LKP : Perancangan Alarm Maling Otomatis Untuk PT. Citra Mandalasamudra.

(1)

PERANCANGAN ALARM MALING OTOMATIS

UNTUK PT. CITRA MANDALASAMUDRA

KERJA PRAKTEK

DisusunOleh :

Sandhi Yudha E.P ( 08410200087 )

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2012

STIKOM


(2)

i

ABSTRAKSI

Ditengah – tengah kemajuan teknologi, elektronik tampaknya memiliki perkembangan yang sangat pesat dan menjadikan kehidupan teknologi benar – benar sebuah dunia sendiri yang terkait dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari – hari. Ada sebagian orang yang bingung apa yang harus dilakukan saat suatu kebutuhan di implementasikan di dalam suatu rangkaian elektronika.Pada buku ini penulis mencoba untuk sedikit memberikan pengetahuan tentang suatu rangkaian elektronika. Karena ada sebagian pengguna elektronika bingung bagaimana cara membuat dan apa saja yang d perlukan untuk membuat suatu rangkaian yang digunakan untuk membuat rangkaian elektronika. Dengan menggunakan buku ini di harapkan para pengguna elektronika dapat dengan mudah mempelajari cara membuat suatu rangkaian.

STIKOM


(3)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ……….…... i

KATA PENGANTAR ……….… ii

DAFTAR ISI ………..… v

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 .Latar Belakang ……….... 1

1.2 .Tujuan Kerja Praktek .………. 2

1.3 .Pembahasan Masalah ……….. 3

1.4 .Waktu dan Lama Kerja Praktek ………. 3

1.5 .Ruang Lingkup Kerja Praktek ...………. 4

1.6 .Metode Penelitian ..………..……. 4

1.7 .Sistematika Penulisan .….………. 5

BAB II GAMBARAN UMUM PT. CITRA MANDALASAMUDRA 2.1 Sejarah Singkat PT. Citra Mandalasamudra …..……….... 6

2.2 Visi, Misi dan Komitmen PT. Citra Mandalasamudra …....….. 7

STIKOM


(4)

vi BAB III LANDASAN TEORI

3.1 LDR(Light Dependent Resistor) ……….….... 10

3.1.1 Prinsip Kerja LDR ……….... 10

3.1.2 Karakteristik LDR ……….... 11

A. Laju Recovery .………... 12

B. Respon Spektral ..……….12

3.2 Dioda ...………... 13

3.2.1 Fungsi Dioda ………. 14

3.2.2 Jenis Dioda ……..……….. 15

3.3 Resistor ...…….………... 20

3.3.1 Penandaan Resistor……… 21

3.3.2 Identifikasi Empat Pita ….……… 21

3.3.3 Identifikasi Lima Pita ………...……… 22

3.3.4 Fungsi Resistor ………. 22

3.4 Kapasitor ...…….………... 23

3.4.1 Jenis Kapasitor ………..………. 25

3.5 Transistor ...….………... 26

3.5.1 Cara Kerja Transistor ...………... 27

STIKOM


(5)

vii

3.5.2 Transistor BC 177 ...……… 31

3.6 Inverter 72HC00 ……… 32

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Dasar Teori ………….………....…… 35

4.2 Cara Kerja Rangkaian Alarm Maling Otomatis ….……….. 35

4.2.1 Rangkaian Sensor Cahaya Menggunakan LDR ………. 38

4.2.2 Rangkaian Inverter Atau Pembalik ………... 40

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ……….. 42

5.2 Saran ……… 42

DAFTAR PUSTAKA ……… 43

HAL LAMPIRAN ……….………... 44

STIKOM


(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya kemajuan teknologi informasi yang didukung oleh perangkat computer yang memungkinkan sebuah peralatan yang mudah digunakan yang berfungsi untuk membantu manusia agar mempermudah pekerjaan yang selama ini mungkin sangat memberatkan. Banyak dari sekarang ini ingin mewujudkan sebuah rumah yang berkonsep serba otomatis. Dari sini tercetus ide bagaimana membuat sebuah alarm yang dapat berbunyi secara otomatis jika ada seseorang yang menghalangi cahaya yang menuju ke sensor agar penghuni rumah mengetahui bahwa ada penyusup yang memasuki rumah.

Untuk mengadapi era globalisasi dan kemajuan teknologi sekarang ini, teknologi dengan memakai sejumlah rangkaian elektronika memegang peranan yang sangat penting. Karena dengan sarana tersebut segala kegiatan yang mempermudah manusia dapat mudah dikendalikan dan lebih efisien. Bagi bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau-pulau dan berbagai macam corak social dan budaya, untuk mempersatukan seluruh rakyat yang ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila yang menjadi cita-cita bangsa, sangat memerlukan pengetahuan tentang elektronika sebagai sarana yang memadai untuk

STIKOM


(7)

2

mencapai tujuan yang lebih maju tersebut. Permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah mempelajari konsep struktur elektronika dan implementasikan

Perancangan Alarm maling otomatis yang akan di simulasikan pada mekanik alarm buatan.

Kerja Praktek adalah kesempatan bekerja di dunia nyata untuk memperoleh pengalaman kerja, sehingga dapat mengenal dunia kerja, dan dapat menerapkan dan membandingkan teori yang diperoleh selama kuliah dengan dunia kerja. Selain itu kerja praktek juga merupakan bagian dari kurikulum Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Sistem Informasi ( STIKOM ) Surabaya sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh ujian akhir.

Prosedur kerja praktek telah di atur sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, yaitu harus mendapatkan persetujuan dari instalasi atau dari perusahaan tempat melaksanakan kerja praktek tersebut.

Dengan adanya program kerja praktek ini dapat diharapkan dapat tercapainya suatu pengembangan dan penerapan kemampuan dan tanggap terhadap kenyataan yang ada dilapangan atau masyarakat. Sasaran kerja praktek ini adalah untuk menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah pada perusahaan yang ditempati. Dan bila memungkinkan dapat meningkatkan system yang diterapkan di peruhasaan tersebut.

