unggulan ekonomi, disamping pertanian, kehutanan, kelautan dan pertambangan.

Apabila kembali kepada konsep dasarnya pariwisata adalah suatu fenomena yang dapat menimbulkan berbagai dampak yang sangat besar dalam pembangunan nasional, baik dibidang ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan, lingkungan dan bidang-bidang lain. Oleh karena itu, pariwisata bagi Negara tertentu ditetapkan sebagai leading sektor dari perkembangan ekonominya seperti di Negara-negara maju misalnya Prancis, Jepang, Inggris. Demikian juga di beberapa Negara di Asia seperti Cina, Malaysia, Thailand, Arab Saudi dan Uni Emirates Arab telah megembangkan pariwisata sebagai salah satu motor pembangunan ekonominya.2

Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki potensi pariwisata yang berprospek cerah untuk dikembangkan, oleh karena itu Indonesia menempatkan sektor pariwisata dalam 5 besar unggulan ekonomi, disamping pertanian, kehutanan, kelautan, dan pertambangan.3

Sebagai Negara yang mempunyai potensi alam serta budaya yang kaya dan beragam, pemerintah Indonesia bertekad untuk mengembangkan pariwisata, hal ini dapat dibuktikan dengan ditetapkannya daerah-daerah yang memilikiSumber Daya Alam (SDA) yang indah dan kaya akan objek wisata sebagai daerah tujuan wisata (DTW).

2Draft Re a a “trategis Pe a gu a Ke udayaa Da Pari isata Nasio al Tahu 9,


(23)

Dewasa ini bidang pariwisata merupakan salah satu aset negara setelah migas, sebagai akibat menurunnya penerimaan negara dari sektor minyak, maka pemerintah mencari alternatif sumber devisa selain migas sebagai penggantinya. Realisasi pngembangan sektor non migas telah bnyak dilaksanakan, salah satunya dengan pengembangan sektor pariwisata.

Berkembang pesatnya dunia pariwisata memang sangat menguntungkan Negara Indonesia. Dengan didukung oleh besarnya potensi wisata yang ada, maka diharapkan pariwisata akan mendatangkan devisa yang besar bagi Indonesia dan dapat menjadi salah satu pendapatan asli daerah. Berdasarkan keadaan geografis serta potensi alam yang terbatas, maka sektor pariwisata merupakan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Pendapatan Negara tidak hanya mengandalkan sektor migas saja tetapi non migas seperti dalam sektor pariwisata.

Meluasnya dukungan dan bantuan pemerintah dalam pembangunan pariwisata, dan mulai meningktnya keterlibatan dari usaha kecil sampai dengan perusahaan multinasional dalam rangka mengkontribusi dan mengarahkan keuntungannya pada industri pariwisata. Kesemua bukti tersebut menggambarkan tentang semakin meluasnya rasa optimis terhadap industri pariwisata sebagai media yang kuat dalam rangka mengubah struktur ekonomi dan social masyarakat.

Begitu pula halnya dengan Lombok yang merupakan bagian dari provinsi NTB dan merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Perkembangan kepariwisataan di daerah tersebut mengalami kemajuan yang


(24)

cukup pesat seperti daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia. Sektor pariwisata merupakan sektor yang di andalkan Lombok untuk meningkatkan pendapatan daerah setelah pertanian, sebagai wahana pencipta lapangan kerja dan sarana yang efektif untuk dijadikan alternatif utama untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan dan pembangunan daerah.

Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata, secara potensial wilayah NTB memang berada ditempat yang sangat strategis. Dari sudut manapun melihatnya selalu ada timbal balik keuntungan dan peluang-peluangnya, maka tak heran kalau akhir-akhir ini disebutkan bahwa salah satus potensi perkembangan pariwisata di NTB karena letaknya di segitiga emas pariwisata. Disebelah barat Pulau Bali, disebelah utara tanah Toraja dan disebelah timur ada pulau Komodo. Tiga daerah tujuan wisata ini sudah mendunia sehingga lambat laun ditengah-tengahnya NTB khususnya pulau Lombok akan ikut mendunia dan terkenal sebagai kawasan wisata internasional. Setelah diberlakukannya otonomi daerah, maka pembangunan daerah dititikberatkan pada masing-masing daerah, oleh karena itu pemerintah provinsi menjadi fokus utama kepada setiap hal yang menyangkut kebijakan-kebijakan, termasuk mengenai investasi asing.

Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Penanaman Modal bahwa penanaman modal merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, percepatan pertumbuhan perekonomian daerah, pembiayaan pembangunan


(25)

daerah, dan penciptaan lapangan kerja, sehingga perlu diciptakan kemudahan pelayanan untuk meningkatkan realisasi penanaman modal.4

Adapun Visi pariwisata dari pulau Lombok itu yaitu “Terwujudnya

Nusa Tenggara Barat sebagai destinasi pariwisata unggulan Indonesia yang

berbudaya”. Untuk mencapai visi pariwisata tersebut dan dalam rangka mengembangkan Pulau Lombok sebagai Daerah Tujuan Wisata yang sangat potensial. Maka Pemerintah Daerah menetapkan Misi-misi dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan kunjungan wisatawan yang masuk ke Lombok, misi-misi tersebut antara lain :5

a. Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai,

berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat;

b. Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab

untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara;

c. Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan

kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya; dan

d. Organisasi Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya

manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien untuk mendorong terwujudnya Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan.

4 Perda No 3 Th 2015


(26)

Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan ataupun peningkatan meliputi lima hal :6

1. Objek dan daya tarik wisata

Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan di suatu daerah tujuan wisata. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan pada adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, rasa nyaman, indah dan bersih, adanya eksebilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka, adanya sarana/prasarana penunjang melayani wisatawan yang hadir. Objek wiata akan mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik khusus karena dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam objek buah karya manusia pada masa lampau.

2. Prasarana wisata

Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti listrik, air, telekomunikasi,

6Ga al “u a toro, Dasar‐dasar Pari isata, pe er it A di, Yogyakarta, 997, hal.


(27)

bandara, pelabuhan, terminal, dan lain sebagainya. Untuk kesiapan objek-objek wisata ysng akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu dibangun dengan lokasi dan kondisi objek wisata tertentu.

3. Sarana Wisata

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, rumah makan dan restoran serta sarana pendukung lainnya. Tak semua objek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.

4. Tata Laksana/ Infrastruktur

Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sitem pengaturan maupun bangunan fisik diatas permukaan tanah dan dibawah tana, seperti : jalan, jembatan, sistem pengairan, distribusi air, bersih, sistem pembuangan air limbah yag membantu sarana perhotelan ataupun restoran. Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusinya yang merupakan bagian vital bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang memadai. Sistem jalur


(28)

angkutan dan terminal yang memadai akan memudahkan wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata. Sistem komunikasi memudahkan para wisatawan dalam mendapatkan informasi secara cepat dan tepat. Sistem keamanan atau pengawasan memberi kemudahan di berbagai sektor bagi para wisatawan akan meningkatkan daya tarik suatu objek wisata maupun daerah tujuan wisata.

5. Masyarakat dan Lingkungan

Masyarakat di sekitar objek wisata yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan sekaligus akan memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan. Untuk masyarakat di sekitar objek wisata perlu mengetahui berbagai jenis dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Dalam hal ini pemerintah dan instansi-instansi terkait telah menyelenggarakan berbagai penyuluhan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata.

Disamping itu disekitar objek wisata, lingkugan alam disekitar objek wisata perlu diperhatikan secara seksama agar tak rusak dan tak cemar. Oleh sebab itu perlu adanya upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui penegakan berbagai peraturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu objek wisata.

Lingkungan masyarakat dalam suatu objek wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga kelangsungan hidup. Oleh karena itu lingkungan budaya ini pun tak boleh tercemar oleh budaya asing,


(29)

tetapi harus ditingkatkan kualitasnya, sehingga dapat memberi ketenangan yang mengesankan bagi setiap wisatawan yang berkunjung.

