Integer Programming Metode Branch-and-Bound

    , = 3 5 3 z = 13 T T     T -1 B N B -1 x x B b c B b 5 Solusi 5 merupakan solusi basis, karena memenuhi kendala pada PL 4 dan kolom- kolom pada matriks kendala yang berpadanan dengan komponen taknol dari 5, yaitu B bebas linear kolom yang satu bukan merupakan kelipatan dari kolom yang lain. Solusi 5 juga merupakan solusi basis fisibel, karena nilai-nilai variabelnya lebih dari atau sama dengan nol. Hal yang juga penting dalam konsep pemrograman linear untuk model ini adalah daerah fisibel dan solusi optimum yang didefinisikan sebagai berikut. Definisi 6 Daerah Fisibel Daerah fisibel suatu PL adalah himpunan semua titik yang memenuhi semua kendala dan pembatasan tanda pada PL tersebut. Winston, 2004 Definisi 7 Solusi Optimum Untuk masalah maksimisasi, solusi optimum suatu PL adalah suatu titik dalam daerah fisibel dengan nilai fungsi objektif terbesar. Untuk masalah minimisasi, solusi optimum suatu PL adalah suatu titik dalam daerah fisibel dengan nilai fungsi objektif terkecil. Winston, 2004

2.2 Integer Programming

Integer programming IP atau pemrograman integer adalah suatu model pemrograman linear dengan variabel yang digunakan berupa bilangan bulat integer. Jika semua variabel harus berupa integer, maka masalah tersebut dinamakan pure integer programming. Jika hanya sebagian yang harus berupa integer, maka disebut mixed integer programming MIP. IP dengan semua variabelnya harus bernilai 0 atau 1 disebut 0-1 IP. Garfinkel Nemhauser, 1972 Definisi 8 Pemrograman Linear Relaksasi Pemrograman linear relaksasi atau sering disebut PL-relaksasi merupakan suatu pemrograman linear yang diperoleh dari suatu IP dengan menghilangkan kendala integer atau kendala 0-1 pada setiap variabelnya. Untuk masalah maksimisasi, nilai optimum fungsi objektif PL-relaksasi lebih besar atau sama dengan nilai optimum fungsi objektif IP, sedangkan untuk masalah minimisasi, nilai optimum fungsi objektif PL- relaksasi lebih kecil atau sama dengan nilai optimum fungsi objektif IP. Winston, 2004

