Perbanyakan Inokulum Nomuraea Rileyi (FARL ) Sams. dan Virulensinya Terhadap Ulat Perusak Buah Helicoverpa armigera (HBN)
R DADANG RIESWANTO S. W k Perbanyakan inokulum Nomuraea rileyl' (Farl,)
Sams. dan Virulensinya terhadap Ulat Perusak Buah Helicove~paarmigera (Hbn.)
(Lepidoptera: Noctuidae) @1 bawah bimbingan TEGUH SANTOSO sebagai ketua,
AUNU RAW dan GAYUH RAHAW sebagai aqgota).
Kompaoen alam dalam konsep pagesldalian hama terpadu CpH'Q m p a k a n bagiau
yang sangat penting untuk dimanipulasi dan dikonservasi, sebelum komponen dari lux
ekosistem pertanaman dipergunakae P d m t a n agens hayati untuk mengendalikan
populasi serangga ham rnenpkan bentuk alternatif yang dapat dikembangkan dalam
usaba membatasi penggunaan insektisida.
Nomuraen ri&
(Fad.)Sams. telah dikenal s e b salah satu patogen pada berbgai
jenis senlngga. Cendawan tersebut memiliki patogenisitas terutama pada larva serangga
ordo Lepidoptxa famili Noctuidae. Namun di Indonesia, potensi patogenik A? riIeyi tersebut belum begitu banyak ditelaah dan diteliti. Oleh karena itu, penelitian laboratorium
yang mengkaji sebagian kecil aspek pengemhangan h! rilw sebagai agens pengendali
hayati ini dilaksanakan, terutama, potensinya sebagai agens pgendali hayati d a t perusak buahHelicoverpa armigera (Hbn).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) lama inkubasi optimum agar biakan
m vitro h! rileyi bersporulasi secara maksimal, (2) lama penjjmpanau biakan fn vitro A?
riwpada kondisi kamar setelah masa inkubasi optimum terlewati dengan tingkat viabilitas konidianya yang relatif tetap, (3) perban*
g-,
inokulum h! r i b pada media beras
jagung gding, dan sorgum gding, serta (4) parameter virulensi konidia h! rile@
hasil pembiakan secara in vitro terhadap larva H. armigera.
Kegiatan yang dilakssnakan dalam penelitian ini mencakup: (1) pen&
nyediaan isolat h! ril@
dan pe-
dari lapang melalui ~ ~ i s o l aA? sril@
i dari spesimen
larva H. armigera yang matikarena mikosis, (2) pembiakan massal larva H. armigera,
(3) peaetapan masa inkubasi yang optimum dalam ruangan berpendiqp AC (air-conditioner) yang dibutuhkan biakan in vitro N. rileyi untuk bersporulasi maksimal, (4) penetapan masa p e n y i m m yang maksimum bagi biakan in vitro h! rileyi pada kondisi su-
hu kamar, setelah masa inkubasi dalam ruangan ber-AC terlewati, yang tetap menjaga
viabilitas konidianya, (5) prbanyakan inokulum h! r i l e pada media beras g h g , jagung pllinn.dan sorgum g*,
serta (6) penilaian virulensi konidia N. n'leyi hasil biakan
secara in vitro terhadap Lxrbagai tingkat instar larva H. armigera.
Untuk meqemleh isolat h!
riw dari spesimen larva H. armigera dari lapaog yang
mati karena mikosis dart menunjukkan penampakan terserang N.rileyi, diperlukan peavlganan khusus.
Penyimpanan spesimen larvax.armigera yang mikosis pada suhu ka-
mar hingga 7-10 haxi setelah diperoleh dari lapang, mengakibatkan tumbuhnya cendawan
kontaminan. Cendawan kontaminan tersebut adalahAspergillus sp., Penicillium sp., dan
Cladosporium sp. Apabila spesimen telah terkontaminasi, maka isolat N. til*
murni
yang memiliki viabilitas tinggi sulit didapatkan.
Spontlasikonidiasimaksimal(3,62 x 10' konidia per ml suspensi) biakan in vifro
h! r
i
b pada media SMAY dalam marigan ber-AC (suhu 3t 20,5OC), membutuhkan lama
inkubasi rata-rata 23,35 hari. Konidiasi maksimal ini berbeda tidak nyata dengan konidiasi sebanyak 2,23 x 10"onidia
per ml suspensi yang diperoleh dari inkubasi biakan
h! rileyi selama 20 hari pada kondisi yang sama.
viabilitas konidia h! n'leyi hasil biakan sesara in vitro yang disimpan pada suhu
karnar (4 27,&) setelah masa inkubasi optimum terlewati, menunm menghti persama-
-
an Y = 101,20 16,47X + 0,69x2dengan koehien korelasi 99,25% (Y = viabilitas, X =
lama penyimpanan dalam satuau minggu). Melalui persamaan tersebut dapat diprdcsi
bahwa viabilitas konih h! rileyi mendekati dan mencapai nilai no1 persen apabila biakan
disimpan rata-rata lebih dari 11,91 minggu setelah masa inkubasi terlewati.