Walaupun kunjungan wisatawan yang terus meningkat namun dalam pengembangan pariwisatanya Pemda NTB masih sangat keterbatasan dalam pendanaan. Untuk mengatasi keterbatasan kekurangan modal pembangunan, yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan karateristik diatas menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sumber dana dari luar negeri berperan mengatasi kekurangan pendanaan pembagunan (sumber modal). Adapun bentuk bentuk dari penanaman modal asing antara lain investasi asing secara langsung (foreign direct investment), investasi tidak langsung berbentuk portopolio, serta kredit impor.7 Dari bentuk-bentuk ini yang

menonjol adalah investasi secara langsung (foreign direct investment), baik yang bersifat penuh maupun patungan (joint venture) dengan kekuatan ekonomi domestic. Investasi asing ini merupakan sumber-sunber baru yang dibutuhkan oleh Negara berkembang dalam membangun masa depannya.8

Dalam rangka mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, kegiatan penanaman modal mempunyai peran penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing. Untuk mencapai pertumbuhan tersebut dengan cara peningkatan iklim Investasi dan realisasi Investasi yang kondusif sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Semakin membaiknya

7 Sidik Jatmika, otonomi Daerah Dan Hubungan Studi Mengenai Otonomi, Demokratosasi,

Globalisasi dan Investasi, Yogyakarta 2001, hal 115

8 Steven J.Rusen dan Walter S.Jones. The Logic of Internasional Relation inc,


(30)

iklim investasi dapat ditunjukkan dengan semakin meningkatnya realisasi investasi baik PMA maupun PMDN.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu: “Bagaimana strategi kerjasama Internasional PEMDA Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan Investor asing di bidang pariwisata ?”

C. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan ini penulis bertujuan :

1. Untuk memenuhi syarat wajib lulusan sarjana strata satu (S1) pada jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh PEMDA NTB dalam mendatangkam investor asing.

D. Kerangka Pemikiran

Untuk menjawab permasalahan diatas, penulis memerlukan kerangka dasar pemikiran. Kerangka pemikiran ini digunakan sebagai landasan teoritis yang relevan dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis. Penulis menggunakan Konsep Strategi, Konsep Paradiplomacy, dan konsep penanaman modal, untuk melihat Strategi Pemda NTB dalam mendatangkan investasi Asing di bidang pariwisata.


(31)

1. Konsep Strategi

Dalam pengertian aslinya, strategi menyangkut perang, persiapan perang dan pelaksanaan perang. Secara sempit strategi ialah “seni memproyeksikan dan mengendalikan pertempuran-pertempuran umtuk

mencapai tujuan perang”. Strategi berbeda dengan taktik yang merupakan “seni mengendalikan kekuatan militer dan pertempuran”. Pengertian

strategi yang terbatas pada militer dan perang saja, berlaku sampai abad ke 18.

Strategi pada prinsipnya berkaitan dengan persoalan : kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan penentuan cara-cara atau atau metode penggunaan sarana prasarana (Suryono,2004). Strategi selalu berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana dan cara. Oleh karena itu strategi juga harus didukung oleh kemampuan mengantisipasi kesempatan yang ada. Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam pengembangan pariwisata daerah, pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata.

Pemda NTB sebagai pengambil kebijakan dan penanggung jawab pembangunan dan pengembangan pariwisata memberikan izin sangat mudah kepada para investor asing sehingga pemda dan investor bekerja sama dalam pengembangan pariwisata Lombok.

Dalam hal ini Pemda NTB dalam pengembangan pariwisata memiliki tujuan utama diantaranya yaitu berkembangnya objek dan daya


(32)

tarik wisata serta sistem pemasaran yang berdaya saing global, melestarikan budaya daerah dan pemeliharaan potensi sumber daya pariwisata, meningkatkan kerjasama kemitraan, pemberdayaan masyarakat dan kualitas pelayan, selain itu juga pemda bertujuan agar investor-investor asing berminat untuk berinvestasi didaerah Lombok.

2. Konsep Paradiplomacy

Paradiplomasi secara relative masih merupakan fenomena baru bagi aktivitas pemerintahan di Indonesia. Paradiplomasi mengacu pada perilaku dan kapasitas untuk melakukan hubungan luar negeri dengan pihak asing yang dilakukan oleh entitas sub-state, atau pemerintah regional/pemda, dalam rangka kepentingan mereka secara spesifik. Istilah

paradiplomacy kali pertama diluncurkan dalam perdebatan akademik oleh ilmuwan asal Basque, Panayotis Soldatos tahun 1980-an sebagai penggabungan istilah parallel-diplomacy menjadi paradiplomacy, yang mengacu pada makna the foreign policy of non- central governments,

menurut Aldecoa, Keating and Boyer. Istilah lain yang pernah dilontarkan oleh Ivo Duchachek (New York, tahun 1990) untuk konsep ini adalah

micro-diplomacy.

Paradiplomasi yang dilakukan oleh pemerintah sub nasional dapat mengambil berbagai bentuk. Sedikitnya terdapat enam sarana yang dapat dipergunakan sebagaimana diidentifikasi oleh Duchachek. Penggunaan sarana ini sekaligus merupakan upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan kepentingan mereka di arena internasional. Cara-cara


(33)

tersebut mencakup pendirian kantor-kantor perwakilan (permanent offices)

di negara-negara lain terutama di pusat-pusat perdagangan dan keuangan dunia, pertukaran kunjungan pejabat- pejabat pemerintah sub nasional di satu negara dengan pejabat-pejabat pemerintah sub nasional di negara lainnya, pengiriman misi-misi teknik, promosi dagang dan investasi, pembentukan foreign trade zone seperti yang dilakukan oleh 30 negara bagian di Amerika Serikat. Upaya lainya adalah berpartisipasi dalam organisasi- organisasi atau konferensi-konferensi internasional. Sebagai contoh keikutsertaan Quebec dalam delegasi Kanada pada KTT Francophone dan keikutsertaan Pemerintah Tyrol dalam delegasi Austria pada konferensi PBB mengenai wilayah Tyrol Selatan tahun 1960-1962.

Berpijak pada aspek geografis atau kerangka kewilayahan, Duchachek membagi paradiplomasi menjadi tiga tipe. Tipe pertama adalah

transborder paradiplomacy. Tipe paradiplomasi ini menunjuk pada hubungan institusional, formal atau pun informal oleh pemerintah-pemerintah sub nasional yang berbeda negara namun secara geografis wilayah-wilayah sub nasional tersebut berbatasan langsung. Tipe paradiplomasi yang kedua, transregional paradiplomacy, hubungan diplomasi yang dilakukan antara dua atau lebih pemerintah sub nasional yang wilayahnya tidak berbatasan secara langsung namun negara di mana unit-unit sub nasional tersebut berada berbatasan secara langsung. Sedangkan tipe ketiga adalah global paradiplomacy yang merupakan aktifitas hubungan antara pemerintah- pemerintah sub nasional di dua atau


(34)

lebih negara yang tidak berbatasan. Ketiga tipe tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1.1 Tipe-tipe paradiplomasi9

9Du ha hek, I o D. Perforated “o ereig ties : To ards a Typology of e A tor i I re atio al


(35)

Sementara itu, Soldatos (1990), secara fungsional atau berdasarkan cakupan isu dalam paradiplomasi, membagi dua tipe paradiplomasi. Tipe pertama adalah global paradiplomacy. Dalam tipe ini pemerintah sub nasional terlibat dalam isu-isu global atau isu-isu politik tingkat tinggi. Sebagai contoh tipe paradiplomasi ini adalah kebijaksanaan yang diambil Gubernur New York dan Gubernur New Jesey yang melarang pendaratan pesawat-pesawat Uni Soviet di wilayahnya sebagai reaksi atas penembakan pesawat Korean Airlines. Mengingat pemerintah sub nasional biasanya terlibat dalam isu-isu politik tingkat rendah, tipe paradiplomasi ini relatif jarang terjadi. Tipe kedua klasifikasi Soldatos adalah regional paradiplomacy. Dalam tipe ini pemerintah sub nasional terlibat pada isu- isu yang berskala regional. Apabila isu-isu tersebut menyangkut komunitas yang secara geografis berbatasan langsung (geographical contiguity), Soldatos menyebutnya sebagai

macroregional paradiplomacy sebaliknya bila komunitas tersebut tidak berbatasan secara langsung disebutnya sebagai microregional paradiplomacy.

Lazimnya regional paradiplomacy ini menyangkut isu-isu politik tingkat rendah sehingga jarang menimbulkan kontroversi.

Dorongan bagi pemerintah sub nasional untuk melakukan paradiplomasi dapat berasal dari lingkungan domestik baik dari negara maupun unit sub nasional itu sendiri, dan dari faktor-faktor eksternal/internasional. Faktor-faktor yang menjadi pendorong paradiplomasi


(36)

meliputi:

1. Dorongan (upaya-upaya) segmentasi baik atas dasar objektif (objective segmentation) antara lain didasari perbedaan geografi, budaya, bahasa, agama, politik dan faktor-faktor lain yang secara objektif berbeda dengan wilayah lain di negara tempat unit sub nasional tersebut berada maupun atas dasar persepi (perceptual segmentation atau electoralism) yang meskipun terkait dengan objective segmentation namun lebih banyak didorong oleh faktor-faktor politik.

