Tahap penyimpanan bahan baku

dan temperatur 32 o C diuapkan di vaporizer Vp-01 dan dinaikkan tekanannya sampai 10 atm menggunakan kompresor K-01. Dan gas hidrogen terdiri dari 99,5 H 2 dan 0,5 N 2 dengan tekanan 10 atm dipanaskan HE-01 untuk mengkondisikan suhu reaksi.

b. Tahap reaksi dalam reaktor

Reaksi pembuatan n-butiraldehid menjadi n-butanol dalam reaktor R-01 adalah fase gas sehingga digunakan reaktor jenis fixed bed adiabatis. Untuk mempercepat reaksi digunakan katalis cobalt yang berbentuk padatan. Kondisi operasi adiabatis karena panas reaksi yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Dengan kondisi operasi adiabatis maka tidak diperlukan pedingin. Reaksi bersifat eksotermis dan berlangsung pada suhu 100 o C sampai 106 o C pada tekanan 10 atm. Pada reaktor ini 75 n-butiraldehid akan terkonversi menjadi n-butanol.

c. Tahap pemurnian hasil

Tujuan dari tahap ini adalah memisahkan produk n-butanol dari impuritasnya sehingga didapatkan produk n-butanol dengan kemurnian 99. Produk reaktor dan sisa reaktan setelah keluar dari reaktor R-01 dipisahkan di separator uap cair SP-01 untuk memisahkan sisa gas H 2 dan gas inert N 2 dari butanol, butiraldehid dan H 2 O. Karena separator uap air SP-01 beroprasi pada tekanan 1 atm dan 50 o C, sedang produk keluar pada reaktor diturunkan tekanannya dengan kompresor K-02 hingga 1 atm. Hasil atas separator SP-01 berupa gas H 2 dan inertnya keluar dari sparator ditampung. Sedangkan produk bawah menara destilasi MD-01 cairan dilewatkan pemanas HE-02 hingga mencapai kondisi cair jenuhnya pada suhu 101,5 o C dan tekanan 1 atm. Produk bawah menara destilasi 1 terdiri dari 99 n-butanol, 075 i-butanol dan 0,25 air selanjutnya disimpan dalam tangki penyimpan produk utama T-02. Destilat menara destilasi 1 yang terdiri dari n- butiraldehid, i- butiraldehid, air dan sebagian i-butanol akan diuapkan kemenara destilasi 2 pada tekanan 1 atm dan temperatur 80,6 o C. Menara destilasi 2 bertujuan untuk memanfaatkan sisa butiraldehid sebagai bahan proses dengan recycle destilat 2 ke mixer kembali. Produk buttom menara destilasi 2 akan dipompakan kepengolahan limbah sebelum dibuang kelingkungan.

IV. Kesimpulan

Pabrik Butanol digolongkan pabrik beresiko rendah. Karena bahan baku murah, tidak korosif, dan dilihat dari kondisi operasinya pabrik beroperasi pada suhu 90 - 106,68 ? C dan tekanan 10 atm. Hasil analisis kelayakan ekonomi adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan sebelum pajak Rp 119.884.437.590,95 per tahun Keuntungan setelah pajak Rp 83.919.106.313,66 per tahun 2. ROI Return On Investment sebelum pajak 54,14 ROI Return On Investment sesudah pajak 37,90 ROI Return On Investment sebelum pajak untuk pabrik beresiko rendah minimal 11 . 3. POT Pay Out Time sebelum pajak 1,56 tahun POT Pay Out Time sesudah pajak 2,09 tahun POT Pay Out Time sebelum pajak untuk pabrik beresiko rendah maksimal 5 tahun. 4. BEP Break Even Point adalah 41,99 dan SDP Shut Down Point adalah 36,22. BEP untuk pabrik kimia pada umumnya berkisar antara 40 - 60 5. DCF Discounted Cash Flow adalah 28,07 . DCF yang dapat diterima harus lebih besar dari bunga pinjaman di bank, suku bunga bank saat ini 18 . Dari data hasil perhitungan analisis ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa pabrik Butanol layak untuk didirikan.