1.2Tujuan Kerja Praktek

Pelaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. CITRA MANDALA SAMUDRA, maka seorang mahasiswa yang menjalankan syarat pendidikan

STIKOM


(8)

3

tinggi tentunya memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan kegiatan praktek ini.

1. Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan berbagai prosedur dalam berkerja di perusahaan, mulai dari proses lamaran, pengerjaan dan akhir dari pelaksanaan kerja praktek.

2. Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan yang diperolehnya dalam kerja praktek.

3. Mahasiswa mampu bersikap professional dalam berkerja di perusahaan, seperti sikap disiplin, kreatif dan bertanggung jawab.

1.3

Pembatasan Masalah

Untuk membatasi kajian masalah dalam penulisan laporan maupun pelaksanaan praktek kerja ini maka pembahasan masalah mengacu pada beberapa batasan sebagai berikut :

1. LDR (Led dependent Resistor) sebagai sensor cahaya.

2. Cahaya yang digunakan adalah sebuah Laser berwarna merah yang focus pada satu titik.

3. Untuk output berupa buzzer/mini sound yang mengeluarkan suara sangat keras.

1.4

Waktu dan lama Kerja Praktek

Adapun waktu dan lama kerja yang akan ditempuh dalam kerja praktek di dalam perusahaan PT.CITRAMANDALASAMUDRA di laksakan mulai tanggal 18 Juli 2012 – 18 Agustus 2012.

STIKOM


(9)

4

1.5 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Sasaran kerja praktek tersebut adalah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar melalui pengamatan di bidang elektronika :

a. Merangkai rangkaian elektronika. b. Membuat Skematik Rangkaian.

c. Agar terbiasa dalam merangkai peralatan elektronika. 1.6 Metodologi Penelitian

Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh penulis, maka penulis mendapatkan bimbingan langsung dari pengajar STIKOM Surabaya yang memiliki kemampuan di dalam elektronika. Dari praktek tersebut penulis mendapat gambaran bahwa desain elektronika yang akan penulis buat, sudah di rancang sedemikian rupa agar mampu mengkasilkan seperti apa yang di inginkan. Teknik dan metode yang kami lakukan adalah sebagai berikut :

1. Perancangan, yaitu membagun rangkaian elektronika yang sesuai di harapkan.

2. Studi yang akan digunakan adalah literatur atau pustaka melalui membaca buku-buku yang berhubungan dengan elektronika.

3. Pengujian, yaitu tahapan menguji alat yang telah dibuat apakah telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

4. Penulis dan penyusun laporan dari pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab kepada pihak STIKOM Surabaya.

STIKOM


(10)

5

1.7 Sistematis Penulisan

Sistematis dalam penulisan laporan hasil kerja praktek lapangan pada PT. CITRA MANDALASAMUDRA adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini merupakan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II Gambaran umum perusahaan

Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan diantara riwayat dan institusi perusahaan serta struktur organisasi perusahaan. BAB III Landasan teori

Pada bab ini menguraikan tentang teori-teori yang mendukung penyelesaian laporan ini diantaranya menguraikan teori-teori elektronika. BAB IV Hasil Kerja Praktek

Pada bab ini menguraikan tentang cara merangkai rangkaian elektronika dan juga skill.

BAB V Kesimpulan

Pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan-kesimpulan yang dapat dirumuskan berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya beserta saran-saran untuk kemajuan perusahaan ke depannya.

STIKOM


(11)

6

BAB II

GAMBARAN UMUM PT. CITRA MANDALASAMUDRA

2.1 Sejarah Singkat PT. CITRA MANDALASAMUDRA

Di tengah kesibukan derap Pembangunan Nasional, kedudukan teknologi semakin penting. Hasil dari suatu pembangunan sangat penting ditentukan oleh materi perkembngan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara. Cepat atau lambatnya laju pembangunan ditentukan pula oleh kecepatan memperoleh ilmu dari perkembangan teknologi itu tersebut. Adanya suatu teknologi yang bersifat elektronik memudahkan kita untuk membuat suatu terobosan-terobosan terbaru untuk mensejahterakan masyarakat luas. Keperluan merancang suatu rangkaian elektronika tidak perna lepas dari kehidupan kita selama. Muncul suatunya inovasi baru memungkinkan kita untuk melangkah lebih maju untuk melakukan produk baru yang berfungsi mensejahterakan masyaraka untuk menggunakannya. Dengan semakin canggihnya kita memungkinkan untuk menggali ilmu teknologi yang didalamnya mengandung unsur elektronika melalui banyak media yang telah ada sekarang ini, hasil seperti ini yang mulai menyentuh dalam aspek kehidupan kita. Kesadaran tentang hal ini yang menuntut pengadaan tenaga-tenaga ahli terampil untuk dapat mengelola informasi yang didapatkan. Atas dasar pemikiran inilah, maka PT. CITRA MANDALASAMUDRA di dirikan pada tanggal 23 April 2001 No.C-5562.HT.01.01.2001. Tokoh yang berperan besar atas berdirinya perusahaan tersebut adalah :

STIKOM


(12)

7

1. Sugeng Santoso 2. Hadi Poerwanto 3. Doedit Heroistijanto 4. Dra. Noenis Trilupi Andini

Dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tersebut disinilah PT. CITRA MANDALA SAMUDRA mengelola usaha dengan membangun suatu

komplek perumahan, pertokoan, perkantoran, dan pergudangan, beserta sarana-sarana penunjangnya. Didalam bidang perdagangan umum perusahaan di atas mempunyai sarana usaha yang lain yaitu keagenan, distributor, komisioner, supplier, ekspor/impor dari barang yang dapat diperdagangkan.

Pada awal tahun 2005 perusahaan di percaya untuk mensuplai alat-alat kesehatan untuk Rumah Sakit di seluruh Indonesia sampai saat ini. Dengan tahun itu juga perusahaan mendapat kepercayaan untuk mensuplai peralatan militer baik untuk Polisi maupun TNI.