Perbanyakan inokulumh! r i e pada media beras &,
jagung &,
dan sor-
gum gdmg yang diberi 1,0% ekstrak khamir tidak menunjukkan terjadinya sporulasi,
m k i p u n telah diinkubasi dalam ruanganberpendingin AC hingga selama harnpir 3 bu-
Ian. Namuu, dengau melihat selisih berat kering antara media yang tidak diinokulasi
(kontrol) dan media yaug diinokulasi, nampak bahwa sorgum giling lebih sesuai bagi
peltumbuhan h! rile.
Pengujian laboratorium untuk mengetahti parameter virulensi melahi uji biologis
berbagai konsentrasi konidia N. rileyi yang berbeda terhadap larva H. armigera, menunjukkan bahwa hanya instar I, Ii, dan III saja yang memberikan respon, sedangkan instar
IV,V, dan VI tidak dapat terinfeksi oleh cendawan ini. Nilai U=, untuk masing-masing
tingkst instartersebut adatah 4,40 x lo7,5,21 x lo8,dan 1,54 x lo9konidia per ml suspen-
si Pada tingkat konsentrasi konidia h! ri@ tertinggi bagi setiap tingkat instar yang diuji
p (3,95 x lo7, 3,86 x lo8, dan 7,04 x lo8konidia per ml suspensi) menunjukkan bahwa
hanya larval% armigera instar I, II, dan III saja yang m e r n ~ a respon,
u
masing-masing
dengan nilaiLT, sebesar 7,78,8,26, dan 8,91 bari. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
semakin muda tlngkat instar semakin rentan terinfeksi dan mengalami mikosis.
Untuk mendapatkan isolat N. rileyi mumi yang memiliki viabilitas tinggi, isolasi
hdaknya segera dilakukan setelah spesimen h a H. m i g e r a yang mikosis terkoleksi
dari k p q . Temiama, jika tidak tersedia l e d pendingin untuk tempat menyimpan spesima lrnvayang rnikosis tersebut. Penanganan N.rileyi dalam skala laboratorium untuk
menemda media pembiakan massal yang lebih ekonomis serta p e n g a d suhu pen*-
m y a terhadap viabilitas konidia yang dihasillcsq m e r l u k a n adanya pmelitian lebih
lanjut dan seksama. Selain itu, mikosis yang diakibatkan oleh infeksi ppagul h! rileyi,
baik secara fisiologis maupun aspek biokmimya, yang berkaitan dengau sistem pertahanan h H. armigera, perlu dikaji dan diteliti.
Sams. dan Virulensinya terhadap Ulat Perusak Buah Helicove~paarmigera (Hbn.)
(Lepidoptera: Noctuidae) @1 bawah bimbingan TEGUH SANTOSO sebagai ketua,
AUNU RAW dan GAYUH RAHAW sebagai aqgota).
Kompaoen alam dalam konsep pagesldalian hama terpadu CpH'Q m p a k a n bagiau
yang sangat penting untuk dimanipulasi dan dikonservasi, sebelum komponen dari lux
ekosistem pertanaman dipergunakae P d m t a n agens hayati untuk mengendalikan
populasi serangga ham rnenpkan bentuk alternatif yang dapat dikembangkan dalam
usaba membatasi penggunaan insektisida.
Nomuraen ri&
(Fad.)Sams. telah dikenal s e b salah satu patogen pada berbgai
jenis senlngga. Cendawan tersebut memiliki patogenisitas terutama pada larva serangga
ordo Lepidoptxa famili Noctuidae. Namun di Indonesia, potensi patogenik A? riIeyi tersebut belum begitu banyak ditelaah dan diteliti. Oleh karena itu, penelitian laboratorium
yang mengkaji sebagian kecil aspek pengemhangan h! rilw sebagai agens pengendali
hayati ini dilaksanakan, terutama, potensinya sebagai agens pgendali hayati d a t perusak buahHelicoverpa armigera (Hbn).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) lama inkubasi optimum agar biakan
m vitro h! rileyi bersporulasi secara maksimal, (2) lama penjjmpanau biakan fn vitro A?
riwpada kondisi kamar setelah masa inkubasi optimum terlewati dengan tingkat viabilitas konidianya yang relatif tetap, (3) perban*
g-,
inokulum h! r i b pada media beras
jagung gding, dan sorgum gding, serta (4) parameter virulensi konidia h! rile@
hasil pembiakan secara in vitro terhadap larva H. armigera.
