Analisis laporan keuangan menggunakan rasio solvabilitas sebagai alat ukur kinerja keuangan pada PT.Indolok Bakti Utama
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :
Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan .
Bandung, (23/07/2013)
Penulis, Perusahaan.
(President Direktur)
Mulki Maolah Sidik Hindra C Kurniawan
NIM/NIP. 21309035
Mengetahui, Pembimbing
Adi Rachmanto, S.Kom NIP. 4127.34.03.016
Catatan
Kecuali Bab I, Bab IV dan Bab V Data perusahaan tidak untuk dionlinekan, dengan alasan merupakan data perusahaan.
(2)
Curriculum Vitae Hal 1 of 4
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
MULKI MAOLAH SIDIK
Alamat Nomor Kontak / E-mail
Jl.Cihanjuang Kav IPTN No C.47, RT 03 RW 25, Kecamatan Cimahi Utara, Cimahi
Rumah Ponsel E-mail
: 022-6630875 : 087821796954
: mulkimaolahsidik01@gmail.com
Biodata Pribadi o Tempat, Tanggal Lahir
o Jenis Kelamin
o Tinggi / berat badan
o Agama
o Anak ke-
o Status
o Hobi
: Bandung, 8 Mei 1991 : Male
: 168 cm / 55 kg : Islam
: Anak ke-1 dari 2 bersaudara : Lajang
(3)
Curriculum Vitae Hal 2 of 4
Pengalaman Organisasi
Tahun Organisasi Posisi
2010 – 2011 Himpunan Mahasiswa Akuntansi(HMAk) Universitas Komputer Indonesia
Ketua Divisi Pendidikan
2010-2011 Warung Imajinasi Tim Kreatif 2010-2011 Karang Taruna RW 025 Ketua
2011-Sekarang
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Jawa Barat
Anggota
Pendidikan Formal
Tahun Institusi
2006 – 2009 SMA Negeri 2 Cimahi 2003 – 2006 SMP Negeri 1 Cimahi
1997 – 2003 SD Negeri Cibabat 3 Cimahi
Informasi Perkuliahan
Institusi
Waktu Pendidikan Proyek Akhir IPK
: Akuntansi,UNIKOM : 2009 – 2012
: Analisis Laporan Keuangan Menggunakan Rasio Solvabilitas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan PT Indolok Bakti Utama
(4)
Curriculum Vitae Hal 3 of 4
Pengalaman Event
Tahun Acara Posisi
2012 Seminar Fun With Office 2010 Partisipan 2011 Pelatihan Brevet Pajak A&B Partisipan 2011 Character Building Unikom Kemanan 2010 Seminar Mengangkat Budaya
Bangsa Melalui Jiwa Entreprenership
Partisipan
2010 Mentoring Keislaman UNIKOM Partisipan 2010 Seminar Implikasi Penerapan IFRS
Terhadap Akuntansi Di Indonesia
Logistik
2010 Masa Orientasi HMAk Partisipan 2009 Magma(Masa Gabungan Mahasiswa
Akuntansi) UNIKOM
Partisipan
2008 Sekolah Musik – Acara mingguan Ketua Pelaksana 2006 Recruitment OSIS SMAN 2 CIMAHI Partisipan 2005 Bazzar SMPN 1 CIMAHI Anggota Humas
Pengalaman Kursus/pelatihan/seminar
Tahun Institusi Kursus/pelatihan/seminar
2012 UNIKOM Seminar Fun With Office
2011 UNIKOM
Seminar Mengangkat Budaya Bangsa Melalui Jiwa
Entrepreneurship
2011 UNIKOM Brevet Pajak A&B
2009 UNIKOM MAGMA UNIKOM
2009 Universitas Indonesia Seminar Kajian Ekonomi dan Pembangunan Indonesia
2009 Institute Solusi Indonesia Seminar Nasional Business Forum of Malaysia Indonesia
2009 Universitas Gunadarma Seminar Nasional Pasar Modal 2008 Neutron Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Campuran 2005 PQEC (Privat Quick English
(5)
Curriculum Vitae Hal 4 of 4
Pengalaman Kerja
Time Working Place Activity
July – August 2011
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten Bandung Barat
Tax Service
Informasi Tambahan Kemampuan Tambahan
o Bahasa Indonesia
o Bahasa Inggris
o MS Office (Word, Excell, Powerpoint)
o MYOB,ACCURATE
o DXP
: sangat baik : menulis - baik Berbicara- baik : baik
: baik : baik
Kesimpulan
Saya seorang pekerja keras dengan kejujuran dan disiplin yang tinggi. Tantangan dibutuhkan untuk meningkatkan potensi dalam diri yang akan menjadi semakin lebih baik. Saya dapat bekerja dalam tekanan. Tetap belajar,
bekerjasama dengan tim dan berinteraksi dengan orang lain adalah pengalaman yang sangat berharga.
Karena semakin terasa lelah dari hal yang terus menuntut kita, akan semakin berkembang pemikiran dan perasaan dalam otak dan hati kita.
Saya menyatakan bahwa keterangan diatas adalah benar adanya dan ditulis dengan benar
Dengan hormat,
(6)
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS USING SOLVENCY
RATIOS FOR FINANCIAL PERFORMANCE MEASUREMENT
PT. INDOLOK BAKTI UTAMA
TUGAS AKHIRDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir, Guna Memperoleh Gelar AHLI MADYA
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh: MULKI MAOLAH SIDIK
21309035
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(7)
v
berkat, rahmat dan anugrah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga
penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Laporan
Keuangan Menggunakan Rasio Solvabilitas Sebaga Alat Ukur Kinerja Keuangan Pada PT. Indolok Bakti Utama”.
Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mememnuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar ahli madya program studi akuntansi.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir banyak terdapat kekurangan baik dari isi maupun pembahasannya. Hal ini tidak lain karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Selain itu penulis menyadari bahwa tugas akhir ini ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat, serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu penulis. Sehingga Tugas Akhir dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia Bandung.
2. Dr. Dedi Sulistio S.,MT, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
(8)
vi
4. Adi Rachmanto, S.Kom, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si.,Ak, selaku Dosen Wali Kelas Ak-6 Angkatan
2009 Program Studi Akuntansi Jenjang Pendidikan Diploma D-III Universitas Komputer Indonesia Bandung.
6. Semua Bapak dan Ibu Dosen Universitas Komputer Indonesia Fakultas
Ekonomi Program Studi Akuntansi.
7. Budi Satriyo Purnomo, selaku Branch Manager dan Pembimbing dalam
tugas akhir pada PT. Indolok Bakti Utama yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun membimbing penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
8. Untuk keluarga besar, Ibu Nenah Kaenah, Bapak Roslan Sidik, Agna
Maolah Sidik penulis ucapkan banyak terima kasih untuk semua yang telah diberikan kepada penulis atas doa, dukungan baik moral maupun materil dan kasih sayang. Semoga kalian diberi kesehatan dan rejeki yang berlimpah serta dalam lindungan Allah SWT.
9. Untuk Karina Sofiana yang memberikan penulis inspirasi, semangat dan
bantuan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Penulis ucapkan banyak terimakasih, semoga kebaikan selalu menyertainya, tanpa beliau penulis rasanya akan sulit dan kurang termotivasi dalam pengerjaan tugas akhir.
(9)
vii
Evril, Anggie Sonia dan untuk semua teman-teman penulis yang memberikan penulis banyak dorongan untuk menyelesaikan tugas akhir ini, penulis ucapkan banyak terimakasih.