2.2 Visi, Misi dan Komitmen PT. CITRA MANDALASAMUDRA A. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi Perusahaan telah kami bangun bersama, dan siap untuk kami operasionalisasikan. Setiap langkah, kami akan selalu menerapkan nilai-nilai yang juga telah kami kembangkan bersama.

NILAI-NILAI KAMI adalah :

1. Jujur, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain

2. Adil : merupakan nilai yang mendasari langkah menuju solusi win-win dalam Bermitra.

STIKOM


(13)

8

3. Profesional yang mengandung unsur-unsur kompetensi, tanggung

jawab, corporateness, dan etika profesi yang saling terkait serta tidak bisa dipisahpisahkan.

4. Kerja Cerdas melalui pengembangan kompetensi pribadi (

pengetahuan, ketrampilan dan sikap positif ) dan kemampuan mengembangkan jaringan koneksi bisnis antar perusahaan.

5. Memiliki kepekaan terhadap lingkungan, dan proaktif memegang

peran sesuai dengan kompetensi Perusahaan.

6. Mentaati norma-norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum.

Dengan nilai-nilai tersebut, kami mempunyai keyakinan bahwa kami akan menjadi relasi yang terpercaya bagi relasi kami. Bersama kami membangun tim kerja untuk memberikan produk yang memenuhi kebutuhan relasi kami yang di butuhkan. Kami mendengar, memahami, memberi masukan, dan mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh, sehingga kami dapat memuaskan pelanggan kami. Karena kepuasan pelanggan sangat penting bagi kami, karena kami berhasrat untuk membangun tim yang berkelanjutan dengan pelanggan kami. B. Komitmen Perusahaan

Dengan saling bergandengan tangan baik ke sesama perusahaan luar maupun dalam negeri, sehingga mendapat suatu kerjasama yang baik, semoga visi dan misi tidak hanya bisa dipahami, melainkan juga bisa dihayati dan lebih dari itu dilaksanakan secara konsisten dan memegang teguh kejujuran ke sesame relasi. Karena itu semua adalah murni komitmen kita dalam berbisnis secara baik dan bertanggung jawab. Loyalitas adalah tekad dan kesanggupan menaati,

STIKOM


(14)

9

melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu dengan disertai penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari serta dalam pelaksanaan tugas. Loyalitas anggota terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk melenggangkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun.

STIKOM


(15)

10

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 LDR (Light Dependent Resistor)

Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis resistor yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen tersebut. Biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya.Light Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya.Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil.Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik.Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup.Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR

memiliki resistansi yangkecil pada saat cahaya terang.

3.1.1 Prinsip Kerja LDR

Pada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis atau jalur melengkung yang menyerupai bentuk kurva.Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida yang sangat sensitiv terhadap pengaruh dari cahaya.Jalur cadmium sulphida yang terdapat pada LDR.Jalur cadmium sulphida dibuat melengkung menyerupai kurva

STIKOM


(16)

11

agar jalur tersebut dapat dibuat panjang dalam ruang (area) yang sempit.Cadmium sulphida (CdS) merupakan bahan semi-konduktor yang memiliki gap energi antara elektron konduksi dan elektron valensi. Ketika cahaya mengenai cadmium sulphida, maka energi proton dari cahaya akan diserap sehingga terjadi perpindahan dari band valensi ke band konduksi. Akibat perpindahan elektron tersebut mengakibatkan hambatan dari cadmium sulphida berkurang dengan hubungan kebalikan dari intensitas cahaya yang mengenai LDR.Lihat gambar 1.1 dibawah ini.

Gambar 1.1 LDR (Light Dependent Resistor)

3.1.2 Karakteristik LDR A. Laju Recovery

Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahayatertentu kedalam suatu ruangan yang gelap sekali, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga dikegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K Ω /detik. untuk LDR type arus harganya lebih

STIKOM


(17)

12

besar dari 200 K Ω /detik (selama 20 menitpertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arahsebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktukurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.

B. Respon Spektral

LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium, baja, emas, dan perak.Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik.Sensor ini sebagai pengindera yang merupakan eleman yang pertama – tama menerima energi dari media untuk memberi keluaran berupa perubahan energi.Sensor terdiri berbagai macam jenis serta media yang digunakan untuk melakukan perubahan. Media yang digunakan misalnya: panas, cahaya, air, angin, tekanan, dan lain sebagainya. Sedangkan pada rangkaian ini menggunakan sensor LDR yang menggunakan intensitas cahaya, selain LDR dioda foto juga menggunakan intensitas cahaya atau yang peka terhadap cahaya (photo conductivecell).Pada rangkaian elektronika, sensor harus dapat mengubah bentuk – bentuk energi cahaya ke energi listrik, sinyal listrik ini harus sebanding dengan besar energi sumbernya. Gambar 1.2 dibawah ini merupakan karakteristik dari sensor LDR .

STIKOM


(18)

13

Gambar 1.2 Karakteristik LDR (Light Dependent Resistor)

Pada karakteristik diatas dapat dilihat bila cahaya mengenai sensor itu maka harga tahanan akan berkurang. Perubahan yang dihasilkan ini tergantung dari bahan yang digunakan serta dari cahaya yang mengenainya.

3.2 DIODA

Pengertian Dioda adalah jenis komponen pasif yang berfungsi terutama sebagai penyearah.Dioda memiliki dua kutub yaitu kutub anoda dan kutub katoda.Dioda terbuat dari dua bahan atau yang biasa di sebut dengan dioda semi konduktor yaitu bahan tipe-p menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n menjadi katode.Pada sambungan dua jenis berlawanan ini akan muncul daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier. Gaya barier ini dapat ditembus dengan tegangan + sebesar 0.7 volt yang dinamakan sebagai break down voltage, yaitu tegangan minimum dimana dioda akan bersifat sebagai konduktor atau penghantar arus listrik. Bergantung pada polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, pengertian dioda yang lain adalah bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup

STIKOM


(19)

14

(apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku sebagi saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan negatif sedangkan katode mendapatkan tegangan positif).Gambar 2.1 dibawah ini adalah dioda.

