10 •
Me-routing pesan antar node dengan berbagai algoritma routing DTN, mengirim serta tipe pengiriman dan penerimaan.
• Memvisualisasikan mobilitas dan pesan secara real time di antarmuka
pengguna grafis. ONE dapat mengimpor data mobilitas dari real-world traces atau
generator mobilitas lainnya. Hal ini juga dapat menghasilkan berbagai laporan dari pergerakan node.
2.6 Protokol Routing
2.6.1 Epidemic Routing
Routing Epidemic menggunakan konsep flooding replikasi di jaringan mobile yang koneksinya tidak tersedia secara terus
menerus. Hal ini merupakan salah satu strategi yang pertama kali digunakan untuk memungkinkan pengiriman message pada jaringan
Opportunistic. Pada Epidemic setiap node menyimpan daftar semua ID message yang dibawa ID message yang pengirimannya
tertunda. Setiap kali bertemu node lain, relay node saling bertukar informasi message summary vector untuk mengecek apakah node
memiliki kesamaan ID. Routing Epidemic sangat boros buffer karena ketika bertemu dengan node lain, node source akan
memberikan copy message ke semua node relay. Karena terbatasannya kapasitas wireless yang merupakan
tipikal dari jaringan wireless maka message akan di drop dan ditransmisikan ulang retransmissions. Salah satu pendekatan
sederhana untuk mengurangi overhead of flooding adalah dengan hanya sekali memforward sebuah copy message dengan probabilitas
P 1. Pada routing Epidemic, Delivery Ratio dan Delivery Delay bagus karena setiap kali node bertemu dengan node yang lain selalu
menyebarkan copy message atau mengcopy message ke node tetangga yang dijumpai. Sehingga dalam hal ini routing Epidemic
sebagai Basedline dalam pengerjaan routing protokol Spray and PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11 Wait. Konsep Protokol Epidemic adalah konsep flooding. Apabila
node S mengenerate copy message dan bertemu dengan node C maka node S akan memberikan copy message kepada node C. Hal
yang sama akan dilakukan oleh node C ketika bertemu dengan node relay yang lain sampi salah satu node bertemu dengan node
destiantion dan memberikan copy pesan.
Algoritma Epidemic Routing Nj while Ni is contact with Nj do
send summary_vectorNj receive summary_vector Ni
while
∃ m ϵ bufferNj do
if
∃ m ϵ bufferNj ≠ ∃ m ϵ bufferNi
then replicate m, Ni end if
end while end while
Gambar 2.2 Distribusi pesan pada Epidemic Routing
2.6.2 Spray and Wait
Routing Spray and Wait mengatasi masalah flooding yang terjadi pada routing Epidemic, tetapi pada Spray and Wait berusaha
untuk mengontrol jumlah copy message untuk mengurangi cost pada konsepflooding pada Epidemic. Awalnya penyebaran message
dilakukan dengan cara yang sama dengan Epidemic. Ketika message telah menyebar di setiap relay node untuk menjamin bahwa
setidaknya salah satu dari relay node akan menemukan node PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 destination dengan cepat dengan probabilitas yang tinggi, ketika
node destination tidak ditemukan maka relay node dapat melakukan transmisi secara langsung ke node destination direct transmission.
Dengan kata lain, routing Spray and Wait merupakan tradeoff antara strategi single-copy dan strategi multi-copy. Jika
routing protokol di jaringan Opportunistic OppNet salah satunya menggunakan multiplecopy atau mengcopy message ke semua relay
node yang ditemui dengan tujuan agar Delivery Ratio dan latency yang bagus. Tetapi konsekuensi dari multiple-copy itu sendiri adalah
penggunaan node resourcenya. Contoh resources adalah buffer dan power atau baterai. Menurut Spyropoulus et al. Spray and Wait
mengambil keuntungn dari Routing Epidemic dengan transmisi message lebih cepat dan Delivery Ratio yang tinggi dan proses
forwading ke destination secara langsung. Tujuan dari routing Spray and Wait adalah mengontrol flooding dengan membatasi atau
mengurangi jumlah copy L yang dibuat dan mengurangi overhead di Epidemic yang berhubungan dengan jumlah node N. Pergerakan
node atau skenario dari routing Spray and Wait yang digunakan adalah random waypoint dan working day. Kerugian dari routing
protokol Spray and Wait adalah latency yang tinggi, Random Movement node bergerak secara acak. Secara khusus protokol
routing yang efisien dalam hal ini harus : •
Melakukan transmisi secara signifikan dari epidemic dan konsep routing yang berbasis flooding pada semua kondisi.
• Menghasilkan pertentangan yang rendah terutama dibawah
semua kondisi. •
Mencapai latency yang lebih baik dari skema single-copy dan multiplecopy untuk mencapai titik optimal.
• Menjadi sangat scalable, yaitu routing tetap menjaga perilaku
kinerja meskipun terjadi perubahan ukuran jaringan maupun kepadatan node.
13 •
Ketika akan mentransmisikan copy message, routing Spray and Wait selalu konsisten mengikuti dua fase yang terbentuk pada
routing itu sendiri Binary Spray.
