Perancangan sistem informasi permintaan clear temper untuk gangguan listrik prabayar pada PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cimahi dan UPJ Cimahi Kota : laporan kerja praktek

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

PT.PLN (Persero) Area Pelayanan dan jaringan (APJ) Cimahi Kota adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan bertujuan menyediakan serta melayani kebutuhan dan kepentingan pelanggan akan tenaga listrik. Pada penggunaan jasa listrik bagi para pelanggan, PT.PLN membagi dalam dua kategori yaitu listrik prabayar dan listrik pasca bayar. Listrik prabayar yaitu pelanggan boleh memakai listrik sesuai yang diinginkan tetapi harus membayar terlebih dahulu atau lebih dikenal dengan sistem pulsa, sedangankan listrik pasca bayar yaitu pelanggan diperbolehkan memakai listrik semaunya sesuai batas waktu yang ditentukan oleh pihak PT.PLN dan PT.PLN akan menghitungnya sesuai listrik yang digunakan oleh pelanggan.

Untuk menghitung atau mengukur pemakaian listrik, PT.PLN memberikan sebuah alat pengukur listrik (bargainser) kepada pelanggan yaitu untuk listrik prabayar disebut dengan bargainser digital dan untuk listrik pasca bayar disebut dengan bargainser analog. Pada aliran listrik yang dipakai oleh pelanggan pasti sewaktu-waktu mengalami gangguan pada aliran listrik yang dipakai. Oleh karena itu PT.PLN akan memperbaiki aliran listrik tersebut dengan cara mematikan sementara aliran listrik yang digunakan oleh pelanggan. Cara untuk mematikan setiap bargainser berbeda-beda, bargainser digital untuk listrik prabayar diperlukan clear temper dengan meminta kepada petugas pelayanan dan


(2)

2

bargainser analog untuk listrik pasca bayar hanya mematikan stopcontak yang ada pada bargainser saja.

Dengan penjelasan diatas dapat diketahui, bahwa gangguan listrik prabayar membutuhkan clear temper untuk mematikan bargainser digital. Karena perhitungan waktu dalam penyelesaian gangguan listrik ini diperhitungkan dan sangat penting maka kami merencanakan perancangan sebuah sistem agar pekerjaannya lebih mudah, cepat dan dapat dilakukan oleh dinas gangguan (bagian penyelesaian gangguan listrik ), sebab pada penjelasan diatas untuk meminta clear temper harus melalui pihak pelayan pelanggan terlebih dahulu sehingga memperlambat dalam pengerjaan dalam penyelesaian gangguan listrik tersebut.

Berdasarkan uraian di atas , maka sangat diperlukannya untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan dengan mengambil Judul : “ PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERMINTAAN CLEAR TEMPER UNTUK GANGGUAN LISTRIK PRABAYAR “.

1.2. Indentifikasi Dan Rumusan Masalah

a. Identifikasi Masalah

Penggunaan listrik prabayar pada PT. PLN Persero Cimahi sudah menggunakan clear temper untuk mematikan aliran listrik prabayar apabla terdapat gangguan listrik. Untuk mendapatkan kode clear temper, masih dilakukan secara manual. Adapun kekurangannya, yaitu :


(3)

3

1. Untuk mendapatkan kode clear temper, dinas gangguan harus mendatangi atau menghubungi bagian pelayanan pelanggan.

2. Tidak efisien untuk mendapatkan clear temper dikarenakan harus lebih lama menunggu jawaban dari bagian pelayanan.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, beriku adalah rumusan masalahnya :

1. Bagaimana Sistem Informasi permintaan clear temper untuk gangguan listrik prabayar yang berjalan pada PT.PLN (Persero) ?

2. Bagaimana perancangan Sistem informasi permintaan clear temper untuk gangguan listrik prabayar diusulkan pada PT.PLN (Persero) ?

1.3. Maksud Dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Maksud dan tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan adalah untuk menganalisis masalah yang terjadi pada sistem penggunaan clear temper untuk gangguan listrik prabayar adalah :

1. Membuat sebuah rancangan sistem penggunaan clear temper untuk gangguan listrik prabayar supaya dinas gangguan tidak harus menghubungi bagian pelayanan.


(4)

4

1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Penelitian kerja praktek ini dilaksanakan di PT.PLN (Persero) APJ Cimahi Kota yang beralamat di Jalan.Amir Machmud No.675 Cisangkan-Cimahi. Pelaksanaan kerja praktek dilakukan mulai tanggal 4 Juli 2011 sampai dengan tanggal 29 Juli 2011 dari hari senin s/d jumat, dengan jam kerja mulai dari pukul 07.30 sampai dengan 16.00.


(5)

5 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh :

1. Sistem Komputer terdiri dari Software, Hardware, dan Brainware 2. Sistem Akuntansi

Definisi sistem menurut para ahli : 1. Ludwig Von Bartalanfy

Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

2. Anatol Raporot

Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.

3. L. Ackof

Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.

4. L. James Havery

Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya


(6)

6

dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

5. John Mc Manama

Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

6. C.W. Churchman

Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.

7. J.C. Hinggins

Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.

8. Edgar F Huse dan James L. Bowdict

Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

2.1.1 Elemen Sistem

Pada perinsipnya sistem selalu terdiri atas empat elemen:

1. Objek, yang dapat berupa bagian, elemen atau variael. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus tergantung kepada sifat sistem tersebut.


(7)

7

2. Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.

3. Hubungan internal, diantara objek-objek di dalamnya. 4. Lingkungan, tempat dimana sistem berada.

Ada berapa elemen yang membentuk sebuah sistem,yaitu: tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berkut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem:

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan). 3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak


(8)

8

berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.


(9)

9

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai :

1. Komponen Sistem ( Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponem dari suatu sistem biasanya dikenal dengan subsistem. Subsistem ini mempunyai sifat-sifat dari sistem itu sendiri dalam menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas Sistem

Batas sistem (Boundry) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau lingkungan luarnya. Dengan adanya batas sistem ini maka sistem dapat membentuk suatu kesatuan, karena dengan batasan sistem ini fungsi dan tugas dari sub sistem yang satu dengan yang lainnya berbeda tetapi tetap saling berinteraksi.


(10)

10

3. Lingkungan Luar Sistem (Environtments)

Lingkungan luar (Environtments) dari suatu sistem adalah apapun diluar dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem (Interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya.

5. Masukan Sistem (Input)

Masukan (Input) adalah suatu energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (Maintenance Input) dan masukan signal (Signal Input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal Input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran (Output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada suprasistem.

2.1.3. Klasifikasi Sistem


(11)

11

Sistem abstrak adalah "sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik". (Contoh : Sistem Teologia).Sistem fisik adalah "sistem yang ada secara fisik". (Contoh : Sistem Komputer).

b. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

Sistem alamiah adalah "sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat manusia". (Contoh : Sistem Perputaran Bumi). Sistem buatan manusia adalah "sistem yang dirancang oleh manusia dan melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin". (Contoh : Sistem Informasi).

c. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan (Contoh : Sistem Komputer melalui program).Sistem tak tentu adalah "sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas".

d. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

Sistem tertutup adalah "sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya". Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya (kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup), yang ada hanyalah relatively closed system. Sistem terbuka adalah "sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya". Sistem ini menerima masukan dan


(12)

12

menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya, sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang baik.

e. Sistem Sederhana dan Kompleks

Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia).

2.2. Pengertian Informasi

Informasi merupakan hasil proses data-data yang beragam yang telah dibentuk sedemikan rupa sehingga sesuai dengan permintaan pengguna, tentunya telah mengalami proses yang telah tersusun dengan baik dan benar dengan kriteria yang diinginkan. Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen didalam pengambilan keputusan. Informasi adalah data yang telah diolah dan bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kumpulan angka maupun karakter yang mempunyai arti tertentu dan diambil dari realita atau kenyataan yang terjadi pada suatu lokasi.

Informasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Data yang telah diolah.

2. Menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. 3. Menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata.

4. Digunakan untuk mengambil keputusan

Penghubung sistem merupakan penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya yang memungkinkan adanya sumber-sumber daya mengalir dari satu sub sistem dengan sub sistem yang lainnya.


(13)

13

5. Masukkan Sistem (Input)

Masukkan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem yang dapat berupa masukkan perawatan (Maintenance Input) dan masukkan sinyal (Signal Input).

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat berupa masukan dari subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolah Sistem (Process)

Pengolah sistem akan mengubah masukan menjadi keluaran. 8. Sasaran Sistem (Objectives)

Sasaran sistem sangat menentukan sekali masukkan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuan.

2.3. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.

Sistem Informasi adalah suatu kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur, dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kajadian


(14)

14

internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan.

Tujuan dari system informasi adalah :

1. Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan. 2. Menyajikan informasi guna mendukung kegiatan operasi harian. 3. Menyajikan informasi yang berkenan dengan kepengurusan

2.4 Metode Pendekatan Sistem 2.4.1 Metode Pendekatan Sistem

Dalam melakukan pendekatan sistem ada langkah-langkah dan tahapan yang bisa dilakukan.

