Pendugaan Potensi Simpanan Karbon Tegakan Acacia nilotica L. (Willd) ex. Del. di Taman Nasional Baluran Situbondo Jawa Timur

PENDUGAAN POTENSI SIMPANAN KARBON TEGAKAN
Acacia nilotica L. (Willd) ex. Del. DI TAMAN NASIONAL
BALURAN SITUBONDO JAWA TIMUR

NUR ELIYA FARIDA

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendugaan Potensi
Simpanan Karbon Tegakan Acacia nilotica L. (Willd) ex. Del. di Taman Nasional
Baluran Situbondo Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014
Nur Eliya Farida
NIM E44100092

ABSTRAK
NUR ELIYA FARIDA. Pendugaan Potensi Simpanan Karbon Tegakan Acacia
nilotica L. (Willd) ex. Del. di Taman Nasional Baluran Situbondo Jawa Timur .
Dibimbing oleh ISTOMO.
Pengukuran terhadap biomassa sangat dibutuhkan untuk mengetahui berapa
besar jumlah karbon yang tersimpan di dalam hutan. Informasi yang akurat
mengenai karbon hutan yang tersimpan diperlukan untuk menggambarkan kondisi
ekosistem hutan. Tujuan penelitian ini adalah membangun persamaan alometrik
biomassa dan menduga potensi karbon tersimpan pada tegakan Acacia nilotica di
Taman Nasional Baluran. Penelitian ini menggunakan metode destruktif yang
dilakukan terhadap pohon contoh. Pohon contoh diukur dan ditimbang
biomassanya, setelah itu dibuat suatu persamaan untuk menduga potensi biomassa
yang terdapat pada wilayah penelitian berdasarkan diameter pohon. Berdasarkan
uji analisis regresi sederhana, model yang paling baik untuk menduga kandungan

biomassa A.nilotica adalah W = 0.484 D1.832. Hasil penelitian menunjukkan
simpanan karbon pohon pada masing-masing kerapatan berbeda-beda, yaitu pada
tegakan dengan kerapatan rapat 10.00 ton/ha, kerapatan sedang 12.74 ton/ha, dan
kerapatan jarang 12.57 ton/ha. Setiap kerapatan memiliki kandungan karbon yang
berbeda karena dipengaruhi oleh jumlah pohon, kerapatan tegakan, umur tegakan,
dan kualitas tempat tumbuh tegakan.
Kata kunci: Acacia nilotica, biomassa, metode destruktif, simpanan karbon

ABSTRACT
NUR ELIYA FARIDA. Estimates of Potential Carbon Stock in Stands of Acacia
nilotica L. (Willd) ex. Del. at Baluran National Park Situbondo East Java.
Supervised by ISTOMO.
Measurement of the biomass is needed to find out how large the amount of
carbon stock in the forest. Accurate information on the forest carbon stock is
needed to describe the condition of forest ecosytems. This study aims to determine
allometric model biomass and carbon stock of Acacia nilotica at Baluran National
Park. This research was using destructive sampling of tree samples.The biomass
of sample trees was measured and weighed, after that the equation was made to
estimate the potential biomass in the research area according to trees diameter.
Based of a simple regression analysis test, the best model for estimating biomass

content the A.nilotica is W = 0.484 D1.832. The results shows that tree carbon stock
in each density are different. The density consist of closed density 10.00 ton/ha,
medium density 12.74 ton/ha, and spare density 12.57 ton/ha. Each density has a
different carbon content as influenced by stand density, stand age, and site quality
stands.
Keywords: Acacia nilotica, biomass, carbon stock, destructive sampling

PENDUGAAN POTENSI SIMPANAN KARBON TEGAKAN
Acacia nilotica L. (Willd) ex. Del. DI TAMAN NASIONAL
BALURAN SITUBONDO JAWA TIMUR

NUR ELIYA FARIDA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pendugaan Potensi Simpanan Karbon Tegakan Acacia nilotica L.
(Willd) ex. Del. di Taman Nasional Baluran Situbondo Jawa Timur
Nama
: Nur Eliya Farida
NIM
: E44100092

Disetujui oleh

Dr Ir Istomo, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2014 ini ialah karbon,
dengan judul Potensi Simpanan Karbon Tegakan Acacia nilotica L. (Willd) ex.
Del. di Taman Nasional Baluran Situbondo Jawa Timur.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Istomo, MS yang telah
banyak memberi saran dan masukan bagi penulis. Di samping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada Ibu Ir. Emy Endah Suwarni, M.Sc selaku Kepala Balai
TN Baluran, Bapak Mahruddin selaku Bagian Visitor TN Baluran, beserta staf
Taman Nasional Baluran, Bapak drh. Supriyanto selaku Kepala SPTNW I Bekol,
Bapak Lamijan, Bapak Hasan dan Bapak Arief beserta seluruh pegawai SPTNW I
Bekol, dan teman penelitian Anggi Gustiani yang telah membantu selama
pengambilan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada abah, mama,
serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Sahabat dan keluarga
besar Departemen Silvikultur khususnya Silvikultur 47, teman seperjuangan