Akhir kata penulis sampaikan rasa terima kasih bagi semua pihak atas terselesaikannya tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Bandung, Februari 2013 Penulis
Mulki Maolah Sidik NIM. 21309035
(10)
viii
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
ABSTRACT ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL……… xi
DAFTAR GAMBAR……… xii
DAFTAR LAMPIRAN……… xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4
1.2.1Identifikasi Masalah ... 4
1.2.2Rumusan Masalah ... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.3.1 Maksud Penelitian ... 5
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 6
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 6
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Laporan Keuangan ... 8
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keungan... 8
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 9
2.1.1.3 Karakteristik Laporan Keuangan ... 10
2.1.1.4 Unsur Laporan Keuangan ... 10
(11)
ix
2.1.2.3 Prosedur Analisis Laporan Keuangan ... 27
2.1.2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 28
2.1.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Analisis Laporan Keuangan ... 31
2.1.2.6 Rasio Keuangan ... 33
2.1.2.7 Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 34
2.1.2.8 Kelebihan Rasio Keuangan ... 34
2.1.2.9 Keterbatasan Rasio Keuangan ... 35
2.1.2.10 Klasifikasi Rasio Keuangan ... 37
2.1.2.11 Rasio Solvabilitas ... 38
2.1.2.12 Indikator Rasio Solvabilitas ... 38
2.1.2.13 Faktor Yang Memepengaruhi Tingkat Solvabilitas .... 42
2.1.2.14 Kinerja Keuangan ... 43
2.1.2.15 Manfaat Penilaian Kinerja ... 44
2.1.3 Analisis Laporan Keuangan Menggunakan Rasio Solvabilitas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan ... 45
2.2 Kerangka Pemikiran ... 47
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 49
3.2 Metode Penelitian ... 49
3.2.1 Desain Penelitian ... 51
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 52
3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 54
3.2.3.1 Sumber Data ... 54
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 54
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 55
(12)
x
4.1.2 Struktur Organisasi ... 59
4.1.3 Deskripsi Jabatan ... 59
4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 63
4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 64
4.2.1 Analisis Laporan Keuangan Menggunakan Rasio Solvabilitas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan PT. Indolok Bakti Utama ... 64
4.2.2 Faktor-Faktor Yang Dapat Meningkatkan Rasio Solvabilitas PT. Indolok Bakti Utama ... 66
4.3 Implementasi Model ... 67
4.3.1 Analisis Laporan Keuangan Menggunakan Rasio Solvabilitas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan PT. Indolok Bakti Utama ... 67
4.3.2 Analisis Faktor-Faktor Yang Dapat Meningkatkan Rasio Solvabilitas PT. Indolok Bakti Utama ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 74
(13)
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Astuti. (2009). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia Dwi Prastowo, Rifka Julianty (2010). Analisa Laporan Keuangan;Konsep dan
Aplikasi Edisi Revisi. Yogyakarta:YKPN
Ely Suhayati,Sri Dewi Anggadini. (2009). Akuntansi Keuangan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Henri Simamora. (2008). Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2010). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Irham Fahmi. (2008). Analisis Investasi Dalam Perspektif Ekonomi dan Politik. Bandung: Refika Aditama
Irham Fahmi . (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta
John J.Wild, K.R. Subramanyam, Robert F.Halsley. (2010). Analisis Laporan Keuangan 1 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat
Jumingan. (2009). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara
Kieso, Weygandt and Warfield. (2009). Intermediate Accounting Jilid 2 Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga..
Lukman Syamsudin. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan; Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
M.Hanafi , Abdul halim. (2007). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN
S.Munawir . (2007). Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat.Yogyakarta:
Liberty
Sofyan Syafri Harahap. (2008). Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan.Jakarta:Raja Grafindo Persada
SR Soemarso. 2010. Akuntansi Suatu Pengantar Buku 2 Edisi 5. Jakarta: Salemba
(14)
Weston,J.F & Copeland, T.E. (2011). Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan Jilid 1, alih bahasa Kirbandoko dan Jaka Wasana. Jakarta: Binarupa Aksara Sumber dari Internet
Annisa Fitri, 2004, Analisis Rasio Likuiditas Pada PT. Bank JABAR, http://library.usu.ac.id/download/fe/annisafitri.pdf
(15)
8
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah proses yang dilakukan penulis dalam upaya untuk menemukan teori. Kajian pustaka menyediakan kerangka konsepsi atau kerangka teori untuk penelitian yang direncanakan.
2.1.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku.
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Irham Fahmi mengemukakan bahwa,
“Laporan keuangan merupakan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.” (2012:22).
Menurut Munawir mengemukakan bahwa,
“Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan yang bersangkutan.”
(16)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan suatu perusahaan,posisi keuangan perusahaan yang didalamnya terdapat neraca saldo, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan perubahan arus kas dan laporan atas catatan laporan keuangan perusahaan dan hasil hasil yang telah dicapai perusahaan, dimana selanjutnya akan menjadi informasi yang menggambarkan tentang kinerja perusahaan yang nantinya mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Irham Fahmi mengemukakan bahwa,
“Memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi
suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter.” (2012:26)
Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini mengemukakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
“Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.”
(2009:14).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah penyedia informasi bagi para pengguna untuk pengambilan keputusan.
(17)
2.1.1.3 Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik dari laporan keuangan yaitu informasi yang disediakan laporan keuangan harus bersifat kualitatif. Sedangkan menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini Karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu:
1. “Dapat dipahami, artinya kualitas informasi yang ditampung dalam
laporan keuangan dapat mudah dipahami oleh pemakai.
2. Relevan, artinya informasi dalam laporan keuangan dapat membantu
pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasiperistiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu.
3. Keandalan, artinya informasi memiliki kualitas yang andal apabila bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, sehingga diharapkan dapat disajikan wajar.
4. Dapat diperbandingkan, artinya pemakai harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. “( 2009:14).
2.1.1.4 Unsur Laporan Keuangan
Menurut PSAK laporan keuangan terdiri dari tiga unsur yaitu sebagai berikut :
“Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Pos-pos ini mendefinisikan sebagai berikut :
1. Aktiva merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan sebagai
akibat peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.
2. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Ekuitas adalah Hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
(18)
2.1.1.5 Bentuk dan Penyajian Laporan Keuangan
Menurut PSAK laporan keuangan yang lengkap adalah
“Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporanarus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan.” (2010:7)
Sedangkan laporan keuangan yang lengkap Menurut Sofyan Syafri Harahap mengemukakan bahwa :
“Jenis laporan keuangan utama dan pendukung, seperti: Daftar Neraca, Perhitungan Laba Rugi, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana, Laporan Arus Kas, Laporan Harga Produksi, Laporan Laba Ditahan, Laporan
Perubahan Modal, dan Laporan Kegiatan Keuangan.” (2008:106).
1. Neraca
MenurutDwi Prastowo dan Rifka Julianty mengemukakan bahwa :
“Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan informasi
mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.” (2010:18).
Sedangakan Menurut Mamduh M.Hanafi dan Abdul Halim
mengemukakan bahwa :
“Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan
pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset),
kewajiban ekonomis (hutang), modal saham dan hubungan antar item
(19)
Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap mengemukakan bahwa :
“Laporan neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan
perusahaan, adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.” (2008:107).
Bengkel QQ Neraca Per 31 Desember 2008
Aktiva
I.Aktiva Lancar
Kas xxx
Perlengkapan xxx
Jml.Aktiva Lancar xxx
II.Aktiva Tetap
Peralatan Kantor xxx
(Ak.Pent.Peralatan) (xxx)
Jml.Aktiva Tetap xxx
Jml Aktiva(I&II) xxx
Kewajiban & Modal III.Kewajiban Lancar
Hutang dagang xxx
Hutang wesel xxx
Hutang bunga xxx
Hutang gaji xxx
Jml.kewajiban lancar xxx
IV.Modal
Modal QQ xxx
Jml Kewajiban &modal xxx
(sumber:Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini 2009:44)
Gambar 2.1 Contoh Penyajian Neraca
2. Laporan Laba Rugi
Menurut Henri Simamora laporan laba rugi adalah :
“Laporan rugi-laba adalah laporan keuangan resmi yang menerangkan kegiatan-kegiatan operasi (pendapatan dan biaya) selama periode tertentu,
(20)
Sedangkan menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty mengemukakan bahwa :
“Laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode
tertentu.” (2010:18).