Tahap I: Usaha persiapan

Langkah-langkahnya adalah memandang perusahaan sebagai suatu sistem, mengenal sistem lingkungan (pemegang saham, pelanggan, masyarakat keuangan, masyarakat global, pemerintah, pesaing, pemasok, serikat kerja), mengidentifikasi subsistem-subsistem perusahaan.

Tahap II: Usaha definisi

1. Suatu masalah ada atau akan ada (identifikasi masalah).

2. Mempelajari masalah untuk mencari solusi (pemahaman masalah).

3. Mencari pemicu masalah (problem trigger) yang dapat berasal dari lingkungan atau dari dalam perusahaan.

4. Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem. Caranya adalah menganalisis sisem menurut subsistem-subsistemnya. Kemudian apakah susbsistem itu terintegrasi menjadi satu unit yang berfungsi lancar? Lalu apakah semua subsistem bekerja untuk mencapai tujuan sistem? Setelah itu analisa top-down untuk mengidentifikasi tingkat sistem dimana penyebab persoalan berada.


(15)

15

Elemen-elemen sistem dapat dianalisis secara berurutan, yaitu:

1. Mengevaluasi standar (standar harus sah/valid, standar harus realistis, standar harus dimengerti oleh mereka yang akan mencapainya, dan standar harus terukur).

2. Membandingkan sistem output dengan standar. 3. Mengevaluasi manajemen.

4. Mengevaluasi pengolah informasi.

5. Mengevaluasi input dan sumber daya input. 6. Mengevaluasi proses transformasi.

7. Mengevaluasi sumber daya output.

Tahap III: Usaha solusi

1. Mengidentifikasi berbagai alternatif solusi. Dengan cara mencari jalan yang berbeda untuk memecahkan masalah yang sama. Seperti Brainstorming (tukar pikiran), dan Joint Application Design (rancangan aplikasi bersama).

2. Mengevaluasi berbagai alternatif solusi. Contohnya dengan menggunakan kriteria evaluasi yang sama, untuk mengukur seberapa baik suatu alternatif dapat memecahkan masalah.

3. Memilih solusi terbaik. Dengan cara menganalisis suatu evaluasi sistematis atas pilihan-pilihan dan mempertimbangkan konsekuensi pilihan tersebut pada tujuan organisasi. Kemudian memberi penilaian atas proses mental manajer. Setelah itu melakukan tawar-menawar atau negosiasi antara beberapa manajer.

4. Menerapkan solusi. Masalah tidak terpecahkan hanya dengan memilih solusi terbaik tapi perlu diterapkan.


(16)

16

2.4.2 Alat Bantu Analisis

1. Flow Map (Bagan Alir)

Flowmap atau bagan alir adalah bagan yang menunjukan aliran di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Flowmap ini berfungsi untuk memodelkan masukan, keluaran, proses maupun transaksi dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Pembuatan flowmap ini harus dapat memudahkan bagi pemakai dalam memahami alur dari sistem atau transaksi. Adapun pedoman-pedoman dalam pembuatan flowmap adalah sebagai berikut:

1. Flowmap sebaiknya digambarkan dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri dari suatu halaman.

2. Kegiatan di dalam flowmap harus ditunjukan dengan jelas.

3. Harus ditunjukan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan berakhir.

4. Masing-masing kegiatan didalam flowmap sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan.

5. Masing-masing kegiatan didalam flow map harus didalam urutan yang semestinya.

6. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung ditempat lain harus ditunjukan dengan jelas menggunakan simbol penghubung.

7. Gunakan simbol simbol flowmap yang standar.


(17)

17

2. Diagram Kontek

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks.

Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi “siapa saja yang memberi data (dan data apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja informasi (dan informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem. ”Jadi, yang dibutuhkan adalah (1) Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem, (2) Data apa saja yang diberikannya ke sistem, (3) kepada siapa sistem harus memberi informasi atau laporan, dan (4) apa saja isi/ jenis laporan yang harus dihasilkan sistem. Kata “Siapa” di atas dilambangkan dengan kotak persegi (disebut dengan terminator), dan kata “apa” di atas dilambangkan dengan aliran data (disebut dengan data flow), dan kata “sistem” dilambangkan dengan lingkaran (disebut dengan process).


(18)

18

Sebagai Contoh, beberapa kemungkinan (data) yang diberikan pembeli kepada kasir adalah : (1) barang yang ditanyakan, (2) barang yang akan dibeli, dan (3) Uang pembayaran. Sebaliknya, kemungkian informasi yang diberikan kasir kepada pembeli adalah (1) keadaan barang yang ditanyakan, (2) jumlah uang yang harus dibayar. Sedangkan informasi yang diberikan kasir kepada Pemilik adalah Laporan Jumlah Uang Masuk beserta Jumlah Barang yang Terjualnya. DFD Konteksnya :

3. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) atau diagram alir data adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan tranformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output, [ Pressman, 2002]. DFD dapat digunakan untuk menyajikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada setiap tingkat abstraksi.

4. Kamus Data ( Data Dictionary )

Kamus data adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan definisi yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga user dan analis sistem mempunyai pengertian yang sama tentang input, output, dan komponen data store. Kamus data atau data dictionary dapat juga disebut dengan istilah system data dictionary adalah suatu data katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.

Kamus data ini sangat membantu analis sistem dalam mendefinisikan data yang mengalir di dalam sistem, sehingga


(19)

19

pendefinisian data itu dapat dilakukan dengan lengkap dan terstruktur. Pembentukan kamus data dilaksanakan dalam tahap analisis dan perancangan suatu sistem.

Pada tahap analisis, kamus data merupakan alat komunikasi antaraus er dan analis sistem tentang data yang mengalir di dalam sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan olehus er. Sementara itu, pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input, laporan dandatabas e.

Pembentukan kamus data didasarkan atas alur data yang terdapat pada DAD. Alur data pada DAD ini bersifat global, dalam arti hanya menunjukan nama alur datanya tanpa menunjukan struktur dari alur data itu. Untuk menunjukan struktur dari alur data secara terinci maka dibentuklah kamus data yang didasarkan pada alur data di dalam DAD. Kamus data atau data dictionary harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya.

Untuk maksud keperluan ini, maka kamus data memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Arus Data

Arus data menunjukkan darimana data mengalir dan kemana data akan menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data supaya memudahkan mencari arus data didalam DAD.


(20)

20

2. Nama Arus Data

Karena arus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DAD, maka nama dari arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga mereka yang membaca DAD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu di DAD dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data

3. Bentuk Data

Telah diketahui bahwa arus data dapat mengalir dari suatu proses ke proses lainnya. Data yang mengalir ini biasanya dalam bentuk laporan serta dokumen hasil cetakan komputer. Dengan demikian bentuk dari data yang mengalir dapat berupa dokumen dasar atau formulir, dokumen hasil cetakan komputer, laporan tercetak, tampilan layar di monitor, variabel, parameter dan field- field. Bentuk data seperti ini perlu dicatat di kamus data.

4. Struktur Data

Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat pada kamus data yang terdiri dari item-item atau elemen-elemen data.

5. Alias

Alias atau nama lain dari data yang harus dituliskan karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen yang satu dengan yang lainnya.


(21)

21

6. Volume

Volume yang perlu dicatat di dalam kamus data adalah tentang volume rata- rata dan volume puncak dari arus data. Volume rata-rata menunjukkan banyaknya arus data yang mengalir dalam suatu periode tertentu. Sedangkan volume puncak menunjukkan volume terbanyak. 7. Periode

Periode perlu dicatat di dalam kamus data, karena menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. Periode dapat digunakan untuk mengidentifikasi kapan input data harus dimasukkan ke dalam sistem, kapan proses program harus dilakukan dan kapan laporan-laporan harus dihasilkan.

8. Penjelasan

Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.

5. Perancangan Basis Data

Perancangan basis data untuk sistem informasi pendaftaran pasien rawat jalan ini menggunakan pemodelan database relasional. Perancangan basis data ini dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan antar entity yang ada didalam sistem. Entity relasional berisi komponen-komponen himpunan entity dan himpunan relasi yang masing–masing dilengkapi dengan atribut–atribut yang merepresentasikan seluruh fakta yang ditinjau.


(22)

22

Perancangan basis data diperlukan agar kita bisa memiliki basis data yang kompak dan efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam pemanipulasian ( tambah, ubah, hapus ) data. Dalam merancang basis data kita dapat melakukannya dengan:

1. Menerapkan normalisasi terhadap struktur tabel yang telah diketahui

2. Membuat model entity relasionalship

Perancangan basis data seringkali diasosiasikan dengan pembuatan model Entity Relasionalship dimana kelompok-kelompok data dan relasi antar kelompok data tersebut diwujudkan dalam bentuk diagram. Hal itu tidaklah salah karena model memang merupakan representasi nyata dari sebuah perancangan, [Fathansyah, 1999].

a. Normalisasi

Normalisasi adalah sebuah teknik untuk mengoptimasi rancangan database relasional dan membebaskan rancangan tersebut dari keganjilan dan persoalan yang potensial.secara sederhana, normalisasi dapat melibatkan pemecahan data dalam tabel ke dalam tabel yang lebih kecil sampai tiap atribut dalam tiap tabel hanya bergantung pada (beberapa) kunci dalam tabel tersebut.

