Waktu perendaman dan periode bulan: pengaruhnya terhadap kepiting bakau hasil tangkapan bubu di Muara Sungai Radak, Pontianak

WAKTU PERENDAMAN DAN PERIODE BULAN :
PENGARUHNYA TERHADAP KEPITING BAKAU HASIL
TANGKAPAN BUBU DI MUARA SUNGAI RADAK,
PONTIANAK

CAROLINA CATUR RAKPIMADEW

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN PLMU KELAUTAh'
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

WAKTU PERENDAMAN DAN PERIODE BULAN :
PENGARUHNYA TERHADAP KEPITING BAKAU HASIL
TANGKAPAN BUBU DI MUARA SUNGAI RADAK,
PONTIANAK

Oleh:
CAROLINA CATUR RAKHMADEVI
C05400046


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

PROGRAM STUD1 PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Judul skripsi

: Waktu Perendaman dan Periode Bulan : Pengaruhnya terhadap

Kepiting Bakau Hasil Tangkapan Bubu di Muara Sungai Radak,
Pontianak
Nama


: Carolina Catur Rakhmadevi

NRlT

: C05400046

Program studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Disetujui:
1. Pembimbing

Dr. Ir. hiPurbayanto, M. Sc
Anggota

Ketua

2. Fakultas Perikanan dan Ilmu Yelautah

Tanggal Lulus : 25 Mei 2004


RINGKASAN
CAROLINA CATUR RAKHMADEVI. C05400046. Waktu Perendaman dan
Periode Bulan: Pengaruhnya terhadap Kepiting Bakau Hasil Tangkapan Bubu
di Muara Snngai Radak, Pontianak Dibimbing- oleh DANIEL R MONmTJA
dan ARI PUGAYANTO.
Sungai Radak, Kecamatan Kubu, Kabupaten Pontianak menyimpan potensi
sumberdaya kepiting bakau yang besar. Kondisi tersebut mendorong nelayan untuk
melakukan kegiatan penangkapan, namun kegiatan penangkapan yang ada belum
mampu memanfaatkan sumberdaya kepititng secara optimal karena alat tangkap yang
digunakan masih bersifat tradisional.
Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di daerah Sungai Radak adalah pintur
atau rakkang (stick dipnet). Alat tersebut efektif untuk menangkap kepiting namun
tidak efisien bila ditinjau dari kuantitas per unit alat tangkap, karena satu unit
rakkang hanya dapat menangkap kepiting sebanyak 1-2 ekor.
Seiring dengan usaha untuk meningkatkan hasil tangkapan dan taraf hidup nelayan
Sungai Radak, Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Pontianak
memperkenalkan bubu lipat tiga pink kepada para nelayan. Pengenalan alat iri
dilakukan melalui pelatihan singkat yang dilakukan pada bulan Agustus 2003.
Peiatihan tersebut mendapat sambutan baik dari para nelayan setempat.
Bubu lipat tiga pintu sebelumya pemah dioperasikan di daerah Peniti, Kabupaten

Pontianak dan langsung menggantikan posisi raMtang sebagai alat penangkap
kspiting yang utama. Pengoperasian bubu tersebut diiulai sejak pertengahan tahun
2000.
Penulis mengadakan penelitian yang mengkaji pengaruh waktu perendaman bubu
(soaking time) dan periode umur bulan terhadap kepiting bakau hasil tangkapan bubu
lipat tiga pintu. Hal ini dilakukan agar nelayan dapat menentukan waktu yang tepat
dalam kegiatan penangkapan kepiting dengan hasil yang optimal.
Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentaasi kepiting bakau has3
tangkapan hubu lipat tiga pintu yang meliputi jurnlah, panjang dan lebar karapas,
jenis kelamin, berat serta TKG kepiting betina; dan (2) mengkaji ada atau tidaknya
pengamh waktu perendaman (soaking time) dan periode bulan terhadap kepiting
bakau hasil tangkapan bubu lipat tiga pintu.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Oktober 2003, dengan kegiatan di
lapang dilakukan pada bulan Agustus-September 2003. Lokasi penelitian bertempat
di Muara Sungai Radak, Kecamatan Kubu, Kabupaten Pontianak, Propinsi
K a l i i t a n Barat yang berada pada posisi 00°13'55" - 00°38'7" LS dan 109"14'37"109'23'47,YBT. Penelitian dilakukan dengan metode experimental fishing sebanyak
12 trip yang diiaksanakan pada tanggal 5-25 September 2003.
Dan hasil penelitian diperoleh total kepiting tertangkap sebanyak 52 ekor yang
terdiri atas 29 jantan dan 23 betina, dengan rata-rata tangkapan per trip sebanyak 4
ekor. Rata-rata panjang dan lebar karapas adalah 7,32 cm dan 10,54 cm dengan berat