2.3 Metode Branch-and-Bound

Dalam penulisan karya ilmiah ini, untuk memperoleh solusi optimum dari masalah IP digunakan software LINGO 8.0 yaitu sebuah program yang didesain untuk menentukan solusi model linear, nonlinear, dan optimisasi integer dengan lebih cepat, mudah, dan lebih efisien. Software LINGO 8.0 ini menggunakan metode branch and bound untuk menyelesaikan masalah IP. Prinsip dasar metode branch and bound adalah memecah daerah fisibel dari masalah PL-relaksasi dengan membuat subproblem- subproblem. Daerah fisibel suatu pemrograman linear adalah daerah yang memuat titik-titik yang dapat memenuhi kendala linear masalah pemrograman linear.  Branch Branching pencabangan adalah proses membagi-bagi permasalahan menjadi subproblem-subproblem yang mungkin mengarah ke solusi.  Bound Bounding pembatasan adalah suatu proses untuk mencari atau menghitung batas atas dalam masalah minimisasi dan batas bawah dalam masalah maksimisasi untuk solusi optimum pada subproblem yang mengarah ke solusi. Metode branch-and-bound diawali dari menyelesaikan PL-relaksasi dari suatu integer programming. Jika semua nilai variabel keputusan solusi optimum sudah berupa integer, maka solusi tersebut merupakan solusi optimum IP. Jika tidak, dilakukan pencabangan dan penambahan batasan pada PL-relaksasinya kemudian diselesaikan. Winston 2004 menyebutkan bahwa nilai fungsi objektif optimum untuk IP  nilai fungsi objektif optimum untuk PL-relaksasi masalah maksimisasi, sehingga nilai fungsi objektif optimum PL-relaksasi merupakan batas atas bagi nilai fungsi objektif optimum untuk masalah IP. Diungkapkan pula dalam Winston 2004 bahwa nilai fungsi objektif optimum untuk suatu kandidat solusi merupakan batas bawah nilai fungsi objektif optimum untuk masalah IP asalnya. Suatu kandidat solusi diperoleh jika solusi dari suatu subproblem sudah memenuhi kendala integer pada masalah IP, artinya fungsi objektif dan semua variabelnya sudah bernilai integer. Sebelumnya akan dibahas terlebih dulu pengertian subproblem yang terukur. Menurut Winston 2004, suatu subproblem dikatakan terukur fathomed jika terdapat situasi sebagai berikut. 1. Subproblem tersebut takfisibel, sehingga tidak dapat menghasilkan solusi optimum untuk IP. 2. Subproblem tersebut menghasilkan suatu solusi optimum dengan semua variabelnya bernilai integer. Jika solusi optimum ini mempunyai nilai fungsi objektif yang lebih baik daripada solusi fisibel yang diperoleh sebelumnya, maka solusi ini menjadi kandidat solusi optimum dan nilai fungsi objektifnya menjadi batas bawah nilai fungsi objektif optimum bagi masalah IP pada saat itu. Bisa jadi subproblem ini menghasilkan solusi optimum untuk masalah IP. 3. Nilai fungsi objektif optimum untuk subproblem tersebut tidak melebihi untuk masalah maksimisasi batas bawah saat itu, maka subproblem ini dapat dieliminasi. Berikut ini adalah langkah-langkah penyelesaian suatu masalah maksimisasi dengan metode branch-and-bound.  Langkah 0 Didefinisikan z sebagai batas bawah dari nilai fungsi objektif solusi IP yang optimum. Pada awalnya ditetapkan   z dan .  i  Langkah 1 Subproblem i PL dipilih sebagai bagian masalah berikutnya untuk diteliti. Subproblem i PL diselesaikan dan diukur dengan kondisi yang sesuai. a Jika i PL terukur, batas bawah z diperbarui jika solusi IP yang lebih baik ditemukan. Jika tidak, bagian masalah subproblem baru i dipilih dan langkah 1 diulangi. Jika semua subproblem telah diteliti, maka proses dihentikan. b Jika i PL tidak terukur, proses dilanjutkan ke langkah 2 untuk melakukan pencabangan i PL .  Langkah 2 Dipilih salah satu variabel j x yang nilai optimumnya adalah j x yang tidak memenuhi batasan integer dalam solusi i PL . Bidang 1 ] [ ] [    j j j x x x disingkirkan dengan membuat dua subproblem PL yang berkaitan menjadi dua subproblem yang tidak dapat dipenuhi secara bersamaan, yaitu [ ] j j x x  dan [ ] 1 j j x x   , dengan ] [ j x didefinisikan sebagai integer terbesar yang kurang dari atau sama dengan . j x Kembali ke langkah 1. Taha, 1996 Untuk memudahkan pemahaman metode branch-and-bound diberikan contoh sebagai berikut. Contoh 2 Misalkan diberikan IP berikut: 1 2 , max 3 5 z x x   1 2 1 2 1 2 1 2 terhadap 2 4 25, 8, 2 10 , , . x x x x x x x x integer      6 Solusi optimum PL-relaksasi dari masalah IP 6 adalah 1 8 x  , 2 2.25 x  , dan 35.25 z  lihat pada Lampiran 1. Batas atas nilai optimum fungsi objektif masalah ini adalah 35.25 z  . Daerah fisibel masalah 6 ditunjukkan pada Gambar 1. Solusi optimum berada pada titik perpotongan dua garis yang berasal dari kendala pertidaksamaan masalah 6. Gambar 1 Daerah fisibel daerah yang diarsir untuk