S adalah node Soruce dan D adalah node Destination, dalam hal ini tidak ada jalur yang terhubung secara langsung dari node
Source ke node Destination. Dalam keadaan ini semua protokol konvensional akan gagal dalam hal pengiriman pesan secara
langsung. Pada skema routing protokol, node source mengirimkan copy message ke node destination dengan cara mengcopy message
ke node tetangga atau node “relay” atau L message copies diteruskan oleh node source untuk L relay yang berbeda. Routing Spray and
Wait terdiri dari dua fase yaitu : Fase Spray Fase yang pertama adalah fase Spray dimana
node Source mengenerate L copies untuk disebarkan ke relay node. Fase Spray membatasi message yang dicopy untuk meminimalkan
penggunaan sumber daya resource jaringan. Pada fase Spray, proses multi-cast dilakukan untuk mengirim beberapa copy message
dari source ke relay node. Jika destination tidak ditemukan dalam fase Spray maka node akan memasuki tahap “wait” dimana setiap
relay node yang memiliki copy message menunggu sampai node tujuan ditemukan untuk mentransmisikan message.
Fase Wait Fase yang kedua adalah fase Wait. Jika node destination tidak ditemukan dalam fase Spray, maka setiap relay
node yang membawa L copy melakukan transmisi langsung ke node destination yaitu meneruskan message hanya untuk node
destination. Pada
fase Wait
node diperbolehkan
untuk menyampaikan message ke node destination menggunakan
transmisi secara langsung direct transmission ketika Time-To- Livenya berakhir. Pada fase Wait sebuah node akan meneruskan
message ke relay node yang lain sampai tersisa satu message saja, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14 dan relay node yang hanya memegang satu copy message akan
masuk dalam fase Wait. Pada fase ini, relay node akan menunggu sampai bertemu node destination dan melakukan transmisi.
Intermittently Connected Mobile Networks ICMN adalah jalur wireless yang tersebar dimana-mana yang sebagian besar
nodenya tidak memiliki jalur path lengkap atau tidak terhubung secara langsung dari node source ke node destination atau tidak ada
end-to-end path. Hal ini dapat dilihat dari rangkaian yang terputus dengan waktu yang bervariasi dari kumpulan node.
2.6.3 Binary Spray and Wait
Pada Binary Spray and Wait, baik node source maupun node relay membawa copy message n n 1 forwading tokens dan
bertemu dengan relay node yang tidak memiliki copy message maka node yang membawa copy message akan memforwadcopy message
ke node yang lain. Node yang memiliki forwadingtoken akan mengcopy message n2 ke relay node. Ketika node memiliki copy
message tapi hanya dengan satu forwading token maka node akan masuk dalam fase wait dan menunggu sampai node bertemu dengan
node destination untuk mentrasmisikan copy message secara langsung.
Pada fase Spray, copy message akan didistribusikan secara cepat ke relay node yang lain seperti pohon biner yang ditunjukan
pada gambar diatas. Asumsikan node S menghasilkan message dengan empat forwadingtoken, ketika node S bertemu dengan node
A tanpa copy message maka node S akan memforwading copy message dan memberikan dua forwadingtoken ke node A.
Kemudian node S dan node A akan mengulangi operasi serupa sampai mereka hanya memiliki satu forwading token dan akan
masuk dalam fase kedua yaitu fase wait, dimana node S dan node A yang tidak memiliki forwading token n 1 akan menunggu sampai
15 bertemu dengan node destination untuk mentransmisikan
messagenya secara langsung. Strategi Spray And Wait yang membatasi copy message sehingga mengkonsumsi sumber daya di
jaringan lebih sedikit.
Gambar 2.3 Fase Spray And Wait Binary mode
Algoritma Spray And Wait Binary mode L n
replicatem,n calculate_floorn
m
2 while N
i
is contact with node N
j
while
∃ m ϵ bufferN
j
while
∃ m ϵ bufferN
j
≠ ∃ m ϵ buffer N
i
if n
m
=1 N
i
is not final
skip end if
else
then forward m,floorn
m
end end while
end while end while
2.6.4 Source Spray and Wait
Pada Source Spray and Wait message didistribusikan tidak secepat pada Binary Spray and Wait. Hal itu dikarenakan hanya
16 node Source yang bisa memberikan copy message ke node relay.
Node relay tidak dapat memberikan copy message ke node relay yang lain karena hanya node Source yang dapat mengenerate copy
message. Node relay hanya berisi ID node destination. Ketika bertemu dengan node destination maka node relay langsung
memberikan copy message yang dibawa.
Gambar 2.4 Fase Spray And Wait Source mode
Algoritma Spray And Wait Source mode L n
replicatem,n while N
i
is contact with node N
j
while
∃ m ϵ bufferN
j
while
∃ m ϵ bufferN
j
≠ ∃ m ϵ buffer N
i
if n
m
=1 N
i
is not final
skip end if
else
then forward end
end while end while
end while
17
2.7 Movement Model