Dalam normalisasi, sebuah basis data dikatakan baik apabila setiap tabel yang menjadi unsur pembentuk basis data juga telah berada dalam


(23)

23

keadan baik atau normal. Tabel dapat dikategorikan baik ataupun normal, jika telah memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Jika ada penguraian (dekomposisi) tabel, maka dekomposisinya harus dijamin aman.

2. Terpelihanya ketergantungan fungsional pada saat perubahan data. 3. Tidak melanggar Boyce–Code Normal Form (BCNF).

Kriteria–kriteria di atas merupakan kriteria minimal untuk mendapatkan prediksi efisien/normal bagi sebuah tabel.

Adapun bentuk–bentuk normal pada database adalah sebagai berikut:

Kriteria tersebut diantaranya:

1. Bentuk Normal Tahap Pertama (1NF)

Bentuk 1NF terpenuhi jika, sebuah table tidak memiliki atribut bernilai banyak atau lebih dari satu atribut dengan domain nilai yang sama.

2. Bentuk Normal Tahap Kedua (2NF)

Bentuk 2NF terpenuhi jika pada sebuah table, semua atribut yang tidak termasuk key primer memiliki ketergantungan fungsional pada key primer secara utuh.

3. Bentuk Normal Tahap Ketiga (3NF)

Bentuk 3NF terpenuhi jika, untuk setiap KF dengan notasi X A, dimana A mewakili semua atribut tunggal didalam table yang tidak ada dalam dalam X. maka X haruslah superkey pada table


(24)

24

tersebut atau A merupakan bagian dari key primer dari table tersebut.

4. Boyce-Code Normal Form (BCNF)

BCNF terpenuhi jika, pada normalisasi sudah menghasilkan table– table yang berkualitas baik.

b. Relasi Tabel

Merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan tabel yang lainnya, yang berfungsi untuk mengatur operasi suatu database. Hubungan yang dapat dibentukdapat mencakupi 3 (tiga) macam hubungan yaitu ;

a. One-To-One (1 – 1)

Mempunyai pengertian “Setiap baris data pada tabel pertama dihubungkan hanya ke satu baris data pada tabel ke dua”.

b. One-To-Many (1 – )

Mempunyai pengertian “Setiap baris data dari tabel pertama dapat dihubungkan ke satu baris atau lebih data pada tabel ke dua “.

c.Many-To-Many ( – )

Mempunyai pengertian “Satu baris atau lebih data pada tabel pertama bisa dihubungkan ke satu atau lebih baris data pada tabel ke dua “.


(25)

25

2.5 Listrik

Di dalam kelistrikan akan dihasilkan listrik statis yang dibangkitkan dengan menggosokkan sebatang gelas, anggaplah ia sebagai barang ajaib dari benda kemudian banyak teori yang tumbuh dan sekarang teori itu diterima dan disebut ”teori elektron” yang timbul sekitar tahun 1900. Diakhir abad kedelapan belas ketika pertama kali sumber listrik ditemukan oleh Volta Galvani sehingga mungkin untuk dipelajari efek kelistrikannya diatur oleh hukum tertentu sehingga mungkin untuk dihitung efeknya.

Arus listrik dapat disamakan dengan cairan di dalam sebuah pipa bila disambungkan sebuah penghantar ke pole-pole sumber arus. Arus listrik berarti arus dari listrik yang mengalir melalui penghantar dan konsumer-konsumer pada suatu rangkaian tertutup. Arus listrik menimbulkan efek di dalam penghantar dan pada konsumer.

Arah arus listrik

Arah arus listrik mengalir dari pole-pole positif melalui rangkain listrik ke pole negatif. Arah arus listrik bertentangan dengan arus elektron sesuai dengan teori gerak elektron dari pole negatif melalui rangkaian listrik ke pole positif. Yang perlu diketahui bahwa bila arus listrik mengalir di dalam satu arah maka bersamaan dengan itu arus elektron berlawanan arahnya.

Akibat listrik

1. Efek panas

Suatu kawat bila dilalui arus akan menjadi panas. Pada teknologi kendaran bermotor efek panas ini digunakan misalnya pada busi pijar untuk motor diesel,


(26)

26

pemanas listrik jendela belakang kendaran, kumparan pemanas rokok dan di dalam lampu pijar dimana filamen dipanaskan sampai satu temperatur yang tinggi sehingga dapat mengeluarkan cahaya terang.

2. Efek magnet listrik

Arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor menimbulkan lapangan magnet di sekeliling konduktor, kejadian ini dimanfatkan pada komponen kendaraan, misalnya : regulator, relai stater, koil penyalaan dan sebaginya.

3. Efek kimia listrik

Arus listrik menyebabkan reaksi bila mengalir melalui suatu elektrolit, misalnya cairan zat asam atau garam. Baterai pada kendaraan adalah suatu komponen dikarenakan oleh efek kimia listrik, pada baterai arus listrik disebabkan oleh reaksi kimia.

Arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC)

Arus searah (DC) adalah sejenis arus yang selalu mempunyai arah arus yang sama melalui rangkaian listrik, itu adalah keadaan dimana sumber listrik dalam rangkaian itu mempunyai kutub yang tak berubah yaitu menghasilkan voltase searah (DC). Arus bolak-balik (AC) adalah sejenis arus yang mempunyai arah bolak-balik karena sumber arus listrik menghasilkan voltase bolak-balik karena sumber arus listrik menghasilkan voltase bolak-balik (voltase alternating). Sistem kelistrikan pada kendaraan bermotor menggunakan arus searah, listriknya berasal dari arus bolak-balik dengan menggunakan ”inverter”. Pada kendaraan


(27)

27

bermotor yang memakai generator AC (alternator) memerlukan perubahan arus bolak-balik itu jika alternator sesuai digunakan pada kendaraan bermotor tersebut.

Kemagnetan

Kemagnetan adalah sifat dari magnet dan arus listrik dapat menghasilkan suatu lapangan gaya, sifat magnet ialah dapat menarik benda (besi), kemagnetan diperlukan untuk generator starter dan komponen lain.

1. Magnet Permanen (Tetap)

Semua magnet mempunyai kutub utara dan selatan, lapangan gaya magnet terdiri dari garis-garis gaya magnet yang ad diantara kutub-kutub garis gaya magnet, bertolak dari kutub utara magnet kepada kutub selatan magnet. Jarum kompas menunjukkan arah dari garis-garis gaya. Diantara kutub-kutub magnet U lapangan gaya lebih konsentrasi karena jarak antara kutub lebih pendek. Makin sempit jarak antara kutub magnet dikonsentrasikan lapangan gaya magnet. 2. Elektromagnet

Suatu penghantar yang mengalirkan arus dikelilingi oleh lapangan magnet dengan garis-garis gaya beraturan mengelilingi sepanjang penghantar. Penghantar itu tidak mempunyai kutub utara dan selatan. Garis-garis gaya bekerja ke sudut kanan penghantar digunakan misalnya untuk pengukuran arus pada kabel starter, suatu ammeter yang sederhana, indikator arus starter ditempatkan diluar kabel dan lapangan magnet menggerakkan instrumen itu. Arah gerakan garis-garis gaya disekeliling penghantar dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai ketentuan (aturan). Salah satu ialah aturan jalan spiral yaitu arh dan lapangan gaya bersaman dengan arah putarn kanan dari arah arus di dalam penghantar.


(28)

28

3. Pengaruh-pengaruh Magnet

Bila dua megnet permanen ditempatkan berlawanan kutub, magnet iotu akan menarik sesamanya. Jika magnet itu dilepaskan dengan kutub-kutub sesama magnet akan menolak satu dengan yang lainnya (terpisah). Kutub yang berlawanan tarik menarik, kutub yang senama tolak menolak.

4. Pengaruh Gaya-gaya dari Arus didalam Penghantar

Bila arus mengalir berlawanan arah pada dua kawat sejajar, maka garis-garis gaya mengarah ke tempat yang sam diantar penghantar dan lapngan magnet akan menjadi tegang, lapangan magnet menolak penghantar-penghantar itu.

