95 4.2 Artikulasidiksi
Bentuk atau sikap mulut sewaktu menyanyi sangat mempengaruhi pembentukan nada yang dihasilkan. Kesalahan umum yang terjadi
pada awal pelajaran menyanyi adalah bahwa mereka tidak bisa membuka mulutnya, sehingga suara yang dihasilkan kurang jelas.
Banyak yang dihinggapi rasa rendah diri, malu jika ditertawakan apabila membuka mulutnya terlalu lebar. Padahal dalam menyanyi
tidak usah terlalu memi-kirkan bagaimana bentuk wajah atau mulut, asalkan bernyanyi dengan sewajarnya dan tidak dibuat-buat. Diksi
dan artikulasi yang baik tergan-tung dari cara membuka mulut masing-masing penyanyi. Kadang-kadang sebelum belajar menyanyi
terlebih dahulu harus belajar berbi-cara. Untuk pembentukan huruf hidup, huruf mati, huruf rangkap akan diuraikan berikut ini :
4.2.1 Artikulasi huruf hidup
Pembentukan huruf hidup tergantung dari sikap rongga mulut terutama lidah. Huruf ‘a’: tidak semua orang dapat mengucapkan
huruf ‘a’ dengan jelas, sering diucapkan ‘ou’ atau ‘eu’. Hal ini disebabkan posisi mulut yang kurang terbuka, rahang bawah tidak
bergerak kebawah, lidah tertarik melengkung ke belakang. Oleh sebab itu waktu menyanyikan ‘a’ sebaiknya bibir membentuk
seperti corong yang bundar dan rahang bawah dirturunkan cukup jauh. Gigi atas dan bawah tidak tertutup oleh bibir, lidah terletak
pada permukaan yang rata ujungnya menyentuh gigi bawah. Hal ini akan menghasilkan bunyi ‘a’ yang lebih baik.
Di unduh dari : Bukupaket.com
96
Latihan huruf ‘a’:
Gambar 4: bunyi vokal ‘a’
Notasi 2: latihan bunyi ‘a’
Mulailah dengan nafas yang tidak terlalu banyak, kemudian nyanyikan ‘a’ dengan permulaan lembut ..... lambat laun keras dan
berakhir dengan lembut. Perhatikan pada akhir kata, biasanya sering diikuti dengan ‘m’ yang tidak disengaja sewaktu mulut
ditutup. Untuk mengatasinya dengan memperlembut ‘a’ pada saat penutup dan menutup mulut sesudah suara ‘a’ menghilang.
Setelah melakukan latihan diatas, betapa sulitnya menyanyi dengan baik jika setiap saat harus mengingat semua hal tersebut
satu demi satu. Karena itu diperlukan sekali latihan-latihan untuk mendukung artikulasi dengan cermat, bukan merupakan suatu
beban yang harus dipikirkan, tetapi menjadi kebiasaan yang dimiliki untuk mempermudah pengung-kapan isi sebuah lagu.
Di unduh dari : Bukupaket.com
97
Latihan huruf ‘i’:
Gambar 5: bunyi vokal ‘i’
Notasi 3: latihan vokal ‘i’
Pembentukan dan pengucapan huruf ‘i’, bagian tengah dari lidah naik keatas tetapi ujungnya tetap menyentuh gigi bawah. Waktu
mengucapkan ‘i’ sudut bibir ditarik ke belakang, namun dalam menya-nyikan ‘i’ bibir tetap membentuk corong, jadi bibir tetap
membentuk lingkaran. Untuk melihat apakah posisi bibir sudah betul, sebaiknya latih-an didepan cermin dengan menyanyi ‘pagi’,
‘lagi’ dansebagainya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
98
Latihan huruf ‘u’:
Gambar 6: bunyi vokal ‘u’
Notasi 4: latihan vokal ‘u’
Huruf ‘u’: pengucapan ‘u’ dengan corong bibir yang diper- sempit dan dimajukan kedepan. Tetapi sebaiknya celah bibir
tetap membentuk sebuah corong yang bundar. Ujung lidah menyentuh gigi bawah dan sedikit membusung di bagian
belakang. Posisi rahang bawah turun secukupnya, hal ini dapat diperiksa dengan memasukkan jari diantara gigi atas
dan gigi bawah. Agar mendapat sikap bibir yang baik seba- iknya dilatih dengan mengucapkan ‘guru’, ‘satu’, ‘merdu’
dansebagainya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
99
Latihan huruf ‘e’:
Gambar 7: bunyi vokal ‘e’
Notasi 5: latihan vokal ‘e’
Untuk mendapatkan ‘e’ yang bulat, rahang bawah sedikit diturunkan sehingga tidak terlalu sempit, bibir juga tidak terlalu
sempit tetapi seperti corong. Huruf ‘e’ dalam kata ‘tape’ hampir sama dengan huruf ‘i’, untuk mengatasinya dengan mewarnai
‘e’ sedikit kearah ‘i’. Huruf ‘e’ dapat dilatih dengan kata seperti ‘lele’, ‘rante’ dan sebagainya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
100
Latihan huruf ‘o’:
Gambar 8: bunyi vokal ‘o’
Notasi 6: latihan vokal ‘o’
Huruf ‘o’ seperti pada kata ‘toko’ memerlukan bentuk corong bibir yang bundar, untuk posisi lidah hampir sama dengan
pengucapan huruf ‘a’. Membentuk kata ‘pohon’
pengucapannya agak berbeda yaitu bentuk corong bibir diperlonjong dan sedikit dipersempit. Untuk mendapatkan
sikap bibir yang baik dalam pengucapan huruf ‘o’ adalah dengan kata-kata seperti ‘bakso’, ‘sawo’, ‘mlinjo’ dan
sebagainya.
Semua huruf hidup diatas harus dilatih dengan sejelas- jelasnya, sehingga menghasilkan bunyi yang jernih. Huruf-
huruf tersebut akan banyak dipengaruhi oleh bahasa daerah setempat. Misalnya pengucapan di Jawa Timur, Sumatra dan
daerah lainnya, tentu akan berbeda pengu-capannya dengan daerah Jawa Tengah. Untuk mendapatkan artikulasi bahasa
Di unduh dari : Bukupaket.com
101
Indonesia yang sempurna, hendaknya semua huruf dilatih dalam bermacam -macam penggunaannya.
4.2.2 Artikulasi huruf mati