2. Adanya ketidakseimbangan keterwakilan unit-unit sub nasional pada unit nasional dalam hubungan luar negeri (asymmetry of federated/sub national units).

3. Perkembangan ekonomi dan institusional yang alamiah pada unit sub nasional mampu mendorong pemerintah sub nasional untuk “melakukan

ekspansi” perannya.

4. Kegiatan para diplomasi juga bisa dilatarbelakangi oleh gejala “me

-tooism” yang secara mudah dapat diartikan mengikuti hal-hal yang dilakukan unit sub nasional lainnya.

5. Adanya institutional gap dalam perumusan kebijakan hubungan luar negeri dan inefisiensi pelaksanaan hubungan luar negeri pada pemerintahan nasional.


(37)

(constitutional uncertainities) juga dapat mendorong pemerintah sub nasional melakukan paradiplomasi sebagaimana krisis yang dialami Pemerintah Propinsi Quebec di Kanada.

7. Domestikasi politik luar negeri sebagai dampak dari mengemukanya isu-isu politik tingkat rendah telah memotivasi pemerintah sub nasional yang mempunyai kepentingan (vested systemic interest) dan kompetensi konstitusional untuk melakukan paradiplomasi.

Penetrasi internasional atau intervensi dari aktor-aktor eksternal dalam isu- isu domestik yang dimotivasi kepentingan strategis politik, ekonomi, sentimen budaya dan agama, serta interdependensi global dan regional (dalam kasus transborder dan transregional paradiplomacy) dapat menjadi pendorong pemerintah sub nasional untuk melakukan paradiplomasi. Interdependensi global khususnya antar negara industri maju membawa dampak ganda pada negara-negara berdaulat. Interdependensi telah membuka peluang adanya penetrasi kedaulatan dimana batas-batas teritorial negara tidak mampu lagi secara efektif membendung pengaruh-pengaruh eksternal di bidang ekonomi, budaya dan isu-isu politik tingkat rendah terhadap unit-unit sub nasional di wilayahnya. Pada sisi lain interdependensi global mendorong pemerintah nasional melakukan sentralisasi dalam kebijakan luar negeri dalam rangka meningkatkan daya tahan dan daya saing. Namun hal ini justru menimbulkan reaksi balik dan resistensi dari unit-unit sub nasional yang tetap berkeinginan


(38)

Definisi yang diberikan Duchachek dan Soldatos secara implisit

mempertahankan kepentingan dan perannya. Secara ringkas faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1.2

Faktor-faktor pendorong paradiplomacy

Sumber : Soldatos (1990)

Secara implisit mengarahkan adanya dua kemungkinan yang dapat terjadi dalam hubungan antara paradiplomasi dan makrodiplomasi yakni


(39)

keduanya dapat berjalan bersesuaian (in line) atau sebaliknya saling berlawanan/bertentangan.

Mengenai hal ini Soldatos memberikan dua skenario utama. Pertama, paradiplomasi dan makrodiplomasi berhubungan secara kooperatif artinya paradiplomasi sifatnya suportif (mendukung makrodiplomasi). Kedua, paradiplomasi berjalan paralel dengan makrodiplomasi dan sifat paradiplomasi adalah substitutif atau pelengkap makrodiplomasi. Hubungan yang bersifat kooperatif dapat berlangsung bila pelaksanaan diplomasi oleh pemerintah sub nasional dikoordinasi oleh pemerintah nasional atau terdapat kerjasama antar pemerintah sub nasional. Sementara dalam hubungan yang sifatnya substitutive. Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi yaitu hubungan yang serasi (in harmony) atau sebaliknya konfliktual (disharmony) yang pada akhirnya memunculkan fragmentasi. Gambar berikut ini menunjukkan pola-pola hubungan antara paradiplomasi dan makrodiplomasi.10

10Paradiplomasi dalam politik luar negeri Indonesia,

http://godedeahead.wordpress.com/2009/12/16/paradiplomasi-dalam-politik-luar-negeri-indonesia/, diakses pada tanggal 31 Januari 2015


(40)

Gambar 1.3

Pola hubungan paradiplomacy dan makrodiplomasi

Konsep paradiplomasi di Indonesia dalam kewenangan melakukan kerja sama internasional dengan para investor asing dalam konteks UU No. 32 Tahun 2004, masuk dalam kategori kewenangan Tidak Wajib bagi Daerah. Meskipun kewenangan melakukan hubungan internasional ini bersifat tidak wajib, namun dalam praktik pemerintahan di daerah telah menjadi sebuah keniscayaan karena arus globalisasi dunia yang telah merambah ke seluruh pelosok nusantara. Pemda selaku pelaksana pemerintahan yang juga pengambil keputusan dalam kebijakan publik yang strategis seperti investasi dan perdagangan, akan sangat ketinggalan apabila tidak membaur ke dalam pergaulan masyarakat internasional. Daerah yang tidak terampil dalam pergaulan dunia pasti akan ketinggalan, sebab daerah itu hanya akan menjadi


(41)

konsumen pasif saja dari seluruh proses perdagangan dunia atau kapitalisme global11

Konsep Paradiplomasi di sini digunakan untuk menjelaskan hubungan kerjasama internasional yang terjalin antara pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat dengan para investor asing di bidang pariwisata. Namun, sebelum pelaksanaan kerjasama internasional tersebut DPRD dan pemerintah pusat wajib mengetahui program-program apa saja yang akan diajukan oleh pemerintah daerah provinsi NTB dan pihak asing, sehingga pemerintah dapat melegalkan perizinan dalam pelaksanaan kerjasama internasional tersebut.

Disamping itu, konsep paradiplomasi digunakan untuk mencapai kepentingan daerah provinsi Nusa Tenggara Barat. Kepentingan ini berupa pencapaian peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan memberi informasi tentang sumber daya alam dan sumber daya manusia serta mengenai lingkungan dan budaya yang ada di provinsi Nusa Tenggara Barat, melalui pertukaran kunjungan pejabat-pejabat pemerintah sub nasional di satu negara dengan pejabat-pejabat pemerintah sub nasional di negara lainnya, pengiriman misi-misi teknik, promosi dagang dan investasi, upaya lainya adalah berpartisipasi dalam organisasi-organisasi atau konferensi-konferensi internasional. upaya ini wajib dilakukan agar nantinya dapat meminimalisasikan terjadinya kerugian

11 Mukti, Takdir Ali, „Paradiplo acy;Kerjasa a Luar Negeri oleh Pe da di I do esia‟, hal. 76- 77,


(42)

sebagai dampak baik dari program-program yang mengalami kendala dan program-program yang gagal dalam pengimplementasiannya. Disamping itu, cara-cara ini harus dilakukan oleh pemda NTB agar pemda NTB dan para investor mengetahui bagaimana peluang investasi yang baik dan menguntungkan serta perkembangan yang ada di masing-masing pihak. Sehingga pada akhirnya, kerjasama yang terjalin dapat menguntungkan kedua belah pihak baik dari pihak para investor asing (PMA) dan pihak provinsi NTB.

3. KONSEP PENANAMAN MODAL

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha. Penanaman Modal dalam Negeri adalah kegiatan menanam untuk melakukan uasaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunanakan modal dalam negeri. Penanaman Modal asing adalah kegiatan menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah negara republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun patungan dengan penanam modal dalam negeri.12

12U da g‐u da g Repu lik I do esia No. Tahu 7 Te ta g Pe a a a Modal, Bada


(43)

Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli dalam kaitanya dengan berbagai faktor yang mempengaruhi penananman modal asing atau investasi asing disuatu negara.Menurut teori Alam M. Rughman, ada dua faktor terpenting yang mempengaruhi penanaman modal asing yaitu varibel lingkungan dan varibel internalisasi13. Pertama Variabel lingkungan, variabel

lingkungan sering dikenal dengan istilah keunggulan spesifik Negara atau spesifik lokasi. Ada tiga unsur yang membangun varibel lingkungan yaitu: ekonomi, non ekonomi, dan modal pemerintah. Variabel ekonomi membangun fungsi produksi suatu bangsa secara kolektif, yang secara definitif meliputi semua input factor yang ada di masyarakat, antara lain tenaga kerja, modal (dana), teknologi dan tersedianya sumber daya alam dan ketrampilan manajemen yang disebut human capital.14 Adapun variabel non ekonomi yang

memotifasi masuknya modal asing adalah keseluruhan kondisi politik, hukum dan sosial budaya yang melekat pada suatu Negara. Adapun pengamat yang Juga memasukan Faktor Pemerintahan yang bersih berwibawa pada suatu negara (clean goverment and good governance) baik tuan rumah (host country) ataupun pemerintah asal penanam modal itu. Selain sikap pemerintah yang lebih terbuka dengan segala kebijakan yang tidak memberatkan para investor asing yang ingin menanamkan modalnya juga menjadi salah satu faktor

13 Sidik Jatmika, Otonomi Daerah Dalam Perspektif Hubungan Internasional ( Yogyakarta:Bigraf

Publishing, 2001) hal 7

14 Sidik jatmika, Otonomi daerah Dalam perspektif Hubungan internasional (Yogyakarta: Bigraf


(44)

yang menentukan dalam penanaman modal asing disuatu lokasi. Kedua. Varibel Internalisasi atau keunggulan spesifik perusahaan. Ini merupakan yang kadang juga disebut sebagai faktor spesifik pemilikan15.