Gejala ini digunakan pada seluruh motor listrik, penghantar yang berada pada lapangan magnet diantara dua kutub dan diberikan arus maka penghantar itu akan bergerak. Beberapa penghantar yang sejajar membawa arus dalam satu arah, membuat suatu lapangan magnet yang umum, seperti banyak dalam komponen-komponen. Seperti contoh misalnya kumparan pada suatu koil pengapian, kumparan sepatu pada generator DC, kumparan pembangkit pada suatu alternator. 5. Lapangan Magnet disekitar Kumparan

Lapangan magnet akan dihasilkan disekitar kumparan melalui gulungan-gulungan arus, kumparan itu mempunyai kutub utara dan selatan seperti batang magnet permanen, kutub-kutub kumparan itu (koil) bergantung pada arah arus dan dapat ditentukan dengan menggunakan dalil tangan kanan. Peganglah kumparan dengan tangan kanan, jari-jari menunjukkan arah arus dan ibu jari menunjukkan kutub utara. Jika sepotong besi lunak digunakan sebagai inti kunparan itu kuat lapangan magnet bertambah beberapa ratus kali, sebab inti besi penghantar yang


(29)

29

baik untuk garis-garis gaya magnet, sedangkan udara adalah penghantar yang tidak baik. Kekuatan lapangan magnet listrik bergantung pada jumlah lilitan pada kumparan dan jumlah arus melalui kumparan itu.

Instrumen Kelistrikan

Disini ada tiga jenis instrumen, yakni a) Moving coil instrument

Moving coil instrument adalah koil persegi panjang yang ditempatkan pada suatu sumbu dengan bantalan sehingga dapat berputar pada antara kutub-kutub magnet, jarum penunjuk dilekatkan pada sumbu dan bila tidak ada voltase kepada instrumen jarum penunjuk berada pada posisi 0 (nol) disebabkan oleh pegas gulung (coil spring).

Arus dari kutub positif ke moving coil melalui pegas gulung bawah. Lapangan magnet yang dihasilkan sekitar moving coil berhubungan dengan gaya lapangan magnet diantara kutub-kutub magnet sehingga menyebabkan moving coil bergerak. Instrumen seperti ini banyak digunakan pada alat tes kendaraan. Moving coil instrument sebagi voltmeter, instrumen itu dilengkapi dengan resistor yang dihubungkan seri yang tahanannya dihitung dalam hubungannya dengan tahanan moving coil.

b) Moving Iron instrument

Moving iron instrument mempunyai coil yang efek lapangan megnetnya kepada sebuah vane dari besi lunak, vane itu diletakkan pada sumbu jarum dan ditarik lebih jauh kecil bila arus bertambah besar, skala tidak beraturan karena keadaan


(30)

30

magnetnya. Bagian pertama dari skala dengan jarak pembagian yang pendek, instrumen ini cocok untuk arus DC dan AC.

c) Moving Magnet instrument

Sebuah vane dari besi lunak dilekatkan pada sumbu jarum dan ditempatkan di antara kutub-kutub magnet kuku kuda. Posisi armature itu ditentukan oleh lapangan dari gaya magnet itu dan yang mana lapangan magnet itu dihasilkan oleh arus yang melalui koil. Bila arus mengalir melalui koil vane itu akan berputar dan menyimpang arus. Instrumen itu digunakan sebagi amperemeter pada sistem listrik, ia menunjukkan charge (mengisi) atau tidak charge tetapi instrumen itu tidak presisi.

2.6 Clear Temper

Clear temper adalah sebuah kode berupa nomor yang berfungsi untuk mematikan aliran listrik prabayar. Clear temper digunakan ketika pengguna listrik prabayar mengalami gangguan, akan tetapi tidak semua pengguna listrik prabayar yang mengalami gangguan memerlukan clear temper. Setiap pelanggan listrik prabayar memiliki beberapa clear temper sebagai cadangan, apabila pelanggan listrik prabayar mengalami gangguan lagi.

Kode clear temper berupa nomor 16 digit. Kode clear temper ini hanya didapat pada bagian pelayanan pelanggan yang kerahasiaannya sangat dijaga, dan hanya bagian atau divisi tertentu saja yang bisa mengetahuinya jika memerlukan clear temper.


(31)

31 BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Sejarah Singkat

Perjalanan PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten cukup panjang. Awal kelistrikan di Bumi Parahyangan sudah ada semenjak Pemerintah Kolonial Belanda masih bercokol di tataran tanah Sunda. Di tahun 1905, di Jawa Barat khususnya kota Bandung, berdiri perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan publik. Nama perusahaan itu Bandungsche Electriciteit Maatschaappij(BEM).

Dalam perjalanannya, BEM pada tanggal 1 Januari 1920 berubah menjadi Perusahaan Perseroan menjadi Gemeenschapplijk Electriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBEO) yang pendiriannya dikukuhkan melalui akte notaris Mr. Andriaan Hendrik Van Ophuisen dengan Nomor: 213 pada tanggal 31 Desember 1949.

Setelah kekuasaan penjajahan beralih ke tangan Pemerintah Jepang, di antara rentah waktu 1942 - 1945, pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan oleh Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha dengan wilayah kerja di seluruh Pulau Jawa.

Setelah Indonesia merdeka, tahun 1957 menjadi awal penguasaan pengelolaan penyediaan tenaga listrik di seluruh tanah air yang ditangani langsung oleh Pemerintah Indonesia. 27 Desember 1957, GEBEO diambil alih oleh


(32)

32

Pemerintah Indonesia yang kemudian dikukuhkan lewat Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1958 j.o. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1959.

Selanjutnya, di tahun 1961 melalui Peraturan Pemerintah No. 67 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN. Sejalan dengan itu, PLN Bandung pun berubah menjadi PLN Exploitasi XI sebagai kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat, di luar DKI Jaya dan Tangerang.

Pada tahun 1970-an dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara yang menyebutkan status PLN menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. Kemudian, berdasarkan Pengumuman PLN Exploitasi XI No. 05/DIII/Sek/1975 tanggal 14 Juli 1975, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat.

Memasuki era 1990-an, dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 1994 pada tanggal 16 Juni 1994, Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994.

Untuk memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan kelistrikan yang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, maka keluarlah Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 28.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001 yang menjadi landasan hukum perubahan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat.


(33)

33

Pada akhirnya, dengan mengacu pada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat berubah lagi namanya menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, di mana wilayah kerjanya meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten, hingga saat ini.

Visi, Misi dan Moto Perusahaan Visi

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi insani.

Penjabaran :

1. Diakui

Mencerminkan cita-cita untuk meraih pengakuan dari pihak luar yang menunjukkan bahwa PLN pantas dipandang sebagai Perusahaan Kelas Dunia.

2. Kelas Dunia

a. Menunjukkan kinerja yang melebihi ekspektasi pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Memberikan layanan yang mudah, terpadu, dan tuntas dalam berbagai masalah kelistrikan.

c. Menjalin hubungan kemitraan yang akrab dan setara dengan pelanggan serta mitra usaha Nasional dan Internasional.


(34)

34

e. Diakui oleh pelanggan dan mitra kerja sebagai perusahaan yang mampu memenuhi standar mutakhir dan paling baik.

3. Bertumbuh-kembang

a. Antisipatif terhadap perkembangan lingkungan usaha dan selalu siap menghadapi berbagai tantangan.

b. Secara konsisten menunjukkan kinerja yang lebih baik.

4. Unggul

a. Menjadi yang terbaik dalam bisnis kelistrikan dan memenuhi tolok ukur mutakhir dan terbaik.

b. Memposisikan diri sebagai Perusahaan yang terkemuka dalam percaturan bisnis kelistrikan dunia.

c. Mengelola usaha dengan mengedepankan pemberdayaan potensi insani secara maksimal.

d. Meningkatkan kualitas proses, sistem, produk, dan pelayanan secara berkesinambungan.

1. Terpercaya

a. Memegang teguh etika bisnis yang tertinggi. b. Menghasilkan kinerja terbaik secara konsisten. c. Menjadi Perusahaan pilihan.

2. Potensi Insani

a. Keberhasilan perusahaan lebih ditentukan oleh kesadaran anggota perusahaan untuk memunculkan seluruh potensi mereka dalam


(35)

35

wujud wawasan aspiratif dan etikal, rasa kompeten, motivasi kerja, semangat belajar inovatif dan semangat bekerja sama.

b. Potensi insani diperkaya dengan kompetensi yang terbentuk dari pengetahuan substantial, pengetahuan kontekstual, keterampilan, kemampuan, pengalaman, dan jenjang kerja sama.

Konsekuensi Visi terhadap strategi korporat :

a. Mewujudkan kinerja Perusahaan dengan kualitas setaraf kelas dunia dalam usaha bisnis kelistrikan.

b. Berfokus pada peningkatan kualitas proses secara terus-menerus untuk memperoleh hasil yang maksimal.

c. Membangun lingkungan kerja yang memungkinkan anggota perusahaan mentransformasikan potensi mereka menjadi kinerja Perusahaan yang dihargai tinggi.

Misi

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

Konsekuensi terhadap strategi korporat :

1. Mencari dan memanfaatkan peluang usaha secara

berkesinambungan di bidang bisnis kelistrikan dan usaha lain yang terkait.