PT. QQ Laporan Laba Rugi
Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2008
Penjualan : xxx
Potongan Penjualan xxx
Retur Penjualan xxx
(xxx)
Penjualan Bersih xxx
Persediaan Barang Dagangan ( 1 Januari 200X) Pembelian xxx
Biaya Angkut Pembelian xxx xxx Dikurangi : Pembelian xxx
Retur Pembelian xxx
(xxx) xxx Harga Pokok Barang yang Siap dijual xxx
Persediaan Barang Dagangan ( 31 Desember 200X) (xxx)
Harga Pokok Penjualan (xxx)
Laba Kotor atas Penjualan xxx
Biaya Usaha : Biaya Iklan xxx
Biaya Angkut Penjualan xxx
Biaya Telepon dan Listrik xxx
Gaji Karyawan xxx
Biaya Pemeliharaan Gedung xxx
Biaya Bunga xxx
Biaya Suplies Toko xxx
Biaya Asuransi xxx
Biaya lain-lain xxx
(xxx)
LABA USAHA xxx
(Sumber : Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini 2009:83) Gambar 2.2 Laporan Laba-Rugi
(21)
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut PSAK perusahaan harus menyajikan laporan keuangan ekuitas
sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
“a.Rugi atau Laba bersih periode yang bersangkutan.
b.Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dlam ekuitas.
c.Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi Perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait. d.Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik
e.Saldo akumulasi rugi dan laba pada awal dan akhir periode serta perubahannya
f.Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis model saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.” (2010:25).
(Sumber PSAK 2010:25)
(22)
4. Laporan Arus Kas
Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini mengemukakan bahwa :
“Laporan Arus kas adalah laporan tentang perputaran kas yaitu dipakai
untuk membiayai kegiatan kegiatan melalui kas.” (2009:15).
Sedangakan Menurut Sofyan Syafri Harahap mengemukakan bahwa :
“Laporan arus kas (cash flows) adalah Suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan :
operasional, pembiayaan dan investasi .” (2008:257).
Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty mengemukakan bahwa penyajian dari laporan arus kas adalah
“Untuk menentukan dan menyajikan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi dapat digunakan satu dari dua metode yang ada yaitu: metode
langsung, atau metode tidak langsung.” (2010:31-32)
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim mengemukakan bahwa dalam metode langsung dan metode tidak langsung, laba bersih ditaruh pada baris pertama, kemudian penyusuaian dilakukan terhadap laba bersih sebagai berikut :
1) “Untuk menghilangkan sejumlah tertentu (seperti depresiasi) yang
dimasukkan dalam laba bersih tetapi tidak melibatkan aliran kas masuk atau keluar pada aktivitas operasi.
2) Untuk memasukkan perubahan-perubahan dalam aktiva lancar (selain kas)
dan hutang lancar yang berkaitan dengan siklus operasi perusahaan yang mempengaruhi aliran kas yang berbeda dengan laba bersih.
Aliran kas untuk aktivitas investasi yang sering dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini :
(23)
1) Penerimaan kas dari penjualan investasi pada saham atau obligasi
2) Penerimaan kas dari penjualan bangunan, pabrik, dan peralatan
3) Pembayaran untuk investasi surat berharga (saham atau obligasi)
4) Pembayaran untuk pembelian bangunan, pabrik, dan peralatan
Aktivitas pendanaan yang sering dimasukkan ke dalam kegiatan pendanaan sering diklasifikasikan sebagai berikut ini
1) Penerimaan dari emisi surat berharga (obligasi, saham)
2) Pembayaran deviden
3) Pelunasan hutang atau obligasi
4) Pembayaran untuk membeli saham kembali (treasury stock)
Aktivitas operasi yang sering dimasukkan dalam operasi adalah : Aliran Kas Masuk Operasi
1) Pengumpulan dari pelanggan
2) Bunga atau deviden yang dikumpulkan
Aliran Kas Keluar Operasi
1) Pembayaran ke pemasok (supplier) atau karyawan
2) Pembayaran bunga
3) Pembayaran pajak pendapatan” (2007:60).
Dalam PSAK (2010:2) penyajian laporan arus kas sudah diatur baik menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung baik itu badan usaha yang bergerak lembaga non keuangan maupun lembaga keuangan.
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas pada pemasok dan karyawan Kas yang dihasilkan dari operasi
Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Arus Kas Sebelum sebelum pos luar biasa Hasil asuransi atas gempa bumi Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx PT.XYZ
(24)
Perolehan anak perusahaan x dengan kas(catatan a) Pembelian tanah, bangunan dan perlatan(catatan b) Hasil dari penjualan perlatan
Penerimaan bunga Penerimaan deviden
Arus kas bersih yang dilakukan untuk investasi
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham Hasil dari pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan Pembayaran deviden*
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
kenaikan bersih kas dan setara kas
kas dan setara kas awal periode
kas dan setara kas akhir periode
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
(sumber PSAK 2010:2)
Gambar 2.4 Laporan Arus Kas Metode Langsung
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa Penyesuaian untuk:
Penyusutan
Kerugian/keuntungan selisih kurs Penghasilan investasi
Beban bunga
Laba operasi sebelum perubahan modal kerja Kenaikan piutang dagang dan piutang lain Penurunan persediaan
Penurunan hutang dagang Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan Arus kas sebelum pos luar biasa
Hasil dari penyelesaian asuransi gempa bumi Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Perolehan anak perusahaan x dengan kas(catatan a) Pembelian tanah, bangunan dan perlatan(catatan b) Hasil dari penjualan perlatan
Penerimaan bunga Penerimaan deviden
Arus kas bersih yang dilakukan untuk investasi
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham
xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx (xxx) xxx (xxx) xxx (xxx) (xxx) xxx xxx (xxx) (xxx) xxx xxx xxx xxx (xxx)
(25)
(sumber PSAK 2010:2)
Gambar 2.5 Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Menurut PSAK (2010 : 1.26) catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
a. “Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di
neraca, laporan rugi-laba, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas.
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.”
2.1.1.6 Pengguna Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat agar pengguna bisa mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan, menurut Irham Fahmi mengemukakan bahwa adapun beberapa pengguna yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yaitu :
a. “Kreditur
b. Investor
c. Akuntan Publik
d. Karyawan Perusahaan
e. Karyawan perusahaan
f. Bapepam
g. Underwriter
Hasil dari pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan Pembayaran deviden*
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
kenaikan bersih kas dan setara kas kas dan setara kas awal periode kas dan setara kas akhir periode
xxx xxx (xxx) (xxx)
(xxx) xxx xxx xxx
(26)
h. Konsumen
i. Pemasok
j. Lembaga Penilai
k. Asosiasi perdagangan
l. Pengadilan
m. Akademis dan Peneliti
n. Pemda
o. Pemerintah pusat
p. Pemerintah asing
q. Organisasi Internasional” (2012:30)
Adapun penjelasan dari uraian diatas adalah sebagai berikut:
a. Kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman dalama bentuk
uang (money), barang (goods) maupun dalam bentuk jasa (service). Contoh dari pihak kreditur yang memberikan pinjaman dalam bentuk uang adalah perbankan atau leasing.
b. Investor disini bisa mereka yang membeli saham tersebut atau
bahkan komisaris perusahaan. Seorang investor berkewajiban mengetahui secara dalam kondisi perusahaan dimana ia akan berinvestasi atau pada saat ia sudah berinvestasi, karena dengan memahami laporan keuangan tersebut artinya ia akan mengetahui berbagai informasi keuangan perusahaan.
c. Akuntan publik adalah mereka yang ditugaskan untuk melakukan
audit pada sebuah perusahaan. Dan yang menjadi bahan audit seorang akuntan publik adalah laporan keuangan perusahaan, untuk selanjutnya pada hasil audit ia akan melaporkan dan memberikan penilaian dalam bentuk rekomendasi.