Gambar 2.1 Dioda

3.2.1 Fungsi Dioda

Berikut ini adalah fungsi dari dioda yang biasa digunakan: 1. Penyearah, contoh : dioda bridge.

2. Penstabil tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener. 3. Pengaman /sekering.

4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level sinyal.yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.

5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen dc kepada suatu sinyal ac.

6. Pengganda tegangan.

7. Sebagai indikator, yaitu LED (light emiting diode).

8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier. 9. Sebagai sensor cahaya, yaitu dioda photo.

STIKOM


(20)

15

10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), yaitu dioda varactor.

3.2.2 Jenis Dioda

A. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)

Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc.Secara umum dioda ini disimbolnya.Lihat gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Kaki-kaki dioda

B. DIODA ZENER

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.

STIKOM


(21)

16

C. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu : - Sebagai lampu indikator, - Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu, - Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol, bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3 Bangun fisik dan simbol LED

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah,

STIKOM


(22)

17

Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna dan lihatlah gambar 2.4 berikut.

Gambar 2.4Tabel Warna LED dan Tegangannya.

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya. D. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)

Secara umum dioda-cahaya ini mirip dengan PN-Junction, perbedaannya terletak pada persambungan yang diberi celah agar cahaya dapat masuk padanya.Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon.Kuat cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut.Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah

STIKOM


(23)

18

sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.

E. DIODA VARACTOR

Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio).

F. MENGUJI DIODA

Dioda ini dapat diuji kondisinya secara sederhana dan ada beberapa cara pengujiannya, yaitu :

1. Pengujian dengan Multitester (Ohmeter) 2. Pengujian dengan Continous Tester

STIKOM


(24)

19

3. Pengujian dengan batere + lampu pijar 4. Pengujian dengan batere + loudspeaker G. MENGUJI DIODA DENGAN OHMMETER

Untuk itu diperlukan sebuah multitester atau sebuah ohmmeter analog atau digital.Multitester atau Avometer Analog mempunyai fasilitas pengukur hambatan (ohmmeter) dimana jenis ohmmeter yang digunakan biasanya ohmmeter-seri, dimana secara konstruksi polaritas batere yang terpasang dalam meter berlawanan polaritas dengan terminal ukurnya. Atau dengan perkataan lain, terminal positip meter adalah mempunyai polaritas negatip batere, sebaliknya terminal negatip meter mempunyai polaritas positip batere.Dengan demikian guna menguji sebuah dioda dengan menggunakan Avometer prinsipnya adalahAnda posisikan Avometer pada posisi ohm dengan skala rendah Tentukan terlebih dahulu elektroda anoda dan katoda dari dioda tersebut.Hubungkan terminal + (positif) meter dengan Anoda dari dioda yang akan ditest sedangkan terminal – (negatif) meter dengan Katoda dioda. Maka hubungan ini disebut reverse. Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter tidak akan bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum bergerak, maka dapat dikatakan dioda terhubung singkat (rusak).

Ulangi langkah 2 diatas dengan polaritas sebaliknya, dimana Anoda dihubungkan dengan negatip meter dan Katoda dengan positip meter.Maka hubungan ini disebut forward.

STIKOM


(25)

20

Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter akan bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum meter tidak bergerak, maka dapat dikatakan dioda putus (rusak).

3.3 Resistor

Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir.Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.Untuk lebih detailnya lihat gambar 3.1 dibawah ini.

Gambar 3.1Resistor

STIKOM


(26)

21

3.3.1 Penandaan Resistor

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi.Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna.Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga.Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal.Toleransi dasarnya adalah ±20%.Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.

3.3.2 Identifikasi Empat Pita

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan.Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor.Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua,

STIKOM


(27)

22

biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.Lihat gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.2Nilai Warna Resistor 3.3.3 Identifikasi Lima Pita

Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.

3.3.4 Fungsi Resistor

Dibawah ini adalah fungsi dari resistor: 1. Sebagai pembagi arus

2. Sebagai penurun tegangan 3. Sebagai pembagi tegangan

4. Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.

STIKOM


(28)

23

3.4 Kapasitor

Kapasitor atau sering disebut sebagai kondensator adalah suatu alat yang dapat menyimpanenergi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari namaMichael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini.Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Peranciscondensateur, Indonesia dan JermanKondensator atau SpanyolCondensador.

1. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabun.

2. Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasibahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor)

STIKOM


(29)

24

ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).Untuk lebih jelasnya lihat gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1 Kapasitor

Fungsi kapasitor sebagai penyimpan muatan litrik dalam waktu tertentu yang kemudian melepaskannya kembali pada perlahan-lahan.apasitas penyimpanan kapasitor dalam satuan farad. Farad diambil dari nama salah satu penemu di bidang fisika yaitu Michael Faraday. Nilai kapasitas suatu kapasitor non polar ditulis dalam bentuk kode angka sederhana yang tertera pada badan kapasitor. Kode angka sederhana tersebut ditulis dalam satuan kapasitas, sebagai berikut :

1. Jika terdiri dari 1 atau 2 angka maka nilainya dalam pikofarad. Contohnya jika pada suatu badan kapasitor tertera angka 5 maka nilainya 5 pikofarad, jika tertera 47 maka nilainya 47 pikofarad.

2. Jika terdiri dari 3 angka maka angka ketiga adalah jumlah pengali (jumlah nol). Contohnya pada suatu badan kapasitor tertera angka 473 maka nilainya 47000 pikofarad (disingkat pf). Jika dikonversi ke nano maka menjadi 47 nanofarad (disingkat nf), jika dikonversi ke mikrofarad maka 0,047 mikrofarad (disingkat mf).