PL-relaksasi dari IP 6. x 1 = 8 x 2 = 2.25 Daerah fisibel Langkah berikutnya adalah memartisi daerah fisibel PL-relaksasi menjadi dua bagian berdasarkan variabel yang berbentuk pecahan non-integer. Dipilih 2 x sebagai dasar pencabangan. Jika masalah PL-relaksasi diberi nama Subproblem 1, maka pencabangan tersebut menghasilkan 2 subproblem, yaitu:  Subproblem 2: Subproblem 1 ditambah kendala 2 2. x   Subproblem 3: Subproblem 1 ditambah kendala 2 3 x  ; Hal ini diilustrasikan secara grafis pada Gambar 2. Gambar 2 Daerah fisibel untuk Subproblem 2 dan Subproblem 3. Setiap titik solusi fisibel dari IP 6 termuat dalam daerah fisibel Subproblem 2 atau Subproblem 3. Setiap subproblem ini saling lepas. Subproblem 2 dan Subproblem 3 dikatakan dicabangkan oleh 2 . x Sekarang dipilih subproblem yang belum diselesaikan. Misalkan dipilih Subproblem 2, kemudian diselesaikan. Solusi optimum untuk Subproblem 2 ini adalah x 1 = 8, x 2 = 2, dan z = 34 lihat Lampiran 1. Semua variabel bernilai integer solusinya memenuhi kendala bilangan bulat, maka tidak perlu dilakukan pencabangan di Subproblem 2. Solusi dari Subproblem 2 menjadi batas bawah dari solusi IP yaitu sama dengan 34. Saat ini subproblem yang belum diselesaikan adalah Subproblem 3. Solusi optimum untuk Subproblem 3 adalah x 1 = 6.5, x 2 = 3, dan z = 34.5 lihat Lampiran 1. Karena solusi optimum yang dihasilkan Subproblem 3 bukan solusi integer, maka dipilih pencabangan pada Subproblem 3 atas 1 , x sehingga diperoleh dua subproblem lagi, yakni:  Subproblem 4: Subproblem 3 ditambah kendala 1 6 x  ;  Subproblem 5: Subproblem 3 ditambah kendala 1 7 x  . Selesaikan masalah Subproblem 4 dan Subproblem 5 satu per satu. Subproblem 5 takfisibel lihat Lampiran 1 pada Subproblem 5, maka subproblem ini tidak dapat menghasilkan solusi optimum. Solusi optimum untuk Subproblem 4 adalah x 1 = 6, x 2 = 3.25, dan z = 34.25 lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 4. Karena solusi optimum Subproblem 4 bukan solusi integer, maka dipilih pencabangan Subproblem 4 pada x 2 , sehingga diperoleh dua subproblem lagi, yaitu:  Subproblem 6: Subproblem 4 + kendala   2 3 x   Subproblem 7: Subproblem 4 + kendala   2 4 x  Penyelesaian Subproblem 6 menghasilkan solusi optimum x 1 = 6, x 2 = 3, dan z = 33 lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 6. Semua variabel bernilai integer solusinya memenuhi kendala integer, akan tetapi solusi yang dihasilkan pada subproblem ini tidak lebih baik dari batas bawah sehingga solusi pada Subproblem 6 tidak menjadi batas bawah yang baru. Solusi optimum dari Subproblem 7 adalah x 1 = 4.5, x 2 = 4, dan z = 33.5 lihat Lampiran 1 bagian Subproblem 7. Karena solusi optimum dari Subproblem 7 tidak lebih baik dari batas bawah, maka tidak perlu dilakukan pencabangan pada Subproblem 7. Subproblem 2 menghasilkan solusi optimum yang berupa integer, dengan x 1 = 8, x 2 = 2, dan z = 34. Solusi optimum dari Subproblem 2 telah berupa integer dan tidak perlu lagi dilakukan pencabangan. Dengan demikian, solusi optimum pada IP 6 adalah solusi optimum dari Subproblem 2. Pohon pencabangan yang menunjukkan penyelesaian masalah IP 6 secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 3. Subproblem 2 Subproblem 3 Gambar 3 Seluruh pencabangan pada metode Branch-and-Bound untuk menentukan solusi optimum dari IP. III PEMODELAN Langkah awal membangun model penjadwalan kegiatan belajar mengajar dengan kendala waktu luang siswa, ruangan, dan pengajar adalah mendeskripsikan masalah tersebut dengan jelas dan lengkap. Selanjutnya, masalah tersebut diformulasikan dalam bentuk ILP yang siap diselesaikan dengan metode yang sesuai. Pemodelan masalah ini dibuat berdasarkan ketersediaan ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar KBM, kemudian waktu yang diatur setiap harinya dalam periode enam hari Senin s.d. Sabtu dengan sejumlah mata pelajaran yang akan dijadwalkan serta pengajar yang mengajar sesuai dengan bidangnya. Untuk memformulasikan masalah tersebut ke dalam ILP tentunya diperlukan beberapa asumsi, di antaranya adalah: 1. setiap kelompok menentukan sendiri mata pelajaran yang ingin dipelajari dalam seminggu, 2. setiap kelompok memberikan pola belajar mereka, yaitu 2 jam per hari dan tiga kali per minggu: Senin – Rabu – Jumat ataukah Selasa – Kamis – Sabtu, 3. setiap kelompok memberikan waktu luang pada siang ataukah sore hari, 4. setiap pengajar tidak mengajar pada lokasi yang berbeda dalam setiap harinya. Variabel-variabel yang digunakan: si I = waktu siang hari pada dua pola belajar so I = waktu sore hari pada dua pola belajar si N = kelompok dengan waktu siang hari pada dua pola belajar so N = kelompok