Dalam Teori Penanaman Modal yang dikemukakan oleh Alan m.Rughman menyatakan bahwa penanam modal asing (PMA) dipengaruhi oleh dua faktor yaitu variabel lingkungan dan variabel internalisasi.Dalam hal ini Pemda NTB secara umum sebagai tuan rumah (host Coumtry) harus memperhatikan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi penanaman modal asing16.

Jadi dengan adanya konsep penanaman modal Pemda NTB diharapkan bisa mengetahui bagaimana cara berinvestasi yang menguntungkan kedua belah pihak, Pemda NTB berupaya mencari ciri khas yang membedakan dengan daerah lain serta upay meningkatkan daya saing iklim investasi, dan bagaimana cara meningkatkan investor asing yang mau menanamkan modalnya disuatu negara.

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritik yang digunakan untuk menjawab pokok permasalahan tersebut, maka dapat ditarik hipotesa :

15 Alan M. Rughman , Bisnis Internasional 1 jakarta: Pt. Intermasa, 1993 hal 147 16 Alan M. Rughman, bisnis Internasional 1 Jakarta PT. Intermasa, 1993


(45)

1. Pemerintah Daerah NTB mengembangkan sektor-sektor pariwisata yang potensial.

2. Pemda NTB melakukan promosi kepada calon investor serta melakukan kerjasama internasional.

3. Peningkatan kualitas pelayanan publik dan kemudahan perizinan berinvestasi.

F. Metode Penelitian

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh melalui observasi yakni dengan dengan melihat secara seksama dan penuh perhatian terhadap objek yang diteliti dengan cara wawancara, yakni pengumpulan tau pengecekan malalui Tanya jawab kepada pihak-pihak yang berkompeten memberikan penjelasan menyangkut permasalahan yang diteliti. Antara lain, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Nusa Tenggara Barat ( NTB ) beserta divisi-divisinya, serta instansi-instansi pemerintah daerah setempat yang berkaitan dengan penelitian 2. Data sekunder

Data sekunder yakni data yang diperoleh dari sumber-sumber lain sebagai pendukung data primer yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti melalui buku-buku atau literature, data dokumen, arsip, laporan kegiatan, maupun sumber lain seperti Koran, majalah dan internet yang berkaitan dengan penelitian sebagai sumber yang relevan.


(46)

G. Jangkauan Penelitian

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dipilih sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang banyak memiliki potensi pariwisata. Selain itu, posisinya yang berdekatan dengan pulau Bali yang sudah berkembang pariwisatanya.

H. Sistematika Penulisan

BAB I Menjelaskan tentang pendahuluan yang memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka dasar teori, hipotesa, tujuan penulisan, jangkauan penelitian, tehnik pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB II Menjelaskan tentang perkembangan pariwisata di Pulau Lombok, dimana penulis membahas Lombok sebagai daerah tujuan wisata, dan upaya peningkatan mutu pariwisata.

BAB III Menjelaskan tentang peraturan penanaman modal di Lombok serta peraturan di bidang pariwisata serta Menjelaskan tentang langkah-langkah yang diambil Pemerintah NTB untuk menarik dan meningkatkan minat para investor asing untuk berinvestasi di Provinsi NTB khususnya dibidang pariwisata.

BAB IV Upaya Peningkatan Mutu Pariwisata NTB, Strategi Promosi dan Realisasi Investasi di NTB


(47)

BAB V Kesimpulan, merupakan rangkuman pada bab-bab sebelumnya, juga berisi penegasan alasan-alasan yang digunakan.


(48)

BAB II

PARIWISATA NUSA TENGGARA BARAT

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang gambaran pariwisata Nusa Tenggara Barat dimana didalamnya akan dibahas keadaan Geografis,yang akan menjelaskan tentang luas wilayah, kemudian bagaimana kependudukan yang ada di NTB. Lombok sebagai Daerah Tujuan Wisata, disini akan dijelaskan tentang destinasi-destinasi yang ada di Lombok, kemudian fasilitas-fasilitas pariwisatanya, jumlah akomodasi, serta akan dibahas tentang upaya peningkatan mutu pariwisata Nusa Tenggara Barat, yang berisi tentang upaya pemerintah, usaha-usaha dan kebijakan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata Nusa Tenggara Barat.

A. Keadaan Geografis

Keadaan geografis Provinsi Nusa Tenggara Barat terbagi menjadi 3 (tiga) sub bagian yaitu :1

1. Luas Wilayah

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) wilayahnya mencapai 20.153,15 Km persegi, terdiri dari 2 (dua) pulau utama yaitu Pulau Lombok dengan luas 4.736,70 Km persegi dan Pulau Sumbawa dengan luas 15.414,15 Km persegi dengan jumlah pulau 280 dan 32 pulau yang telah berpenghuni. Kota Mataram merupakan ibu kota Provinsi NTB memiliki ketinggian 16 m dari permukaan laut.


(49)

Di Pulau Lombok terdapat 7 (tujuh) Gunung yaitu Gunung Rinjani, Gunung Mareje, Gunung Timanuk, Gunung Nangi, Gunung Parigi, Gunung Pelawangan dan Gunung Baru. Dari ketujuh gunung yang ada di Pulau Lombok, Gunung Rinjani merupakan Gunung tertinggi dengan ketinggian 3.726 mdpl. Di pulau Sumbawa terdapat Sembilan gunung yaitu Gunung Batu Lanteh, Gunung Tukan, Gunung Jaran Pusang, Gunung Donggo, Gunung Tambora, Gunung Saniang, Gunung Dodu, Gunung Pajo, dan Gunung Sambi. Gunung Tambora merupakan yang tertinggi dengan ketinggian 2.852 mdpl.

2. Letak Wilayah

Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak pada 115o 46’ Bujur Timur pada sebelah barat, 119o 5’ Bujur Timur pada sebelah timur, 8o 10’ Lintang Selatan

sebelah utara dan 9o5’ Lintang Selatan sebelah selatan. Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai kedudukan yang strategis karena:

a. Terletak pada lintas perhubungan Nasional Banda Aceh-Kupang yang secara ekonomis cukup menguntungkan.

b. Selat Lombok di sebelah barat dan selat makasar di sebelah utara merupakan jalur perhubungan laut strategis yang semakin ramai dari arah Timur Tengah untuk lalu lintas bahan bakar minyak (BBM) dan dari Australia berupa mineral logam ke Asia Pasifik.

c. Merupakan lintas perdagangan Surabaya-Makasar

d. Sebagai daerah lintas wisata antar daerah wisata terkenal yaitu Bali, Komodo dan Tanah Toraja.


(50)

e. Terletak pada garis Wallacea, sebuah garis khayal yang diciptakan oleh penjajah Inggris Alfred Wallace yang di mulai di Selat Lombok terus ke utara samapai selat Makasar.

Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Barat : Selat Lombok dan Provinsi Bali

b. Sebelah Timur : Selat Sape dan Provinsi NTT c. Sebelah Utara : Laut Jawa dan Laut Flores d. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Dalam konteks geografi kepariwisataan, Provinsi NTB berada pada posisi yang sangat strategis atau berada dalam Segi Tiga Emas Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama Indonesia yaitu Pulau Bali di sebelah barat yang merupakan Daerah Tujuan Wisata Internasional, Taman Nasional Pulau Komodo dengan Biawak Komodonya terkenal di sebelah timur dan Tanah Toraja yang terkenal dengan pariwisata budayanya di sebelah Utara.

3. Penduduk

Berdasarkan Publikasi Badan Pusat Statistik tahun 2015 proyeksi jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 sebanyak 4.773.795 jiwa yang terdiri dari 2.315.234 laki-laki dan 2.458.561 perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 94.17 dengan jumlah penduduk terbesar terdapat di kabupaten Lombok Timur.2


(51)

Penduduk NTB terdiri dari 3 (tiga) kelompok etnis asli yaitu Suku Sasak di Pulau Lombok, Suku Samawa di Kabupaten Sumbawa dan Suku Mbojo di Kabupaten Bima dan Dompu. Dibagian pulau Lombok juga dihuni oleh etnik Bali dan berbagai etnik lainnya seperti Jawa, Banjar, Mandar dan Bugis. Kelompok-kelompok etnis tersebut memiliki adat istiadat budaya dan Bahasa masing-masing yang saling berakulturasi satu dengan yang lainnya.

