15
Menurut  Mubyarto  1996    menyatakan  bahwa  produksi  petani  adalah  hasil yang  diperoleh  sebagai  akibat  bekerjanya  faktor  produksi  tanah,  modal,
tenaga  kerja  simultan.  Melakukan  usahatani,  seorang  pengusaha  atau  seorang petani akan selalu baerfikir untuk mengalokasikan input seefisien mungkin untuk
memproduksi  yang  maksimal.  Cara  berfikir  yang  demikian  adalah  wajar, mengingat  petani  melakukan  konsep  bagaimana  memaksimumkan  keuntungan.
Dalam  ilmu  ekonomi  cara  berfikir  demikian  sering  disebut  dengan  pendekatan maksimumkan  keuntungan  atau  profit  mazimition.  Dalam  kaitan  itu
Kartasapoerta  1988  mengemukakan  bahwa  produksi  merupakan  hasil  yang
diperoleh  berkaitan  dengan  proses  berlangsungnya  proses  produksi.  Kuantitas dan  kualitas  hasil  output    tersebut  tergantung  pada  keadaan  input  yang  telah
diberikan.  Jadi  antara  input  dan  output  terdapat  kaitan  yang  jelas. Selanjutnya,  Soekartawi  dan  Patong  1984  mengemukakan  bahwa  dalam
menghitung  produksi  usahatani  biasanya  dibedakan  antara  konsep  produksi per  unit  usahatani  dengan  kualitas  hasil  yang  dipergunakan  dalam  suatu  jenis
usahatani selama periode tertentu.
2.3.2 Budidaya tanaman tembakau
Tembakau rajangan merupakan bentuk produksi tembakau yang dapat berupa rajangan  irisan.  Menurut  Disbun  Propinsi  Jatim  2012  mengemukakan  untuk
berbudidaya  tembakau  rajang  ada  beberapa  hal  yang  perlu  diperhatikan  supaya berhasil  dengan    baik  yaitu:  1  memilih  benih  yang  akan  disemaikan;
2 lokasi pembibitan; 3 pengolahan tanah untuk bedengan; 4 pencabutan bibit;
16
5 teknis
pertanaman; 6
waktu dan
cara pemberian
pupuk; 7  pengairan atau penyiraman; 8 pemangkasan; dan 9 pemanenan.
1.  Memilih benih yang akan disemaikan Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah;
1 Secara  fisik;    benih  tua dan  bernas,    utuh,  tidak  cacat,  dan  tidak  tercampur
bahan asing pasir, biji, gulma. 2
Secara  fisiologi  memiliki  viabilitas  yang  tinggi,  serta  meiliki daya    berkecambah  minimal 80.
3 Secara genetis; varietasnya murni, seragam, tidak tercampur varietas lain.
2. Lokasi pembibitan
Tempat  harus  terbuka,  mendapat  sinar  matahari  cukup  terutama  pada pagi  hari.  Lapisan    tanahnya  cukup  tebal,  subur,  daya  menahan  air  dan  drainase
baik. Tekstur tanah sedang sampai agak berat dengan pH 5,6 sd 6,5; dekat dengan sumber air untuk  memudahkan penyiraman;  agak jauh dari perkampungan untuk
menghindari gangguan hewan peliharaan, hama dan penyakit. 3.
Pengolahan tanah untuk bedengan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan tanah bedengan adalah :
1 Pengolahan tanah bedengan
Tanah dibuka atau dibalik dengan cangkul atau dibajak, diolah sampai halus, dalam, sehat, masak dan bersih; dibiarkan satu sd dua minggu terkena sinar
matahari untuk mematikan bibit penyakit dan rerumputan.
17
2 Ukuran bedengan
Tanah  dihancurkan  dan  dihaluskan,  kemudian  dibuat  bedengan  dengan  arah bedengan  membujur  utara-selatan,  dengan  lebar  1  m,  tinggi  permukaan
±  25  cm,  panjang  5  m  atau  disesuaikan  dengan  panjang  lahan.  Jaarak  antar bedengan dibuat selebar 1 sd 1,5 m; dibuat selokan keliling.