dengan waktu sore hari pada dua pola belajar sks I = waktu pada pola belajar Selasa– Kamis–Sabtu srj I = waktu pada pola belajar Senin– Rabu–Jumat sks N = kelompok dengan waktu pada pola belajar Selasa–Kamis–Sabtu srj N = kelompok dengan waktu pada pola belajar Senin–Rabu–Jumat jb K = ruangan Jalan Baru gs N = kelompok dengan ruangan Gedung Sawah Subproblem 1 x 1 = 8, x 2 = 2.25 dan z = 35.25 Subproblem 3 x 1 = 6.5, x 2 = 3 dan z = 34.5 2 4 x  2 3 x  1 6 x  1 7 x  2 3 x  2 2 x  Subproblem 3 Subproblem 2 x 1 = 8, x 2 = 2 dan z = 34 Subproblem 4 x 1 = 6, x 2 = 3.25 dan z = 34.25 Subproblem 5 Solusi takfisibel Subproblem 7 x 1 = 4.5, x 2 = 4 dan z = 33.5 Subproblem 6 x 1 = 6, x 2 = 3 dan z = 33 gs K = ruangan Gedung Sawah jb N = kelompok dengan ruangan Jalan Baru kt K = ruangan dengan kapasitas terbatas rt N = kelompok yang bisa pada ruangan tertentu mt N = kelompok di mana mata pelajaran yang telah mereka tentukan tidak terjadwalkan ms J = mata pelajaran yang bukan spesialisasi dari pengajar tm P = pengajar yang tidak dapat mengajar pada periode waktu tertentu pt I = waktu di mana pengajar tidak dapat mengajar Selain itu, diperlukan pula pendefinisian suatu variabel keputusan: 1 ; jik a m a ta p elajaran d iselen g g arak an p a d a w ak tu d alam ru a n g u n tu k k e lo m p o k d en g an p en g ajar 0 ; selain n ya = ijkn p j i k n p x        Karena tujuan utama adalah mencari solusi penjadwalan terbaik dengan waktu luang siswa dan ruangan dengan kapasitas terbatas serta pengajar yang sesuai dengan bidangnya, maka fungsi objektif dari permasalahan ini adalah memaksimumkan variabel keputusan yang dimodelkan sebagai berikut: max i j k n p ijknp x  dengan kendala-kendala sebagai berikut: 1. Dalam setiap pola belajar, suatu kelompok belajar sore hari tidak boleh belajar siang hari. , i j k n p si so ijknp I n N i x      2. Dalam setiap pola belajar, suatu kelompok belajar siang hari tidak boleh belajar sore hari. , i j k n p so si ijknp n N i I x      3. Suatu kelompok hanya belajar di satu tempat, Gedung Sawah atau Jalan Baru. a. Ruang 1-4 Gedung Sawah , i j k n p jb gs ijknp k K n N x      b. Ruang 5-8 Jalan Baru , i j k n p gs jb ijknp k K n N x      4. Keterbatasan kapasitas ruangan yang tersedia di bimbingan belajar sesuai dengan banyaknya siswa di setiap kelompoknya. , i j k n p rt kt ijknp n N k K x      5. Setiap kelompok hanya belajar dengan satu pola belajar. , i j k n p sks srj ijknp i I n N x      , i j k n p srj sks ijknp i I n N x      6. Paling banyak satu mata pelajaran dengan satu kelompok diselenggarakan dalam suatu ruangan, suatu waktu, dan suatu periode. 1, , i k p ijknp j n x    7. Paling banyak satu mata pelajaran dengan suatu waktu diselenggarakan dalam suatu ruangan, suatu kelompok, dan seorang pengajar. 1, , k n p ijknp i j x    8. Paling banyak satu ruangan dengan suatu waktu digunakan dalam suatu kelompok, suatu mata pelajaran, dan seorang pengajar. 1, , j n p ijknp i k x    9. Paling banyak satu kelompok dengan suatu waktu diselenggarakan dalam suatu ruangan, suatu mata pelajaran, dan seorang pengajar. 1, , k n p i n ijknp x    10. Ada beberapa mata pelajaran yang tidak dijadwalkan, yaitu selain mata pelajaran yang mereka tentukan dalam seminggunya. , i k n p mt ijknp n N j x     11. Setiap pengajar tidak mengajarkan mata pelajaran yang bukan spesialisasinya. , i j k n ms ijknp j J p x     12. Sebagian besar pengajar tidak dapat mengajar pada periode waktu tertentu. , i j k n p tm pt ijknp p P i I x      13. Semua variabel keputusan bernilai nol atau satu. , , , , {0,1} ; ijknp i j k n p x   IV STUDI KASUS Masalah yang akan dicontohkan di sini adalah masalah penjadwalan kegiatan belajar mengajar di lembaga bimbingan belajar Bimbingan Tes Alumni Bogor BTA Bogor. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan ruangan yang memiliki kapasitas berbeda. Pada saat ini, lembaga bimbingan belajar BTA Bogor mengasuh 13 mata pelajaran, dengan 79 pengajar, dan 14 ruangan, serta 27 kelompok bimbingan yang terdaftar. Akan tetapi, dalam studi kasus ini hanya diambil sebagian saja. Mata pelajaran yang diambil dalam studi kasus ini ada 13 mata pelajaran dan setiap siswa akan mendapatkan materi sesuai tingkatannya masing-masing Tabel 1. Kegiatan belajar mengajar ini dilakukan enam hari dalam seminggu, yang setiap harinya dibagi menjadi dua waktu dengan sejumlah mata pelajaran yang dijadwalkan. Pertama, waktu siang hari pada pukul 14.25- 16.25 WIB. Kedua, waktu sore hari pada pukul 16.30-18.30 WIB Tabel 2. Kemudian lembaga bimbingan belajar BTA membagi waktu pertemuannya menjadi tiga kali dalam setiap minggunya yaitu Senin - Rabu - Jumat