4. Administrasi Pemerintahan

Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 (delapan) Kabupaten, dan 2 (dua) Kota, yaitu:

a. Kota Mataram

b. Kabupaten Lombok Barat c. Kabupaten Lombok Utara d. Kabupaten Lombok Tengah e. Kabupaten Lombok Timur f. Kabupaten Sumbawa g. Kabupaten Sumbawa Barat h. Kabupaten Dompu

i. Kabupaten Bima j. Kota Bima

B. Potensi-potensi Daerah Tujuan Wisata Lombok


(52)

membedakan kata wisata, kepariwisataan, pariwisata, usaha pariwisata, wisatawan, dan kawasan wisata, yaitu :3

1. Wisata adalah kegitan perjalanan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

2. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang pariwisata.

4. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan dan mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha pariwisata dan usaha yang terkait dengan bidang pariwisata.

5. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

6. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang di bangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

Pembangunan Kepariwisataan daerah merupakan rangkaian upaya pembangunan integrative dengan semua sector pendukung yang dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan


(53)

kesejahteraan masyarakat dan menambah pendapatan daerah. Pembangunan Pariwisata di Pulau Lombok dilaksanakan dalam mendorong dan meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Pariwisata merupakan industry kunjungan yang memiliki dampak multiflier effect yang sangat tinggi. Pariwisata mengundang berbagai pengunjung baik dalam (domestic) maupun dari luar negeri. Pengunjung yang datang baik untuk berlibur maupun yang lain akan mengeluarkan berbagai pembiayaan untuk memenuhi berbagai kebutuhannya selama berada didaerah tersebut.4

Pulau Lombok merupakan salah satu Daerah Tujuan wisata (DTW) di Indonesia, yang merupakan bagian dari propinsi Nusa tenggara Barat. Potensi pariwisata yang dimiliki oleh Pulau Lombok merupakan salah satu usaha dalam rangka menggali sumber-sumber pendapatan daerah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Daerah menempatkan sector Pariwisata sebagai sector andalan kedua setelah sector Pertanian dalam arti luas.

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata Pulau Lombok mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Potensi wisata yang dimiliki oleh Pulau Lombok adalah wisata budaya dan alamnya yang sangat mendukung pengembangan pembangunan pariwisata di Lombok. Sebagai keadaan alamnya yang masih asli merupakan daya terik tersendiri bagi wisatawan yang datang

4Kebijakan Pengembangan Pariwisata Propinsi NTB, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, 2002,


(54)

berkunjung ke daerah ini. Sehingga dapat menambah pemasukan untuk daerah secara khusus dan merupakan suatu keuntungan bagi Indonesia secara umum.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat selaku pelaksana urusan rumah tangga daerah dan pembangunan pariwisata, dalam hal ini yang bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pembangunan

pariwisata. Mempunyai Visi “Terwujudnya Nusa Tenggara Barat sebagai

Daearah Tujuan Wisata Berdaya Saing Internasional, ”.5

Destinasi pariwisata berdaya saing internasional dimaksudkan sebagai kemampuan relatif suatu destinasi pariwisata dibandingkan dengan destinasi-destinasi pariwisata pesaingnya di tingkat internasional untuk memenuhi kebutuhan, menjadi pilihan dan menarik calon wisatawan untuk datang berwisata, yang ditentukan oleh faktor: atraksi atau daya tarik, dan faktor umum (sarana, prasarana, serta fasilitas pendukung).

Untuk menjadikan Lombok sebagai Daerah Tujuan Wisata yang berpotensi untuk dikunjungi dalam waktu lebih dari 24 jam, maka sebagai daerah wisata diharapkan terus meningkatkan visi dan misi yang ingin dicapai tersebut agar mencapai sasaran yang diharapkan. Wisatawan yang mengunjungi suatu daerah tujuan wisata membutuhkan berbagai komponen wisata seperti transportasi, akmodasi, atraksi wisata, serta jasa lain seperti hiburan. Menurut Middleton, ada lima komponen utama dalam produk wisata yang menyeluruh,


(55)

di daerah tujuan wisata (DTW) yaitu :6

1. Atraksi wisata di Daerah Tujuan Wisata

Atraksi wisata dalam UU No. 9 dipakai istilah objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Ini merupakan daya tarik utama bagi wisatawan yang berkujung ke suatu daerah tujuan wisata. Keperluan komponen wisata lainnya seperti akomodasi dan transportasi, timbul karena adanya keinginan wisatawan untuk menikmati

apa yang ditawarkan suatu DTW dalam artian “apa yang dapat dilihat dan

apa yang dapat dilakukan”. Atraksi wisata adalah elemen utama yang

mempengaruhi motivasi calon wisatawan untuk memilih salah satu dari sekian daerah tujuan wisata yang ada. Atraksi wisata digolongkam menjadi empat :

a. Natural attraction : benteng alam (landscape), pantai, iklim, dan ciri geografis lain didaerah tujuan wisata serta flora dan fauna.

b. Built attraction : monument, kebun binatang, taman rekreasi, situs dan benda purbakala, lapangan golf, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, wisata arung jeram, wisata menyelam, wisata kapal pesiar dan wisata agro.


(56)

c. Cultural attractin : atrksi wisata yang terkait dengan budaya local seperti sejarah, agama dan upacara ritual, berbagai bentuk seni, teater dan museum.

d. Social attraction : cara hidup dari penduduk setempat, bahasa, dan kesempatan untuk melakukan interaksi dengan peduduk setempat.

2. Fasilitas dan Pelayanan di Daerah Tujuan Wisata

Ini adalah elemen yang memungkinkan wisatawan untuk tinggal di daerah tujuan wisata, untuk menikmati berbagai atraksi wisata. Elemen ini meliputi :

a. Akomodasi : hotel, apartemen, villa, motel, wisma, bungalow, dan lain-lain.

b. Pelayanan catering : restoran, bar, café.

c. Transportasi di daerah tujuan wisata : bus, taxi, car rental, motorbike, sepeda, perahu boat.

d. Sports : golf club, diving school, snorkling, surfing, dan lain-lain

e. Fasilitas lainnya : berbagai sentra kerajinan, tempat kursus bahasa, fasilitas spa.

f. Retail outlet : pusat perbelanjaan, took souvenir, money changer.

g. Jasa pelayanan informasi pariwisata (TIC), polisi pariwisata.

3. Aksebilitas Menuju ke Daerah Tujuan Wisata


(57)

wisata, dan kecepatan serta kenyamanan dalam mencapai daerah tujuan wisata, meliputi :

a. Infrastruktur : airport, pelabuhan laut, jalan dan stasiun kereta api.

b. Equipment : jenis, ukuran, dan kecepatan berbagai alat transportasi di daerah tujuan wisata.

c. Faktor operasional : rute penerbangan, rute jalan, frekuensi pelayanan, harga yang dikenakan.

d. Peraturan pemerintah : berbagai macam peraturan terkait dengan pengawasan terhadap beroperasinya berbagai komponen pariwisata, termasuk juga paeraturan keimigrasian.

4. Image Daerah Tujuan Wisata

Image suatu daerah tujuan wisata sangat besar pengaruhnya terhadap motivasi calon wisatawan untuk berkunjung ke daerah itu. Daerah tujuan wisata yang imagenya buruk, seperti terjadinya huru-hara, bencana alam, wabah penyakit, pengeboman, kerusuhan sara. Menyebabkan kurangnya kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata tersebut, dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai image bagus, terutama di mata internasional. Karena itu menciptakan image yang baik sangat penting dilakukan demi suksesnya kepariwisataan di daerah tujuan wisata.


(58)

Berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata memerlukan biaya. Besar kecilnya biaya menuju suatu daerah tujuan wisata akan mempengaruhi calon wisatawan dalam mengambil keputusan untuk berkunjung ke daerah itu. Ada dua pandangan yang berlawanan dalam hal harga : sebagian wisatawan, terutama dari golongan ekonomi menengah ke bawah, akan memilih daerah tujuan wisata yang menawarkan harga murah. Dan sebagainya lagi mereka yang golongan ekonomi menengah ke atas akan memilih daerah tujuan wisata yang menawarkan kualitas produk tinggi walaupun dengan harga mahal, karena yang mereka cari kepuasan. Jadi dalam hal ini harga di suatu daerah tujuan wisata sangat mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke daerah tersebut.