3 Desinfeksi bedengan
Untuk  mencegah  pathogen  penyebab  penyakit  di  pesemaian  seperti  jamur dan  bakteri,  bedengan  perlu  didesinfeksi  dengan  larutan  perusi  CuSO4
konsentrasi  dua  persen  20  g  perusi  satu  liter  air;  setiap  satu  m
2
bedengan disiram  dengan  0,5  liter  larutan  perusi  paling  lambat  dua  hari
sebelum benih ditabur. 4
Pemupukan bedengan Bedengan diberi pupuk kompos yang sudah masak, sebanyak satu pikul setiap
1  m  x  5  m
2
.  Pupuk  kompos  dicampurkan  merata  dengan  tanah  permukaan bedengan,  dan  dibiarkan  satu  minggu,  kemudian  bentuk  bedengan  dirapikan
dan  permukaannya  diratakan.  Pupuk  SP-36  sebanyak  35  sd  70  gm
2
SP-18  sebanyak  70  sd  140  gm
2
,  diberikan  empat  sd  lima  hari  sebelum benih  ditabur,  kemudian  permukaan  bedengan  disiram  air.  Pupuk  ZA
sebanyak 35 sd 70 gm
2
, dan ZK 25 sd 35 gm
2
, diberikan tiga hari sebelum benih ditabur, dengan cara menaburkannya dipermukaan bedengan, kemudian
diratakan  dan  disiram  air  secukupnya.  Pupuk  yang  diberikan  tidak  boleh berlebihan. Bila pH tanah rendah ditambahkan dolomitkapur.
18
5 Penaburan benih
Benih  yang  daya  kecambahnya  lebih  dari  90,  kebutuhan  benih  per  m
2
adalah  0,1  gram;  benih  disesuaikan  dengan  luas  bedengan  dicampur  rata dengan  abu  atau  pasir  halus,  kemudian  ditabur  merata  diatas  bedengan;
selanjutnya  bedengan  ditutup  dengan  jerami;  setelah  itu  disiram  air  dengan menggunakan  gembor  sampai  cukup  basah;  jerami  dibuka  10  hari
setelah  tabur  benih. 6
Atap bedengan Atap bedengan dapat  dibuat  dari jerami,  alang-alang atau plastik transparan.
Apabila pembibitan dilakukan pada musim  hujan sebaiknya bedengan diberi atap plastik.  Untuk atap miring, tinggi atap yang menghadap ke timur antara
0,80 sd 1 m, sedangkan yang menghadap kebarat 0,60 sd 0,9 m; pada bagian atap yang melengkung diatur agar tinggi bagian tengah antara 50  sd 60 cm;
sedangkan tinggi bagian samping ± 5 cm dari permukaan bedengan. 7
Penyiraman bedengan Selama  tujuh  hari  pertama  setelah  tabur  benih,  pesemaian  harus  disiram  air
secara  intensif,  biasanya  dilakukan  sampai  tiga  kali  sehari,  yaitu  pagi,  siang dan  sore  hari.    Penyiraman  menggunakan  gembor.    Setelah  bibit  berumur
30  hari  jumlah  air  yang  diberikan  dikurangi  agar  pertumbuhan  akar  bagus; akan tetapi harus dijaga agar tanah tidak terlalu kering.
8 Penjarangan bedengan
Setelah bibit  berumur 20 sd  25 hari dilakukan penjarangan dan jarak antara bibit diatur anatar 4 X 4 cm
2
sampai 5 X 5 cm
2
, sehingga tiap meter persegi
19
bedengan  terdapat  400  sd  625  bibit  atau  dapat  pula  dilakukan  pencabutan bibit  dan  dipindah  kebedengan  lain  dengan  jarak  tanam  5  X  5  cm
2
. Bedengan pataran biasanya didekat lahan yang akan ditanami tembakau; bibit
pataran ini dapat ditanam dilahan setelah  20 sd 25 hari. 4.
Pencabutan bibit Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1 Umur bibit
Umur antara 40 sd 45 hari, pencabutan bibit sebaiknya dilakukan pagi hari; cara  mencabut  bibit  dilakukan  dengan  memegang  dua  daun  terbesar,
kemudian ditarik;
jangan sekali-kali
menarik batangnya
karena masih sangat lunak.
2 Syarat bibit
Bibit  yang  memenuhi  syarat  ukuran  tinggi  10  sd  12,5  cm,  jumlah  daun lima  lembar,  tidak  terlalu  subur  sukulen  dan  terlalu  kurus,  dan  perakaran
baik, sehat serta bebas dari hama penyakit. 5.