3.4.1 Jenis Kapasitor

STIKOM


(30)

25

Jenis jenis capasitor diantaranya capasitor bipolar/ non polar dan capasitor polar (memiliki kutub -/+), walaupun sama-sama untuk menyimpan muatan listrik, tapi banyak perbedaan diantara dua macam capasitor ini, baik dari bahan yang digunakan untuk membuat capasitor tersebut maupun dalam kegunaannya. Mengenai capasitor polar sudah saya bahas dalam tulisan seminggu yang lalu, kalau belum menyimak bisa membacanya dulu pada artikel Penjelasan Tentang Kapasitor Polar.Setelah memahami tentang capasitor polar, sekarang akan kita teruskan membahas tentang capasitor non polar. Capasitor non polar ada beberapa macam yaitu:

A. Kapasitor Ceramic

Mengapa disebut capasitor ceramic, karena bahan dasar yang digunakan sebagai media penyimpan arus adalah terbuat dari keramik. Jadi lempengan keramik diletakkan diantara dua pin kaki capasitor tersebut sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan arus listrik.lihat gambar 4.2 dibawah ini.

Gambar 4.2Kapasitor Keramik

B. Kapasitor Mylar

STIKOM


(31)

26

Sedangkan bahan penyekat yang digunakan pada capasitor mylar terbuat dari plastik, tepatnya plastik digulung diantara kedua lempengan kaki capasitor tersebut. Jumlah gulungan yang dipakai akan mempengaruhi besar-kecilnya nilai kapasitasnya.Lihat gambar 4.3 dibawah ini.

Gambar 4.3 Kapasitor Mylar C. Kapasitor Variable

Capasitor variable sebenarnya juga termasuk dalam jenis capasitor mylar, yang membedakan adalah besar-kesilnya nilai capasitas dapat dirubah dengan memutar/menggeser pin capasitor tersebut. Jadi capasitor variable memiliki tiga kaki atau lebih.Capasitor variable biasanya digunakan pada pesawat radio sebagai pengatur frekuensi (tuner).Lebih jelasnya lihat gambar 4.4 dibawah ini.

Gambar 4.4 Kapasitor Variable

3.5 Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya

STIKOM


(32)

27

(FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio.Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.Dibawah ini adalah gambar 5.1 sebuah transistor.

Gambar 5.1 Transistor 3.5.1 Cara Kerja Transistor

Komponen elektronika yang pegang peranan ialah Transistor. Untuk mengenalnya, dibutuhkan sejumlah pengetahuan dasar. Anda memulai mereparasi radio atau tape recorder yang rusak, tapi tak mengenal sifat dan jenis transistor, berarti pekerjaan anda tak akan berhasil dan anda akan selalu gagal.Transistor banyak dibutuhkan atau hampir semua rangkaian elektronika membutuhkannya.

STIKOM


(33)

28

Meskipun dalam rangkaian elektronika ada IC namun transistor tak bisa ditinggalkan. Misalnya pada pesawat penerima radio transistor, pesawat pemancar, televisi, dan lain sebagainya, semua butuh transistor.

Transistor terbentuk dari dua macam dioda germanium ( bermuatan positif & bermuatan negatif ) yang disambung secara berlawanan atau berbalikan.

Oleh sebab itulah kita mengenal 2 jenis transistor : 1. Transistor jenis NPN

Transistor jenis NPN, yang dianggap sebagai katoda ialah tep/kaki basis. Sedangkan yang dianggap sebagai anoda ialah tep kolektor dan emitor lihat gambar 5.2 dibawah ini.

Gambar 5.2 Simbol NPN 2. Transistor jenis PNP

Transistor jenis PNP, yang dianggap sebagai anoda ialah tep/kaki basis. Sedangkan yang dianggap sebagai katoda ialah tep kolektor dan emitor lihat gambar 5.3 dibawah ini.

STIKOM


(34)

29

Gambar 5.3 Simbol PNP Adapun tugas atau fungsi kaki-kaki transistor tersebut ialah : 1. Emitor, bertugas menimbulkan elektron-elektron.

2. Kolektor, berfungsi menyalurkan elektron-elektron tersebut tersebut keluar dari

transistor.

3. Basis, mengatur gerakan elektron dari emitor yang keluar melalui tep/kaki kolektor.

Anda harus mengetahui apakah transistor itu jenis PNP atau jenis NPN, karena ini menentukan dalam membuat atau mereparasi radio. Jika misalnya anda mengganti transistor penguat akhir yang rusak dan transistor itu jenis PNP lalu anda menggantinya dengan jenis NPN, tentunya pesawat tak akan bisa bunyi, karena sifatnya lain-lain antara PNP dan NPN.

Cara mengetahui transistor jenis PNP atau NPN, anda harus menggunakan ohm meter atau multitester ( Avometer ).

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menentukan transistor jenis PNP atau jenis NPN adalah sebagai berikut :

1. Pastikan bahwa anda ingin menentukan jenis PNP atau NPN. 2. Saklar multitester pada posisi R x 100 ohm.

3. Hubungkan pencolok hitam (-) pada kaki emitor. 4. Hubungkan pencolok merah (+) pada kaki basis. 5. Catat berapa jarum skala bergerak dan berhenti. 6. Kemudian pencolok hitam pada kaki kolektor.

STIKOM


(35)

30

7. Lihat jarum skala pasti bergerak dan berhenti pada angka tertentu.

8. Jika pengukuran pertama jarum lebih kecil dari pengukuran yang kedua berarti Transistor jenis PNP.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.

3.5.2 Transistor BC 177

STIKOM


(36)

31

Gambar 5.4Transistor BC 177 PNP

Transistor BC 177 adalah transistor PNP. Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari emitter menuju ke kolektor jika pada pin basis dihubungkan ke sumber tegangan ( diberi logika 1). Arus yang mengalir ke basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor. Gambar 5.5 skematik PNP.

Gambar 5.5Skematik PNP

STIKOM


(37)

32

3.6 Inverter 72HC00

Berikut iniadalah daftardari7400serisirkuitlogika digitalterintegrasi. SeriSN7400berasalsirkuitTTLterpaduyang dibuat olehTexas Instruments. Karena popularitasdaribagian-bagian, merekakeduabersumber olehprodusen lainyang terusurutan nomor7400sebagai bantuan untukidentifikasibagianyang kompatibel.