(27)
d. Karyawan merupakan mereka yang terlibat secara penuh dalam
suatu perusahaan. Secara ekonomi mereka mempunyai
ketergantungan yang besar yaitu pekerjaan dan penghasilan yang diterima dari perusahaan tempat bekerja telah begitu berperan dalam membantu kehidupannya terutama jika karyawan tersebut telah berkeluarga. Dengan begitu posisi perusahaan yang tergambarkan dalam laporan keuangan menjadi bahan kajian bagi karyawan dalam memposisikan keputusan ke depan nantinya.
e. Bapepam adalah badan pengawas pasar modal. Bagi suatu
perusahaan yang akan go public maka perusahaan tersebut
berkewajiban memperlihatkan laporan keuangannya pada
Bapepam dalam hal ini PT. Bursa Efek Indonesia. Bapepam bertugas untuk mengamati dan mengawasi kondisi perusahaan yang go public tersebut, termasuk berkewajiban untuk tidak menerima atau mengeluarkan perusahaan yang dianggap sudah tidak layak go public .
f. Underwriter adalah penjamin emisi bagi setiap perusahaan yang akan menerbitkan sahamnya di pasar modal.
g. Konsumen adalah pihak yang menikmati produk dan jasa yang
dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Dari sudut marketing
konsumen dibagi menjadi dua yaitu konsumen actual dan
konsumen potencial. Konsumen actual adalah konsumen yang
(28)
perusahaan. Konsumen potencial adalah konsumen yang
berpotensi untuk menjadi konsumen actual.
h. Pemasok (supplier) merupakan mereka yang menerima order untuk
memasok setiap kebutuhan perusahaan mulai dari hal-hal yang dianggap kecil sampai yang besar yang mana semua itu dihitung dengan skala finansial.
i. Lembaga penilai disini berasal dari latar belakang seperti GCG (Good Corporate Governance), Walhi (Wahana Lingkungan Hidup), majalah, televisi, tabloid, surat kabar dan lainnyayang secara berkala membuat rangking perusahaan berdasarkan klasifikasi masing masing seperti 10 perbankan terbaik versi Warta Ekonomi misalnya. Dimana data-data yang berasal data dari laporan keuangan tersebut dijadikan rujukan untuk penilaian.
j. Asosiasi perdagangan ini mencakup mulai dari KADIN (Kamar
Dagang dan Industri), IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan lainya.
k. Laporan keuangan yang dihasilkan dan disahkan oleh perusahaan
adalah dapat menjadi barang bukti pertanggungjawaban kinerja keuangan dan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan tersebut nantinya akan menjadi subjek pertanyaan dalam peradilan.
l. Pihak akademis dan peneliti adalah mereka yang melakukan
(29)
kebutuhan akan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan adalah mutlak, apalagi jika nanti penelitian tersebut dipublikasikan ke berbagai jurnal dan media massa baik nasional maupun internasional.
m. Pemerintah daerah atau local government adalah mereka yang
mempunyai hubungan kuat dengan kajian seperti akan lahirnya suatu Perda (peraturan daerah) yang berkaitan dengan berbagai aspek, seperti aspek lingkungan. Aspek lingkungan pada saat Pemda mengkaji ulang terhadap usulan akan dibangunnya sebuah industri pada kawasan yang dilarang atau tidak diperbolehkan. Contohnya pelarangan pembuangan limbah pabrik yang telah merusak dan mencemari lingkungan pada masyarakat sekeliling padahal dalam laporan keuangan tertera jelas tentang alokasi biaya yang dikeluarkan untuk biaya pengolahaan limbah tersebut.
n. Pemerintah pusat dengan segala perangkat yang dimilikinya telah
menjadikan laporan keuangan perusahaan sebagai data
fundamental acuan untuk melihat perkembangan pada berbagai sektor bisnis.
o. Pemerintah asing merupakan pihak yang mengamati
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu negara, dimana misalnya negara tersebut saling memiliki keterkaitan dalam bentuk perjanjian dagang (trade contract) yang mencakup dalam berbagai bidang usaha.
(30)
p. Organisasi internasional disini seperti IMF (International Moneter
Fund), WB (World Bank), ADB (Asian Development Bank),
ASEAN, PBB dan lainnya.
2.1.2 Analisis Laporan Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Analisis Laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan. Untuk melihat posisi keuangan perusahaan tidaklah cukup dengan melihat laporan keuangan saja perlu adanya analisis laporan keuangan terhadap laporan keuangan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan adalah :
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai maknas antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.” (2008:190).
Sedangkan menurut Soemarso (2010:190) mengemukakan bahwa :
“Hubungan Antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka
lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan suatu
(31)
Sedangkan menurutMenurut John J. Wild yang diterjemahkan oleh Yanivi S Bachtiar analisis laporan keuangan adalah:
“Aplikasi dari alat dan tehnik analisis untuk laporan keuangan bertujuan
umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan
kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.” (2010:3)
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian dari analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan sehingga dapat melihat hubungan antara angka angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk melihat kondisi keuangan yang lebih dalam sehingga dapat menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan.
2.1.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan dari analisis laporan keuangan tidak luput dari pihak yang berkepentingan memakai laporan keuangan, khususnya dalam pengambilan keputusan strategis. Pada situasi seperti ini adanya kesenjangan informasi yang disajikan laporan keuangan, pada satu sisi laporan keuangan menyajikan informasi apa yang sudah terjadi sedangkan disisi lainnya para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi apa yang mungkin akan terjadi di masa depan.
(32)
Analisis laporan keuangan dilakukan dengan maksud untuk menambah informasi yang terkandung dalam laporan keuangan.Menurut Sofyan Syafri Harahap mengemukakan kegunaan dari analisis laporan keuangan sebagai berikut:
1. “Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisiten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirya mendapat model-model dan
teori yang terdapat di laporan seperti prediksi peringkatan (rating).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan. Dengan kata lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga, antara lain:
a. Dapat menilai prestasi perusahaan
b. Dapat memproyeksikan keuangan perusahaan
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekaranga dari
aspek waktu tertentu:
1. Posisi keuangan (asset,neraca,modal)
2. Hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya)
3. Likuiditas
4. Solvabilitas
5. Aktivitas
6. Rentabilitas dan profitabilitas
7. Indikator pasar modal
d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu
e. Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana.” (2008:195).
2.1.2.3 Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Dalam menganalisa laporan keuangan ada prosedur yang sebaiknya kita lakukan sebelum menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan. S.Munawir menjelaskan tentang prosedur analisis laporan keuangan sebagai berikut :
(33)
“Sebelum mengadakan perhitungan-perhitungan, analisa dan interpretasi
penganalisa harus mempelajari atau mereview secara menyeluruh dan
kalau dianggap perlu diadakan penyusunan kembali (reconstuction) dari data-data yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku dan tujuan
analisa.” (2007:34).
Sedangkan Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty menjelaskan tentang prosedur analisis laporan keuangan sebagai berikut :
1. “Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan
3. Mempelajari dan mereview laporan keuangan
4. Menganalisi Laporan Keuangan.” (2010:53).
Adapun penjelasan kutipan diatas adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang dianalisis
mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang diterjuni oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan tersebut.
2. Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai
trend (kecenderungan) industri dimana perusahaan beroperasi; perubahan teknologi; perubahan selera konsumen; perubahan faktor-faktor ekonomi seperti perubahan pemdapatan per kapita; tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak dan perubahan yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi manajemen kunci.
3. Kedua langkah pertama akan memberikan gambaran mengenai
karakteristik (profile) perusahaan. Sebelum berbagai teknik analisis
(34)
laporan keuangan secara menyeluruh. Apabila dipandang perlu, dapat menyusun kembali laporan keuangan perusahaan yang dianalisis. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
4. Setelah memahami profil perusahaan dan mereview laporan keuangan,
maka perlu dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis tersebut (bila perlu diserta denga rekomendasi).
2.1.2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Metode dan teknik analisis laporan keuangan digunakan untuk memilah, menentukan dan mengukur hubungan antar pos-pos yang ada dalam laporan keuangan.
Tujuan dari metode dan teknik analisis laporan keuangan adalah menyederhanakan data yang ada dalam laporan keuangan sehingga mudah dimengerti dan sebagai alat pengambil keputusan.
Menurut S.Munawir metode yang sering dipakai para penganalisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :
“Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan
keuangan, yaitu analisa horizontal dan analisa vertikal. Analisa horisontal adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahu perkembangannya. Metode horisontal disebut pula sebagai metode analisa
(35)
dinamis. Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal ini disebut juga metode analisa statis karena kesimpulan yang diperoleh hanya untuk
periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.” (2007:36)
Sedangkan teknik analisis laporan keuangan menurut S.Munawir yaitu:
”Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan.
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang
dinyatakan dalam prosentase (Trend Percentage Analysis).
3. Laporan dengan prosentase perkomponen atau Commonsize Statement.
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis).
6. Analisis Rasio.
7. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis).
8. Analisis Break Even.”(2007:36).
Adapun penjelasan dari uraian diatas sebagai berikut :
1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis
dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan :
a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
(36)
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio.
e. Prosentase dari modal.
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang
dinyatakan dalam prosentase (Trend Percentage Analysis), adalah suatu
metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3. Laporan dengan prosentase perkomponen atau Commonsize Statement, adalah
suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi ongkos yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah
suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber atau penggunaan uang kas selama periode tertentu.