Oleh karena itulah, kelima komponen produk wisata tersebut diatas sangat penting. Terutama di daerah-daerah tujuan wisata yang sedang dikembangkan, agar menjadi daerah tujuan wisata yang potensial dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar negeri.

Dalam rangka pembangunan kepariwisataan di Pulau Lombok perlu ditingkatkan langkah-langkah tersebut diatas, dengan terarah dan terpadu dari Pemerintah Daerah, swasta, pengelola pariwisata serta badan-badan yang terkait, seperti pengelola akomodasi, transportasi, restaurant, biro perjalanan. Agar dapat meningkatkan potensi Pulau Lombok sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Oleh karena itu perlu juga dilakukan promosi-promosi untuk


(59)

memperkenalkan produk pariwisata yang ada di Pulau Lombok ke dunia internasional.

Akomodasi dan transportasi yang ada di pulau Lombok sudah cukup tersedia yaitu diantaranya :

1. Transportasi Udara

Daerah Nusa Tenggara Barat memiliki 4 (empat) buah bandara yang beroperasi yaitu:

a. Bandara Internasional Lombok di Lombok Tengah b. Bandara Brangbiji di Kabupaten Sumbawa

c. Bandara Salahuddin di Kabupaten Bima

d. Bandara Benete di Kabupaten Sumbawa Barat.

Banadara Internasional Lombok (BIL) telah mulai beroperasi dari tanggal 1 Oktober 2011 dan pendaratan pertama kali oleh Pesawat Garuda GA 432 jenis Boeing 737.800 NS dari Jakarta. Saat ini BIL melayani penerbangan Internasional langsung dari Singapura sebanyak 2 kali seminggu, sedangkan Air Asia melakukan penerbangan 3 kali seminggu dari Johor Baru Malaysia. Penerbangan Domestik melayani beberapa penerbangan dari dan ke BIL dengan rata-rata sebanyak 42 kali dalam seminggu.

2. Transportasi Darat dan Laut

Jaringan transportasi darat di NTB terdiri dari jalan Nasional, Jalan Provinsi, dan Jalan Kabupaten. Jalan Nasional membentang longitudinal


(60)

melalui pusat-pusat ekonomi Pulau Lombok dan Sumbawa serta menghubungkan pusat-pusat pemasaran dan pelabuhan laut. Sedangkan jalan-jalan provinsi dan kabupaten berfungsi sebagai feeder road yang menghubungkan penduduk pedesaan dan daerah-daerah produksi dengan jalan nasional. Kondisi jalan cukup baik, hanya sebagian kecil dalam keadaan rusak. Hubungan antar pulau dan antar provinsi di hubungkan dengan kapal ferry (regular line service) dan kapal rakyat (non regular service). Ada empat lintas penyebrangan di Nusa Tenggara Barat yaitu:

a. Padang Bai – Lembar

b. Labuhan Lombok – Poto Tano c. Sape – Labuhan Bajo

d. Badas – Pulau Moyo

Kemudahan akan sarana transportasi ke Pulau Lombok dimaksudkan agar para wisatawan mancanegara maupun domestic dapat melakukan perjalanan setiap waktu, dan tentunya dapat menunjang Lombok sebagai daerah tujuan wisata.

Untuk mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan kepariwisataan diperlukan partisipasi aktif semua pihak yang terkait baik pemerintah maupun masyarakat. Masyarakat memegang peranan penting dalam penyelenggaraan kepariwisataan agar terjadi pemerataan pendapatan dan kesempatan berusaha terutama dibidang pariwisata.


(61)

Selain istilah wisata,pariwisata dan wisatawan terdapat pula istilah kepariwisataan. Istilah ini digunakan untuk menyebut segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata. Pengertian ini mencakup seluruh upaya dan kegiatan yang dilakukan pemerintah, kalangan usaha dan masyarakat luas untuk mendorong kunjungan wisatawan, serta menjadikan dan menata keperluan wisatawan dalam perjalanan di tempat persinggahannya.

Dengan melihat unsur pokok pelaksanaan pengembangan wisata, dan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan daerah tujuan wisata di wilayah Indonesia bagian timur. Maka Pemerintah Nusa Tenggara Barat berencana untuk meningkatkan mutu pariwisata di daerah Lombok ini agar minat Investor asing lebih meningkat dan menambah investasi negara serta memsperkenalkan negara Indonesia sebagai negara yang kaya dengan sumber daya alam dan pemandangan alam yang tidak kalah dengan negara lainnya. Sektor Pariwisata memiliki peranan penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan di Nusa Tenggara Barat.

Kepariwisataan berfungsi sebagai salah satu piranti untuk meningkatkan pendapatan daerah. Sektor ini juga mempunyai arti penting dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dukungan dan peran serta masyarakat luas baik kalangan usaha, tokoh agama, tokoh adat, cendekiawan, budayawan, seniman, pemuda mahasiswa, pelajar maupun pejabat sendiri sangat dibutuhkan karena Pariwisata tidak dikelola oleh orang


(62)

perorang tetapi Pariwisata akan berhasil jika semua pihak memiliki komitmen yang sama untuk menjadikan pariwisata sebagai kebutuhan. Potensi pariwisata yang ada di Lombok sangat mendukung dan memberikan kesempatan serta harapan untuk lebih ditingkatkan pengembangannya.

Hal ini menjadi salah satu pertimbangan untuk menetukan strategi dan arah kebijakan pengembangan pariwisata sehingga keberadaan objek dan daya tarik wisata diharapkan mampu memberikan peluang usaha bagi seluruh lapisan masyarakat. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki obyek wisata yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan sebagai destinasi obyek pariwisata ke depan. Terdapat 49 obyek pariwisata dengan berbagai karakter dan ciri khas masing –masing. Sebagian besar merupakan obyek wisata baru yang masih belum dikembangkan secara menyeluruh. Beragam obyek wisata tersebut sebagai berikut:7

1. Wisata Alam

a. Pantai senggigi dan sekitarnya

Senggigi merupakan area resort yang paling tua dan paling terkenal di Lombok. Pantai ini memiliki ciri khas pasir putih dengan garis pantai yang panjang. Pantai ini terletak di sebelah utara Kota Mataram dengan Jarak 10 km atau sekitar 10 menit perjalanan. Lokasi ini menawarkan pantai laguna, panorama alam perbukitan yang mengelilingi lokasi obyek serta


(63)

pemandangan Sunset yang sangat indah. Disamping itu juga, di lokasi obyek wisata senggigi sering digunakan sebagai tempat melaksanakan event – event budaya seperti festival senggigi. Fasilitas yang ada sudah cukup memadai dari hotel bintang dan melati, art shop, restaurant dan hiburan umum.

b. Sekotong

Sekotong terkenal dengan keindahan panorama pantainya yang berpasir putih, menawarkan pesona alam tersendiri bagi yang mengunjunginya. Ada beberapa pantai yang sering dijadikan sebagai tempat rekreasi oleh masyarakat setempat yaitu Pantai Mekaki, Pantai Bangko-bangko dan Pantai Sepi. Di daerah Sekotong juga, terdapat pulau – pulau kecil yang oleh masyarakat sekitar di sebut Gili. Gili tersebut antara lain Gili Gede,Gili Poh, Gili Lontar, Gili Nanggu, Gili Rengit, Gili Sudak, Gili Tangkong, Gili Layar, Gili Asahan, Gili Genting dan Gili Goleng. Gili yang indah ini masih relatif sepi. Salah satu Gili yang paling sering di kunjungi oleh wisatawan baik nusantara maupun mancanegara adalah Gili Nanggu. c. Pantai Selong Belanak dan sekitarnya

Pantai selong belanak merupakan salah satu pantai yang cukup terkenal, terutama keindahan dan keasriannya serta kebersihan area pantai. Paantai ini memiliki garis pantai yang melengkung seperti bulan sabit. Sebagai bagian dari Teluk Selong Belanak, pantai ini memiliki tepi dengan


(64)

panjang sekitar 1 km dan berhadapan langsung dengan samudra Hindia. Pantai selong belanak terletak sekitar 49 km dari kota mataram, atau sekitar 1,5 jam perjalanan. Prasarana jalan untuk menuju Pantai Selong Belanak relative bagus, walaupun jalanan menjadi naik turun di sekitar 15 km terakhir.