(36)

36

3. Menerapkan prinsip-prinsip penyelenggaraan perusahaan yang baik (good corporate governance).

4. Anggota Perusahaan perlu menyadari bahwa bisnis kelistrikan adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Berusaha secara konsisten untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kelistrikan.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Konsekuensi terhadap strategi korporat :

1. Mengembangkan dan menjalankan bisnis kelistrikan sesuai dengan harapan dan aspirasi masyarakat.

2. Mengembangkan usaha kelistrikan yang selaras dengan kebutuhan pertumbuhan ekonomi di pasar yang kompetitif.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

Konsekuensi terhadap strategi korporat :

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan produktif. 2. Memacu pemanfaatan energi listrik secara tepat guna dan

memberikan nilai tambah bagi sektor ekonomi.

3. Menjadi pelopor dalam membangun masyarakat yang sadar dan cinta lingkungan.


(37)

37

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Konsekuensi terhadap strategi korporat :

1. Membangun dan mengoperasikan fasilitas kelistrikan yang akrab dengan lingkungan alam dan lingkungan sosial.

2. Menjaga dan memelihara semua fasilitas kelistrikan sehingga tidak mencemari lingkungan.

Moto

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity for a Better Life)

PRODUK dan LAYANAN

Dalam menjual produknya (energi listrik), PLN tidak memiliki kewenangan dalam menetapkan harga jual produknya, melainkan sepenuhnya merupakan kebijakan Pemerintah yang dituangkan melalui Keputusan Presiden (KEPPRES). Harga jual tenaga listrik sampai saat ini masih mengacu pada Tarif Dasar Listrik (TDL) tahun 2003 ditetapkan melalui KEPPRES No. 89 Tahun 2002 tanggal 31 Desember 2002.

Berdasarkan peruntukannya maka TDL 2003 terbagi dalam 8 Golongan Tarif yaitu:

Tarif Sosial (S) : untuk kepentingan Sosial

Tarif Rumah Tangga

(R) : untuk kepentingan Rumah Tangga

Tarif Bisnis (B) : untuk kepentingan Bisnis


(38)

38

Tarif Publik (P) : untuk kepentingan Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum

Tarif Multiguna (M) : untuk kepentingan sambungan sementara / Multiguna

Tarif Traksi (T) : untuk keperluan jaringan angkutan Traksi (KRL) PT KAI

Tarif Curah (C) : untuk pemanfaatan secara curah

Layanan yang disediakan oleh PLN pada dasarnya meliputi beberapa produk layanan, di antaranya:

 Pelayanan Sambungan Baru dan Perubahan Daya : di Kantor PLN maupun PT Pos

 Pelayanan Penjualan Rekening Listrik : Di setiap payment point online

 Pelayanan Pengaduan Gangguan

 Pelayanan Informasi Pelanggan, melalui telepon 123, sms, website dsb.  Pelayanan Dana Talangan Tagihan Listrik, bekerjasama dengan Bank  Pelayanan kelistrikan lainnya


(39)

39

3.2 Struktur Organisas

Dibawah ini merupakan struktur organisasi PT.PLN (PERSERO) APJ Cimahi. Pada bagian yang bercetak tebal (bold) merupakan bagian tempat kerja peraktek kami

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Sumber : PT.PLN (PERSERO) APJ Cimahi

M ANAJER APJ CIM AHI SUPERVI SOR SISTEM TEKNOLOGI INFORM ASI ASISTEN M ANAJER PERENCANAAN

ASISTEN M ANAJER ALAT PENGUKUR

DAN PEM BATAS

ASISTEN M ANAJER DISTRIBUSI

SUPERVISOR PERENCANAAN

SISTEM DAN KONTRUKSI SUPERVISOR PERAKITAN ALAT PENGUKUR DAN PEM BATAS SUPERVISOR OPERASI DISTRIBUSI DAN PENERTIBAN SUPERVISOR AUTOM ATIC M ETER READING

(AM R)

SUPERVISOR PEM ELIHARAAN


(40)

40

3.3 Deskripsi Kerja

IDENTITAS JABATAN

1. Sebutan Jabatan : Asisten Manajer Perencanaan

2. Jenis Jabatan : Manajerial dan Supervisori.

3. Jenjang Jabatan : Supervisor Atas.

4. Kelompok Profesi : 1. Distribusi.

2. Pengoperasian Sistem Tenaga Listrik.

5. Peringkat Gaji : 1. Tkt C 12 – 14.

2. Tkt D 11 – 13. 3. Tkt E 10 – 12.

6. Level Kompetensi : System

7. Unit Kerja : Area Pelayanan Dan Jaringan.

8. Jabatan Atasan Langsung : Manajer Area Pelayanan Dan

Jaringan.

TANGGUNG JAWAB UTAMA / URAIAN TUGAS

1. Membagi tugas dan memberi arahan kepada bawahan untuk efektifitas pendelegasian tugas dan wewenang.

2. Melakukan analisa & evaluasi neraca energi untuk pengendalian manajemen dalam sistem distribusi.

3. Menyusun rencana pengembangan jaringan Distribusi untuk mengantisipasi pertambahan pelanggan / beban.

4. Mengelola data dan aset jaringan distribusi (PDPJ) untuk inventarisasi dan record data asset perusahaan.

5. Menyusun action plan penekanan susut distribusi dan prediksi pencapaian susut distribusi untuk perencanaan dan perbaikan sistem distribusi.

6. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya untuk pengukuran kinerja yang telah dilakukan.


(41)

41

7. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya untuk optimalisasi sumber daya.

IDENTITAS JABATAN

1. Sebutan Profesi : Assistant Engineer

2. Sebutan Jabatan : Perencanaan Pengembangan Jaringan

Distribusi

3. Level Kompetensi : Spesific

4. Kelompok Jabatan : Fungsional.

5. Satuan / Unit Kerja : Area Pelayanan dan Jaringan 6. Bertanggung Jawab Kepada : Asisten Manajer Perencanaan

TANGGUNG JAWAB UTAMA / URAIAN TUGAS

1. Menyusun rencana kerja dan anggaran (PRK) pada fungsi - fungsi yang ada dibagian Distribusi untuk implementasi konkrit target kinerja.

2. Menyusun load forecasting (peramalan beban), penyulang 20 KV dan rencana kebutuhan tenaga listrik APJ untuk pengendalian manajemen dalam pengambilan keputusan.

3. Menganalisa dan mengusulkan perubahan standar / desain konstruksi sesuai perkembangan teknologi dan kondisi lapangan berdasarkan masukan dari fungsi terkait untuk perbaikan kinerja sistem distribusi. 4. Membuat usulan rencana pengembangan / rehabilitasi jaringan Distribusi

untuk perbaikan kinerja sistem distribusi.

5. Menganalisis dan mengevaluasi kinerja operasi jaringan Distribusi untuk pencapaian target kinerja distribusi.

6. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya untuk pengukuran kinerja yang telah dilakukan.

7. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya untuk optimalisasi sumber daya.


(42)

42

IDENTITAS JABATAN

1. Sebutan Jabatan : Supervisor Perencanaan Sistem dan

Konstruksi

2. Jenis Jabatan : Manajerial dan Supervisori.

3. Jenjang Jabatan : Supervisori Dasar.

4. Kelompok Profesi : 1. Distribusi.

2. Pengoperasian Sistem Tenaga Listrik.

5. Peringkat Gaji : 1. Tkt C 15 – 17.

2. Tkt D 14 – 16. 3. Tkt E 13 – 15. 6. Level Kompetensi : System & spesific

7. Unit Kerja : Area Pelayanan Dan Jaringan.

8. Jabatan Atasan Langsung : Asisten Manajer Perencanaan

TANGGUNG JAWAB UTAMA / URAIAN TUGAS

1. Membagi tugas dan memberi arahan kepada bawahan untuk efektifitas pendelegasian tugas dan wewenang.

2. Menyusun rencana kerja dan jadual bidang perencaanaan system dan konstruksi untuk implementasi konkrit target kinerja perusahaan.

3. Menyusun rencana sistim jaringan untuk keandalan sistim penyaluran. 4. Menyusun justifikasi setiap aktivitas investasi yang direncanakan untuk

pengendalian dan pelaporan kepada manajemen.

5. Memantau realisasi pelaksanaan investasi dan pemeliharan untuk pengendalian dan pelaporan kepada manajemen.

6. Berkoordinasi dengan Bidang Perencanaan proteksi dan dengan bidang yang terkait untuk keandalan sistem.

7. Menyusun dan mengumpulkan data yang akurat untuk dibuat bahan laporan.


(43)

43

8. Memantau realisasi pelaksanaan PRK Anggaran APLN (Investasi / Operasi) untuk pengendalian manajemen dalam pengambilan keputusan. 9. Memantau realisasi pelaksanaan LISDES Anggaran APBN untuk

pengendalian manajemen dalam pengambilan keputusan.

10. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya untuk pengukuran kinerja yang telah dilakukan.

11. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya untuk optimalisasi sumber daya.