Annisa Amalia, Afifah Salimah, Novi Anggraini, Rekyan Hanung Puspadewi, dan
Yenny Nurfajriani serta rekan-rekan lainnya atas semangat, bantuan, dan
dukungannya selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2014
Nur Eliya Farida

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2


METODE

2

Tempat dan Waktu Penelitian

2

Bahan dan Alat

2

Pengumpulan Data

2

Prosedur Penelitian

3


Analisis Berat Kering di Laboratorium

5

Analisis Data

5

KONDISI UMUM PENELITIAN

6

Kondisi Fisik

6

Potensi Biologi

8


HASIL
Model Alometrik Penduga Biomassa Acacia nilotica
Potensi Simpanan Karbon Berdasarkan Biomassa Tegakan Acacia nilotica

8
8
10

PEMBAHASAN

11

SIMPULAN DAN SARAN

13

Simpulan

13


Saran

14

DAFTAR PUSTAKA

14

RIWAYAT HIDUP

16

DAFTAR TABEL
1 Data diameter dan biomassa pohon contoh
2 Hasil pengukuran kerapatan tegakan dan luas bidang dasar
3 Hasil pengukuran jumlah pohon dalam berbagai kelas diameter
4 Simpanan biomassa dan karbon pada tegakan A.nilotica

9
10
10
11

DAFTAR GAMBAR
1 Kerapatan tegakan A.nilotica, a) tegakan A.nilotica rapat, b) tegakan
A.nilotica sedang, c) tegakan A.nilotica jarang
2 Desain petak penelitian analisis vegetasi di hutan savana Taman
Nasional Baluran
3 Kegiatan pembuatan petak penelitian analisis vegetasi
4 Peta kerja Taman Nasional Baluran
5 Persamaan regresi linier

4
4
5
7
9

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kajian biomassa merupakan langkah awal dari penelitian produktivitas serta
sangat penting dipelajari untuk mengetahui siklus hara dan aliran energi dari suatu
ekosistem hutan. Secara umum, kajian biomassa dibagi menjadi dua bagian, yaitu
biomassa di atas tanah (above-ground biomass) dan biomassa di bawah
permukaan tanah (below-ground biomass). Biomassa hutan memiliki kandungan
karbon yang cukup potensial. Hampir 50% dari biomassa vegetasi hutan tersusun
atas unsur karbon. Unsur tersebut dapat dilepas ke atmosfir dalam bentuk karbon
dioksida (CO2) apabila hutan dibakar, sehingga jumlahnya bisa meningkat secara
drastis di atmosfir dan menjadi masalah lingkungan global. Oleh karena itu,
pengukuran terhadap biomassa sangat dibutuhkan untuk mengetahui berapa besar
jumlah karbon yang tersimpan di dalam hutan (Tresnawan dan Rosalina 2002).
Informasi yang akurat mengenai karbon hutan yang tersimpan dalam
biomassa sangat diperlukan untuk menggambarkan kondisi ekosistem hutan
dalam rangka pengelolaan sumberdaya hutan yang lestari sehingga
menguntungkan secara ekonomi dan ekologi. Informasi ini juga sangat penting
sebagai komponen dasar dalam perhitungan dan pemantauan karbon nasional
yang merupakan input utama untuk mengembangkan strategi penurunan emisi
Gas Rumah Kaca (GRK), terutama CO2 dari sektor lahan. Oleh karena itu, besar
biomassa yang keluar dari hutan harus diimbangi dengan penambahan biomassa
dalam hutan.
Salah satu ekosistem hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati, baik
flora maupun fauna serta alamnya yang indah adalah Taman Nasional Baluran.
Taman Nasional Baluran terbentang dari pantai sampai pegunungan dengan
berbagai macam ekosistem. Savana merupakan tipe vegetasi yang dijumpai
hampir di seluruh bagian kawasan Taman Nasional Baluran. Namun, saat ini
savana tersebut sebagian besar telah terinvasi oleh spesies akasia berduri (Acacia
nilotica L. (Willd) ex. Del.). A.nilotica termasuk ke dalam famili leguminoseae,
sub famili mimosaeidae yang diperkirakan berasal dari India, Pakistan, dan juga
banyak ditemukan di Afrika. Spesies A. nilotica yang diintroduksi ke Indonesia
merupakan sub spesies indica (Brenan 1983 dalam Djufri 2006). Introduksi
tumbuhan ini ke Taman Nasional Baluran pada tahun 1969 bertujuan sebagai
sekat bakar untuk menghindari menjalarnya api dari savana ke kawasan hutan jati
(BTNB 1999).
A.nilotica juga salah satu tumbuhan yang mampu menyerap dan menyimpan
karbon, kemampuannya dalam meyerap dan meyimpan karbon akan menurun
karena adanya pemusnahan A.nilotica sebagai spesies invasif yang mengganggu
ekosistem savana. Sampai saat ini belum ada persamaan alometrik yang khusus
dikembangkan untuk pendugaan potensi simpanan biomassa pada A.nilotica. Oleh
karena itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui informasi besarnya biomassa
dan karbon tegakan A.nilotica.