(37)
6. Analisis Rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
8. Analisis Break Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat
penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan
analisis Break Even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau
kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
2.1.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Analisis Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan dilakukan bertujuan sebagia alat pengambilan keputusan para pihak yang memakai laporan keuangan. Kelebihan analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap sebagai berikut:
1. “Hasil analisis laporan keuangan dapat membuka tabir kesalahan proses akuntansi seperti kesalahan pencatatan, kesalahan pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan posting, kesalahan jurnal
2. Kesalahan lain yang disengaja, seperti tidak mencatat, pencatatan
harga yang tidak wajar, menghilangkan data income smoothing dan lain-lain”. (2008:203)
(38)
Sedangkan kelemahan dari analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap mengemukakan bahwa
“Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan oleh
karenanya kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis tidak salah
1. Objek analisis laporan keuangan hanyalah laporan keuangan, untuk
menilai suatu laporan keuangan tidak cukup dari angka-angka laporan keuangan akan tetapi harus melihat aspek lainnya seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen,budaya perusahaan dan budaya masyarakat
2. Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi iniberbeda dengan kondisi masa depan
3. Jika akan melakukan perbandingan dengan perusahaan lain maka
perlu dilihat beberapa prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka seperti
a. Prinsip akuntansi
b. Size perusahaan
c. Jenis industri
d. Periode laporan
e. Laporan individual atau laporan konsolidasi
f. Jenis perusahaan aspek profit motive atau non provit motive
5. Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konvensi mata uang perlu mendapat perhatian tersendiri karena perbedaan bisa saja
timbul karena masalah kurs atau konvensi atau metode konsolidasi.”
(2008:203).
Akuntansi merupakan bagian daripada ilmu sosoal yang banyak didasarkan pada konversi dan tradisi, maka dari itu akuntan secara terus menerus melakukan penyempurnaan untuk memenuhi tuntutan dari pengguna laporan keuangan. Dibalik kelebihan analisa laporan keuangan para pemakai juga harus mengetahui kelemahan dari analisa laporan keuangan.
(39)
2.1.2.6 Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan bagian daripada analisis laporan keuangan. Analisis rasio keuangan sering digunakan para investor sebagai alat ukur pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja perusahaan.
Menurut Warsidi yang dikutip oleh Irham Fahmi mengemukakan bahwa hubungan rasio dan kinerja perusahaan sebagai berikut :
“Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi
perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukan rasiodan peluang yang
melekat pada perusahaan yang bersangkutan.” (2012:45).
Sedangkan Menurut C. Van Horne dan John Machowicz yang dikutip oleh Irham Fahmi mengemukakan bahwa :
“To evaluate the financial condition and performance of a firm, the financial analyst needscertain yardstick. The yardstick frequently used is a ratio index, relating two pieces of financial data of to each other.”
(2012:46).
Maksud dari dari kutipan diatas adalah untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan maka dapat digunakan rasio yang merupakan perbandingan angka-angka yang terdapat pada pos-pos laporan keuangan.
(40)
2.1.2.7 Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Menurut Irham Fahmi adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan yaitu :
1. “Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menila kinerja dan prestasi perusahaan;
2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai
rujukan untuk membuat perencanaan;
3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan;
4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat
digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman;
5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak
stakeholder organisasi.” (2012:47).
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa manfaat dari rasio keuangan adalah untuk mengukur kinerja perusahaan dari waktu ke waktu atau dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis, dan sebagai alat pengambil keputusan bagi para pemakai laporan keuangan.
2.1.2.8 Kelebihan Rasio Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap yang dikutip oleh Irham Fahmi kelebihan rasio keuangan sebagai berikut :
1. “Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan;
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rumit dan rinci;
(41)
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model model pengambilan keputusa dan model prediksi(Z-score);
5. Menstandarisasi size perusahaan;
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series;
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa
yang akan datang.” (2012:47).
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari perbandingan antara pos-pos yang terkandung dalam laporan keuangan yang mempunyai hubungan signifikan. Rasio keuangan menyederhanakan informasi dari laporan keuangan dan informasi yang terkandung dalam pos-pos laporan keuangan sehingga dapat memberikan penilaian dan keputusan bagi para pemakai laporan keuangan.
2.1.2.9 Keterbatasan Rasio Keuangan
Keterbatasan dari rasio keuangan berkaitan erat dengan sifat laporan keuangan itu sendiri, menurut Irham Fahmi adapun keterbatasan rasio keuangan sebagai berikut:
1. “Pengunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif terhadap kondisi suatu perusahaan. Sisi relatif disini yang dimaksudkan bahwa seperti yang dikemukakan Helfert diama rasio-rasio keuangan bukanlah merupakan kriteria mutlak. Pada kenyataanya analisis rasio keuangan hanyalah suatu titik awal dalam analisis laporan keuangan perusahaan.
2. Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai peringatan awal dan bukan esimpulan akhir. Ini sebagaimana yang diaktan oleh Friedlob dan Plewa menyebutkan analisis laporan rasio tidak memberikan banyak jawaban kecuali memberikan rambu-rambu tentang apa yang seharusnya diharapkan.
3. Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan dalam menganalisa adalah bersumber dari laporan keungan perusahaan. Maka sangat memungkinkan data ang diperoleh tersebut merupakan adalah data yang angkanya tidak memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, dengan alasan mungkin saja data-data tersebut diubah dan disesuaikan berdasrkan kebutuhan.
(42)
4. Pengukuran rasio keuangan banyak yang bersifat artifical. Artifical disini artinya perhitungan rasio keuangan tersebut dilakukan oleh manusia, dan setiap pihak memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menempatkan
ukuran terutam justifikasi dipergunakannya rasio-rasio tersebut.”
(2012:48).
Sedangkan menurut Weston yang diterjemahkan oleh Jaka Warsana mengemukakan sebagai berikut :
a. “ Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi
b. Seorang Manajer harus berhati-hati dalam menentukan apakah suatu rasio
tertentu baik atau buruk dan dalam membentuk penilaian menyeluruh dari
perusahaan berdasarkan serangkaian rasio-rasio keuangan”. (2011:243).
Sedangkan keterbatasan rasio keuangan menurut Sofyan Safri Harahap sebagai berikut :
1. “Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat untuk digunakan bagi
kepentingan pemakainya
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan yang menjadi
keterbatasan teknik ini, seperti :
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak menjadi
taksiran dan Judgement yang dapat dinilai bias atau Subjektif
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (Cost) bukan harga pasar
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka
rasio
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang digunakan berbeda. Oleh karena itu apabila dilakukan perbandingan
(43)
Keterbatasan rasio keuangan harus disadari oleh para pemakai laporan keuangan seperti angak yang didapat berasal dari data akuntansi dan data tersebut dapat diperngaruhi oleh penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi, dan apabila membandingkan dua perusahaan yang sejenis bisa saja tehnik dan standar akuntansi yang digunakan berbeda sehingga apabila menggunakan rasio perbandingan maka dapat menimbulkan kesalahan.
2.1.2.10 Klasifikasi Rasio Keuangan
Menurut John J. Wild, K, R. Subramanyan, Robert F.Halsey yang dialih bahasakan oleh Yanivi dan Nurwahyu. Tiga area penting analisis laporan keuangan dalam penerapan rasio keuangan sebagai berikut :
1. “Analisis kredit (Resiko)
a. Likuiditas, untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban
jangka pendek
b. Struktur modal dan solvabilitas, untuk menilai kemampuan memenuhi
kewajiban jangka panjang 2. Analisis Profitabilitas
a. Tingkat pengembalian atas investasi (Return On Investment), untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan hutang
b. Kinerja operasi, untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi
c. Pemanfaatan aktiva (Asset Utilization), untuk menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran (Turnover)
3. Penilaian
a. Untuk mengestimasi nilai intrinsik perusahaan (saham).” (2008:38)
Sedangkan Menurut S. Munawir klasifikasi rasio keuangan adalah sebagai berikut:
(44)
“Tujuan setiap penganalisa pada umumnya adalah untuk mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas dan likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan oleh karena itu angka-angka ratio pada dasarnya digolongkan menjadi(1)ratio-ratio likuiditas (2) ratio-ratio solvabilitas, (3) ratio-ratio rentabilitas dan ratio-ratio lain yang sesuai dengan jebutuhan penganalisa misalnya ratio-ratio aktivitas.” (2007:69).