IDENTITAS JABATAN

1. Sebutan Profesi : Assistant Engineer

2. Sebutan Jabatan : Perencanaan Sistem Distribusi

3. Level Kompetensi : Spesific

4. Kelompok Jabatan : Fungsional.

5. Satuan / Unit Kerja : Area Pelayanan dan Jaringan 6. Bertanggung Jawab Kepada : Supervisor Perencanaan Sistem dan

Konstruksi

TANGGUNG JAWAB UTAMA / URAIAN TUGAS

1. Menyusun SOP pekerjaan pembangunan konstruksi jaringan distribusi untuk melaksanakan fungsi keselamatan ketenagalistrikan.

2. Mengurus ijin-ijin yang diperlukan dan mengadakan koordinasi dengan PEMDA / Instansi atau pihak lain yang berkepentingan dengan pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi untuk kelancaran proses operasional perusahaan.

3. Memantau dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan kostruksi jaringan distribusi dan peralatannya yang dilaksanakan oleh pihak ketiga untuk menjalankan fungsi kontrol dan monitor perusahaan.

4. Melaksanakan pemeriksaan mutu material dan jadual pelaksanaan pekerjaan konstruksi serta pembangunan jaringan distribusi, baik yang


(44)

44

dilaksanakan swakelola maupun kepada pihak ketiga untuk menjalankan fungsi kontrol dan monitor perusahaan.

5. Membuat RAB dan melaksanakan kegiatan administrasi teknik untuk ketertiban administrasi operasional.

6. Melaksanakan inventarisasi as build drawing untuk ketertiban administrasi operasional.

7. Membuat program rencana kerja setahun kedepan untuk pengendalian manajemen dalam pengambilan keputusan.

8. Memantau realisasi kegiatan PRK tahun berjalan untuk mengetahui progress report kinerja yang telah dilakukan.

9. Merencanakan perbaikan Sistem jaringan 20 KV untuk keandalan sistem. 10. Survey pasang baru dan rubah daya diatas 200 kVA untuk peningkatan

pelayanan pelanggan.

11. Survey listrik pedesaan untuk pelaksanaan program listrik pedesaan. 13. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya untuk pengukuran

kinerja yang telah dilakukan.

14. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya untuk optimalisasi sumber daya.

IDENTITAS JABATAN

1. Sebutan Jabatan : Supervisor Sistem Teknologi

Informasi

2. Jenis Jabatan : Manajerial dan Supervisori.

3. Jenjang Jabatan : Supervisori Dasar.

4. Kelompok Profesi : 1. Teknologi Informasi

2. Pengoperasian Sistem Teknologi Informasi

5. Peringkat Gaji : 1. Tkt C 15 – 17.

2. Tkt D 14 – 16. 3. Tkt E 13 – 15.


(45)

45

6. Level Kompetensi : System & spesific

7. Unit Kerja : Area Pelayanan Dan Jaringan.

8. Jabatan Atasan Langsung : Asisten Manajer Perencanaan

TANGGUNG JAWAB UTAMA / URAIAN TUGAS

1. Membagi tugas dan memberi arahan kepada bawahan untuk efektifitas pendelegasian tugas dan wewenang.

2. Menyusun rencana kerja dan jadual bidang Sistem Teknologi Informasi untuk pengendalian manajemen.

3. Memonitor pengoperasian sistem jaringan dan peralatan pendukung STI untuk menunjang keandalan proses bisnnis.

4. Memantau pemeliharaan secara berkala pada peralatan utama pendukung STI pada APJ dan UPJ untuk menunjang keandalan proses bisnis.

5. Merencanakan kebutuhan anggaran 1 tahun kedepan untuk pengoperasian peralatan STI dan pemeliharaan.

6. Suport Aplikasi CM@X dan SIP3 untuk menunjang keandalan proses bisnis.

7. Melaksanakan tugas dan berkoordinasi dengan bidang STI DJBB untuk kelancaran proses operasional IT.

8. Memantau laporan SIP 3 dari UPJ-UPJ untuk pelaporan data yang akurat. 9. Memantau pengiriman backup data dari UPJ-UPJ ke DJBB untuk

membantu kelancaran proses operasional IT.

10. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya untuk pengukuran kinerja yang telah dilakukan.


(46)

46

IDENTITAS JABATAN

1. Sebutan Profesi : Assistant Analyst

2. Sebutan Jabatan : Sistem Informasi

3. Level Kompetensi : Spesific

4. Kelompok Jabatan : Fungsional.

5. Satuan / Unit Kerja : Area Pelayanan dan Jaringan.

6. Bertanggung Jawab Kepada : Supervisor Sistem Teknologi Informasi

TANGGUNG JAWAB UTAMA / URAIAN TUGAS

1. Menyusun rencana kerja dan jadual bidang Sistem Teknologi Informasi untuk pemantauan manajemen kinerja IT.

2. Merencanakan pengembangan jaringan LAN, Wireless dan perangkat pendukung TI untuk menunjang keandalan proses bisnis.

3 Memantau data SIP3 dan CM@X untuk pengendalian manajemen dalam pengambilan keputusan.

4 Menyusun rencana pemasangan peralatan Sistem Teknologi Informasi untuk menunjang keandalan proses bisnis.

5 Memantau dan menjaga keandalan System Jaringan APJ dan UPJ-UPJ untuk menunjang keandalan proses bisnis.

6 Membantu menyusun kebutuhan anggaran STI untuk kelancaran proses operasional perusahaan.

7 Memantau laporan SIP 3 UPJ-UPJ untuk pelaporan data yang akurat. 8 Suport Aplikasi CM@X dan SIP3 untuk menunjang keandalan proses

bisnis.

9 Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya untuk pengukuran kinerja yang telah dilakukan.

10. Melaksanakan tugas tugas kedinasan lainnya untuk optimalisasi sumber daya.


(47)

47 BAB IV

ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan , kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya

Sistem yang saat ini digunakan PT PLN (Persero) UPJ Cimahi masih dalam bentuk manual dimana untuk meminta kode clear temper diharuskan telepon dan sms, maka perlunya sistem komputerisasi agar bekerja secara cepat dan online (24 jam) sehingga tidak membuang-buang waktu dan bisa dilakukan kapan saja

Pada bagian ini penulis menggambarkan sistem informasi permintaan clear temper untuk gangguan listrik prabayar yang sedang berjalan di PT PLN (Persero) UPJ Cimahi, untuk menggambarkan sistem informasi permintaan clear temper untuk gangguan listrik prabayar secara umum digunakan alat bantu seperti flow map, diagramkonteks dan Data Flow Diagram (DFD)

4.1.1 Analisis Dokumen

Dari sistem informasi permintaan clear temper untuk gangguan listrik prabayar yang telah digambarkan pada flowmap, ada beberapa dokumen yang dapat di analisis dokumen merupakan kumpulan data tertulis sehingga dokumen tersebut dapat digunakan perancangan sistem yang akan dibangun Dokumen-dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut

a. Nama Dokumen : Laporan Pelanggan

Fungsi : merupakan dokumen sebagai tanda bahwa terjadi masalah atau gangguan pada aliran listrik pelanggan.


(48)

48

Distribusi : Dinas Gangguan

Item Data : No Pelanggan, Nama Pelanggan, No Meter, Alamat, Jenis Gangguan

b. Nama Dokumen : Data Pelanggan

Fungsi : Merupakan dokumen yang digunakan

sebagai identitas bahwa pelanggan tersebut merupakan pengguna listrik pada PT.PLN

Sumber : Dinas Gangguan

Distribusi : Pelayanan Pelanggan

Item Data : No pelanggan, Nama Pelanggan, No Meter, Alamat, Telepon

c. Nama Dokumen : Data Clear Temper

Fungsi : Merupakan dokumen bahwa telah

dikeluarkannya atau dipakainya clear temper.

Sumber : Pelayanan Pelanggan

Distribusi : Dinas Gangguan

Item Data : No Pelanggan, No Meter, Kode Clear temper, Tanggal

d. Nama Dokumen : Data Laporan Pemakaian Clear Temper Fungsi : Merupakan dokumen yang dihasilkan dari

pemakaian clear temper.