2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana persamaan alometrik biomassa yang terbentuk dari tegakan
A.nilotica?
2. Berapakah potensi karbon yang tersimpan dalam tegakan A.nilotica dalam
berbagai kerapatan?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membangun persamaan alometrik biomassa pohon A.nilotica
2. Menduga potensi karbon tersimpan pada tegakan A.nilotica di Taman
Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur.

Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
Taman Nasional Baluran tentang persamaan alometrik biomassa dan
mempermudah pendugaan biomassa untuk pengelolaan tegakan A.nilotica.

METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di tipe hutan savanna di Taman Nasional
Baluran, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur. Waktu penelitian dilakukan
pada bulan Juni 2014.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah tegakan A.nilotica di Taman Nasional
Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Sedangkan Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah alat tulis, kompas, GPS (Global Positioning System), tally
sheet, pita ukur, meteran, patok, tali rafia, golok, kantung plastik, kertas koran,
timbangan 25 kg, timbangan 1000 gram, timbangan digital, haga hypsometer,
kamera digital, terpal, chainsaw, dan oven.

Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan untuk penelitian ini dibagi dua, yaitu :
1. Data primer

3
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari lapangan
yang meliputi bobot bagian-bagian pohon contoh (batang, cabang, ranting,
daun, bunga, dan buah) dan diameter pohon A.nilotica lebih dari 5 cm.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data penunjang penelitian berupa kondisi
umum lokasi penelitian dan data lain yang diperlukan.

Prosedur Penelitian
Pengambilan dan Penebangan Pohon Terpilih
Prosedur umum untuk membuat estimasi berat dari individu masing-masing
pohon yang menjadi bagian dalam pemanenan biomassa (destructive sampling)
adalah sebagai berikut (BSN 2011) :
1. Penentuan pohon contoh
Penentuan pohon contoh harus mewakili setiap kelas diameter.
Jumlah pohon contoh minimal 3 batang pada tiap kelas diameter. Pohon
contoh yang diambil adalah tegakan A.nilotica dengan kelas diameter
5−10 cm, 11−20 cm, dan 21−30 cm yang masing-masing kelas diameter
diambil 3 pohon contoh.
2. Pengukuran diameter setinggi dada (dbh) pohon contoh adalah 1.3 m dari
atas permukaan tanah.
3. Penebangan pohon contoh menggunakan kaidah pemanenan.
4. Pengukuran tinggi total pohon contoh dilakukan pada pohon contoh yang
telah rebah.
5. Pembagian fraksi pohon contoh
Pembagian fraksi pohon contoh dilakukan untuk memisahkan
bagian-bagian biomassa pohon meliputi fraksi batang, cabang, ranting,
serta bunga dan buah jika ada. Pembagian fraksi pohon contoh untuk
ditimbang disesuaikan dengan kapasitas timbangan yang tersedia. Khusus
pada fraksi batang, batang dibagi menjadi beberapa seksi (sub-fraksi
batang) dengan mempertimbangkan bentuk, keseragaman, dan berat
potongan.
6. Penimbangan berat basah, semua fraksi ditimbang di lapangan dalam
keadaan segar
7. Pengambilan dan penimbangan berat basah contoh uji
Contoh uji fraksi batang diambil minimal 250 gram dengan cara
memotong melintang batang dengan ukuran minimal seperempat keliling
batang dari tiap seksi (sub-fraksi batang). Contoh uji fraksi cabang diambil
minimal 250 gram dengan cara memotong melintang cabang dengan
ukuran minimal seperempat keliling cabang dari tiap seksi (sub-fraksi
batang). Contoh uji fraksi ranting diambil minimal 250 gram dengan
mempertimbangkan keterwakilan ukuran ranting. Contoh uji daun diambil
minimal 250 gram. Adapun untuk bunga dan buah, contoh uji diambil
sminimal 250 gram (jika ada).

4
Analisis Vegetasi
Lokasi pengambilan data dan pengukuran tegakan A.nilotica dilakukan pada
tiga lokasi yaitu tegakan A.nilotica rapat (Gambar 1.a), tegakan A.nilotica sedang
(Gambar 1.b), dan tegakan A.nilotica jarang (Gambar 1.c). Perbedaan kerapatan
tersebut dilihat dari jumlah pohon dan kerapatan tajuknya. Petak contoh
pengamatan ditempatkan pada lokasi tersebut dengan memperhatikan
keterwakilan karakteristik tumbuhan yang diukur. Metode yang digunakan pada
pembuatan petak penelitian adalah metode petak tunggal secara purpossive
sampling. Menurut Soerianegara dan Indrawan (2002), ukuran petak contoh
dengan luasan 0.6 ha sudah cukup mewakili. Petak contoh berukuran 100 x 100 m
dibagi menjadi 25 subpetak berukuran 20 x 20 m (lihat Gambar 2 dan Gambar 3).
Data yang diambil berupa diameter A.nilotica yang berdiameter lebih dari 5 cm.

a

c

b

Gambar 1 Kerapatan tegakan A.nilotica, a) tegakan A.nilotica rapat, b) tegakan
A.nilotica sedang, c) tegakan A.nilotica jarang
100 m
arah rintis
5

