Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi Tahun 2005-2025
23
besar baru melayani instansi pemerintah. Keadaan ini disebabkan terbatasnya kemampuan pembiayaan penyedia infrastruktur telematika
dengan belum berkembangnya sumber pembiayaan lain untuk mendanai pembangunan infrastruktur telematika seperti kerjasama pemerintah-swasta,
pemerintah-masyarakat, serta swasta-masyarakat; dan kurang optimalnya pemanfaatan infrastruktur alternatif lainnya yang dapat dimanfaatkan
dalam mendorongkan tingkat penetrasi layanan telematika. Saat ini rendahnya kemampuan masyarakat Provinsi Jambi untuk mengakses
informasi pada akhirnya menimbulkan kesenjangan digital dengan daerah lainnya terutama dengan Pulau Jawa.
5. Politik
Pro ses reformasi yang bergulir sejak tahun 1997 telah memberikan peluang untuk membangun demokrasi secara lebih nyata menuju arah
pro ses konsolidasi demokrasi. Lebih lanjut, format politik ini terumuskan juga berdasarkan UU Nomor 31 Tahun 2002 Tentang Partai Po litik, UU
Nomo r 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum, dan UU Nomor 22 Tahun 2003 Tentang Susunan Dan Kedudukan MPR, DPR, DPD Dan DPRD, serta
UU Nomo r 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Kran Demokratisasi yang telah dibuka telah dimanfaatkan secara
o ptimal oleh masyarakat Pro vinsi jambi, hal ini terbukti dari terbentuknya kepengurusan daerah 24 partai politik sebagaimana yang disahkan o leh
Komisi Pemilihan Umum. Partisipasi juga terlihat dari penggunaan hak pilih dalam pemilu legislatif maupun dalam pemilihan presiden secara langsung.
Meskipun demikian belenggu otoritarian yang berjalan cukup lama mengakibatkan budaya politik demokrasi tidak berkembang secara sehat.
Dalam konteks pemerintahan di daerah, demokratisasi telah pula diperkuat dengan diberlakukannya UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yang pada
intinya mendo rong kemandirian daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan mengatur mengenai hubungan wewenang
antara Pemerintah pusat dan pemerintahan daerah pro vinsi, Kabupaten, dan kota, atau Provinsi dan Kabupaten dan kota. Dengan berlakunya peraturan
tersebut pemilihan Kepala Daerah yang selama ini menjadi kewenangan DPRD beralih pada rakyat untuk memilih kepada daerahnya secara
langsung. Meskipun demikian o tono mi luas juga membawa berbagai implikasi politik di daerah yang dapat mengarah pada terjadinya ko nflik
ho rizo ntal.
Kemajuan demokrasi terlihat pula dengan telah berkembang kesadaran-kesadaran terhadap hak-hak politik dan peningkatan partisipasi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi Tahun 2005-2025
24
masyarakat dalam pengambilan kebijakan serta peran masyarakat dalam mengawasi jalannya pemerintahan di daerah. Perkembangan ini tidak
terlepas dari perkembangannya peran partai politik dan masyarakat sipil serta kebebasan pers dan media yang telah jauh berkembang, baik dengan
berdirinya berbagai media masa daerah maupun dengan meningkatnya jangkauan dan akses masyarakat Provinsi Jambi terhadap pers nasional dan
internasional. Meningkatnya jumlah pers juga diikuti dengan peran aktif pers dan media dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dan melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah. Meskipun demikian pembangunan pers masih juga dihadapkan dengan persoalan
pro fesionalisme pers dan jangkauan akses masyarakat terhadap media masa.
6. Ketenteraman dan Ketertiban