Salt water intrusion study in Jakarta aquifer system

KAJIAN INTRUSI AIR ASIN
PADA SISTEM AKUIFER JAKARTA

Robertus Haryoto Indriatmoko

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI
TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul: KAJIAN INTRUSI
AIR ASIN PADA SISTEM AKUIFER JAKARTA adalah karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini

Bogor, 28 Agustus 2012

Robertus Haryoto Indriatmoko

NRP A155080021

ABSTRACT
ROBERTUS HARYOTO INDRIATMOKO. Salt Water Intrusion Study In Jakarta
aquifer system. Under supervision of NAIK SINUKABAN and SURIA DARMA
TARIGAN
Saltwater intrusion in the aquifer system of Jakarta area, is a study of ground-water in
conjunction with hydrostatic equilibrium between freshwater and saltwater flows in
aquifer system at border of coastal. There are two main objectives of this study,
namely: (i). To analyze the rate of saltwater instrusion in Jakarta aquifer system and
(ii) To analyze the impact of recharge of rainwater to control the rate of saltwater
intrusion in Jakarta aquifer system. To achieve that objectives, research methodology
and material use are as follows: (i). Method use are descriptive, analysis and
modelling; (ii) System and technique of data required use secondary and primary data
which are grouped in three area of transected zones. (iii). Material use are: Salinity
data (EC, Cl- and TDS) were collected over period of 1995 - 2010 with inverval per 3
km at zone transected, hydrogeology, water consumption and recharge; and (iv)
Mathematic model use is SHARP model with block-centered finite-difference grid at
scale 3 km x 3 km area. Conclusion of this study are: (1). The average rate of saltwater
instrusion during period of 1982 – 2010 at transection zone I was 0,1 km/year, at

transection zone II was 0,06 km/year and at transection zone III was 0,11km/year. (2).
Based on prediction in 2025 ground water consumption amount of 8,02 m3/second will
impacted saltwater intrusion at transection zone I at distance of 9 km, at transection
zone II at distance of 9 km and at transection zone III at distance of 13,5 km from
coastal border. (3). Based on prediction for 2025, increase of ground-water recharge
with amount of 3,95 m3/second by applied 100% artificial-recharge based on
requirement government regulations, will decrease the saltwater instrusion at all
transection zones which are transection zone I will decrease with amount of 1,5 km,
transection zone II will decrease with amount of 3 km and at transection zone III will
decrease with amount of 4,5 km compare with without artificial recharge, or decrease
of saltwater intrusion as of conclusion item (2) above and (4). Based on prediction for
2025, increase of ground water recharge with amount of 0,99 m3/second by applied
25% artificial recharge based on requirement of government regulations, will decrease
the saltwater instrusion at 2 transection zones which are transection zone II will
decrease with amount of 1,5 km and at transection zone III will decrease with amount of
1,5 km compare with without artificial recharge, or decrease of saltwater intrusion as
of conclusion item (2) above.
Keywords: Aquifer, Model, Finite-Difference, Saltwater, Intrusion, Salinity, ArtificialRecharge, Salinity, Electrical-Conductivity (EC).

RINGKASAN

ROBERTUS HARYOTO INDRIATMOKO. Kajian Intrusi Air Asin Pada Sistem
Akuifer Jakarta. Dibimbing oleh: NAIK SINUKABAN dan SURIA DARMA
TARIGAN

Kajian Intrusi Air Asin Pada Sistem Akuifer Jakarta adalah studi air tanah,
dalam hubungannya dengan kesetimbangan hidrostatis antara aliran air tanah tawar dan
aliran air tanah asin pada sistem akuifer berbatasan dengan pantai. Penelitian ini
dilakukan pada wilayah yang secara hidrogeologi dikenal sebagai cekungan air tanah
Jakarta. Secara geografi terletak pada koordinat 6o 01’00” LS - 6o 41’54” LS dan
106o32’25” - BT-107o41’54” BT, meliputi wilayah administratif Jakarta, sebagian
Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor serta dengan luas area sebesar 60 Km x 75 Km.
Ada dua tujuan utama dalam studi ini yaitu 1. Menganalisis laju intrusi air asin
pada sistem akuifer taktertekan. 2. Menganalisis pengaruh resapan air hujan untuk
mencegah intrusi air asin pada sistem akuifer taktertekan. Identifikasi terhadap laju
intrusi air asin perlu dilakukan untuk: (a). mengetahui kecepatan intrusi air asin di zone
transeksi I (wilayah barat), zona transeksi II (tengah) dan zona transeksi III (timur), (b)
pada wilayah mana intrusi air asin mengalami kecepatan laju paling cepat dan (c) faktor
yang mempengaruhi intrusi air asin bergerak dengan cepat. Analisis pengaruh resapan
air hujan dalam rangka mencegah intrusi air asin dilakukan dengan menggunakan model
SHARP.