dan Selasa - Kamis - Sabtu, setiap pertemuan hanya dua jam belajar. Banyaknya siswa dalam setiap kelompok tidak melebihi kapasitas ruangan yang tersedia Tabel 3. Lembaga bimbingan belajar BTA memiliki dua cabang yaitu cabang Jalan Gedung Sawah dan cabang Jalan Baru Tabel 3. Apabila seseorang mendaftar di Jalan Gedung Sawah maka ruangan belajarnya di Jalan Gedung Sawah begitu juga untuk di Jalan Baru. Dalam studi kasus ini juga hanya diambil 16 kelompok belajar yang terdiri dari beberapa tingkatan yaitu kelas 6 SD sampai XII SMA baik IPA maupun IPS dengan waktu luang mereka serta banyaknya siswa dalam setiap kelompok Tabel 4. Kemudian pada studi kasus ini banyaknya pengajar ada 15 yang mengajar sesuai dengan bidangnya Tabel 5. Dari ke-16 kelompok tersebut mereka telah menentukan mata pelajaran yang akan mereka pelajari dalam setiap minggunya Tabel 6. Tabel 1 Mata Pelajaran Indeks j Mata Pelajaran 1 Matematika 2 Ekonomi 3 Bahasa Indonesia 4 Bahasa Inggris 5 IPA 6 IPS 7 Agama 8 Kimia 9 Fisika 10 Biologi 11 Geografi 12 Sosiologi 13 Sejarah Tabel 2 Periode Waktu Indeks i Hari Waktu 1 Senin Siang 2 Sore 3 Selasa Siang 4 Sore 5 Rabu Siang 6 Sore 7 Kamis Siang 8 Sore 9 Jumat Siang 10 Sore 11 Sabtu Siang 12 Sore Tabel 3 Ruangan yang tersedia Indeks k Kapasitas Tempatlokasi 1 10 Jalan Gedung Sawah 2 7 Jalan Gedung Sawah 3 5 Jalan Gedung Sawah 4 5 Jalan Gedung Sawah 5 10 Jalan Baru 6 5 Jalan Baru 7 5 Jalan Baru 8 4 Jalan Baru Tabel 4 Daftar Kelompok Indeks n Kelompok Tingkat Waktu Luang Jam Kosong Banyaknya Siswa Tempat lokasi 1 Aritmatika XII IPA Sore 10 Jalan Gedung Sawah 2 Vektor XII IPA Siang 7 Jalan Gedung Sawah 3 Geometri XII IPA Sore 5 Jalan Gedung Sawah 4 Matriks XII IPA Siang 10 Jalan Gedung Sawah 5 Median XII IPA Sore 2 Jalan Baru 6 Valas XII IPS Siang 5 Jalan Gedung Sawah 7 Fiskal XII IPS Sore 5 Jalan Gedung Sawah 8 Monetary XII IPS Sore 4 Jalan Baru 9 Mikro XII IPS Siang 4 Jalan Baru 10 Teuku Umar IX SMP Sore 7 Jalan Gedung Sawah 11 Hasanudin IX SMP Siang 5 Jalan Gedung Sawah 12 Diponegoro IX SMP Sore 3 Jalan Baru 13 Sudirman IX SMP Siang 2 Jalan Baru 14 Mawar VIII SMP Siang 5 Jalan Gedung Sawah 15 Grape VI SD Sore 5 Jalan Gedung Sawah 16 Banana VI SD Sore 4 Jalan Baru Tabel 5 Daftar Pengajar Indeks p Nama Pengajar Spesialisasi pengajar Tidak bisa mengajar pada hari: 1 Fajriansyah Matematika Kamis 2 Cut Yuni Ekonomi Kamis 3 Purwatiningsih Bahasa Indonesia Rabu 4 Andry Bahasa Inggris Sabtu 5 Diana Novalia IPA - 6 Siti Sholihat IPS Senin 7 Ardhy Agama Rabu 8 Abdul Gani Kimia Selasa 9 Mardanih Fisika Kamis 10 Adisti Biologi Selasa Lanjutan Tabel 5 Indeks p Nama Pengajar Spesialisasi pengajar Tidak bisa mengajar pada hari: 11 Rully Budiman Geografi Sabtu 12 Latifah Sulton Sosiologi Selasa 13 Siti Nurhasanah Sejarah Kamis 14 Dadi Mulyadi Matematika Jumat 15 Rini Rustiani Bahasa Indonesia Selasa Tabel 6 Kelompok dan mata pelajaran yang ditentukan Indeks n Kelompok Mata pelajaran yang mereka tentukan 1 Aritmatika Fisika Kimia Matematika 2 Vektor Matematika Bahasa Indonesia Kimia 3 Geometri Biologi Matematika Bahasa Indonesia 4 Matriks Biologi Kimia Fisika 5 Median Biologi Fisika Kimia 6 Valas Bahasa Inggris Geografi Sosiologi 7 Fiskal Ekonomi Geografi Sejarah 8 Monetary Ekonomi Sosiologi Sejarah 9 Mikro Ekonomi Geografi Sejarah 10 Teuku Umar IPA IPS Bahasa Inggris 11 Hasanudin IPA IPS Bahasa Inggris 12 Diponegoro IPA Bahasa Indonesia Matematika 13 Sudirman Agama Bahasa Indonesia Matematika 14 Mawar IPA IPS Agama 15 Grape Bahasa Inggris Matematika Bahasa Indonesia 16 Banana Matematika IPS Agama Untuk memformulasikan ILP, peubah ijknp x didefinisikan pada setiap periode waktu i = 1, 2, …, 12, mata pelajaran j = 1, 2, …, 13, ruangan k = 1, 2, …, 8, kelompok n = 1, 2, …, 16, pengajar p = 1, 2, …, 15. Sehingga masalahnya dapat diformulasikan dalam ILP berikut: max i j k n p ijknp x  dengan kendala : 1. Dalam setiap pola belajar, suatu kelompok belajar sore hari tidak boleh belajar siang hari. Untuk 1,3,5, 7,9,11, i  dan 1, 3, 5, 7,8,10,12,15,16 : n  j k p ijknp x   Banyaknya kendala pertama adalah 54. 2. Dalam setiap pola belajar, suatu kelompok belajar siang hari tidak boleh belajar sore hari. Untuk 2, 4, 6,8,10,12, i  dan 2, 4, 6, 9,11,13,14 : n  j k p ijknp x   Banyaknya kendala kedua adalah 42. 3. Suatu kelompok hanya belajar di satu tempat, Jalan Gedung Sawah atau Jalan Baru. a. Ruang 1-4 Jalan Gedung Sawah Untuk 5, 6, 7,8, k  dan 1, 2, 3, 4, 6, 7,10,11,14,15 : n  i j p ijknp x   b. Ruang 5-8 Jalan Baru Untuk 1, 2, 3, 4, k  dan 5, 8, 9,12,13,16 : n  i j p ijknp x   Banyaknya kendala ketiga adalah 64. 