6

15

16

25

4

7

14

17

24

3

8

13

18

23

2

9

12

19

22

1

10

11

20

21

Gambar 2 Desain petak penelitian analisis vegetasi di hutan savana Taman
Nasional Baluran

5

Gambar 3 Kegiatan pembuatan petak penelitian analisis vegetasi

Analisis Berat Kering di Laboratorium
Pengeringan fraksi pohon contoh dilakukan sebagai berikut (BSN 2011) :
1. Batang dan cabang
Contoh uji dari fraksi batang dan cabang dikeringkan dalam oven pada
suhu 80°C selama 48 jam hingga mencapai berat konstan.
2. Ranting, daun, bunga, dan buah
Contoh uji dari fraksi ranting, daun, bunga, dan buah dikeringkan dalam
oven pada suhu 80°C selama 48 jam hingga mencapai berat konstan.

Analisis Data
1. Perhitungan berat kering total untuk penyusunan persamaan alometrik
Rumus yang digunakan untuk menghitung berat kering total menurut
BSN (2011) adalah :
BKT = Bks x Bbt
Bbs
Keterangan :
Bkt
= berat kering total (Kg)
Bks
= berat kering sampel (g)
Bbt
= berat basah total (kg)
Bbs
= berat basah sampel (g)
2. Metode penyusunan persamaan alometrik
Persamaan alometrik yang akan dibuat berupa persamaan pangkat Y=aXb
yang sering ditransformasikan dalam bentuk linier log(Y) = log (a) +
b[log(X)]. Sutaryo (2009), langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mendapatkan persamaan tersebut sebagai berikut :
a. Setelah diameter (x) dan berat kering total (y) masing-masing pohon
contoh didapat, kedua nilai tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk
logaritma yaitu log x (X) dan log y (Y)
b. Kemudian dicari nilai X2, XY, ∑X, ∑Y, ∑X2, ∑XY, dan (∑X)2

6
c. Setelah didapat nilai-nilai tersebut, cari nilai konstanta a dan b dengan
menggunakan metode leastsquare
n ∑ni XiYi ∑ni Xi ∑ni Yi
b
(∑ni Xi ) ∑ni Xi
∑ni Yi b ∑ni Xi
a
n
d. Masukkan nilai a dan b ke dalam persamaan log (Y)=log(a)+[log(x)]
e. Transformasikan persamaan tersebut ke dalam bentuk persamaan
pangkat dengan cara mencari anti log dari a, sehingga didapat
persamaan dalam bentuk Y=aXb
f. Pengujian atas persamaan alometrik dengan analisis regresi untuk
mengetahui koefisien determinasi.
3. Pendugaan potensi karbon
Potensi karbon dapat diduga melalui biomasaa tumbuhan dengan
mengkonversi 0.47 dari biomassa maupun nekromassanya (BSN 2011).
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
C = B x 0.47
Keterangan :
C
= karbon (kg)
B
= biomassa tumbuhan (kg)
0.47 = faktor konversi standar internasional untuk pendugaan karbon

KONDISI UMUM PENELITIAN
Kondisi Fisik
Sejarah Penetapan
Menurut BTNB (2013), Taman Nasional Baluran ditetapkan sebagai taman
nasional berdasarkan pengumuman Menteri Pertanian pada tanggal 6 Maret 1980.
Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor : 279/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei
1997 luas Taman Nasional Baluran adalah 25 000 ha, sedangkan berdasarkan SK.
Dirjen PKA Nomor : 187/KptsDJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999, zonasi
Taman Nasional Baluran terdiri dari zona inti seluas ± 12 000 ha, zona rimba
seluas 5637 ha (perairan 1063 ha, daratan 4574 ha), zona pemanfaatan intensif
seluas 800 ha, zona pemanfaatan khusus seluas 5780 ha, dan zona rehabilitasi
seluas 783 ha. Peta kerja Taman Nasional Baluran dapat dilihat pada Gambar 4.

7

Gambar 4 Peta kerja Taman Nasional Baluran
Letak Kawasan
Kawasan Taman Naional Baluran terletak diujung timur Pulau Jawa,
tepatnya di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Secara
geografis terletak pada 7° 9’ 0”−7°55’5” LS dan 114° 9’ 0”−114°39’ 0” BT.
Sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura dan sebelah timur berbatasan
dengan Selat Bali. Bagian selatan sampai barat berturut-turut dibatasi oleh Dusun
Pandean Desa Wonorejo, Sungai Bajulmati, Sungai Klokoran, Dusun
Karangtekok, dan Desa Sumberanyar.
Iklim
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, kawasan Taman Nasional
Baluran termasuk daerah yang beriklim kering dengan tipe curah hujan F. Curah
hujan berkisar antara 900−1600 mm/tahun, dengan bulan kering per tahun ratarata 9 bulan. Temperatur di daerah ini berkisar 27.2°C–30.9°C, kelembaban udara
77%, kecepatan angin 7 knots sedangkan arah angin sangat dipengaruhi oleh arus
angin tenggara yang kuat. Musim hujan jatuh pada bulan Nopember−April
sedangkan musim kemarau jatuh pada bulan April−Oktober dengan curah hujan
tertinggi jatuh pada bulan Desember−Januari.
Topografi dan Tanah
Taman Nasional Baluran mempunyai bentuk topografi yang bervariasi, dari
datar sampai pegunungan yang mempunyai ketinggian berkisar antara 0−1247
mdpl. Kawasan ini relatif didominasi oleh bentuk topografi datar sampai

8
berombak. Jenis tanah yag ada di kawasan ini antara lain Andosol (5.52%),
Latosol (20.23%), Mediteran merah kuning dan Grumusol (51.25%), serta
Alluvium (23.00%). Tanah-tanah ini merupakan tanah yang kaya akan mineral
tapi miskin bahan organik.