Untuk mencapai tujuan tersebut metodologi penelitian dan bahan yang
digunakan adalah: (i) metode yang digunakan terdiri dari diskripsi, analisis dan
modeling; (ii) Teknis dan sistimatika data yang dibutuhkan adalah menggunakan data
sekunder dan primer yang dikelompokkan menjadi 3 zona transeksi; (iii) Bahan yang
digunakan terdiri dari data salinitas (DHL, Cl- dan TDS) yang dikumpulkan selama
periode 1995 – 2010 dengan interval per 3 km pada zona transeksi, hidrogeologi,
konsumsi air tanah serta imbuhan dan (iv) model matematis yang digunakan adalah
SHARP model dengan pusat grid finite-difference pada skala wilayah 3 km x 3 km.
Perencanaan resapan air dirancang menggunakan sumur resapan yang dilatar
belakangi oleh Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 68 tahun 2005, dimana
setiap perorangan atau pemangku kepentingan diharuskan menyediakan sumur resapan,
dimana setiap 1 m2 lahan tertutup bangunan, wajib menyediakan sumur resapan 40
liter. Jika keputusan ini dilaksanakan maka akan ada ruang tampung yang berupa
sumur resapan sebesar dengan volume 31,1 juta m3. Volume ruang tampung yang
berupa sumur resapan tersebut dapat menampung air hujan tahunan dengan jumlah
resapan mencapai 3,95 m3/dt. Jumlah resapan sebesar 3,95 m3/dt ini ditambahkan
sebagai input dalam model untuk mengetahui pengaruh dari penambahan resapan
dalam mengurangi intrusi air asin dibandingkan dengan tanpa dilakukan tambahan
resapan air tanah.
Hasil penelitian ini adalah bahwa: (1) Laju intrusi air asin yang dihitung sejak

tahun 1982 sampai dengan periode (1995 – 2010) atau selama 28 tahun di ketiga
wilayah zone transeksi adalah sebagai berikut: di zone transeksi I sebesar 0,1 km/th, di
zone transeksi II sebesar 0,06 km/th dan di zone transeksi III sebesar 0,11 km/th. (2)
Pada penggunaan air tanah sebesar 8,02 m3/dt, sesuai dengan hasil prediksi penggunaan

air tanah pada tahun 2025, akan menyebabkan terjadinya intrusi air asin di zone
transeksi I mencapai jarak 9 km, di zone transeksi II mencapai 9 km dan di zone
transeksi III mencapai 13,5 km. (3) Peningkatan resapan sebesar 3,95 m3/dt, yang
dilakukan dengan pembangunan sumur resapan mencapai 100 % dari target dalam
peraturan pemerintah atau dengan total volume sumur resapan mencapai 31,2 juta m3,
dapat mengurangi intrusi air asin di zona transeksi I sejauh 1,5 km, di zone transeksi II
sejauh 3 km dan di zona transeksi III sejauh 4,5 km, dibanding dengan tanpa tambahan
resapan (4) Peningkatan resapan sebesar 2,96 m3/dt, yang dilakukan dengan
pembangunan sumur resapan mencapai 75 % dari target dalam peraturan pemerintah
atau dengan total volume sumur resapan mencapai 23,4 juta m3, dapat mengurangi
intrusi air asin di zona transeksi I sejauh 1,5 km, di zone transeksi II sejauh 3 km dan
di zona transeksi III sejauh 3,5 km, dibanding dengan tanpa tambahan resapan. (5)
Peningkatan resapan sebesar 1,98 m3/dt, yang dilakukan dengan pembangunan sumur
resapan mencapai 50 % dari target dalam peraturan pemerintah atau dengan total
volume sumur resapan mencapai 15,6 juta m3, dapat mengurangi intrusi air asin di