Selain itu,kompatibelTTLbagianberasal olehprodusen

lainyangkeduabersumberpadalini produkTIdi bawahnomor

bagianseri74xxx.Hanyanomordasaryangtercantum di bawah ini, yaitu:bagian yangterdaftar di siniseolah-olahdibuatdalamkekuasaan, dasarstandar

dankecepatan, TTLbentuk, meskipun bagiankemudian

banyakyangpernahdiproduksidengan teknologiitu.Gambar 6.1 adalah sebuah inverter.

Gambar 6.1 Quad 2-input NAND gate HD74HC

STIKOM


(38)

33

Inverter HD74HC adalah Inverter dengan gerbang NAND, komponen ini berisi 4 buah gerbang NAND yang dapat digunakan, cara kerjanaya adalah mengalikannilai dari pin 1 dengan pin 2 dan hasilnya di NOT kan.Untuk lebih jelasnya lihat gambar 6.2 dibawah ini.

Gambar 6.2Pin Konfigurasi

Dalam elektronika digital, gerbang NAND (Negasi DAN atau TIDAK DAN) adalah gerbang logika yang menghasilkan output yang palsu hanya jika semua inputnya adalah benar. Sebuah output (0) LOW hasil hanya jika kedua input ke gerbang yang TINGGI (1), jika salah satu atau kedua input RENDAH (0), a (1) TINGGI hasil output. Hal ini dibuat dengan menggunakan transistor. Gerbang NAND adalah penting karena setiap fungsi boolean dapatdiimplementasikan dengan menggunakan kombinasi gerbang NAND. Properti ini disebut kelengkapan fungsional.Sistem digital menggunakan sirkuit

STIKOM


(39)

34

logika tertentu mengambil keuntungan dari kelengkapan fungsional NAND itu. Dalam ekspresi logis yang rumit, biasanya ditulis dalam hal fungsi logika lainnya seperti AND, OR, dan NOT, menulis ini dalam hal NAND menghemat biaya, karena pelaksanaan sirkuit tersebut dengan menggunakan gerbang NAND menghasilkan hasil yang lebih kompak daripada alternatif.

STIKOM


(40)

35 BAB IV

HASIL KERJA PRAKTEK

4.1 Dasar Teori

Pengertian rangkaian dan sistem digital erat kaitannya dengan pengertian rangkaian dan sistem pada bidang elektronika. Rangkaian elektronika didefinisikan sebagai kesatuan dari komponen-komponen elektronika baik pasif maupun aktif yang membentuk suatu fungsi pengolahan sinyal (signal processing). Dalam hal ini komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam operasinya tidak memerlukan catu daya dan sifatnya tidak dapat melakukan penguatan terhadap arus atau tegangan listrik, sedangkan komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam operasinya memerlukan catu daya dan memiliki sifat dapat menguatkan sinyal atau tegangan listrik. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, dan induktor, sedangkan contoh komponen aktif adalah transistor. Jenis pengolahan sinyal antara lain adalah penguatan sinyal (amplification), pembangkitan sinyal (oscillation), dan pemodulasian (modulation).

4.2 Cara Kerja Rangkaian Alarm Otomatis

Rangkaian alarm ini sangat cocok dipakai untuk mendeteksi tamu tak diundang atau pencuri. Sebagai komponen utama adalah sebuah sensor yaitu berupa komponen LDR (Light Different Resistance) yang dipasang pada tempat tersembunyi namun mendapat cahaya lampu penerangan yang ada. Rangkaian

STIKOM


(41)

36

alarm ini akan berbunyi apabila ada cahaya yang menyinari LDR terpotong atau terhalang oleh orang atau sebuah gerakan yang lewat sensor tersebut. Telah kita ketahui bahwa komponen-komponen elektronika yang dibutuhkan untuk merangkai alarm diatas mempunyai cara kerja sendiri-sendiri yaitu:

1. Resistor berfungsi sebagai tahanan listrik yang mempunyai besar tahanan sesuai dengan warna-warna yang ditunjukkan pada transistor.

2. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitor yang digunakan dalam rangkaian alarm ini adalah kapasitor elektrolisis jenis elektrolisis aluminium. Kapasitor jenis ini memiliki terminal positif dan terminal negatif. Kedua terminal ini harus disambungkan dengan polaritas yang benar.

3. Transistor berfungsi untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya.

4. SCR fungsinya hampir sama dengan Transistor yaitu untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya. 5. LDR (Light Dependent Resistor) yang terdiri dari sebuah piringan bahan

semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Di bawah cahaya yang cukup terang, banyak elektron yang melepaskan diri dari atom-atom bahan semikonduktor sehingga nilai tahanan listrik bahan

STIKOM


(42)

37

rendah. Dan sebaliknya apabila dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga nilai tahanan bahan sangat tinggi sehingga alarm dapat bekerja.

6. Buzzer (speaker) berfungsi sebagai penghasil suara alarm.

7. saklar SPDT (Single-Pole, Double-Throw) berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik yang mengalir pada alarm.

8. Inverter HD74HC00 berfungsi sebagai pembalik teganagan, karena sewaktu LDR terkena cahaya nilai resistansi akan berkurang sehingga tegangan akan masuk, sedangkan yg diinginkan adalah jika lampu laser terhalang atau LDR tidak terkena cahaya maka tegangan akan masuk. Maka tugas Inverter HD74HC00 adalah membalik teganagn yang semula bernila nol menjadi satu.