2.1.2.11 Rasio Solvabilitas
Menurut Bambang Riyanto, mendefinisikan tentang solvabilitas, yaitu :
“Solvabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut
pada saat itu dilikuidasikan”. (2007:32).
Menurut Sutrisno, mendefinisikan tentang solvabilitas, yaitu :
“Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi”. (2007:16).
Menurut Munawir, mendefinisikan tentang solvabilitas, yaitu :
“Solvabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan,
baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang”. (2008:32).
Menurut Jumingan mendefinisikan tentang solvabilitas, yaitu :
“Sejauh mana kebutuhan keungan perusahaan dibelanjai dengan dan
(45)
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa solvabilitas adalah ukuran seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya pada saat keadaan operasi atau akan dilikuidasikan.
2.1.2.12 Indikator Rasio Solvabilitas
Menurut Sutrisno yang dikutip dari Jhon J Wild menyatakan bahwa ada lima rasio solvabilitas yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yakni sebagai berikut :
1.“Total debt to total asset ratio, 2.Debt to equity ratio,
3.Time interst earning ratio, 4.Fixed change coverage ratio,dan 5.Debt service ratio.” (2007:217).
Jenis-jenis rasio sovabilitas diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Total debt to total asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin berisiko. Semakin berisiko, kreditur meminta imbalan semakin tinggi. Untuk menghitung total debt to total asset ratio bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
(46)
2. Debt to equity ratio adalah imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Untuk
menghitung debt to equity ratio bisa menggunakan rumus sebagai
berikut:
3. Times interest earning ratio yang sering disebut coverage ratio
merupakan ratio antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bungan dengan laba yang diperolehnya, atau mengukur berapa kali besarnya laba bisa menutup beban bunganya.
Untuk menghitung times interest earning ratio bisa menggunakan
rumus sebagai berikut:
Total debt to total asset ratio = Total Hutang X 100 % Total Aktiva
Debt to equty ratio = Total Hutang X 100 % Modal
Times interest earning ratio = Laba Sebelum Bunga dan Pajak X 100 % Beban Bunga
(47)
4. Fixed chage coverage ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan unutk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran deviden saham preferen, bunga, angsuran pinjaman, dan sewa. Untuk
menghitung Fixed chage coverage ratio bisa menggunakan rumus
sebagai berikut:
5. Debt service ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman. Untuk
menghitung debt sevice ratio bisa menggunkan rumus sebagai berikut:
Rasio yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rasio solvabilitas yang terdapat dalam buku Sutrisno (2008:17), menyatakan bahwa solvabilitas perusahaan dapat dihitung dengan cara membagi total aktiva dengan total hutangnya.
Fixed charge coverage ratio = EBIT + Bunga + Angsuran Lease Bunga + Angsuran
Debt service ratio = Laba sebelum Bunga dan Pajak . Bunga + Sewa + Angsuran Bunga dan pajak/(1 – tarif Pajak)
(48)
Solvabilitas dapat dihitung sebagai berikut:
Penulis menggunakan rasio ini sebagai alat ukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan karena rasio ini membandingkan seberapa besar total hutangnya yang akan dijamin oleh total aktivanya. Dimana hal ini akan dijadikan acuan oleh investor maupun kreditor dalam menanamkan modalnya di dalam sebuah perusahaan yang mereka anggap memiliki kinerja keuangan yang baik.
2.1.2.13 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Solvabilitas
Tersedianya modal sendiri dalam perusahaan merupakan suatu keharusan. Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun memerlukan modal sendiri
untuk menjamin kontinuitas, kelancaran dan keselamatan perusahaan.
Keadaan modal sendiri yang memadai akan menjamin kontinuitas perusahaan dapat berjalan dengan baik selama perusahaan terus dapat meningkatkan keuntungan. Dimana pengunaan modal sendiri dan hutang jangka panjang dalam meningkatkan aktivanya akan memberikan pengaruh terhadap keadaan tingkat solvabilitas suatu perusahaan
Solvabilitas = Total Aktiva X 100% Total Hutang
(49)
Menurut Bambang Riyanto mengemukakan bahwa
“Besarnya modal modal sendiri akan mempunyai efek terhadap tingkat
solvabilitas perusahaan yang bersangkutan. Setiap penambahan modal sendiri akan selalu menaikan tingkat solvabilitasnya.” (2008:203).
Berdasarkan teori diatas, penulis menyimpulkan bahwa setiap penambahan modal sendiri, maka akan menaikan jumlah aktiva lancarnya sehingga akan menaikan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan dan akan menaikan tingkat solvabilitas.
Tingkat solvabilitas perusahaan ini penting artinya bagi suatu perusahaan sebab posisi solvabilitas yang baik di satu pihak merupakan suatu jaminan terhadap kontinuitas perusahaan yang selanjutnya dapat memberikan kondisi baik bagi perusahaan tersebut dalam usahanya mencapai laba. Dan yang menjadi tolak ukur solvabilitas yang dicapai perusahaan, dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi segala kewajibannya.
Dengan demikian dalam penelitian ini penulis mengartikan modal sendiri untuk posisi keuangan jangka panjang, dan berkaitan langsung dengan tingkat solvabilitas perusahaan. Pengukuran ini penting sekali agar dapat ditindak lanjuti berbagai upaya pengendalian untuk memberikan jaminan terhadap terukurnya tingkat solvabilitas yang dimiliki perusahaan pada posisi ideal.
(50)
2.1.2.14Kinerja Keuangan
Menurut Jumingan mengemukakan bahwa pengertian kinerja adalah sebagai berikut :
“Kinerja merupkan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, aspek
teknologi, maupun aspek sumber daya manusianya”. (2009:239).
Sedangkan Irham Fahmi yang mengutip dari Indra Bastian memberikan definisi kinerja sebagai berikut :
“Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi.” (2012:36)
Dari beberapa definisi tentang kinerja yang dipaparkan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa kinerja adaah prestasi yang dicapai suatu organisasi yang tertuang dalam skema strategis dan mencakup aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana, aspek teknolgi danaspek sumber daya manusia.
Menurut Sutrisno mengemukakan kinerja keuangan sebagai berikut :
“Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai
perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.” (2009:53).
(51)
Sedangkan menurut Jumingan adalah sebagai berikut :
“Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada
suatu periode tertentu baik menyangkut penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.” (2009:239).
2.1.2.15 Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan
Menurut Sucipto penilaian kinerja keuangan dimanfaatkan oleh manajemen untuk hal- hal sebagai berikut:
a. “Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum. Dalam mengelola perusahaan, manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai dimasa yang akan
datang dan didalam proses tersebut dikatakan sebagai planning
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan
seperti promosi, transfer dan pemberhentian. Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan kinerjanya.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. Jika manajemen puncak tidak mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, sulit bagi manajemen untuk mengevaluasi dan memilih program pelatihan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan bagaimana atasan menilai
kinerja mereka. Dalam organisasi perusahaan, manajemen atas mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada manajemen dibawah mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.” (2008:25)
2.1.3 Analisis Laporan Keuangan Menggunakan Rasio Solvabilitas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan
Sedangkan menurut C. Van Horne dan John Machowicz yang dikutip oleh Irham Fahmi mengemukakan bahwa:
(52)
“To evaluate the financial condition and performance of a firm, the financial analyst needscertain yardstick. The yardstick frequently used is a ratio index, relating two pieces of financial data of to each other.”
(2012:46)
Maksud dari dari kutipan diatas adalah untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan maka dapat digunakan rasio yang merupakan perbandingan angka-angka yang terdapat pada pos-pos laporan keuangan.
Menurut Bambang Riyanto, mendefinisikan tentang solvabilitas, yaitu:
“Solvabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi segala kewajiaban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan.” (2007:32)
Menurut Jhon J Wild, tentang tingkat rasio solvabilitas
“Untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan adalah 1:3 – 1:5, diartikan 1 hutang perusahaan dijamin oleh aset yg dimilikinya, dengan demikian merupakan suatu jaminan terhadap kontinuitas perusahaan yang selanjutnya dapat memberikan kondisi baik bagi perusahaan tersebut dalam
usahanya mencapai laba” (2008:46)
Sedangkan ukuran kinerja Menurut Sutrisno adalah
“Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai
perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut, salah satu index yang bisa dilihat nyata sehatnya suatu perusahaan adalah dari tingkat rasio solvabilitasnya .” (2009:53).