4. Keterbatasan kapasitas ruangan yang tersedia di BTA sesuai dengan banyaknya siswa di setiap kelompoknya. Untuk 1, 4, dan 2, 3, 4 : n k   i j p ijknp x   Untuk 2,10, dan 1, 3, 4 : n k   i j p ijknp x   Untuk 3, 6, 7,11,14,15, dan 1, 2 : n k   i j p ijknp x   Untuk 5,8,9,12,13,16, dan 1, 2,3, 4 : n k   i j p ijknp x   Banyaknya kendala keempat adalah 48. 5. Setiap kelompok hanya belajar dengan satu pola belajar. Untuk 2, 4,5,...,8,11,12,15,16, n  dan 3, 4, 7, 8,11,12 : i  j k p ijknp x   Untuk 1,3,9,10,13,14, n  dan 1, 2, 5, 6, 9,10 : i  j k p ijknp x   Banyaknya kendala ke-5 adalah 96. 6. Paling banyak satu mata pelajaran dengan satu kelompok diselenggarakan dalam suatu ruangan, suatu waktu, dan suatu periode. 1 i k p ijknp x    Untuk 1, 2, ...,13, j  dan 1, 2,...,16. n  Banyaknya kendala ke-6 adalah 208. 7. Paling banyak satu mata pelajaran dengan suatu waktu diselenggarakan dalam suatu ruangan, suatu kelompok dan seorang pengajar. 1 k n p ijknp x   Untuk 1,2,...,12, i  dan 1,2,...,13. j  Banyaknya kendala ke-7 adalah 156. 8. Paling banyak satu ruangan dengan suatu waktu digunakan dalam suatu kelompok, suatu mata pelajaran, dan seorang pengajar. 1 j n p ijknp x     Untuk 1,2,...,12, i  dan 1,2, ...,8. k  Banyaknya kendala ke-8 adalah 96. 9. Paling banyak satu kelompok dengan suatu waktu diselenggarakan dalam suatu ruangan, suatu mata pelajaran, dan seorang pengajar. 1 k j p ijknp x   Untuk 1,2,...,12, i  dan 1,2,...,16. n  Banyaknya kendala ke-9 adalah 192. 10. Ada beberapa mata pelajaran yang tidak dijadwalkan, yaitu selain mata pelajaran yang mereka tentukan dalam seminggunya. Untuk 1, j  dan 4,5,...,11,14: n  i k p ijknp x   Untuk 2, j  dan 1,2,...,6,10,11,...16: n  i k p ijknp x   Untuk 3, j  dan 1,4,5,...,11,14,16: n  i k p ijknp x   Untuk 4, j  dan 1,2,...,5,7,8,9,12,13,14,16: n  i k p ijknp x   Untuk 5, j  dan 1,2,...,9,13,15,16: n  i k p ijknp x   Untuk 6, j  dan 1,2,...,9,12,13,15: n  i k p ijknp x   Untuk 7, j  dan 1,2,...,12,15: n  i k p ijknp x   Untuk 8, j  dan 3,6,7,...,16: n  i k p ijknp x   Untuk 9, j  dan 2, 3,6,7,...,16: n  i k p ijknp x   Untuk 10, j  dan 1,2,6,7,...,16: n  i k p ijknp x   Untuk 11, j  dan 1, 2,...,5,8,10,11,...,16: n  i k p ijknp x   Untuk 12, j  dan 1, 2,...,5,7,9,10,...,16: n  i k p ijknp x   Untuk 13, j  dan 1,2,...,6,10,11,...,16: n  i k p ijknp x   Banyaknya kendala ke-10 adalah 160. 11. Setiap pengajar tidak mengajarkan mata pelajaran yang bukan spesialisasinya. Untuk 2,3,...,13, j  dan 1,14: p  i k n ijknp x   Untuk 1,2,3,...,13, j  dan 2 : p  i k n ijknp x   Untuk 1,2,4,5,...,13, j  dan 3,15 : p  i k n ijknp x   Untuk 1,2,3,5,6,...,13, j  dan 4 : p  i k n ijknp x   Untuk 1,2,...,4,6,7,...,13, j  dan 5 : p  i k n ijknp x   Untuk 1,2,...,5,7,8,...,13, j  dan 6 : p  i k n ijknp x   Untuk 1,2,...,6,8,9,...,13, j  dan 7 : p  i k n ijknp x   Untuk 1,2,...,7,9,10,...,13, j  dan 8 : p  i k n ijknp x   Untuk 1,2,...,8,10,11,...,13, j  dan 9 : p  i k n ijknp x   Untuk 1,2,...,9,11,12,13, j  dan 10 : p  i k n ijknp x   Untuk 1,2,...,10,12,13, j  dan 11: p  i k n ijknp x   Untuk = 1,2,...,11,13, j dan 12 : p  i k n ijknp x   Untuk 1,2,...,12, j  dan 13 : p  i k n ijknp x   Banyaknya kendala ke-11 adalah 156. 12. Sebagian besar pengajar tidak dapat mengajar pada waktu tertentu . Untuk 7,8, i  dan 1, 2, 9,13 : p  j k n ijknp x   Untuk 5, 6, i  dan 3, 7 : p  j k n ijknp x   Untuk 11,12, i  dan 4,11 : p  j k n ijknp x   Untuk 1, 2, i  dan 6 : p  j k n ijknp x   Untuk 3, 4, i  dan 8,10,12,15 : p  j k n ijknp x   Untuk 9,10, i  dan 14 : p  j k n ijknp x   Banyaknya kendala ke-12 adalah 28. 13. Semua variabel keputusan bernilai nol atau satu. , , , , {0,1} ; ijknp i j k n p x   Pada uraian tersebut, terlihat bahwa banyak sekali persamaan maupun pertidaksamaan yang harus diselesaikan. Dalam hal ini sulit jika digunakan metode branch and bound secara manual. Masalah di atas selanjutnya diselesaikan dengan menggunakan LINGO 8.0. Dari asumsi 4 diketahui bahwa setiap pengajar tidak mengajar pada lokasi yang berbeda setiap harinya. Dalam hal ini, proses runningnya dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, ditentukan jadwal untuk lokasi Jalan Gedung Sawah terlebih dahulu kemudian jadwal untuk Jalan Baru Lampiran 2. Dengan cara serupa, dapat ditentukan jadwal untuk Jalan Baru terlebih dahulu kemudian jadwal Jalan Gedung Sawah. Hasil proses pertama bisa dilihat pada Tabel 7, sedangkan proses kedua bisa dilihat pada Tabel 8. Dari kedua proses tersebut nilai total fungsi objektif maksimumnya sama yaitu 48 yang menunjukkan bahwa banyaknya penjadwalan maksimum pada masing-masing proses ada 48 jadwal. Total waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan solusi dari proses