Apabila saklar pertama dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang pertama yaitu yang diletakkan pada pintu rumah. Sehingga apabila ada seorang maling yang masuk kedalam rumah melalui pintu, maka cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terpotong dan alarm akan berbunyi. Jika saklar kedua dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang kedua yang diletakkan pada ruangan atau bagian dalam rumah. Dimana cara kerja rangakaian alarm yang kedua, apabila ada orang yang bergerak didalam ruangan tersebut, maka akan mengakibatkan cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terhalang dan alarm akan berbunyi. Sedangkan apabila kedua saklar dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah kedua-duanya, sehingga apabila ada seorang pencuri yang masuk

STIKOM


(43)

38

melalui pintu maupun terdapat gerakan didalam ruangan rumah maka alarm akan berbunyi, dan sebaliknya apabila kedua saklar alarm dimatikan maka tidak ada alarm yang bekerja. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa rangkaian alarm anti maling tersebut dapat berbunyi ketika sensor (LDR) dalam keadaan gelap atau tidak mendapat cahaya lampu, karena jika sensor (LDR) dalam keadaan gelap mempunyai tahanan yang lebih tinggi daripada sensor (LDR) dalam keadaan yang tersinari cahaya, sehingga alarm dapat bekerja atau berbunyi. Jadi dapat disimpulkan cara kerja dari alarm maling otomatis adalah laser yang mengarah atau menyinari sensor LDR terpotong maka tegangan menjadi nol sehingga inverter akan mengubang tegangan tadi menjadi 5 volt dan membunyikan buzzer tersebut.

4.2.1 Rangkaian Sensor Cahaya Menggunakan LDR

Prinsip kerja dari LDR cukup mudah, jika cahaya yang redup atau tidak ada cahaya, maka nilai resistansi atau nilai hambatan dari sensor LDR akan tinggi, sehingga arus yang masuk akan terhalang dan nilai inputan akan menjadi nol, sehingga tifak akan ada tegangan yang mengalir. Tetapi jika ada cahaya yang diterima, maka nilai resistansi akan berkurang dan nilai hambatan akan menjadi nol atau tidak aka nada hambatan. Sensor LDR memiliki karakteristik yang berbeda dari foto dioda, karena nilai resistansi yang lebih besar dari pada foto diode, dan luas penampang yang unik daripada sehingga cahaya yang diterima dapat lebih focus diterima oleh sensor LDR, berikut ini adalah gambar 7.1 schematic dari ranggkaina sensor cahaya menggunakan LDR dan gambar 7.2 rangkaian alarm otomatisnya.

STIKOM


(44)

39

Gambar 7.1 Skematik Rangkaian Alarm Otomatis

Gambar 7.2 Rangkaian Alarm Otomatis

STIKOM


(45)

40

Penjelasan rangkaian lampu otomatis menggunbakan sensor cahaya LDR.

1. Resistor :

1. R1 = 2200 ohm

2. R2 = 4700 ohm

3. R3 = 1000 ohm

4. R4 = 2200 ohm

5. R5 = 1000 ohm

2. Kapasitor C = 150µ F / 12 VDC

3. Transistor TR = BC178

4. Diode 1 A

5. LDR : Type ORP 12

6. Buzzer 6 volt

4.2.2 Rangkaian Inverter atau Pembalik

Rangkaian ini adalah rangkaian pembalik tegangan, jika tegangan bernilai satu atau 5 volt, maka outputannya akan bernilai nol atau 0 volt, ini berarti hasil nilai inputan akan terbalik. Rangkaian ini kami gunakan karena pada dasarnya sensor cahaya LDR jika ada cahaya masuk maka nilai resistansi akan berkurang dan jika tidak ada cahaya maka nilai resistansi akan menjadi penuh. Yang kami butuhkan adalah sebalaiknya jika ada cahaya maka lampu mati dan jika cahaya terhalang maka lampu akan menyala, maka jika kita logika sensor cahaya LDR jika ada cahaya masuk maka bernilai nol atau tidak ada tegangan yang keluar dari output, dan jika cahaya terhalang maka bernilai satu dan ada tegangan yang keluar dari output dan menyalakan lampu. Cara kerja dari hasil kerja praktek ini adalah

STIKOM


(46)

41

laser ditembakan langsung kearah sensor LDR, sensor LDR sebagai inputan akan menerima cahaya dan nilai resistansi dari sensor cahaya LDR akan berkurang sehingga tegangan akan masuk tanpa ada hambatan sama sekali, dan tegangan akan masuk kedalam Inverter atau pembalik tegangan sehingga nilai output akan menjadi nol atau tidak ada tegangan yang keluar. Akan tetapai buzzer akan menyala jika laser terhalang cahaya, sehingga Sensor cahaya LDR tidak dapat menerima cahaya, maka nilai resistansi akan bertambah dan nilai tegangan akan bernilai nol atau tidak ada tegangan yang masuk dalam Inverter dan tegangan akan bernilai satu atau ada teganagn yang keluar sehingga buzzer akan berbunyi. Buzzer ini akan berbunyi apabila ada cahaya yang menyinari LDR terpotong/terhalang oleh orang atau sebuah gerakan yang lewat sensor tersebut.

STIKOM


(47)

42 BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil Penelitian yang penulis lakukan di PT. CITRA MANDALA SAMUDRA dapat penulis simpulkan bahwa:

1. Bahwa mahasiswa mampu melaksanakan prosedur dan bekerja yang diterapkan dalam perusahaan.

2. Selama dalam kerja praktek mahasiswa mendapatkan ilmu yang lebih banyak lagi sehingga pengetahuan yang diperoleh jg lebih banyak.

3. Bahwa Mahasiswa harus bersikap professional diperusahaan agar hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

5.2 Saran

Beberapa hal berikut penulis harapkan dapat menjadi masukan bagi semua pihak untuk kemajuan di masa yang akan datang, sebagai berikut :

1. Kedepannya rangkaian ini dapat dikembangkan sehingga pada jam jam tertentu .

2. Rangkaian ini dapat dikembangkan lagi, jika ruangan redup atau kurang cahaya maka lampu akan menyala dengan sendirinya.

3. Rangkaian ini dapat dikembangkan lagi, Lampu dapat menyesuaikan jika cahaya redup maka lampu akan menyesuaikan cahayanya.