d. Kawasan Gunung Rinjasi dan Sekitarnya

Puncak gunung Rinjani mencuat setinggi 3.726 mdpl dan merupakan puncak tertinggi kedua di Indonesia. Mampu menarik ribuan pendaki gunung sepanjang tahun. Dibawah gunung Rinjani sebelum puncaknya terdapat danau dengan pemandangan yang indah, bernama danau Segara Anak, dengan puncak kecil vulkano di tengahnya yang di sebut bukit baru jari yang terbentuk ratusan tahun lalu, terdapat beberapa gua alam, air terjun yang berukuran kecil dan mata air di sekitarnya.

e. Pantai Pink

Pantai Tangsi atau yang lebih dikenal dengan pantai pink dari Pulau Lombok terletak di desa Sekaroh, kecamatan Jerowaru, kabupaten Lombok Timur adalah sebuah destinasi wisatawan yang menarik dan patut untuk untuk dikunjungi karena keunikannya. Pantai ini merupakan salah satu dari tujuh pantai di dunia yang memiliki pasir pantai berwarna pink, dan satu dari dua pantai di Indonesia yang memiliki pasir pantai yang berwarna pink. f. Air terjun Sendang Gile, Tiu Kelep


(65)

Air terjun di Senaru, merupakan salah satu air terjun yang spektakuler dan menakjubkan serta mempesona. Air terjun ini memiliki beberapa tingkat dari bukit di atasnya dan jatuh di sungai berbatu di bawahnya. Tempat ini merupakan tempat yang popular dikalangan wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Gunung Rinjani. Para wisatawan juga dapat menyewa dan menemukan pemandu wisata di restoran di kawasan itu.

g. Pulau Moyo

Pulau Moyo terletak di sebelah utara pulau Sumbawa dengan luas sekitar 30.000 hektar di batasi oleh selat saleh. Berjarak hanya satu jam perjalanan dari pelanuhan badas, Sumbawa. Disini terdapat cagar alam yang luas dmana terdapat babi jantan liar, rusa dan burung-burung menawan banyak terdapat dikawasan ini. Keindahan dan keaslian pulau moyo telah menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

h. Pulau Kenawa

Perjalanan menuju Pulau Kenawa dimulai dengan menempuh perjalanan darat dari Mataram menuju ke pelabuhan Kayangan Lombok timur, yang bias memakan waktu sekitar 3 Jam. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kapal ferry menuju Pelabuhan Poto Tano yang berada di Sumbawa Barat dalam waktu tempuh sekitar 1-2 jam. Pulau Kenawa memiliki luas 13,8 hektare yang memiliki hamparan padang savanna, serta birunya pantai yang membentang, menjadikan alam Pulau kenawa begitu


(66)

indah dan mengesankan. 2. Wisata Religius

a. Makam Batulayar

Merupakan makam yang oleh masyarakat sekitar dianggap keramat karena di percaya bahwa di areal makam tersebut terdapat makam seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan agama Islam di Lombok. Setiap tahun, lokasi makam ini sering di datangi oleh banyak peziarah dari seluruh pulau Lombok. Tidak sedikit pula yang datang hanya sekedar rekreasi menikmati pemandangan pantai dari atas bukit. Makam Batu Layar berdampingan dengan areal wisata pantai senggigi dan berjarak 9 km dari kota mataram.

b. Pura Batu Bolong

Lokasi obyek wisata ini bersebelahan dengan makam Batu Layar. Sesuai dengan namanya,di lokasi ini terdapat batu besar berbentuk bukit yang memiliki lubang di tengahnya. Di atas batu tersebut oleh umat hindu dibangun pura ( tempat ibadah umat Hindu). Selain itu, lokasi ini juga menawarkan pemandang pantai yang indah, terutama pada saat sunset. Lokasi ini sering sekali digunakan oleh penggemar fotografi sebagai lokasi pengambilan gambar. Pura Batu Bolong terletak sebelah utara kota mataram dengan sekitar 8 km.


(67)

Di areal ini dipercaya terdapat makam tokoh agama. Oleh masyarakat sekitar tempat ini dikeramatkan karena sering didatangi oleh peziarah. Yang menarik adalah lokasi makam yang menjorok ke ke laut dan lokasi makan berada persis di ujung daratan yang menjorok. Lokasi ini berdampingan dengan pelabuhan lembar sehingga pengunjung dapat menikmati pemandangan pantai atau untuk sekedar bermain di pinggir pantai. Untuk sementara daerah ini masih dalam rencana peningkatan sarana prasarana dalam rangka pengembangan obyek wisata yang berpotensi.

3. Wisata Sejarah dan budaya a. Taman Narmada

Taman Narmada adalah taman air yang merupakan replika gunung rinjani dan danau segara anak. Taman ini termasuk salah satu tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat Lombok. Taman ini dibangun oleh Raja Anak Agung Gde Ngurah Karang Asem pada tahun 1727 dengan tujuan agar dapat berziarah dan beribadah tanpa harus berjalan ke Puncak Gunung Rinjani. Narmada sendiri di ambil dari nama sungai suci di India (sungai Narmada). Taman air ini ramai di bulan November dan Desember bertepatan dengan saat upacara Pekelem untuk memperingati Hari Pujawali yang dirayakan oleh seluruh Umat Hindu. Di dalam taman narmada terdapat mata air yang dipercaya bersumber dari sungai bawah tanah dari gunung rinjani. Air ini oleh masyarakat sekitar dipercaya bisa membuat orang awet


(68)

muda, cukup dengan mencuci muka dengan air yang telah disarati oleh seorang pemangku. Saat ini, Taman Narmada di buka untuk umum dan menjadi pusat rekreasi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara. Taman air ini berjarak 12 km dari kota mataram.

b. Lingsar

Lingsar merupakan daerah yang memiliki dua tempat yang dikeramatkan oleh suku Sasak dan Umat Hindu yaitu Kemaliq (tempat yang dikeramatkan oleh sebagian besar orang suku Sasak) dan Pura Lingsar (tempat ibadah umat Hindu yang sering digunakan untuk menyelenggarakan upacara keagamaan). Kemaliq dan Pura Lingsar dibangun pada tahun 1759. Di dalam komplek Kemaliq ada yang di sebut Kelebutan yaitu tempat hidupnya seekor belut putih yang dikeramatkan. Disamping itu ada pula tempat pesiraman yaitu tempat penyembuhan penyakit. Konon, apabila kita mandi atau membasuh muka dengan air pesiraman dapat menyembyhkan berbagai penyakit.

c. Masjid Kuno Karang bayan

Sesuai namanya masjid ini terletak di kampung Karang Bayan. Menurut sejarah, penduduk pertama berasal dari Bayan Lombok utara. Konon, orang pertama yang datang dan berdomisili di tempat ini melakukan


(69)

kampung yang dinamakan karang Bayan. Bersamaan itu pula di bangun sebuah masjid sebagai tempat peribadatan para sesepuh dan tokoh agama

yang pada saat itu menganut “Wetu Telu”. Masjid ini dilengkapi dengan

sebuah dapur yang digunakan pada saat merayakan Hari Maulid Nabi Muhammad SAW. Di sekitar masjid di bangun rumah adat sebagai tempat tinggal warga. Masjid ini dperkirakan berumur 300 tahun.Dengan adanya sarana dan prasarana pariwisata yang menunjang, diharapkan dapat menunjang Pulau Lombok sebagai daerah tujuan wisata. Disamping itu juga tidak lepas dari peran Pemerintah Daerah dalam mempromosikan daerah ini, melalui pengadaan event-event khusus baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk memperkenalkan Pulau Lombok khususnya dan Nusa Tenggara Barat umumnya, sebagai daerah tujuan wisata yang bertaraf Internasional, dan banyak dikunjungi wisatawan dari dalam maupun luar negeri dalam waktu lebih dari 24 jam.


(70)

BAB III

PERATURAN PENANAMAN MODAL ASING DI NTB DAN STRATEGI PEMERINTAH DAERAH NTB DALAM PENANAMAN MODAL ASING DI

BIDANG PARIWISATA

Dalam bab ini penulis membahas tentang peraturan-peraturan daerah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berkaitan dengan Penanaman modal serta peraturan yang ada di bidang Pariwisata. Di bab ini juga penulis akan membahas strategi atau kebijakan serta langkah-langkah yang di ambil oleh pemerintah daerah untuk menarik dan meningkatkan minat berinvestasi di provinsi Nusa Tenggara Barat khusunya di bidang Pariwisata.

A. Peraturan-peraturan di Bidang Pariwisata

Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan. Undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan mengamanatkan bahwa tenaga kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar kompetensi melalui sertifikasi. Sertifikasi sangat di perlukan dalam menghadapi persaingan tenaga kerja tingkat nasional maupun internasional. Untuk menjawab tantangan kedepan, perlu di tetapkan peraturan dalam bidang pariwisata, berikut peraturan-peraturan di bidang pariwisata.