Sumber : Dinas Gangguan

Distribusi : Supervasier

Item Data : No Pelanggan, Nama Pelanggan, No Meter, Kode Clear Temper, Tanggal

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai analisis proses yang sedang berjalan di PT PLN (Persero) UPJ Cimahi, dapat dilihat dibawah ini


(49)

49

4.1.2.1 Flow Map

Prosedur laporan gangguan listrik dan permintaan clear temper adalah sebagai berikut :

a. Pelanggan memberikan laporan gangguan listrik kepada dinas gangguan dengan memberitahukan nomor pelanggan, nama pelanggan dan alamat

b. Kemudian dinas gangguan menerima laporan tersebut dan langsung pengecekan tempat gangguan, apakah merupakan jenis listrik pasca bayar atau prabayar. Apabila jenis listrik pasca bayar, gangguan listrik akan langsung diperbaiki sampai listrik berjalan dengan baik atau tidak ada gangguan lagi dan jika jenis listrik prabayar, ada beberapa tahap untuk penyelesaiannya.

c. Dinas Gangguan melakukan penyelesaikan gangguan dengan mengecek apa memerlukan clear temper untuk penyelesaiannya atau tidak. Jika tidak memerlukan, listrik bisa langsung diperbaiki dan jika memerlukan clear temper, dinas gangguan harus meminta clear temper pada pelayanan pelanggan dengan menyerahkan data pelanggan.

d. Pelayanan pelanggan menerima data pelanggan dan melakukan pencarian data pelanggan dan clear temper, setelah itu pelayanan pelanggan melakukan pencetakan data clear temper dan memberikan data clear temper pada dinas ganguan.

e. Kemudian dinas gangguan menerima data clear temper dan menyelesaikan atau memperbaiki gangguan listrik sampai listrik berjalan dengan baik serta memberikan nota gangguan kepada pelanggan.

f. Setelah itu dinas gangguan membuat sebuah laporan pemakaian clear temper sebanyak dua rangkap.satu sebagai arsip dan yang satunya diberikan kepada supervaiser.


(50)

50

Dibawah ini merupakan flow map yang sedang berjalan pada PT.PLN (PERSERO) AOJ Cimahi.

Pelanggan Dinas Gangguan PelayananPelanggan Supervisor

Laporan Pelanggan Laporan Pelanggan Pengecekan Ketem pat Jenis Listrik Selesaikan Gangguan Penyelesaian Pascabayar Prabayar

M em erlu kan CT Selesaikan Gangguan Meminta Tidak Ya Data Pelanggan Data Pelanggan Mencari data Pelanggan + CT

Data CT Data CT Selesaikan Nota Gangguan Nota Gangguan Membuat Laporan Laporan Clear Tem per Laporan

Clear Tem per

Cetak Data CT


(51)

51

4.1.2.2 Diagram Kontek

Untuk menggambarkan aliran data dari system secara garis besar atau keseluruhan. dirancang dengan memperhatikan masukan yang dibutuhkan oleh system dan keluaran yang dihasilkan oleh system diagram konteks perancangan system yang berjalan dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Fatansyah, 1999:10)

SI Listrik Prabayar

Pelanggan Data_Pelanggan

Laporan_Pelanggan

Nota_Gangguan

Laporan_Clear_Temper Supervisor

Gambar 4.2 Diagram Kontek yang Sedang Berjalan

4.1.2.3 Data Flow Diagram

Pengembangan dari diagram konteks yang menggambarkan arus data yang mengalir dalam system, proses data dan penyimpanan data. Dapat dilihat pada gambar DFD dibawah ini


(52)

52 Pelanggan 1. Meminta Perbaikan Listrik 2. Mengecek Gangguan Listrik 7. Membuat Laporan 4. Menyelesaikan Gangguan langsung 3. Menyelasaikan Gangguan Langsung 5. Meminta Celar Temper 6. Selesaikan

Gangguan File Pelanggan

Laporan Clear Temper

Data _Pelan ggan

Lap_

Pelan

ggan

Jenis_Listrik Pembay aran_L istrik Prabay ar_Tan pa Clear_ temper Pembay aran_L istrik Prabay ar

Pem

baya

ran_

Listrik

Prab

ayar_

Men

ggun

akan

Clea

r_tem

per

Data_Pe langgan Data_Cle ar_Tem per

Data_P

enyele

saian_

Gangg

uan

Data_Clear _Temper

Nota_Ga

ngguan

Data_Penyelesaian Laporan _Clear_T emper Data_Pe nye lesa ian Supervisor

Laporan _ Clea

r_Temper

Gambar 4.3 Data Flow Diagram yang Sedang Berjalan

4.1.3 Evaluasi Sistem yang berjalan

Setelah mengevaluasi sistem permintaan clear temper yang sedang berjalan, terdapat beberapa kendala antara lain sebagai berikut :

a. Dalam permintaan clear temper masih dalam bentuk manual yaitu, dinas gangguan harus menghubungi pelayanan pelanggan dengan telepon.

b. Pada sistem yang berjalan ini tidak dapat mengefisienkan waktu. c. Pada sistem clear temper yang berjalan ini permintaan clear temper

hanya bisa diminta pada saat jam kerja saja.

4.2 Usulan Perancangan Sistem

Perancangan sistem yang diusulkan yaitu, berupa sistem permintaan clear temper yang perancangan sistemnya berupa elemen-elemen yang


(53)

53

terpisah yang gambaran atau rancangannya menggunakan Flow map, Diagram Kontek, Data Flow Diagram dan Kamus Data.

4.2.1 Tujuan Perancanga Sistem

Dalam perancangan sistem ini memberikan tujan dan gambaran sistem yang akan di buat dengan kata lain perancangan sistem dapat di definisikan sebagai gambaran / pembuatan sketsa dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang berfungsi. Dalam perancangan sistem ini, penyusun akan mengambarkan urutan langkah-langkah dan tahapan-tahapan sistem yang akan dibuat.

4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Dalam perancangan prosedur yang diusulkan mengalami perbedaan dengan prosedur yang sedang berjalan. Perbedaannya terdapat pada permintaan clear temper, dimana pada perancangan prosedur yang diusulkan untuk meminta kode clear temper menggunakan sistem SMS getway. Dalam sistem SMS getway ini, permintaan kode clear temper akan lebih mudah dan efisien dikarenakan permintaan kode clear temper langsung kedalam database, sehingga kode clear temper dapat diminta kapan saja.

4.2.2.1 Flow Map

Prosedur permintaan clear temper untuk listrik prabayar adalah sebagai berikut 

1. Pelanggan memberikan laporan gangguan listrik kepada dinas gangguan dengan memberitahukan nomor pelanggan, nama pelanggan dan alamat 2. Kemudian dinas gangguan menerima laporan tersebut dan langsung

pengecekan tempat gangguan, apakah merupakan jenis listrik pasca bayar atau prabayar. Apabila jenis listrik pasca bayar, gangguan listrik akan langsung diperbaiki sampai listrik berjalan dengan baik atau tidak ada gangguan lagi dan jika jenis listrik prabayar, ada beberapa tahap untuk penyelesaiannya.


(54)

54

3. Dinas Gangguan melakukan penyelesaikan gangguan dengan mengecek apa memerlukan clear temper untuk penyelesaiannya atau tidak. Jika tidak memerlukan, listrik bisa langsung diperbaiki dan jika memerlukan clear temper, dinas gangguan harus mencari data clear temper didalam file data base dengan memasukan data pelanggan.

4. Setelah memasukan data pelanggan dan keluar hasil pencarian data clear temper, lalu data clear temper dicetak oleh dinas gangguan.

5. Kemudian dinas gangguan menyelesaikan atau memperbaiki gangguan listrik sampai listrik berjalan dengan baik.

6. Setelah listrik berjalan dengan baik, dinas gangguan memberikan nota gangguan kepada pelanggan.

7. Kemudian dinas gangguan membuat sebuah laporan pemakaian clear temper sebanyak dua rangkap.Satu sebagai arsip dan yang satu lagi diberikan kepada supervisor.


(55)

55

Pelanggan Dinas Gangguan Supervisor

Laporan Pelanggan Laporan Pelanggan Pengecekan Ket empat Jenis List rik Selesaikan Gangguan Penyelesaian Pascabayar Prabayar M emerlu kan CT Selesaikan Gangguan M eminta Tidak Ya Dat a Pelanggan

M encari dat a Pelanggan + CT

Dat a CT

Not a Gangguan Not a

Gangguan

M em buat Laporan Laporan Clear Temper Laporan Clear Temper Cet ak Dat a CT

Selesaikan Gangguan


(56)

56

4.2.2.2 Diagram Kontek

Dinas Gangguan SI Listrik Prabayar SUPERVISOR Data_Pelanggan Data_ClearTemper Laporan_Clear_Temper Nota_Gangguan

Gambar 4.5 Diagram Kontek yang Diusulkan

4.2.2.3 Diagram Flow Diagram

Pelanggan 1. Meminta Perbaikan Listrik 2. Mengecek Gangguan Listrik 7. Membuat Laporan 4. Menyelesaikan Gangguan langsung 3. Menyelasaikan Gangguan Langsung 5. Mencari Celar Temper 6. Selesaikan

Gangguan File Pelanggan

Laporan Clear Temper

Data _Pelan ggan

Lap_

Pelan

ggan

Jenis_Listrik Pembay aran_L istrik Prabay ar_Tan pa Clear_ temper Pembay aran_L istrik Prabay ar

Pem

baya

ran_

Listrik

Prab

ayar_

Men

ggun

akan

Clea

r_tem

per

Data_Pe langgan Data_Cle ar_Tem per

Data_P

enyele

saian_

Gangg

uan

Data_Clear _Temper

Nota_Ga

ngguan

Data_Penyelesaian Laporan _Clear_T emper Data_Pe nye lesa ian Supervisor

Laporan _ Clea

r_Temper


(57)

57

4.2.2.4 Kamus Data

1. Nama Arus Data : Data_Pelanggan

Alias : -

Aliran Data : DG – P1, P1 – P2, P2 – DB

Struktur Data : no_pelanggan, nama_pelanggan, no_meter, alamat, no_telepon

2. Nama Arus Data : Data_ClearTemper

Alias : -

Aliran Data : DB – P2, P2 – P3, P2 – DG

Struktur Data : kode_ct, tgl, no_pelanggan, no_meter

3. Nama Arus Data : Data_Laporan_Pemakaian_ClearTemper

Alias : -

Aliran Data : P3 – PP

Struktur Data : no_pelanggan, nama_pelanggan, no meter, kode_ct, tgl


(58)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dengan adanya sistem yang diusulkan ini, dapat membantu perusahaan dalam menyelesaikan permasalahannya, sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan dapat dilihat perbandingan antara sistem yang sedang berjalan dan yang diusulkan sehingga dapat diketahui apa kekurangan sistem yang sedang berjalan dan kelebihan sistem yang diusulkan.