zona transeksi I sejauh 1,5 km, di zone transeksi II sejauh 1,3 km dan di zona transeksi
III sejauh 3 km, dibanding dengan tanpa tambahan resapan. (6) Peningkatan resapan
sebesar 0,99 m3/dt, yang dilakukan dengan pembangunan sumur resapan mencapai 25
% dari target dalam peraturan pemerintah atau dengan total volume sumur resapan 7,8
juta m3, dapat mengurangi intrusi air asin di zone transeksi II dan III sejauh 1,5 km,
dibandingkan tanpa resapan.
Kata kunci: Akuifer, Model, Finite-Difference, Air asin, Intrusi, Salinitas, Sumur resapan,
Daya hantar Listrik.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmia, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar bagi IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

KAJIAN INTRUSI AIR ASIN

PADA SISTEM AKUIFER JAKARTA

Robertus Haryoto Indriatmoko

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

Dosen Penguji Luar Komisi Pada Ujian Tesis:
Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Baskoro, M.Sc

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tesis
Nama

NRP

: Kajian Intrusi Air Asin Pada Sistem Akuifer Jakarta
: Robertus Haryoto Indriatmoko
: A155080021

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Prof. Dr Ir Naik Sinukaban, M.Sc
Ketua

Dr Ir Suria Darma Tarigan, M.Sc
Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai


Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Suria Darma Tarigan, M.Sc
NIP.196203051987031002

Dr Ir Dahrul Syah, M.Sc. Agr
NIP. 19650814199021001

Tanggal Ujian: 23 Juli 2012

Tanggal Lulus:

KATA PENGANTAR
Masyarakat yang tinggal di wilayah pantai utara Jakarta saat ini semakin
merasakan kesulitan untuk memanfaatkan air tanah bagi keperluan sehari-hari, terlebihlebih setelah intrusi air asin masuk kedalam sistem akuifer tersebut. “Kajian Intrusi Air
Asin Pada Sistem Akuifer Jakarta” adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui berapa kecepatan atau laju intrusi dalam sistem akuifer taktertekan,
bagaimana mekanismenya dan bagaimana mengontrol intruasi air asin. Hasil kajian ini
diharapkan dapat menjadi salah satu jawaban dalam mengelola air tanah Jakarta dimasa
mendatang.

Terima kasih, penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr Ir Naik Sinukaban,
M.Sc, Dr Ir Suria Darma Tarigan, M.Sc, atas, saran, suport serta bimbingan yang telah
diberikan untuk penulis. Kepada Teman-teman di Pusat Pengendalian dan Pencemaran
Lingkungan BPP Teknologi: Heru Dwi Wahyono, Arie Herlambang, Nusa Idaman Said,
Rudi Nugroho, Wahyu Widayat, Satmoko Yudo, Setiyono, Petrus Nugro Rahardjo dan
Taty Hernaningsih, Bapak Ajad (DGTL), Bapak Wasis, Ibu Dian Wiwekowati dari
BPLHD Jakarta, istriku tercinta Heleria Darlina Hutauruk atas dukungan, kesabaran,
saran dan koreksinya.
Harapan saya semoga karya ini bermanfaat untuk pembangunan di Jakarta dan
ilmu pengetahuan.

Bekasi, 28 Agustus 2012

Robertus Haryoto Indriatmoko
A155080021

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 8 Juni 1962, anak
sulung dari pasangan Bapak Mateus Suyoto(†) dan Ibu Christina Kusmiwardani(†).

Pendidikan sarjana ditempuh di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pada Program
Studi Hidrologi, Fakultas Geografi, lulus pada tahun 1988. Penulis melanjutkan
pendidikan Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor, dengan mengambil Program
Studi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lahan, lulus pada tahun 2012.
Sejak tahun 1990, penulis bekerja di Kedeputian Bidang Analisis Sistem,
kemudian pindah ke Kedeputian Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam
pada Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sampai
sekarang.
Aktivitas selama bekerja peneliti melakukan berbagai kegiatan penelitian pada
bidang Pengendalian dan Pencemaran lingkungan, Pengelolaan Sumberdaya Air,
Pengolahan Limbah dan Pengolahan air untuk air minum dan air bersih. Menjadi
pemerhati masalah

lingkungan, banjir dan pemasyarakatan

sumur resapan (http:

//infopublik.kominfo.go.id/index.php?page=news&newsid =12495), anggota dewan
redaksi pada Majalah Jurnal Air Indonesia sejak tahun 2006 serta penulis ilmiah,
publikasi melalui media TV Republik Indonesia, dan seminar dimana salah satu artikel
ilmiah berjudul “Analisis Terhadap Kapasitas Saluran Pada Sub-Sub DAS Pada Sistem
Aliran Drainase Kota” penah diseminarkan dalam Seminar Nasional Sistem Monitoring
Pencemaran Lingkungan Sungai dan Teknologi Pengolahannya yang diselengarakan
oleh LIPI di Bandung, pada tanggal 8-9Juli 2003. Mendisain, rancang bangun serta
rekayasa pengolah air asin atau tawar untuk air minum.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

i

DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR GAMBAR

iv

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan

3

Hipotesa

3

Manfaat Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

5

Salinitas Air

5

Konduktivitas dan Porositas Batuan

5

Resapan Air Tanah

7

Intrusi Air Asin

8

Model SHARP

9

Kalibrasi dan Validasi Data

17

Dasar-dasar Perencanaan

19

METODOLOGI

23

Lokasi, waktu penelitian dan peralatan

23

Metode Penelitian

24

Sistematik Data

25

Analisa dan Uji Data

27

i

KONDISI FISIK WILAYAH

31

Batasan Wilayah

31

Iklim

31

Geologi Permukaan

33

Stratigrafi

35

Geomorfologi

36

Hidrogeologi

37

Potensi Air tanah

40

Penduduk

41

Pengambilan air tanah

42

Penggunaan lahan

43

DHL tahun 2009

45

Tinggi Muka air tanah

46

HASIL DAN PEMBAHASAN

49

Indikator Intrusi

51

Laju intrusi air asin

54

Pengaruh tinggi muka air tawar terhadap intrusi

57

Resapan Air Tanah

59

Prediksi Penggunaan Air Tanah

61

Hasil Kalibrasi dan Validasi Data

63

Pengaruh Penambahan Resapan Terhadap Intrusi Air Asin

65

SIMPULAN

69

SARAN

69

DAFTAR PUSTAKA

71

LAMPIRAN

75

ii

DAFTAR TABEL

Halaman

1

Klasifikasi sifat air

5

2

Konduktivitas hidrolis berbagai jenis batuan

6

3

Porositas berbagai jenis batuan

7

4

Berbagai jenis data yang digunakan, sumber dan cara perolehanya

23

5

Jumlah dan kepadatan penduduk Tahun 2011

42

6

Jumlah sumur bor dan pengambilan air tanah di DKI Jakarta

42

7

Penggunaan lahan pada grid aktif di wilayah penelitian

43

8

Hasil analisa regresi antara DHL dengan Cl- dan DHL dengan TDS

50

pada sistem akuifer tak tertekan cekungan air tanah Jakarta
9

Perubahan DHL air tanah pada zone transeksi I tahun 2010

52

10 Perubahan DHL air tanah pada zone transeksi II tahun 2010

52

11 Perubahan DHL air tanah pada zone transeksi III tahun 2010

52

12 Perkembangan jarak dari pantai batas intrusi air asin pada zone

55

transeksi I tahun 1982-2101
13 Perkembangan jarak dari pantai batas intrusi air asin pada zone

55

transeksi II tahun 1982-2101
14 Perkembangan jarak dari pantai batas intrusi air asin pada zone

56

transeksi III tahun 1982-2101
15 Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air tanah

62

16 Hasil uji korelasi variabel tinggi muka air tanah tawar antara data

63

terukur dengan hasil simulasi
17 Pengaruh tambahan resapan terhadap jarak dari pantai batas intrusi air

67

asin pada zona transeksi I
18 Pengaruh tambahan resapan terhadap jarak dari pantai batas intrusi air

67

asin pada zona transeksi I
19 Pengaruh tambahan resapan terhadap jarak dari pantai batas intrusi air
asin pada zona transeksi I
iii

67

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1

Ilustrasi sistem akuifer pantai

10

2

Potongan melintang kondisi ideal sistem akuifer pantai

10

3

Sirkulasi air asin dari laut menuju daerah transisi dan
kembali ke laut oleh percampuran pada daerah interface