Potensi Biologi
Taman Nasional Baluran memiliki beberapa tipe ekosistem antara lain
meliputi hutan pantai, hutan bakau/mangrove, hutan savana (padang rumput
alami), hutan selalu hijau (evergreen), hutan musim dataran rendah, dan hutan
pegunungan. Kawasan ini memiliki jenis-jenis flora sekitar 475 spesies dengan
100 famili. Jenis tumbuhan tersebut antara lain 144 jenis pohon, 76 spesies
tumbuhan perdu, 59 spesies rumput, 135 spesies herba, 42 spesies liana, 5 spesies
anggrek, 13 spesies paku, dan 2 spesies parasit/epifit. Tumbuhan yang dianggap
pengganggu antara lain Acacia auriculformi, gamal (Gliricidia sepium), gundo
(Sphenocleazeylanica), dan kecubung (Datura fastuosa). Kawasan ini juga
memiliki tipe fauna yang beraneka ragam. Kelas mamalia sebanyak 28 jenis,
mamalia besar yang penting terutama dari golongan hewan berkuku antara lain
banteng (Bos javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), rusa (Cervus timorensis),
kijang (Muntiacus muntjak), babi hutan (Sus scrofa dan Sus verrucossus), macan
tutul (Panthera pardus), dan ajag (Cuon alpinus). Jenis primata yang ada adalah
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan budeng (Presbytis cristata).
Sedangkan untuk jenis burung diperkirakan ada sebanyak 155 jenis dengan
endemik Jawa yaitu Megalaima javensis, endemik Jawa−Bali yaitu jalak abu
(Sturnus melanophterus), dan raja udang (Halcyon cyanoventris). Di daerah ini
juga terdapat ayam hutan (Gallus spp.) dan merak hijau (Pavo muticus).

HASIL
Model Alometrik Penduga Biomassa Acacia nilotica
Pengambilan pohon contoh A.nilotica dilakukan di areal Resort Bama, Seksi
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (SPTNW) I Bekol, TN Baluran, Situbondo,
Jawa Timur. Pengambilan dilakukan secara destruktif dengan menebang pohon
A.nilotica pada berbagai kelas diameter yaitu 5−10 cm, 11−20 cm, dan 21−30 cm.
Masing-masing kelas diameter diambil tiga contoh sehingga total sembilan pohon
contoh. Pohon contoh ditebang (kecuali bagian akar), dipisahkan menjadi bagian
batang, cabang, ranting, daun, buah, dan bunga. Hasil sampel yang diambil akan
ditimbang berat basah serta diambil dan ditimbang berat basah contoh uji yang
akan dikeringkan dalam oven untuk menghasilkan berat kering tanur atau
biomassa. Model penduga biomassa A.nilotica menggunakan data lapang dan
pengukuran pada sembilan pohon contoh, diperoleh data diameter pohon dan
biomassa per pohon contoh yang disajikan pada Tabel 1.

9
Tabel 1 Data diameter dan biomassa pohon contoh
Nomor
Diameter (cm)
Biomassa (kg)
1
6.05
14.19
2
7.60
16.85
3
8.59
30.66
4
11.78
43.71
5
12.10
32.81
6
16.88
122.49
7
20.38
129.54
8
21.34
120.25
9
22.29
131.42
Penyusunan model alometrik penduga kandungan biomassa pohon bertujuan
untuk memudahkan pendugaan kandungan biomassa secara langsung di lapangan.
Model penduga kandungan biomassa pohon dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi sederhana Microsoft Office Excel 2010. Dari data tersebut, telah
menghasilkan model persamaan alometrik penduga kandungan biomassa
A.nilotica (Gambar 5).
160

y = 0.484x1.832
R² = 0,9474

140

Biomassa (kg)

120
100
80

y = biomassa (kg)
x = diameter (cm)

60
40
20
0
0

5

10

15

20

25

Diameter (cm)
Gambar 5 Persamaan regresi linier
Model regresi yang digunakan merupakan model regresi yang hanya
menggunakan diameter sebagai peubah bebasnya. Dari model-model tersebut
akan dipilih model terbaik yang dapat menduga kandungan biomassa dengan lebih
tepat. Model yang akan dipilih adalah model yang memiliki nilai R2 terbesar.
Berdasarkan gambar 5, model dan pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Biomassa = 8.08x – 42.37
R2 = 92.47%
2. Biomassa = 0.484 x Diameter1.832
R2 = 94.74%
3. Biomassa = 0.009x2 + 7.796x – 41.012
R2 = 92.47%