Peraturan Daerah Prov NTB nomor 7 tahun 2013 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah 2013-2028


(1)

9 Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Semakin membaiknya iklim investasi dapat ditunjukkan dengan semakin meningkatnya realisasi investasi baik PMA maupun PMDN.

Berdasarkan Peraturan Kepala BKPM RI No. 3 Tahun 2012 tentang Tata cara pengendalian pelaksanaan penanaman modal bahwa PMDN/PMA memiliki kewajiban untuk menyampaikan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) baik dalam tahap konstruksi maupun tahap produksi/komersial secara periodik per triwulan dan per semester. Data penanaman modal dalam laporan ini tidak menggambarkan seluruh kegiatan investasi yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebab data penanaman modal tersebut tidak termasuk investasi disektor Minyak dan Gas Bumi, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa Guna Usaha, Investasi Porto Folio (Pasar Modal) dan Investasi Rumah Tangga.

Target realisasi investasi provinsi NTB tahun 2015 dari BKPM RI sebesar Rp. 6 Trilyun. Di dalam RPJMD Provinsi NTB Tahun 2013-2018, Target Laju Investasi Provinsi NTB untuk tahun 2015 yaitu 8,40%. Berdasarkan realisasi investasi tahun 2014 sebesar Rp. 6,228 Trilyun maka target investasi pada akhir Desember 2015 adalah Rp. 6,752 Trilyun. Realisasi Investasi s/d Desember Tahun 2015 mencapai Rp. 9,999 Trilyun. Capaian hingga Desember tahun 2015 ini telah melampaui target nasional tahun 2015 sebesar Rp. 6 Trilyun dan target RPJMD tahun 2015 sebesar Rp. 6,75 Trilyun.


(2)

10 Kesimpulan

Mencermati perkembangan global dengan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan arus perjalanan manusia yang semakin meningkat sebagai akibat dari kemajuan teknologi yang seolah-olah telah menghilangkan batas antar negara. Perjalanan manusia yang semakin meningkat tersebut lebih banyak di lakukan untuk berwisata sehingga industri pariwisata mempunyai arti yang sangat penting bagi suatu perekonomian negara. Pariwisata yang mempunyai dampak yang sangat besar dalam pembangunan nasional baik dibidang ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan, lingkungan dan bidang-bidang lain telah menyebabkan pariwisata bagi negara tertentu ditetapkan sebagai leading sector dari perkembangan ekonominya.

Melihat perkembangan pariwisata yang semakin meningkat seiring dengan globalisasi telah mendorong berbagai negara mengembangkan ketahanan budaya agar dapat bertahan dari terpaan globalisasi serta mengembangkan pariwisata sebagai usaha kemajuan ekonomi bangsanya. Upaya ini dilakukan berbagai Negara, tak terkecuali Indonesia terus berupaya mengembangkan kebudayaan dan pariwisata sebagai salah satu andalan pemerintah dalam rangka membangun perekonomian bangsa. Indonesia yang merupakan salah satu negara di dunia yang mempunyai potensi pariwisata yang cukup besar telah berupaya untuk terus mengembangkan sektor pariwisata, karena sektor ini telah memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam menopang dan menggalakkan roda perekonomian nasional dan diharapkan pula mampu memberikan manfaat bagi rakyat, baik


(3)

11 manfaat material, spiritual, kultural, maupun intelektual, khususnya bagi penduduk setempat. Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah yang menitik beratkan pembangunan kepada masing-masing daerah maka pemerintah pusat telah memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada masing-masing daerah dalam merencanakan pembangunan, karena pemerintah daerah lebih mengerti dengan kondisi daerahnya masing-masing sehingga pembangunan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kebudayaan setempat. Namun demikian konsekuensi daripada diterapkannya otonomi daerah tersebut, maka setiap daerah harus berfikir dan berjuang keras bagaimana membangun daerahnya sendiri karena daerah tidak boleh terlampau menggantungkan diri kepada pemerintah pusat apalagi dalam hal pendanaan pembangunan.

NTB yang merupakan bagian dari Negara kesatuan republik Indonesia merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia yang sangat potensial. Hal ini dapat dilihat dari banyak dan beragamnya aset pariwisata yang dimiliki baik berupa Obyek Wisata Alam, Obyek Wisata Budaya, Obyek Wisata Minat Khusus maupun berupa adat istiadat dan tradisi-tradisi masyarakat, atraksi kesenian, dan lain-lain yang sangat diminati oleh wisatawan. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Provinsi NTB menempatkan pembangunan kepariwisataan sebagai prioritas kedua setelah sektor pertanian dalam arti luas, dan menetapkan 15 kawasan potensial yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pariwisata yaitu sembilan di Pulau Lombok dan enam di Pulau Sumbawa.

Pulau lombok yang merupakan bagian dari propinsi NTB, dewasa ini tengah menjadi objek wisata yang berkembang sangat pesat. Walaupun demikian


(4)

12 masih banyak obyek pariwisata di Lombok yang mempunyai daya tarik tesendiri dan masih alami belum dikelola secara maksimal, selain itu juga kawasan obyek wisata yang telah dijadikan sebagai andalan pariwisata NTB yang sebagian besar terletak di pulau lombok masih memerlukan pembenahan lagi untuk bias ditingkatkan menjadi tujuan wisata bertaraf internasional.

Nusa Tenggara Barat menyadari kemampuannya dalam membangun dan mengembangkan sektor pariwisata, apalagi dengan diterapkannya otonomi daerah dengan konsekuensi daerah tidak boleh terlalu menggantungkan diri kepada pemerintah pusat harus berusaha dan berjuang keras untuk membangun daerahnya sendiri, oleh karena itu Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat terus berupaya untuk mengembangkan kepariwisataannya dengan membuat berbagai kebijakan yang mendukung kegiatan kepariwisataan sesuai dengan keunggulan dan potensi yang dimiliki serta terus bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mengembangkan pariwisata tersebut.

Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat yang diberikan kewenangan seluas-luasnya untuk membangun daerah dari pemerintah pusat tengah berupaya mengembangkan seluruh sumber daya potensial yang dimiliki. Mengingat Propinsi Nusa Tenggara Barat yang mempunyai sektor pariwisata yang sangat potensial maka pemerintah daerah bertekad untuk menjadikan sektor tersebut menjadi perioritas utama sebagai penopang perekonomian Nusa Tenggara Barat, oleh karena itu dalam upaya mengembangkan sektor pariwisata tersebut


(5)

13 investasi asing untuk pendanaan dalam mengembangkan pariwisatanya. Dalam upaya meningkatkan investasi asing tersebut maka pemerintah telah melakukan berbagai macam cara untuk menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Langkah-langkah yang telah diambil pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat diantaranya, Pertama dengan meningkatkan dan mengembangkan media informasi atau promosi untuk memulihkan citra pariwisata NTB yang aman dan nyaman untuk dikunjungi maupun sebagai tempat berusaha. Kedua, dengan Membangun akomodasi yang diperlukan dan difungsikan oleh para wisatawan. Pembangunan akomodasi salah satunya dengan memberikan sarana dan prasarana kepada para wisatawan yang ingin menikmati kawasan-kawasan wisata yang ada di Pulau Lombok.. Ketiga,

Pengembangan daerah wisata di arahkan pada peningkatan potensi yang ada tanpa merusak lingkungan sekitar, seperti pengembangan Mandalika resort yang sedang dilakukan proyek infrastruktur jalan menuju kawasan Mandalika resort serta infrastruktur lainnya yang akan menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di Pulau Lombok. Ke-empat, Perpanjangan lama waktu tinggal, pada waktunya nanti diharapkan pariwisata di Pulau Lombok dapat dijadikan wisata unggulan nasional dan untuk itu perlu dilakukan pengemasan paket wisata ke pulau ini melalui berbagai jalur sehingga berbagai jalur sehingga wisatawan yang berkunjung tidak merasa bosan sehingga berkeinginan untuk tinggal lebih lama di Pulau Lombok. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan atraksi wisata di samping itu juga sarana dan prasarana di tempat wisata harus memadai agar kebutuhan wisatawan terpenuhi, dan tinggal lebih lama. Kelima, Melalui


(6)

14 peningkatan kualitas kelembagaan, managemen dan sumber daya manusia. Dimana para wisatawan yang datang berkunjung ke suatu daerah wisata mendapatkan pelayanan yang memuaskan tentu saja akan merasa terkesan dengan apa yang diterimanya. Hal ini tidak lepas dari manajemen kelembagaan suatu produk industri ariwisata dimana orang-orang yang terlibat didalamnya benar-benar professional dan menguasai bidang pekerjaan terutama dalam pelayanan terhadap wisatawan.