pertama adalah 1 menit 4 detik didapat pada iterasi total ke 66, sedangkan untuk proses kedua 1 menit 3 detik didapat pada iterasi total ke 57. Komputer yang digunakan untuk melakukan proses ini adalah processor komputer 1.34 GHz dengan kecepatan memori RAM 512 MB. Hasil komputasi tidak semuanya dicantumkan, karena terlalu banyak. Hasil yang dicantumkan hanya untuk x yang bernilai satu saja. Tabel 7 Jadwal kegiatan belajar mengajar di BTA No Hari Waktu Mata pelajaran Ruangan Kelompok Pengajar 1 Senin Siang Bahasa Indonesia 2 Vektor Purwatiningsih 2 Siang IPA 4 Hasanudin Diana Novalia 3 Siang Kimia 1 Matriks Abdul Gani 4 Siang Bahasa Inggris 3 Valas Andry 5 Sore Bahasa Indonesia 4 Grape Rini Rustiani 6 Sore Ekonomi 3 Fiskal Cut Yuni 7 Sore Matematika 5 Diponegoro Dadi Mulyadi 8 Sore Agama 8 Banana Ardhy 9 Sore Biologi 6 Median Adisti 10 Sore Sejarah 7 Monetary Siti Nurhasanah 11 Selasa Siang Matematika 5 Sudirman Fajriansyah 12 Siang Ekonomi 6 Mikro Cut Yuni 13 Siang IPA 3 Mawar Diana Novalia 14 Sore Matematika 1 Aritmatika Dadi Mulyadi 15 Sore Bahasa Indonesia 3 Geometri Purwatiningsih 16 Sore Bahasa Inggris 2 Teuku Umar Andry 17 Rabu Siang Geografi 4 Valas Rully Budiman 18 Siang Bahasa Inggris 3 Hasanudin Andry 19 Siang Matematika 2 Vektor Dadi Mulyadi 20 Siang Fisika 1 Matriks Mardanih 21 Sore Bahasa Indonesia 6 Diponegoro Rini Rustiani 22 Sore Sosiologi 5 Monetary Latifah Sulton 23 Sore Matematika 3 Grape Rini Rustiani 24 Sore IPS 7 Banana Siti Sholihat 25 Sore Kimia 8 Median Abdul Gani 26 Sore Geografi 4 Fiskal Rully Budiman Lanjutan Tabel 7 No Hari Waktu Mata pelajaran Ruangan Kelompok Pengajar 27 Kamis Siang Agama 8 Sudirman Ardhy 28 Siang IPS 3 Mawar Siti Sholihat 29 Siang Geografi 6 Mikro Rully Budiman 30 Sore Biologi 3 Geometri Adisti 31 Sore IPA 2 Teuku Umar Diana Novalia 32 Sore Kimia 1 Aritmatika Abdul Gani 33 Jumat Siang Kimia 2 Vektor Abdul Gani 34 Siang IPS 3 Hasanudin Siti Sholihat 35 Siang Biologi 1 Matriks Adisti 36 Siang Geografi 4 Valas Rully Budiman 37 Sore Matematika 5 Banana Fajriansyah 38 Sore Bahasa Inggris 3 Grape Andry 39 Sore IPA 7 Diponegoro Diana Novalia 40 Sore Fisika 8 Median Mardanih 41 Sore Sejarah 4 Fiskal Siti Nurhasanah 42 Sore Ekonomi 6 Monetary Cut Yuni 43 Sabtu Siang Bahasa Indonesia 8 Sudirman Rini Rustiani 44 Siang Agama 3 Mawar Ardhy 45 Siang Sejarah 5 Mikro Siti Nurhasanah 46 Sore IPS 2 Teuku Umar Siti Sholihat 47 Sore Fisika 1 Aritmatika Mardanih 48 Sore Matematika 3 Geometri Dadi Mulyadi Tabel 8 Jadwal kegiatan belajar mengajar di BTA No Hari Waktu Mata pelajaran Ruangan Kelompok Pengajar 1 Senin Siang Bahasa Indonesia 2 Vektor Purwatiningsih 2 Siang IPA 3 Hasanudin Diana Novalia 3 Siang Biologi 1 Matriks Adisti 4 Siang Bahasa Inggris 3 Valas Andry 5 Sore Bahasa Indonesia 3 Grape Purwatiningsih 6 Sore Sejarah 4 Fiskal Siti Nurhasanah 7 Sore Bahasa Indonesia 7 Diponegoro Rini Rustiani 8 Sore Matematika 5 Banana Dadi Mulyadi 9 Sore Kimia 8 Median Abdul Gani 10 Sore Ekonomi 6 Monetary Cut Yuni 11 Selasa Siang Matematika 5 Sudirman Dadi Mulyadi 12 Siang Ekonomi 6 Mikro Cut Yuni 13 Siang IPA 3 Mawar Diana Novalia 14 Sore Matematika 1 Aritmatika Fajriansyah 15 Sore Bahasa Indonesia 3 Geometri Purwatiningsih 16 Sore Bahasa Inggris 2 Teuku Umar Andry Lanjutan Tabel 8 No Hari Waktu Mata pelajaran Ruangan Kelompok Pengajar 17 Rabu Siang Geografi 4 Valas Rully Budiman 18 Siang Bahasa Inggris 3 Hasanudin Andry 19 Siang Matematika 2 Vektor Fajriansyah 20 Siang Kimia 1 Matriks Abdul Gani 21 Sore Matematika 5 Diponegoro Dadi Mulyadi 22 Sore Sosiologi 8 Monetary Latifah Sulton 23 Sore Matematika 4 Grape Fajriansyah 24 Sore IPS 6 Banana Siti Sholihat 25 Sore Fisika 7 Median Mardanih 26 Sore Ekonomi 3 Fiskal Cut Yuni 27 Kamis Siang Bahasa Indonesia 5 Sudirman Rini Rustiani 28 Siang Agama 3 Mawar Ardhy 29 Siang Geografi 6 Mikro Rully Budiman 30 Sore Biologi 3 Geometri Adisti 31 Sore IPA 2 Teuku Umar Diana Novalia 32 Sore Kimia 1 Aritmatika Abdul Gani 33 Jumat Siang Kimia 2 Vektor Abdul Gani 34 Siang IPS 3 Hasanudin Siti Sholihat 35 Siang Fisika 1 Matriks Mardanih 36 Siang Sosiologi 4 Valas Latifah Sulton 37 Sore Agama 6 Banana Ardhy 38 Sore Bahasa Inggris 3 Grape Andry 39 Sore IPA 5 Diponegoro Diana Novalia 40 Sore Biologi 7 Median Adisti 41 Sore Geografi 4 Fiskal Rully Budiman 42 Sore Sejarah 8 Monetary Siti Nurhasanah 43 Sabtu Siang Agama 5 Sudirman Ardhy 44 Siang IPS 3 Mawar Siti Sholihat 45 Siang Sejarah 6 Mikro Siti Nurhasanah 46 Sore IPS 2 Teuku Umar Siti Sholihat 47 Sore Fisika 1 Aritmatika Mardanih 48 Sore Matematika 3 Geometri Dadi Mulyadi V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dokumen yang terkait