10
Potensi Simpanan Karbon Berdasarkan Biomassa Tegakan Acacia nilotica
Pengambilan data inventarisasi pohon dilakukan di tiga kerapatan yang ada
di lapangan yaitu tegakan A.nilotica rapat, tegakan A.nilotica sedang, dan tegakan
A.nilotica jarang di Resort Bama, SPTNW I Bekol, TN Baluran. Berdasarkan
hasil pengukuran luas areal terinvasi (sebaran) A.nilotica (dengan pendekatan
interpretasi citra satelit dan ground check), saat ini telah mencapai 5592.68 ha.
Kerapatan pada daerah sebaran A.nilotica tersebut sangat bervariasi mulai dari
yang terendah 2 ind/ha sampai 5900 ind/ha, sehingga dapat dibedakan kelas
kepadatannya, kerapatan jarang < 500 batang/ha, kerapatan sedang 500−1000
batang/ha, dan kerapatan rapat > 1000 batang/ha (BTNB 2013).
Kerapatan tegakan adalah pernyataan kuantitatif yang menunjukkan tingkat
kepadatan pohon dalam suatu tegakan. Perbedaan antara tegakan yang rapat dan
jarang, lebih mudah dilihat bila menggunakan kriteria pembukaan tajuknya.
Sedangkan kerapatan dapat diketahui melalui pengukuran luas bidang dasar. Hasil
pengukuran kerapatan dan luas bidang dasar tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil pengukuran kerapatan tegakan dan luas bidang dasar
Kerapatan tegakan
Tegakan
LBDS (m2/ha)
(ind/ha)
Rapat
1405
10.58
Sedang
976
6.41
Jarang
159
4.33
Berdasarkan Tabel 2, kerapatan pohon pada tegakan A.nilotica termasuk
tipe hutan normal. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Bismark et al (2008),
bahwa semakin besar kelas diameter pohon maka populasi pohon akan semakin
sedikit. Tegakan A.nilotica rapat memiliki kerapatan tegakan dan luas bidang
dasar yang lebih tinggi karena memiliki jumlah pohon lebih banyak dibandingkan
tegakan lain. Hasil pengukuran jumlah pohon dalam berbagai kelas diameter
tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil pengukuran jumlah pohon dalam berbagai kelas diameter
Kelas diameter
Tegakan
10−15
15−20
20−25
25−30
5−10 cm
>30 cm
cm
cm
cm
cm
Rapat
64
94
0
1
0
0
Sedang
22
70
14
3
0
1
Jarang
1
13
13
20
12
8
Tabel 2 dan Tabel 3. Menunjukkan jumlah pohon, nilai kerapatan serta
LBDS masing-masing tegakan berbeda. Hal ini disebabkan karena beragamnya
diameter tegakan/pohon dan jumlah pohon yang berbeda-beda. Variasi diameter
ini dipengaruhi oleh kerapatan tegakan karena semakin rapat tegakan, diameter
pohon rata-rata lebih kecil dibandingkan diameter rata-rata pada tegakan yang
lebih jarang (Maretnowati 2004). Tegakan A.nilotica rapat didominasi oleh pohon
berdiameter 5−15 cm, tegakan A.nilotica sedang juga banyak ditemukan pohon
berdiameter berkisar 5−25 cm, sedangkan tegakan A.nilotica jarang lebih
didominasi oleh pohon berdiameter lebih dari 20 cm.
Pengambilan data diameter pohon lebih dari 5 cm menggunakan metode
yang disajikan pada Gambar 2. Perhitungan kandungan biomassa menggunakan

11
model penduga biomassa W = 0.484 D1.832 yang telah didapat berdasarkan hasil
penebangan pohon contoh. Tegakan A.nilotica yang memiliki diameter 5−30 cm
dimasukkan ke dalam persamaan tersebut untuk memperoleh kandungan
biomassanya. Kandungan karbon diperoleh dengan cara mengalikan nilai
biomassa dengan faktor konversi 0.47 (BSN 2011). Hasil pendugaan total
kandungan biomassa dan karbon pada setiap kerapatan tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4 Simpanan biomassa dan karbon pada tegakan A.nilotica
Total
Total
Tegakan
biomassa (ton/ha)
karbon (ton/ha)
Rapat
21.28
10.00
Sedang
27.10
12.74
Jarang
26.75
12.57
Rata-rata
25.04
11.77
Kandungan total biomassa pada tegakan A.nilotica rapat sebesar 21.28
ton/ha, sedangkan pada tegakan A.nilotica sedang dan tegakan A.nilotica jarang
sebesar 27.10 ton/ha dan 26.75 ton/ha. Total kandungan karbon tegakan A.nilotica
rapat lebih kecil dibandingkan tegakan A.nilotica sedang dan tegakan A.nilotica
jarang. Kandungan total karbon pada tegakan A.nilotica rapat sebesar 10.00
ton/ha, pada tegakan A.nilotica sedang dan tegakan A.nilotica jarang masingmasing sebesar 12.74 ton/ha dan 12.57 ton/ha. Nilai rata-rata kandungan biomassa
dan karbon pada tegakan A.nilotica yaitu sebesar 25.04 ton/ha dan 11.77 ton/ha.
Perbedaan kandungan karbon dikarenakan jumlah pohon pada setiap tegakan
berbeda-beda sehingga mempengaruhi simpanan karbonnya. Tegakan A.nilotica
rapat lebih didominasi pohon berdiameter 5−15 cm, sedangkan tegakan A.nilotica
sedang dan tegakan A.nilotica jarang banyak ditemukan pohon berdiameter lebih
dari 15 cm, sehingga kandungan biomassa dan simpanan karbonnya lebih besar
daripada tegakan A.nilotica rapat yang didominasi pohon-pohon muda.