Teknis pertanaman Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam teknis pertanaman adalah :
1 Pemilihan lahan dan pergiliran tanaman
Saat  tanam  yang  baik  adalah  bulan  april  sd  mei  hingga  pertengahan  bulan juni,  tergantung  dengan  cuaca  yang  berkembang  pada  musim  tanam  yang
bersangkutan. Lahan yang paling baik untuk ditanami tembakau adalah bekas tanaman  padi.  Lahan  bekas  tanaman  cabai,  terung,  tembakau  dan  tanaman
solanaceae  lainnya  harus  dihindarkan  karena  tanah  bekas  tanaman  keluarga
20
solanaceae  menurut  pengalaman  petani  tanahnya  banyak  menyimpan penyakit; kalau dipaksakan pertumbuhan tanaman tembakau tidak sempurna,
bahkan  akan  banyak  tanaman  yang  mati.    Tanah  mengandung  khlor  yang umumnya  dekat  dengan  pantai  atau  mendapat  pengairan  dari  air  payau
dihindari  sebagai  lahan  penanaman  tembakau.  Untuk  menghindari  serangan penyakit  yang  merugikan  seperti  Phytophthora  nicotianae,  penyakit  lengger
akibat serangan bacterium solanacearum sebaiknya lahan terpilih jangan tiap tahun ditanami tembakau.
2 Pengolahan tanah
Pengolahan tanah untuk  tembakau rajangan pada umumnya lebih  sederhana. Pembersihan  bekas  tanaman  sebelumnya  sangat  diperlukan;  pada  lahan
di  dataran  tinggi,  sisi  tegak  galengan  mencapai  tinggi  0,5  sd  1,5  m
2
; pada  sisi  galengan  tersebut  rumput  dibersihkan  agar  kelak  tidak  menjadi
serangan  hama.  kemudian  dibersihkan  jerami  dari  petakan.    Setelah  jerami dibersihkan,  tanah  dibajak  pertama  dan  dilanjutkan  dengan  garu  untuk
meratakan tanah. Selanjutnya, didiamkan satu sd dua minggu dan kemudian diairi  serta  dibuatkan  saluran-saluran  drainase  keliling.  Pekerjaan  ini
dimaksudkan  agar  bingkahan  tanah  yang  masih  cukup  besar  bisa  hancur. Bekas  tanaman  padi  biasanya  akan  menyebabkan  bongkahan  tanah  yang
besar.  Selanjutnya,  dilakukan  pembajakan  kedua  dan  ketiga  yang  dilakukan dengan  arah  memotong  bajak  pertama,  kemudian  digaru  hingga  rata.;
kemudian didiamkan satu sd dua minggu. Dibuatkan guludan sesuai dengan jarak tanam.  Dibuat  lubang tanam  dengan digejik.  Lahan  yang sudah selesai
21
diolah  dilengkapi  dengan  tempat  penampungan  air  yang  diberi  alas  plastik. Jarak  tanaman  rapat  yaitu  dua  baris  tanaman  dalam  satu  gulud.  Jarak  tanam
yang umum digunakan 50 x 50 x 90 cm  atau 40 x 40 x 90 cm; dengan jarak tanam  ini  populasi  tanaman  dapat  mencpai  20.000  sd  25.000  tanaman
per hektar; cara penanaman kedua baris dapat sejajar atau selang-seling. 3
Penanaman Waktu  penanaman  yang  tepat  pada  pertengahan  bulan  mei  sampai  dengan
pertengahan  bulan  juni.  Penanaman  sebaiknya  dilakukan    pada  sore  hari, setelah jam 14.00. Sebelum menanam, lubang tanam disiram air dengan cara
dikocor;  kebutuhan  air  tergantung  cuaca,  kira-kira  satu  sd  dua  liter per lubang tanam.
4 Teknik menanam bibit
Bibit  dipegang  pada  pangkal  batang,  kemudian  dimasukan  kedalam  lubang tanam; lubang tanam ditimbun lagi dengan tanah dan ditekan hati-hati supaya
akar  bibit  menempel  pada  tanah.    Penimbunan  ini  dilakukan  sampai  leher bibit  jangan  sampai  tertimbun,  setelah  itu  bibit  bisa  dikrodong  dengan  daun
jati atau
lainnya sampai
umur satu
minggu; lubang
tanam dikocor secukupnya.
5 Penyulaman
Tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang bagus secepatnya disulam; penyulaman  terakhir  selambat-lambatnya  umur  10  hari;  tanaman  sulaman
diambil dari tanaman cadangan yang sudah dipersiapkan lebih dahulu.