STIKOM


(48)

43

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia org. 2012. Diode.(online)

(id.wikipedia.org/wiki/Diode) Diakses pada tanggal 6 november 2012 Wikipedia org. 2012.Kapasitor.(online)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitor) Diakses pada tanggal 6 november 2012

Wikipedia org. 2012.PNP.(online)

(http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:BJT_symbol_PNP.svg& filetimestamp=20060910003041) Diakses pada tanggal 6 november 2012

Wikipedia org. 2012.Transistor.(online)

(http://id.wikipedia.org

/w/index.php?title=Berkas:Transistor-photo.JPG&filetimestamp=20041223034321) Diakses pada tanggal 6 november 2012

Wikipedia org. 2012.Resistor.(online)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor) Diakses pada tanggal 6 november 2012

Wikipedia org. 2012.NAND gate.(online)

(http://en.wikipedia.org/wiki/NAND_gate) Diakses pada tanggal 6 november 2012

Wikipedia org. 2012. Logic gate.(online)

(http://en.wikipedia.org/wiki/Inverter_(logic_gate)) Diakses pada tanggal 6 november 2012

STIKOM


(49)

43

STIKOM


(1)

39

Gambar 7.1 Skematik Rangkaian Alarm Otomatis

Gambar 7.2 Rangkaian Alarm Otomatis

STIKOM


(2)

40

Penjelasan rangkaian lampu otomatis menggunbakan sensor cahaya LDR.

1. Resistor :

1. R1 = 2200 ohm 2. R2 = 4700 ohm 3. R3 = 1000 ohm 4. R4 = 2200 ohm 5. R5 = 1000 ohm 2. Kapasitor C = 150µ F / 12 VDC 3. Transistor TR = BC178

4. Diode 1 A

5. LDR : Type ORP 12 6. Buzzer 6 volt

4.2.2 Rangkaian Inverter atau Pembalik

Rangkaian ini adalah rangkaian pembalik tegangan, jika tegangan bernilai satu atau 5 volt, maka outputannya akan bernilai nol atau 0 volt, ini berarti hasil nilai inputan akan terbalik. Rangkaian ini kami gunakan karena pada dasarnya sensor cahaya LDR jika ada cahaya masuk maka nilai resistansi akan berkurang dan jika tidak ada cahaya maka nilai resistansi akan menjadi penuh. Yang kami butuhkan adalah sebalaiknya jika ada cahaya maka lampu mati dan jika cahaya terhalang maka lampu akan menyala, maka jika kita logika sensor cahaya LDR jika ada cahaya masuk maka bernilai nol atau tidak ada tegangan yang keluar dari output, dan jika cahaya terhalang maka bernilai satu dan ada tegangan yang keluar dari output dan menyalakan lampu. Cara kerja dari hasil kerja praktek ini adalah

STIKOM


(3)

41

laser ditembakan langsung kearah sensor LDR, sensor LDR sebagai inputan akan menerima cahaya dan nilai resistansi dari sensor cahaya LDR akan berkurang sehingga tegangan akan masuk tanpa ada hambatan sama sekali, dan tegangan akan masuk kedalam Inverter atau pembalik tegangan sehingga nilai output akan menjadi nol atau tidak ada tegangan yang keluar. Akan tetapai buzzer akan menyala jika laser terhalang cahaya, sehingga Sensor cahaya LDR tidak dapat menerima cahaya, maka nilai resistansi akan bertambah dan nilai tegangan akan bernilai nol atau tidak ada tegangan yang masuk dalam Inverter dan tegangan akan bernilai satu atau ada teganagn yang keluar sehingga buzzer akan berbunyi. Buzzer ini akan berbunyi apabila ada cahaya yang menyinari LDR terpotong/terhalang oleh orang atau sebuah gerakan yang lewat sensor tersebut.

STIKOM


(4)

42 BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil Penelitian yang penulis lakukan di PT. CITRA MANDALA SAMUDRA dapat penulis simpulkan bahwa:

1. Bahwa mahasiswa mampu melaksanakan prosedur dan bekerja yang diterapkan dalam perusahaan.

2. Selama dalam kerja praktek mahasiswa mendapatkan ilmu yang lebih banyak lagi sehingga pengetahuan yang diperoleh jg lebih banyak.

3. Bahwa Mahasiswa harus bersikap professional diperusahaan agar hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

5.2 Saran

Beberapa hal berikut penulis harapkan dapat menjadi masukan bagi semua pihak untuk kemajuan di masa yang akan datang, sebagai berikut :

1. Kedepannya rangkaian ini dapat dikembangkan sehingga pada jam jam tertentu .

2. Rangkaian ini dapat dikembangkan lagi, jika ruangan redup atau kurang cahaya maka lampu akan menyala dengan sendirinya.

3. Rangkaian ini dapat dikembangkan lagi, Lampu dapat menyesuaikan jika cahaya redup maka lampu akan menyesuaikan cahayanya.

STIKOM


(5)

43

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia org. 2012. Diode.(online)

(id.wikipedia.org/wiki/Diode) Diakses pada tanggal 6 november 2012

Wikipedia org. 2012.Kapasitor.(online)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitor) Diakses pada tanggal 6 november

2012

Wikipedia org. 2012.PNP.(online)

(http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:BJT_symbol_PNP.svg&

filetimestamp=20060910003041) Diakses pada tanggal 6 november 2012 Wikipedia org. 2012.Transistor.(online)

(http://id.wikipedia.org

/w/index.php?title=Berkas:Transistor-photo.JPG&filetimestamp=20041223034321) Diakses pada tanggal 6 november 2012

Wikipedia org. 2012.Resistor.(online)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor) Diakses pada tanggal 6 november

2012

Wikipedia org. 2012.NAND gate.(online)

(http://en.wikipedia.org/wiki/NAND_gate) Diakses pada tanggal 6

november 2012

Wikipedia org. 2012. Logic gate.(online)

(http://en.wikipedia.org/wiki/Inverter_(logic_gate)) Diakses pada tanggal

6 november 2012

STIKOM


(6)

43

STIKOM