rata-rata per trip 227,4 g.

Kepiting bakau yang tertangkap dengan menggunakan bubu lipat tiga pintu lebih
banyak bejenis kelamin jantan daripada betina. Hal ini diduga karena kepiting jantan
lebih aktif mencari makan sementara kepiting betina menyimpan energinya untuk
pertumbuhan dan perkembangan gonad.
Ukxran karapas rata-rata kepiting jantan lebih besar daripada kepiting betina.
Kebanyakan kepiting betina yang tertangkap adalah kepiting yang belum matang
gonad (TKG 1 dan TKG 2). Jumlah kepiting betina yang tertangkap dan telah siap
memijah relatif sedikit.
Hasil uji statistika non parametrik Mann-Whitney dan Kolmogorov Smirnov
menunjukkan bahwa waktu perendaman siang dan malam tidak berpengamh
signifikan terhadap: ( 1 ) jumlah total ( a hi1,
= 0,505 dan 0,893 > a L?b~
= 0,05); (2)
jumlah jantan ( a hitung = 0,404 dan 0,893 > a tabel = 0,05); (3)jumlah betina ( a hi,,=
0,715 dan 0,289 > a tabel = 0,05); (4) panjang karapas ( a I",~~,=
0,054 dan 0,139 > a
label = 0,05); ( 5 ) lebar karapas ( a hiturle = 0,078 dan 0,866 > a -bel = 0,05); dan (6)
berat ( a hilung= 0,262 dan 0,866 > a

= 0,05) kepiting bakau hasil tangkapan.
Uji statistika Kruskall-Wallis dan Median menunjukkan bahwa periode bulan
(kuadran 1, JjrZZ moon, kuadran 2, dan new moon) tidak berpengaruh signifikan
terhadap: ( 1 ) jumlah total (x2hilrmng
= 2,417 dan 1,071 < xZl0b,l = 7,815); (2) jumlah
dan 0,833 < x~~,~,I
= 7,815) ; (3)jumlah betina (x2~il,,= 5,014
=
jantan ( ~ ~ h ~ , ~ ,0,874
dan 5,455 < xZrobel= 7,815); (4)panjang karapas hi,,,= 5,657 dan 6,286 < x2,b,l =
7,8 15); ( 5 ) lebar karapas (x2hi,,
= 4,038 dan 3,143 < x2,b,~ = 7,8 15); dan (6) berat
(x2hinL,= 5,637 dan 6,286 < ~ ~ ~ 7,815)
~ b kepiting
~ 1 = bakau hasil tangkapan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ( 1 ) kepiting bakau hasil tangkapan bubu
lipat tiga pintu meliputi : jumlah sebanyak 52 ekor, panjang dan lebar karapas ratarata sebesar 7,32 cm dan 10,54 cm, berat kepiting rata-rata sebesar 227,40 g, kepiting
yang tertangkap lebih banyak berjenis kelamin jantan daripada betina. Kepiting
betina yang tertangkap belum matang gonad (TKG 1 dan 2); dan (2) waktu
perendaman (soaking time) dan periode bulan tidak berpengamh nyata terhadap

kepiting bakau hasil tangkapan bubu lipat tiga pintu.