The Effectiveness of Contextual Teaching and Learning in Teaching the Simple Past Tense (An Experimental Study at the Second Grade Students of SMK Bintang Nusantara, Tangerang Selatan)

0 5 97

Teaching vocabulary through contextual teaching learning (an experimentaL study at the first year at SMA PGRI 56 Ciputat)

0 7 75

Teaching preposition of place through contextual teaching and learning (an experimental study at the fifth grade of SDN Pondok Cabe Ilir III Pondok Cabe, Tangerang Selatan)

0 5 75

Teaching Present Perfect Tense By Using Contextual Teaching And Learning : An experimental Study at the first grade of SMK Grafika Yayasan lektur Lebak Bulus Jakarta Selatan

0 3 79

Learning and teaching styles in the veterinary medical education in Indonesia : a preliminary study at Bogor Agricultural University

0 6 8

TEACHING LEARNING PROCESS OF ENGLISH AT MTs N SIMO: TEACHING LEARNING PROCESS OF ENGLISH AT MTs N SIMO: A MICRO ETHNOGRAPHIC STUDY.

0 2 22

The Teaching and Learning Program of English Speaking Proficiency in a Business and Technology College (A Case Study at LP3I Business and Technology College Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya - West Java in the Academic Year of 2014-2015).

0 0 15

THE ROLE OF REFLECTION IN SOLVING THE PROBLEM OF TEACHING AND LEARNING PROCESS : A STUDY AT MICROTEACHING CLASS OF ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT.

0 0 116

Application Of Problem Posing Study Model At Group Study To Increase Result Of Learning Mathematics.

0 0 8

Assessing the Risk of Fraud at Olympus a

0 0 43