8
B. Auditor Judgment
Menurut Mulyadi 2002 audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat
atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lain. Proses audit atas laporan keuangan dilaksanakan oleh auditor melalui empat tahap utama yaitu
perencanaan, pemahaman, pengujian struktur pengendalian intern serta penerbitan laporan audit.Jamilah, dkk 2007 audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat
mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Tanggungjawab
yang besar seorang auditor yang sedang melaksanakan tugas audit terletak pada kemampuan mereka dalam membuat keputusan yang tepat berdasar pertimbangan atas keterangan dan
bukti-bukti yang tersisa.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Judgment
1. Gender
Gender sering diidentikkan dengan jenis kelamin sex, padahal gender berbeda dengan jenis kelamin. gender lebih mengarah kepada aspek sosial, budaya, dan aspek nonbiologis
lainnya. Gender dapat diartikan sebagai pembedaan peran antara laki-laki dan wanita yang tidak hanya mengacu pada perbedaan biologis atau seksualnya, tetapi juga mencakup
nilai-nilai sosial budaya Zulaikha, 2006.
2. Tekanan Ketaatan
Menurut Yendrawati dan Mukti 2015 tekanan ketaatan adalah jenis tekanan pengaruh sosial yang dihasilkan ketika individu dengan perintah langsung dari perilaku
individu lain. Dalam hal ini tekanan ketaatan diartikan sebagai tekanan yang diterima oleh auditor junior dari auditor senior atau atasan dan entitas yang diperiksa untuk
melakukan tindakan yang menyimpang dari standar profesionalisme.
3. Kompleksitas Tugas
Jamilah dkk 2007 tingkat kompleksitas suatu pekerjaan audit dapat dilihat melalui kinerja auditor dalam menjalankan tugasnya untuk mengaudit laporan keuangan disaat
bersamaan memiliki banyak tugas lain yang harus dilakukan, hal ini memungkinkan auditor melakukan kesalahan pada saat memeriksa laporan keuangan tersebut.
4. Pengalaman Auditor
Arum 2008 menyatakan pengalaman merupakan keahlian yang berhubungan dengan profesionalisme dalam akuntansi yang diperlukan dalam auditing. Karena itu
pengetahuan dan pengalaman merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam tugas-tugas yang dilaksanakan oleh seorang auditor.
D. Penelitian Terdahulu
Jamilah dkk 2007 meneliti pengaruh gender, tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas terhadap audit judgment. Studi ini dilakukan di Propinsi Jawa Timur pada auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1 tidak ada pengaruh perbedaan gender antara auditor
pria dan auditor wanita terhadap pengambilan judgment; 2 auditor dalam situasi adanya tekanan ketaatan dari atasan maupun klien akan cenderung membuat judgment yang kurang
tepat; 3 pada situasi tugas yang kompleks tidak mempengaruhi auditor dalam pengambilan judgment untuk menentukan pendapat terhadap laporan hasil auditan.
Rahayu 2014 meneliti Pengaruh Tekanan Ketaatan Pada Etika Profesional Dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit Pemerintahan Studi Empiris pada
BPKP RI Perwakilan Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan ketaatan pada etika profesional berpengaruh signifikan positif terhadap pertimbangan audit.
Pengalaman auditor berpengaruh signifikan positif terhadap pertimbangan audit pada auditor BPKP-RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat.
E. Hipotesis
1. Pengembangan hipotesis merujuk pada pengambilan keputusan harus didukung oleh
informasi yang memadai. Kaum pria dalam pengolahan informasi tersebut biasanya tidak menggunakan seluruh informasi yang tersedia sehingga keputusan yang diambil kurang
komprehensif. Lain halnya dengan wanita, mereka dalam mengolah informasi cenderung lebih teliti. Argumen ini didukung oleh hasil penelitian dari Jamilah dkk 2007, Siagian,
dkk 2014, dan Yendrawati dan Mukti 2015.
9
H
1
: Gender berpengaruh terhadap audit judgment 2.
Ketaatan pada etika profeisonal dalam membuat pertimbangan ini dibutuhkan karena seorang auditor yang memiliki etika professional akan bertanggung jawab terhadap
keputusan yang dibuat menyangkut pertimbangan audit tersebut. Argumen ini didukung oleh hasil penelitian dari Jamilah dkk 2007, Rahayu 2014, dan Yendrawati dan Mukti
2015.
H
2
: Tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgment 3.
Tingkat kesulitan tugas dan struktur tugas merupakan dua aspek penyusun dari kompleksitas tugas. Tingkat sulitnya tugas selalu dikaitkan dengan banyaknya informasi
tentang tugas tersebut, sementara struktur adalah terkait dengan kejelasan informasi. Argumen ini didukung oleh hasil penelitian dari Jamilah dkk 2007, Ariyantini dkk
2014, dan Yendrawati dan Mukti 2015.
H
3
: Kompleksitas tugas berpengaruh terhadap audit judgment 4.
Pengalaman audit merupakan proksi dari keahlian auditor yang akan menentukan pembentukan pertimbangan judgement auditor. Berbagai penelitian auditing
menunjukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin mampu ia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks.
Argumen ini didukung oleh hasil penelitian dari Arum 2008, Rahayu 2014, dan Yendrawati dan Mukti 2015.
H
4
: Pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgment
METODE PENELITIAN A.
Populasi dan Sampel
Populasi atau universe merujuk pada sekumpulan orang atau subyek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset
khusus Santosa, 2001. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik KAP di wilayah Kota Surakarta dan Daerah
Istimewa Yogyakarta DIY.
Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa auditor yang bekerja pada KAP di Kota Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta DIY. Penentuan jumlah sampel yang akan
digunakan, peneliti mengacu pada rule of thumb yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sakaran 2000 antara lain: Jumlah sampel yang tepat atau sesuai penelitian adalah 30 X
500. Jika sampel dibagi ke dalam beberapa sub sampel, maka jumlah sampel minimum adalah 30 untuk setiap kelompok sub sampel.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode convenience sampling, yaitu pengumpulan data atau informasi dari anggota populasi yang tersedia
dan bersedia memberikannya Sekaran, 2006. Teknik sampling dengan convenience sampling dipilih karena meskipun perusahaan bersedia memberikan data berupa jumlah auditor tiap
Kantor Akuntan Publik, tetapi peneliti tidak dapat mendistribusikannya secara proporsional dan random karena ada beberapa bagian perusahaan yang tidak dapat diganggu. Berdasarkan
pertimbangan tersebut maka teknik sampling yang memungkinkan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Convenience Sampling dilakukan peneliti dengan jalan
menitipkan kuesioner pada Kantor Akuntan Publik, yang kemudian disebarkan pada auditor.
B. Definisi Operasional Panelitian dan Pengukurannya