(53)
Tabel 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu
2.2 Kerangka Pemikiran
Perusahaan dalam aktivitasnya membutuhkan dana untuk melakukan kegiatan operasionalnya. Aktivitas pendanaan tersebut dapat dilakukan dengan cara menambah modal sendiri atau dengan meminjam pada pihak kreditor.
PT. Indolok Bakti Utama adalah sebuah badan dagang dan
mengonsentrasikan pada penjualan alat-alat security. Menurut Bapak Budi Satriyo
Purnomo selaku Branch Manager PT. Indolok Bakti Utama, PT. Indolok Bakti Utama mendanai perusahaanya dengan pinjaman dari investor asing untuk
No Nama Judul Kesimpulan Perbedaan Persamaan
1 Shinta Nur
Holisoh “tinjauan atas analisis rasio laporan keuangan dan penerapa n analisis du pont pada PT. Industri Telekom unikasi Indonesi a (persero) Berdasarka n penelitian rasio keuangan dapat menilai kinerja perusahaan 1. Indikator kinerja keuangan menggunakan rasio likuiditas,Sol vabilitas, dan rasio
profitabilitas. Penulis hanya menggunaka rasio
Solvabiltias
2. Tempat
penelitian
pada PT.
Indolok Bakti Utama
1.Menggunakan
rasio keuangan
sebagai alat
ukur kinerja
(1)
Sedangkan Menurut Umi Narimawati ,Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati mengutip dari Sugiyono mengemukakan bahwa
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.” (2010:29)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang menggunakan satu variabel tanpa menggunakan variabel lain sebagai pembanding.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam mendapatkan dan mengumpulkan data aadalah sebagai berikut:
1. Studi Lapangan (field research) Studi lapangan dilakukan dengan cara:
a. Observasi(Observation)
Dengan menggunakan metode observasi, penulis melakukan pengamatan secara langsung mengenai kegiatan dan kondisi perusahaan tempat penulis melakukan penelitian.
b. Wawancara (Interview)
Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung baik secara formal maupun non formal dengan pihak-pihak yang terkait dalam permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan penelitian.
c. Dokumentasi ( Documentation)
Penulis mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data-data yang diperoleh dari bagian keuangan.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Penulis mencari buku dan literarur yang sesuai dengan masalah yang diangkat, dan informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha mengumpulkan data sebagai berikut:
a. Mempelajari konsep dan teori dari berbagai sumber yang berhubungandan mendukung pada masalah yang diteliti.
b. Mempelajari materi kuliah dan bahan tertulis lainnya. 3.2.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil penelitian berasal dari literatur, artikel dan berbagai sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.
a. Populasi
Menurut Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati populasi adalah : “Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.” (2011:37)
(2)
Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
b. Sample
Menurut Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati sampel adalah : “Sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian.” (2011:38)
IV. Hasil penelitian dan pembahasan
Dalam melaksanakan penelitian ini yang dilakukan pada PT. Indolok Bakti Utama, penulis memperoleh data dan informasi mengenai gambaran umum perusahaan khususnya untuk mengetahui Analisis Laporan Keuangan Menggunakan Rasio Solvabilitas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT Indolok Bakti Utama adalah anggoota dari International Security Group, Gunnebo AB yang berkantor pusat di swedia yang merupakan suatu perusahaan yang berkembang pesat dengan teknologi yang senantiasa dikembangkan pesat dengan kebutuhan pelanggannya. Didirikan di Indonesia sejak tanggal 20 Juli 1972 sebagai sister company dari PT Chubb Safes Life Indonesia ( sekarang dikenal dengan PT Chubb Safes Indonesia), PT Indolok Bakti Utama telah hadis saat ini dengan 27 kantor cabangnya di seluruh kota – kota besar Di Indonesia dengan 3 kantor wilayah / regional yaitu Surabaya, Medan, Semarang.
Sebagai perusahaan yang unggul di bidang usaha intergrated protection, PT Indolok Bakti Utama menyediakan produk yang menjangkau ruang lingkup yang luas dan dapat diandalkan dari Physical Security Products, Fire Products, Fire Systems, Electronic Security System dan Locking Products. PT Indolok Bakti Utama dengan mottonya “A World Of Protection” mempunyai komitmen untuk menjadi pemasok utama one-stop solution di bisnis Fire, Safety dan Security Indonesia. Yang pada akhirnya PT Indolok Bakti Utama pada tahun 2007 dan 2008 mendapat kan penghargaan ISO 9001danOHSAS18001.
4.2 Analisis Deskriptif
4.2.1 Analisis Laporan Keuangan Menggunakan Rasio SolvabilitasSebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan PT. Indolok Bakti Utama
Analisis rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiaban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti maka peneliti mencoba melakukan analisa dengan menggunakan metode analisa data yang telah ditentukan. Peneliti akan mengukur tingkat rasio solvabilitas perusahaan dari periode 2008 sampai periode 2010 dengan tahun dasar 2008 menggunakan analisa rasio solvabilitas.
Analisis rasio solvabilitas diperoleh dari aktiva total aktivaperusahaan dibagi dengan total hutang perusahaan dan dikali 100%, adapun total asset perusahaan terdiri dari penjumlahan aset lancar dan aset tidak lancar. Sedangkan total hutang terdiri dari penjumlahan hutang lancar dan hutang tidak lancar perusahaan. Adapun analisis yang diperoleh dari data perusahaan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Analisa Rasio Solvabilitas PT.Indolok Bakti Utama
(3)
No Tahun
Total Aset Total Hutang
Rasio Solvabilitas (Persentasi)
Rasio Solvabilitas (Perbandingan)
Naik/Turun
1 2008 72.354.371 58.898.921 120 1:2 -
2 2009 75.657.635 56.329.165 130 1:3 Naik
3 2010 96.206.103 74.100.648 120 1:2 Turun
(Sumber:PT.Indolok Bakti Utama)
Adapun penjelasan dari tabel diatas sebagai berikut:
1. Rasio solvabilitas PT.Indolok Bakti Utama di ukur oleh analisa rasio solvabilitas pada tahun 2008 menunjukan angka 120% diperoleh dari Total aktiva tahun 2008 dibagi dengan total hutang 2008 yaitu Rp.72.354.371 dibagi Rp.58.898.921 dikalikan 100% untuk mendapat persentase.
2. Rasio solvabilitas PT.Indolok Bakti Utama di ukur oleh analisa rasio solvabilitas pada tahun 2009 menunjukan angka 130% diperoleh dari Total aktiva tahun 2009 dibagi dengan total hutang 2009 yaitu Rp.75.657.635 dibagi Rp.56.329.165 dikalikan 100% untuk mendapat persentase. Pada tahun 2009 PT.Indolok Bakti Utama mengalami kenaikan rasio solvabilitas 10% menjadi 130%.
3. Rasio solvabilitas PT.Indolok Bakti Utama di ukur oleh analisa rasio solvabilitas pada tahun 2010 menunjukan angka 130% diperoleh dari Total aktiva tahun 2010 dibagi dengan total hutang 2010 yaitu Rp. 96.206.103 dibagi Rp.74.100.648 dikalikan 100% untuk mendapat persentase. Pada tahun 2010 PT.Indolok Bakti Utama mengalami penurunan rasio solvabilitas 10% menjadi 120%.
4.2.2 Faktor-Faktor Yang Dapat Meningkatkan Rasio Solvabilitas PT. Indolok Bakti Utama
Adapun faktor-faktor yang dapat meningkatkan faktor-faktor rasio solvabilitas menurut Budi Satriyo Purnomo selaku Branch ManagerPT.Indolok Bakti Utama menyatakan bahwa faktor yang dapat meningkatkan rasio solvabilitas PT.Indolok Bakti Utama antara lain:
1. Peningkatan modal sendiri dengan penjualan
2. Hutang jangka panjang dan Jangka Pendek yang terlunasi pada saat jatuh tempo atau sebelum periode laporan keuangan tahunan.