11

4

Model interface Ghyben-Herzberk

13

5

Pola zone transeksi dan titik-titik sampling

26

6

Diagram alir penelitian data

30

7

Peta wilayah penelitian

32

8

Peta hidrogeologi sistem akuifer Jakarta dan sekitarnya

38

9

Potongan melintang sistem akuifer Jakarta

39

10

Ilustrasi ketersediaan dan pengambilan air tanah Jakarta

40

11

Peta tataguna lahan di daerah penelitian

44

12

Hubungan regresi antara DHL dengan Cl-

50

13

Hubungan regresi antara TDS dengan DHL

50

14

Grafik hubungan DHL dengan jarak dari pantai periode 1995-2010

53

15

Hubungan regresi antara variabel jarak dari pantai batas intrusi air

59

asin dengan jarak dari pantai muka air tanah pada elevasi 0 m
periode 1995-2010
16

Grafik tren perkembangan penduduk dari tahun 1971 - 2011

61

17

Grafik tinggi muka air tanah di tiga zona transeksi antara data

64

terukur dengan hasil simulasi

iv

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ada tiga masalah pokok berkitan dengan pengelolaan sumber daya air
tanah di Jakarta, yaitu (1) jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan industri,
bisnis atau komersiil yang pesat, (2) ketersediaan sumberdaya air tanah dan
kemampuan Perusahaan Air Minum (PAM) yang terbatas, dan (3) posisi Jakarta
dengan sistem akuifer berbatasan dengan pantai.
Perkembangan penduduk dan pertumbuhan industri, bisnis atau komersial
serta pemukiman yang pesat akan meningkatkan jumlah kebutuhan air bersih
sedangkan perubahan lahan akan mengurangi wilayah resapan air. Kemampuan
PAM yang masih rendah (54 %) dalam menyediakan air bersih menyebabkan
penduduk dan masyarakat komersial mengambil sumber air tanah. Sistem
akuifer Jakarta dengan struktur lapisan akuifer relatif datar dan berbatasan dengan
pantai menyebabkan wilayah Jakarta merupakan wilayah yang rawan untuk
terjadinya intrusi air laut.
Intrusi air asin ini telah dirasakan oleh masyarakat di wilayah pesisir
Jakarta Utara, terlebih-lebih pada waktu musim kemarau. Jika musim kemarau
tiba, maka curah hujan semakin berkurang, muka air tanah turun, dan aliran air
tanah tawar berkurang. Intrusi air asin pada musim kemarau telah mencapai
wilayah Kuningan dan Cipinang,

namun sebaliknya, pada waktu

musim

penghujan intrusi air asin bergerak kembali ke arah laut dengan batas intrusi
mencapai daerah Pulaugadung dan Cengkareng (Herlambang, 1990).
Intrusi air asin telah terjadi tidak hanya pada lapisan akuifer taktertekan
tetapi pada akuifer tertekan pada lapisan akuifer tertekan I dan II. Intrusi pada
lapisan akuifer tertekan I terjadi pada wilayah Cengkareng, Tambora, Grogol,
Kemayoran Utara, Sunter dan Marunda dengan jarak dari pantai berkisar antara 2
sampai 5,5 Km, sedangkan pada lapisan akuifer tertekan II dengan penyebaran
yang tidak terlalu luas jika dibandingkan dengan akuifer tertekan I, meliputi
wilayah Cengkareng sampai Grogol Utara (Herlambang, 1990).
Intrusi air asin di Jakarta tidak boleh dibiarkan semakin masuk kedalam
sistem akuifer air tanah tawar, Pemerintah DKI Jakarta harus bertindak tegas

1

dalam menegakkan hukum lingkungan guna menjaga agar kualitas dan kuantitas
air tanah Jakarta dapat dijaga dengan baik.