PEMBAHASAN
Model penduga biomassa dengan diameter pohon adalah berbentuk pangkat
(power) yang terdiri dari satu peubah bebas W = aDb. W adalah biomassa, D
adalah diameter, dan a, b adalah konstanta. Koefisien determinasi dalam analisis
regresi ialah sebuah besaran yang mengukur ketepatan garis regresi dan
mempunyai nilai antara 0 dan 1. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 1, model
W = 0.484 D1.832 yang memiliki nilai R2 sebesar 0.9474 memiliki ketelitian dan
keeratan yang tinggi. Young (1982) dalam Adiriono (2009) mengatakan bahwa
ukuran korelasi dinyatakan sebagai berikut :
1. 0.70 s.d 1.00 menunjukkan adanya tingkat hubungan yang tinggi
2. 0.40 s.d < 0.70 menunjukkan tingkat hubungan yang substansial
3. 0.20 s.d < 0.40 menunjukkan tingkat hubungan yang rendah
4. < 0.20 menunjukkan tidak adanya hubungan
Persamaan alometrik menggunakan variabel bebas diameter pohon
didapatkan pada semua bagian pohon (kecuali akar). Melalui uji analisis regresi
sederhana dan berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, diambil keputusan bahwa
model alometrik dengan menggunakan variabel diameter dapat menduga

12
kandungan biomassa, sehingga model W = 0.484 D1.832 dapat diterapkan di
savanna Taman Nasional Baluran.
Umumnya biomassa diduga secara tidak langsung menggunakan persamaan
alometrik, tetapi pada penelitian ini biomassa diduga dengan metode langsung
secara destruktif. Nilai biomassa didapat berdasarkan model persamaan alometrik
penduga kandungan biomassa A.nilotica yang telah dibuat. Berdasarkan data
biomassa tersebut, dapat memperhitungkan potensi simpanan karbon.
Biomassa merupakan massa dari bagian vegetasi yang masih hidup yaitu
batang, cabang, dan tajuk pohon, tumbuhan bawah atau gulma, dan tanaman
semusim (Smith et al 2004). Biomassa hutan dapat digunakan untuk menduga
potensi serapan karbon yang tersimpan dalam vegetasi hutan karena 50%
biomassa tersusun oleh karbon (Brown 1997 dalam Novita 2010). Biomassa
dibedakan ke dalam dua kategori yaitu biomassa di atas permukaan tanah (aboveground biomass) dan biomassa tumbuhan di bawah permukaan tanah (belowground biomass). Penelitian ini mengukur biomassa atas permukaan yang hanya
mencakup tegakan A.nilotica. Namun, tidak termasuk tunggak, akar pohon,
serasah, tumbuhan bawah, dan bahan organik tanah.
Hasil pendugaan biomassa pohon yang diperoleh menunjukkan bahwa
potensi biomassa pada tegakan A.nilotica rapat sebesar 21.28 ton/ha, tegakan
A.nilotica sedang sebesar 27.10 ton/ha, dan tegakan A.nilotica jarang sebesar
26.75 ton/ha. Total potensi biomassa pada tegakan A.nilotica sedang dan tegakan
A.nilotica jarang memiliki biomassa yang lebih besar dibandingkan potensi
biomassa pada tegakan A.nilotica rapat. Hal ini disebabkan karena pada tegakan
A.nilotica jarang memiliki jumlah pohon yang lebih banyak sehingga diameter
rata-ratanya juga lebih besar dibandingkan tegakan lainnya. Sedangkan pada
tegakan A.nilotica rapat didominasi oleh pohon diameter berkisar 5−15 cm.
Biomassa tegakan dipengaruhi oleh umur tegakan, sejarah perkembangan
vegetasi, komposisi dan struktur tegakan serta faktor iklim seperti curah hujan
(Kusmana 1993). Kelas diameter pada kerapatan pohon juga mempengaruhi
kandungan biomassa yang tersimpan, semakin besar diameter suatu pohon maka
CO2 yang diserapnya semakin besar (Dharmawan dan Siregar 2008). Potensi
simpanan biomassa pada akhirnya akan mempengaruhi simpanan karbon pada
masing-masing tegakan.
Karbon merupakan salah satu unsur yang mengalami daur dalam ekosistem.
Tanaman menyerap CO2 dari atmosfer kemudian menyimpannya dalam bentuk
biomassa tumbuhan dan melepaskan gas O2 ke atmosfer melalui proses
fotosintesis. Hutan yang sedang tumbuh atau masih muda akan berfungsi sangat
baik sebagai carbon stock, karena vegetasinya secara cepat menyerap gas CO2
pada proses fotosintesis dalam rangka tumbuh dan berkembangnya vegetasi.
Pohon-pohon muda tumbuh lebih cepat dan menyerap lebih banyak CO2 daripada
pohon-pohon tua. Pohon-pohon tua paling sedikit mengikat CO2, tetapi lebih
banyak menyimpan karbon dalam biomassanya (Retnowati 1998).
Pendugaan potensi simpanan karbon dalam suatu tegakan dapat dilihat dari
besarnya potensi biomassa yang dihasilkan dan dikalikan dengan faktor konversi
sebesar 0.47 (BSN 2011). Oleh karena itu, penambahan jumlah biomassa akan
diikuti oleh penambahan jumlah potensi simpanan karbon. Hal ini menunjukkan
bahwa karbon dan biomassa memiliki korelasi yang positif sehingga jika ada