Sistem yang diusulkan ini berupa pengaksesan ke data base untuk bagian dinas gangguan dalam mendapatkan clear temper, sehingga tidak perlu meminta kepada bagian pelayanan pelanggan lagi. Karena dengan adanya sistem yang diusulkan ini kinerja dinas gangguan akan lebih baik dibandingkan dengan sistem yang sedang berjalan saat ini.

5.2. Saran

Saran dari kami untuk PT.PLN (PERSERO) Distribusi Jabar dan Banten APJ dan UPJ cimahi :

1. Agar apat menerima sistem yang diusulkan ini dan melakukannnya dengan baik. 2. Diberikan pelatihan terlebih dahulu bagi karyawan yang akan mengakses clear

temper ini agar tidak terjadi kesalahan dalam menjalankan sistemnya.

3. Untuk mengakses ke data base dalam mendapatkan clear temper diharapkan hanya beberapa orang saja yang dapat mengaksesnya karena untuk keamanan data. 4. Sistem agar dapat dijaga dengan baik supaya tidak terjadi eror atau kesalahan.


(59)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR SIMBOL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ... 1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan Preaktek Kerja Lapangan ... 3

1.4Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Pengertian Sistem ... .... 5

2.1.1 Elemen System ... 6

2.1.2 Karakteristik System ... 9

2.1.3 Klasifiasi System ... 10

2.2 Pengertian Informasi ... ... 12

2.3 Pengertian Sistem Informasi ... ... 13

2.4 Metode Pendekatan Sistem ... ... 14

2.4.1 Metode Pendekatan Sistem ... 14

2.4.2 Alat Bantu Analisis ... 16

2.5 Listrik ... ... 25

2.6 Clear Temper ... ... 30

BAB III PROFIL PERUSAHAAN ... ... 31


(60)

v

3.2 Struktur Organisasi ... ... 39

3.3 Deskripsi Kerja ... 40

BAB IV ANALISIS PERAKTEK KERJA LAPANGAN ... ... 47

4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan ... ... 47

4.1.1 Analisis Dokumen ... ... 47

4.1.2 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan ... 48

4.1.2.1 Flow Map ... ... 49

4.1.2.2 Diagram Konteks ... 51

4.1.2.3 Data Flow Diagram ... 51

4.1.3 Evaluasi Sistem Yang Berjalan ... 52

4.2 Usulan Perancangan Sistem ... 52

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... . 53

4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan ... ... 53

4.2.2.1 Flow Map ... 53

4.2.2.2 Diagram Kontek ... 56

4.2.2.3 Data Flow Diagram ... 56

4.2.2.4 Kamus Data ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(61)

59

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Fatansyah.Ir.,1999.Basis Data, Informatika, Andi Offset, Yogyakarta Sumber On-Line

http://www.pln-jbr.co.id/sejarah_pln.htm/10 Agustus 2011

http://www.scribd.com/doc/19522660/94/Pengertian-Informasi/17 September 2011

http://www.scribd.com/doc/58699574/28/Metode-Pendekatan-Sistem/17 September 2011

http://panjinugrahablogs.files.wordpress.com/2010/11 /bab-ii-keadaan-umum-dan-landasan-teori.doc/17 September 2011

http://www.scribd.com/doc/23907280/22/Kamus-Data/17 September 2011 http://deckynoviar.files.wordpress.com/2008/04/relasi-antar-tabel.pdf/17 September 2011


(62)

(1)

57

4.2.2.4 Kamus Data

1. Nama Arus Data : Data_Pelanggan

Alias : -

Aliran Data : DG – P1, P1 – P2, P2 – DB

Struktur Data : no_pelanggan, nama_pelanggan, no_meter, alamat, no_telepon

2. Nama Arus Data : Data_ClearTemper

Alias : -

Aliran Data : DB – P2, P2 – P3, P2 – DG

Struktur Data : kode_ct, tgl, no_pelanggan, no_meter

3. Nama Arus Data : Data_Laporan_Pemakaian_ClearTemper

Alias : -

Aliran Data : P3 – PP

Struktur Data : no_pelanggan, nama_pelanggan, no meter, kode_ct, tgl


(2)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dengan adanya sistem yang diusulkan ini, dapat membantu perusahaan dalam menyelesaikan permasalahannya, sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan dapat dilihat perbandingan antara sistem yang sedang berjalan dan yang diusulkan sehingga dapat diketahui apa kekurangan sistem yang sedang berjalan dan kelebihan sistem yang diusulkan.

Sistem yang diusulkan ini berupa pengaksesan ke data base untuk bagian dinas gangguan dalam mendapatkan clear temper, sehingga tidak perlu meminta kepada bagian pelayanan pelanggan lagi. Karena dengan adanya sistem yang diusulkan ini kinerja dinas gangguan akan lebih baik dibandingkan dengan sistem yang sedang berjalan saat ini.

5.2. Saran

Saran dari kami untuk PT.PLN (PERSERO) Distribusi Jabar dan Banten APJ dan UPJ cimahi :

1. Agar apat menerima sistem yang diusulkan ini dan melakukannnya dengan baik. 2. Diberikan pelatihan terlebih dahulu bagi karyawan yang akan mengakses clear

temper ini agar tidak terjadi kesalahan dalam menjalankan sistemnya.

3. Untuk mengakses ke data base dalam mendapatkan clear temper diharapkan hanya beberapa orang saja yang dapat mengaksesnya karena untuk keamanan data. 4. Sistem agar dapat dijaga dengan baik supaya tidak terjadi eror atau kesalahan.


(3)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR SIMBOL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ... 1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan Preaktek Kerja Lapangan ... 3

1.4Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Pengertian Sistem ... .... 5

2.1.1 Elemen System ... 6

2.1.2 Karakteristik System ... 9

2.1.3 Klasifiasi System ... 10

2.2 Pengertian Informasi ... ... 12

2.3 Pengertian Sistem Informasi ... ... 13

2.4 Metode Pendekatan Sistem ... ... 14

2.4.1 Metode Pendekatan Sistem ... 14

2.4.2 Alat Bantu Analisis ... 16

2.5 Listrik ... ... 25

2.6 Clear Temper ... ... 30

BAB III PROFIL PERUSAHAAN ... ... 31


(4)

v

3.2 Struktur Organisasi ... ... 39

3.3 Deskripsi Kerja ... 40

BAB IV ANALISIS PERAKTEK KERJA LAPANGAN ... ... 47

4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan ... ... 47

4.1.1 Analisis Dokumen ... ... 47

4.1.2 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan ... 48

4.1.2.1 Flow Map ... ... 49

4.1.2.2 Diagram Konteks ... 51

4.1.2.3 Data Flow Diagram ... 51

4.1.3 Evaluasi Sistem Yang Berjalan ... 52

4.2 Usulan Perancangan Sistem ... 52

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... . 53

4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan ... ... 53

4.2.2.1 Flow Map ... 53

4.2.2.2 Diagram Kontek ... 56

4.2.2.3 Data Flow Diagram ... 56

4.2.2.4 Kamus Data ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(5)

59

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Fatansyah.Ir.,1999.Basis Data, Informatika, Andi Offset, Yogyakarta Sumber On-Line

http://www.pln-jbr.co.id/sejarah_pln.htm/10 Agustus 2011

http://www.scribd.com/doc/19522660/94/Pengertian-Informasi/17 September 2011

http://www.scribd.com/doc/58699574/28/Metode-Pendekatan-Sistem/17 September 2011

http://panjinugrahablogs.files.wordpress.com/2010/11/bab-ii-keadaan-umum-dan-landasan-teori.doc/17 September 2011

http://www.scribd.com/doc/23907280/22/Kamus-Data/17 September 2011 http://deckynoviar.files.wordpress.com/2008/04/relasi-antar-tabel.pdf/17 September 2011


(6)