22
6. Waktu dan cara pemberian pupuk
Pada  dasarnya  pupuk  yang  digunakan  untuk  tanaman  tembakau  dikehendaki yang tidak mengandung chlor CL; seperti ZA, ZK, NPK Kebo Mas, SP-18, dan
PN  Chilien  Nitrat;  sedangkan  jenis  pupuk  yang  mengandung  Chlor  adalah seperti KCL dan Ponskha.
Rekomendasi pupuk
untuk tembakau
rajangan dengan
populasi 20.000 tanamanha, dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Jenis, Dosis, dan Waktu  Pemupukan Tembakau Rajangan
Umur HST Jenis
grtanaman Jumlah
tanaman kgha
-1 Superphos
10 20.000
200 5 - 8
Urea 5
20.000 100
15 - 18 Urea
5 20.000
100 25 - 28
ZA 15
20.000 300
25 - 28 ZK
5 20.000
100 Jumlah
800
Sumber: Disbun Provinsi Jatim  2012 Keterangan  :
HST :
Hari setelah tanam ZA
: Zwavelzure Ammonium
ZK :
Zwavelzure Kalium
Cara  pemberian  pupuk  urea  sebagai  starter  umur  5  sd  8  hari  setelah  tanam; waktu pemberian pupuk disesuaikan dengan jenis pupuk dan kebutuhan tanaman
sesuai dengan rekomendasi.  Pupuk superphos diberikan pada lubang tanam sehari sebelum  tanam,  pupuk  urea  susulan  pertama  pada  umur  15  sd  18  hari  setelah
tanam  ditugal  sekeliling  batang  tanaman  dengan  jarak  10  sd  15  cm,  kemudian ditutup  tanah;  pupuk  N  ZA  dan  K  ZK  susulan  kedua  diberikan  pada  umur
tanaman  25  sd  28  hari,  ditugal  disekiling  batang  tanaman  dengan  jarak 20 sd 25 cm kemudian ditutup tanah.
23
7. Pengairanpenyiraman
Penyiraman  sebaiknya  dilakukan  pada  sore  hari;  air  irigasi  harus  memenuhi syarat  tidak  melewati  lahan  yang  terkena  serangan  hama  penyakit  lanas
phytophthora  nicotianea;  karena  spora  jamur  ini  dapat  terikut  air  irigasi, selain itu kandungan klornya harus sangat rendah, dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jadwal dan Volume Penyiraman Tembakau Rajangan
Umur tanaman HST
Frekwensi pemberian
Jenis lahan Tegal lt
Sawah lt
1-20 Tiap hari
0,5 0,5
21-40 Tiap dua hari
2,0 0,5
41-50 Tiap hari
2,0 0,5
51-54 Tiap dua hari
2,0 0,5
55-60 Tiap tiga hari
2,0 0,5
Sumber: Disbun Provinsi Jatim  2012 . Keterangan  :
HST :
Hari setelah tanam Lt
: Liter
8. Pemangkasan
Pemangkasan  tembakau  rajangan  dilakukan  setelah  10  dari  bunga pertamanya  mekar;  pemangkasan  bunga  disertai  dua  daun  bendera.
Pembuangan sirung dilakukan lima hari sekali. 9.
Pemanenan Tembakau  umur  65  hari  siap  untuk  dipanen;  untuk  tembakau  dilahan  tegal
panen  dilakukan  serentak  setelah  daun-daun  tengah  cukup  masak.    Daun-daun bawah  ±  6  lembar  tidak  ikut  dipetik  dan  dibiarkan  menjadi  krosok  dilapangan;
daun tengah dan daun pucuk 12 sd 14 lembar dipetik serentak.  Daun-daun  yang dipetik  kemudian  diproses  menjadi  rajangan,  sedangkan  daun  bawah  setelah
kering dipetik untuk dijual dalam bentuk krosok. Untuk tembakau dilahan sawah
24
yang    tanamannya  cukup  besar  karena  cukup  air,  panen  dapat  dilakukan  dengan pemetikan  secara  bertahap  dua  sampai  tiga  kali  pada  saat  daun  sudah  masak.
Pada lahan tegal tembakau dipetik serentak 3 sd 5 lembar, daun bawah tidak ikut dipetik dibiarkan sampai kering dan dijual dalam bentuk krosok.
2.3.3  Budidaya cabai