Perumusan Masalah
Sistem akuifer cekungan air tanah Jakarta mempunyai struktur lapisan
datar, kondisi

struktur lapisan semacam ini sangat berpengaruh pada

kesetimbangan hidrostatis antara aliran air tanah tawar dengan aliran air tanah
asin. Perubahan tekanan hidrostatis aliran air tanah tawar kecil akan berpengaruh
pada kesetimbangan hidrostatis aliran air tanah asin. Jika tekanan hidrostatis yang
berasal dari aliran air tanah tawar berkurang maka kedudukan lapisan interface
(antar muka) akan bergeser ke arah daratan, sebaliknya jika tekanan hidrostatis
dari aliran air tanah tawar meningkat maka lapisan interface akan bergeser ke arah
laut.
Proses terjadinya pergeseran lapisan interface dimulai ketika tekanan
hidrostatis

yang berasal dari aliran air tanah tawar turun, sehingga gradien

hidrolis dari lapisan interface semakin tegak ke arah daratan, mula-mula dimulai
pada bagian atas dari lapisan interface kemudian diikuti dengan bagian kaki dari
lapisan interface bergerak kearah daratan sambil menuju pada kesetimbangan
hidrostatis kembali. Sebaliknya ketika tekanan hidrostatis dari aliran air tanah
tawar meningkat gradien hidrolis dari lapisan interface bagian bawah bergerak ke
arah laut kemudian diikuti dengan bagian atas sambil menuju kesetimbangan
hidrostatis kembali.
Perubahan gradien hidrolis ini menurut Essaid (1990) terjadi karena
perubahan debit aliran air tanah tawar yang disebabkan oleh pengambilan air
tanah secara berlebihan. Sebaliknya jika terjadi penambahan jumlah air tanah
yang berasal dari air hujan maka debit aliran air tanah tawar akan meningkat
sehingga akan memberikan tekanan hidrostatis ke arah laut dan menyebabkan
intrusi air asin akan bergerak kearah laut. Atas dasar konsep inilah, “Kajian
intrusi air asin pada sistem akuifer Jakarta” ini dilakukan.

2

Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Menganalisis laju intrusi air asin pada sistem akuifer taktertekan.
2. Menganalisis resapan air, untuk memperlambat laju intrusi air asin pada
sistem akuifer taktertekan.

Hipotesa
Hipotesa yang dibangun dalam penelitian ini adalah:
1. Intrusi air asin semakin lama semakin masuk ke dalam sistem akuifer
taktertekan.
2. Peningkatan resapan air tanah, dapat mengendalikan intrusi air asin.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai kepentingan
seperti:
1. Bahan masukan untuk strategi pengelolaan air tanah Jakarta dimasa
mendatang.
2. Dasar bagi perencanaan program sumur resapan di Jakarta.
3. Sosialisasi atas program konservasi air tanah Jakarta.
4. Pengawasan dan Penertiban dalam kaitannya dengan ijin mendirikan bangunan
(IMB).
5. Program monitoring air tanah yang lebih terpola, terutama terhadap penyediaan
sumur monitoring baru.
6. Sebagai dasar bagi PAM untuk peningkatan kapasitas produksi dan pelayanan.

3

4

TINJAUAN PUSTAKA

Salinitas Air Asin
Salinitas pada mulanya didefinisikan total garam organik dan anorganik
terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dan organik teroksidasi
bromin dan iodin diganti klorin (Robert, 2008). Fraksi yang paling besar dari zatzat terlarut ini adalah garam-garam anorganik yang berbentuk ion-ion. Garamgaram anorganik tersebut terdiri dari ion-ion klor, natrium, sulfat, magnesium,
kalsium, kalium dengan total 99,28% dari barat bahan anorgaik padat, sedangkan
lainnya yaitu bikarbonat, bromida, asam borat, dan stronsium dengan total 0,71 %
berat. Kesebelas ion tersebut membentuk 99,99% berat terlarut.
Ada tiga cara untuk menyatakan sifat air berdasarkan salinitasnya yaitu
berdasarkan kadar prosentase kadar garam, kimia dan fisika. Berdasarkan kadar
garam salinitas air di klasifikasikan dalam tiga sifat air yaitu air tawar dengan
kadar garam 0-0,5‰, air payau 0,5-17 ‰, dan air laut lebih dari 17 ‰. Sifat air
secara kimia dan fisika diklasifikasikan menjadi 5 (lima) sifat yaitu tawar, agak
payau, payau, asin dan sangat asin. Untuk mengklasifikasikan sifat air secara
fisika dan kimia dilakukan dengan mengukur parameter Daya Hantar Listrik
(DHL), Total Disolve Solid (TDS), dan kadar Cl- dalam air (Tabel 1).

Tabel 1. Klasifikasi sifat air
Sifat Air
Tawar
Agak Payau
Payau
Asin
Sangat Asin

TDS (mg/l)
< 1000
>1000 - 3000 -