Kegiatan yang dilakssnakan dalam penelitian ini mencakup: (1) pen&
nyediaan isolat h! ril@
dan pe-
dari lapang melalui ~ ~ i s o l aA? sril@
i dari spesimen
larva H. armigera yang matikarena mikosis, (2) pembiakan massal larva H. armigera,
(3) peaetapan masa inkubasi yang optimum dalam ruangan berpendiqp AC (air-conditioner) yang dibutuhkan biakan in vitro N. rileyi untuk bersporulasi maksimal, (4) penetapan masa p e n y i m m yang maksimum bagi biakan in vitro h! rileyi pada kondisi su-
hu kamar, setelah masa inkubasi dalam ruangan ber-AC terlewati, yang tetap menjaga
viabilitas konidianya, (5) prbanyakan inokulum h! r i l e pada media beras g h g , jagung pllinn.dan sorgum g*,
serta (6) penilaian virulensi konidia N. n'leyi hasil biakan
secara in vitro terhadap Lxrbagai tingkat instar larva H. armigera.
Untuk meqemleh isolat h!
riw dari spesimen larva H. armigera dari lapaog yang
mati karena mikosis dart menunjukkan penampakan terserang N.rileyi, diperlukan peavlganan khusus.
Penyimpanan spesimen larvax.armigera yang mikosis pada suhu ka-
mar hingga 7-10 haxi setelah diperoleh dari lapang, mengakibatkan tumbuhnya cendawan
kontaminan. Cendawan kontaminan tersebut adalahAspergillus sp., Penicillium sp., dan
Cladosporium sp. Apabila spesimen telah terkontaminasi, maka isolat N. til*
murni
yang memiliki viabilitas tinggi sulit didapatkan.
Spontlasikonidiasimaksimal(3,62 x 10' konidia per ml suspensi) biakan in vifro
h! r
i
b pada media SMAY dalam marigan ber-AC (suhu 3t 20,5OC), membutuhkan lama
inkubasi rata-rata 23,35 hari. Konidiasi maksimal ini berbeda tidak nyata dengan konidiasi sebanyak 2,23 x 10"onidia
per ml suspensi yang diperoleh dari inkubasi biakan
h! rileyi selama 20 hari pada kondisi yang sama.
viabilitas konidia h! n'leyi hasil biakan sesara in vitro yang disimpan pada suhu
karnar (4 27,&) setelah masa inkubasi optimum terlewati, menunm menghti persama-
-
an Y = 101,20 16,47X + 0,69x2dengan koehien korelasi 99,25% (Y = viabilitas, X =
lama penyimpanan dalam satuau minggu). Melalui persamaan tersebut dapat diprdcsi
bahwa viabilitas konih h! rileyi mendekati dan mencapai nilai no1 persen apabila biakan
disimpan rata-rata lebih dari 11,91 minggu setelah masa inkubasi terlewati.
Perbanyakan inokulumh! r i e pada media beras &,
jagung &,
dan sor-
gum gdmg yang diberi 1,0% ekstrak khamir tidak menunjukkan terjadinya sporulasi,
m k i p u n telah diinkubasi dalam ruanganberpendingin AC hingga selama harnpir 3 bu-
Ian. Namuu, dengau melihat selisih berat kering antara media yang tidak diinokulasi
(kontrol) dan media yaug diinokulasi, nampak bahwa sorgum giling lebih sesuai bagi
peltumbuhan h! rile.
Pengujian laboratorium untuk mengetahti parameter virulensi melahi uji biologis
berbagai konsentrasi konidia N. rileyi yang berbeda terhadap larva H. armigera, menunjukkan bahwa hanya instar I, Ii, dan III saja yang memberikan respon, sedangkan instar
IV,V, dan VI tidak dapat terinfeksi oleh cendawan ini. Nilai U=, untuk masing-masing
tingkst instartersebut adatah 4,40 x lo7,5,21 x lo8,dan 1,54 x lo9konidia per ml suspen-
si Pada tingkat konsentrasi konidia h! ri@ tertinggi bagi setiap tingkat instar yang diuji
p (3,95 x lo7, 3,86 x lo8, dan 7,04 x lo8konidia per ml suspensi) menunjukkan bahwa
hanya larval% armigera instar I, II, dan III saja yang m e r n ~ a respon,
u
masing-masing
dengan nilaiLT, sebesar 7,78,8,26, dan 8,91 bari. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
semakin muda tlngkat instar semakin rentan terinfeksi dan mengalami mikosis.
Untuk mendapatkan isolat N. rileyi mumi yang memiliki viabilitas tinggi, isolasi
hdaknya segera dilakukan setelah spesimen h a H. m i g e r a yang mikosis terkoleksi
dari k p q . Temiama, jika tidak tersedia l e d pendingin untuk tempat menyimpan spesima lrnvayang rnikosis tersebut. Penanganan N.rileyi dalam skala laboratorium untuk
menemda media pembiakan massal yang lebih ekonomis serta p e n g a d suhu pen*-
m y a terhadap viabilitas konidia yang dihasillcsq m e r l u k a n adanya pmelitian lebih
lanjut dan seksama. Selain itu, mikosis yang diakibatkan oleh infeksi ppagul h! rileyi,
baik secara fisiologis maupun aspek biokmimya, yang berkaitan dengau sistem pertahanan h H. armigera, perlu dikaji dan diteliti.