Biaya Tenaga Kerja Penentuan Harga Pokok Produksi Gula oleh Penulis

lxxxiv B. Bahan Pembantu 6.110.522.680 10.679.852.213 11.258.632.210 Biaya Bahan Baku Rp 68.443.658.902 Rp 59.519.099.143 Rp75.701.307.457 Sumber Data: data diolah Jurnal: Barang dalam proses – Biaya bahan Baku xxx Persediaan Bahan Baku xxx Untuk mencacat pemakaian bahan baku

b. Biaya Tenaga Kerja

Menurut Mulyadi, biaya tenaga kerja pada metoda harga pokok proses terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Unsur pembentuk biaya tenaga kerja langsung pada produksi gula adalah: 1. Biaya Upah Tenaga Kerja Bagian Pabrik 2. Biaya Upah Tenaga Kerja Bagian Pengemasan Gula khusus tahun 1998 Unsur pembentuk biaya tenaga kerja tidak langsung pada produksi gula adalah: 1. Biaya Gaji Karyawan Bagian Pabrik, sebab biaya ini meliputi biaya karyawan pengawas produksi, biaya karyawan pencatat produksi, dan lain-lain. 2. Biaya Gaji Karyawan Bagian Tanaman. Biaya gaji pimpinan dan tata usaha tidak dapat dimasukkan ke dalam unsur biaya tenaga kerja, sebab tidak berhubungan dengan proses produksi. Biaya ini lxxxv termasuk dalam biaya administrasi dan umum perusahaan atau biaya operasional perusahaan. TABEL III.18 BIAYA TENAGA KERJA PRODUKSI GULA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX PERSERO TAHUN 1998, 1999, 2000 DALAM RUPIAH KETERANGAN 1998 1999 2000 Rp 10.916.523.198 1.486.579.300 Rp 12.114.721.390 - Rp 13.051.385.475 - Rp 12.403.102.498 Rp 12.114.721.390 Rp 13.051.385.475 Rp 3.267.755.621 3.521.387.218 Rp 3.756.436.322 3.100.804.372 Rp 4.327.453.600 3.688.505.832 B. Tenaga Kerja Langsung 1. Upah TK Pabrik 2. Upah TK Pengemasan Jumlah BTKL Biaya TK Tidak Langsung 1. Gaji Kary. Pabrik 2. Gaji Kary. Tanaman Jumlah BTKTL Rp 6.789.142.839 Rp 6.857.240.694 Rp 8.015.959.432 Biaya Tenaga Kerja Rp 19.192.245.337 Rp 18.971.962.084 Rp 21.067.344.907 Sumber Data: data diolah Jurnal yang dibutuhkan dalam pencatatan biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut: Barang dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja xxx Gaji dan Upah xxx Untuk mencatat biaya tenaga kerja Menurut Mulyadi, dengan mengetahui biaya tenaga kerja untuk pengolahan produk dapat dilakukan perhitungan waktu menganggur idle time. Biaya-biaya yang dikeluarkan waktu menganggur diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Misalkan seorang karyawan harus bekerja selama 8 jam per hari. Upahnya Rp 1.000,00 per jam. Selama 200 hari. Jadi, karyawan bekerja selama 1.600 jam setahun. Dari 1.600 jam tersebut misalnya 100 jam merupakan waktu lxxxvi menganggur, karena kerusakan mesin dan kekurangan pekerjaan. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah: BDP – BTKL Rp 1.500.000,00 - BOP Sesungguhnya 100.000,00 - Gaji dan Upah - Rp 1.600.000,00 Untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung dan waktu menganggur

c. Biaya Overhead Pabrik