3. Peningkatan aset lancar dan aset tetap perusahaan
(Sumber:wawancara dengan kepala bagian keuangan PT.Indolok Bakti Utama)
4.3 Pembahasan
4.2.1 Analisis Laporan Keuangan Menggunakan Rasio SolvabilitasSebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan PT.Indolok Bakti Utama
Menurut Jhon J Wild (2008:46), tentang tingkat rasio solvabilitas :
“untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan adalah 1:3 – 1:5, diartikan 1 hutang perusahaan dijamin oleh aset yg dimilikinya, dengan demikian merupakan suatu jaminan terhadap kontinuitas perusahaan yangselanjutnya dapat memberikan kondisi baik bagi perusahaan tersebut dalam usahanya mencapai laba”
(4)
1. Padaperiode 2008hasil dari analisis rasio solvabilitas perusahaan, kita dapat mengetahui bahwa PT.Indolok Bakti Utama dapat menjamin setengah hutang jangka panjang yang dimiliki oleh PT.Indolok Bakti Utama yaitu sebesar 120% yang artinya perusahaan menjamin 120% dari semua hutangnya oleh total aset perusahaan atau dengan kata lain setiap Rp.1 hutang perusahaan dijamin oleh Rp.1,2. Hasil analisa rasio solvabilitas menunjukan bahwa kinerja keuangan PT. Indolok Bakti Utamakurang baik dikarenakan Total Aktiva penjamin hutang kurang bersar daripada hutang perusahaan. Total Aktiva perusahaan sebesar Rp. 72.354.371 didapat dari total aset lancar Rp.63.943.983 dan total aset tetap Rp.8.410.388 sedangkan total hitang perusahaan dilihat dari neraca sebesar Rp.58.898.921
2. Pada periode 2009 hasil analisa rasio solvabilitas perusahaan menunjukan kenaikan sebesar 10% dari periode lalu dengan kata lain analisa rasio solvabilitas periode tahun 2009 menunjukan angka 130%kenaikan ini disebabkan oleh berkurangnya total hutang menjadi Rp.56.329.185 dan bertambahnya total aset PT. Indolok Bakti Utama menjadi Rp.75.657.635.Hasil Analisa Rasio 130% berarti bahwa PT. Indolok Bakti Utamadapat menjamin setiap Rp.1 total hutang perusahaan dijamin oleh Rp.1,3total aset perusahaan. Hasil dari analisa rasio keuangan pada tahun 2009 menunjukan bahwa kinerja keuangan PT. Indolok Bakti Utamasudah lumayan baik karena mengalami penurunan total hutang perusahaan pada periode ini dan kenaikan terjadi pada total aset PT. Indolok Bakti Utama.
3. Pada periode 2010 hasil analisa rasio solvabilitas perusahaan menunjukan penurunan sebesar 10% dari periode lalu dengan kata lain analisa rasio solvabilitas periode tahun 2010 menunjukan angka 120% penurunan ini disebabkan oleh bertambahnyatotal hutang yang segnifikan menjadi Rp.74.100.648dengan bertambahnya jugatotal aset yang segnifikan juga pada PT. Indolok Bakti Utama menjadi Rp.98.206.103.Hasil Analisa Rasio 120% berarti bahwa PT. Indolok Bakti Utama dapat menjamin setiap Rp.1 total hutang perusahaan dijamin oleh Rp.1,3total aset perusahaan. Hasil dari analisa rasio keuangan pada tahun 2010 menunjukan bahwa kinerja keuangan PT. Indolok Bakti Utamakembali kurang baik karena walaupun mengalami kenaikan total aset yang segnifikan, namun total hutang perusahaan pada periode ini juga mengalami kenaikan terjadi pada total hutang PT. Indolok Bakti Utama.
4.2.2 Analisis Faktor-Faktor Yang Dapat Meningkatkan Rasio Sovabilitas PT.Indolok Bakti Utama
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa faktor faktor yang dapat meningkatkan rasio solvabilitas adalah:
1. Dengan penjualan yang meningkat diharapkan perusahaan mendapatkan ketersediaan kas yang cukup besar untuk mendanai pendanaan dalam periode tertentu.
2. Pelunasan hutang jangka pendek dan jangka panjang sebelum jatuh tempo atau akhir periode laporan keuangan akan memberikan peningkatan rasio solvabilitas yang cukup signifikan. Karena hal ini membuktikan bahwa perusahaan dapat menjamin seluruh hutang jangka pendek dan jangka panjangnya.
3. Peningkatan aset lancar dan tidak lancar akan memberikan peningkatan rasio solvabilitas yang segnifikan. Karena hal ini membuktikan bahwa perusahaan jika mengalami bankcrupt, seluruh hutang perusahaan dapat dijamin atau dibayar oleh asetnya.
V. Kesimpulan dan saran 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Analisa dan pembahasan maka peneliti memberikan kesimpulan atau jawaban beberapa perumusan dalam penelitian ini sebagai berikut:
(5)
1. Kinerja keuangan PT.Indolok Bakti Utama diukur oleh rasio solvabilitas cenderung berfluktuatif dari tahun 2008 hingga tahun 2010. Hal ini dapat dilihat dari hasil rasio solvabilitas yang diperoleh dari tiga periode berturut-turut mulai dari periode 2008 hingga 2010 mengalami penurunan dan kenaikan. Kinerja keuangan PT.Indolok Bakti Utama diukur oleh rasio Solvabilitas berada dalam kategori tidak baik dikarenakan PT.Indolok Bakti Utama memiliki total hutang yang dimiliki perusahaan tidak jauh lebih besar daripada total aset penjamin hutang yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Faktor faktor yang dapat meningkatkan rasio solvabilitas pada PT.Indolok Bakti Utama yaitu dengan cara menambah total aset seperti menjaga posisi kas, memperbesar penjualan kredit, menjaga posisi persediaan dan mengurangi hutang dagang atau hutang lancar perusahaan dengan cara membeli persediaan bahan baku tunai tidak secara pembelian kredit.
5.2 Saran
Berdasarkan analisa pembahasan yang telah disimpulkan diatas maka peneliti mencoba mengajukan beberapa hal untuk perbaikan PT.Indolok Bakti Uta,a sebagai berikut:
1. PT.Indolok Bakti Utamaharus meningkatkan rasio solvabilitasnya sesegera mungkin karena apabila hal ini terus dibiarkan PT.Indolok Bakti Utama akan mengalami bankcrupt-nya perusahaan. Sebenarnya perusahaan sudah ada dijalur yang benar pada tahun 2009 dimana total aset penjamin lebih besar daripada total hutang perusahaan maka dari itu perusahaan harus mengubah kebijakannya.
2. Faktor yang dapat menaikan solvabilitas PT.Indolok Bakti Utama adalah menjaga besaran total aset dengan cara seperti posisi kas, piutang dan persediaan perusahaan,perlengkapan dagang dan peralatan perusahaan agar tetap naik tiap periodenya. mengurangi hutang perusahaan, dengan total hutang dapat menambah total aset atau dengan total aset tertentu dapat mengurangi total hutangPT.Indolok Bakti Utama.
VI. Daftar Pustaka Sumber Buku:
Dewi Astuti. (2009). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia
Dwi Prastowo, Rifka Julianty (2010). Analisa Laporan Keuangan;Konsep dan Aplikasi Edisi Revisi. Yogyakarta:YKPN
Ely Suhayati,Sri Dewi Anggadini. (2009). Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Henri Simamora. (2008). Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Ikatan Akuntansi Indonesia. (2010). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Irham Fahmi. (2008). Analisis Investasi Dalam Perspektif Ekonomi dan Politik. Bandung: Refika
Aditama
Irham Fahmi . (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta
John J.Wild, K.R. Subramanyam, Robert F.Halsley. (2010). Analisis Laporan Keuangan 1 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat
Jumingan. (2009). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara
Kieso, Weygandt and Warfield. (2009). Intermediate Accounting Jilid 2 Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga..
(6)
Lukman Syamsudin. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan; Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. M.Hanafi , Abdul halim. (2007). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN
S.Munawir . (2007). Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat.Yogyakarta: Liberty
Sofyan Syafri Harahap. (2008). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.Jakarta:Raja Grafindo Persada
SR Soemarso. 2010. Akuntansi Suatu Pengantar Buku 2 Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Weston,J.F & Copeland, T.E. (2011). Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan Jilid 1, alih bahasa Kirbandoko dan Jaka Wasana. Jakarta: Binarupa Aksara
Sumber dari Internet
Annisa Fitri, 2004, Analisis Rasio Likuiditas Pada PT. Bank JABAR, http://library.usu.ac.id/download/fe/annisafitri.pdf