13
peningkatan atau penurunan biomassa maka akan menyebabkan peningkatan atau
penurunan karbon.
Hasil pengolahan data biomassa pohon menunjukkan bahwa potensi
simpanan karbon pada tegakan A.nilotica sedang dan tegakan A.nilotica jarang
lebih besar dibandingkan tegakan A.nilotica rapat. Besar potensi simpanan karbon
pada tegakan A.nilotica rapat sebesar 10.00 ton/ha, sedangkan tegakan A.nilotica
sedang dan tegakan A.nilotica jarang sebesar 12.74 ton/ha dan 12.57 ton/ha. Hal
ini ditunjukkan pada simpanan biomassa dan karbon tegakan A.nilotica rapat yang
hasilnya lebih kecil karena tegakan tersebut didominasi pohon diameter 5−15 cm
sedangkan pada tegakan lain memiliki jumlah pohon yang lebih banyak dan ratarata diameter yang lebih besar sehingga simpanan total karbon paling besar
terdapat pada tingkat pohon yang berdiameter lebih dari 15 cm. Whitten et al
(1984) dalam Maretnowati (2004), simpanan karbon yang terkandung dalam
tegakan berhubungan erat dengan pertumbuhan tegakan, simpanan karbon
cenderung terus meningkat sampai pertumbuhan tegakan mencapai optimal
kemudian relatif stabil. Besarnya potensi karbon yang dikonversi dari biomassa
sangat dipengaruhi oleh besarnya diameter pohon. Kerapatan tegakan dan jumlah
pohon juga faktor yang menentukan simpanan karbon pada areal tersebut, selain
itu kerapatan tegakan mengindikasikan kualitas tempat tumbuh (Ridwanullah
2011).
Hasil simpanan karbon pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil
penelitian Mungkomdin (1993) dalam Ismail (2005), besar simpanan karbon
A.nilotica rata-rata 17 ton/ha pada tempat tumbuh sedang dan hanya menyerap
sebesar 12 ton/ha pada tempat tumbuh terdegradasi. Jika dibandingkan dengan
potensi simpanan karbon jenis akasia lainnya, potensi simpanan karbon ini lebih
kecil dari A.mearnesii yang menunjukkan potensial karbon tertinggi 78 ton/ha
dalam rotasi 10 tahun, sedangkan A.mangium sebesar 25.42 ton/ha di BKPH
Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten
(Purwitasari 2011).
Adanya perbedaan simpanan karbon disebabkan oleh kerapatan tegakan,
umur tegakan, kualitas tempat tumbuh, iklim, topografi, karakteristik tanah,
komposisi umur pohon, dan perlakuan silvikultur yang diberikan (Balitbang
2010). A.nilotica merupakan spesies invasif yang mengganggu ekosistem savanna
di TN Baluran, sehingga sering dilakukan pemusnahan A.nilotica secara mekanis
maupun kimiawi. Perbedaan simpanan karbon pada setiap tegakan juga
dipengaruhi oleh kerapatan tumbuhan, jumlah pohon, dan rata-rata diameter
pohon. Semakin besar sebaran diameter pohon, kandungan biomassa pada pohon
tersebut juga semakin bertambah.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Model penduga kandungan biomassa pohon A.nilotica yang terpilih adalah
model W = 0.484 D1.832.

14
2. Potensi simpanan karbon total tegakan A.nilotica di savanna TN Baluran pada
tegakan A.nilotica rapat sebesar 10.00 ton/ha, tegakan A.nilotica sedang
sebesar 12.74 ton/ha, dan tegakan A.nilotica jarang sebesar 12.57 ton/ha.
Rata-rata simpanan karbon pada tegakan A.nilotica sebesar 11.77 ton/ha.
Saran
1. Model penduga kandungan biomassa W = 0.484 D1.832 dapat diterapkan untuk
pohon A.nilotica di Taman Nasional Baluran.
2. Jika dilihat dari potensi simpanan karbonnya yang cukup tinggi, perlu adanya
upaya konservasi pada tegakan A.nilotica rapat. Karena pada tegakan tersebut
didominasi oleh pohon A.nilotica muda sehingga simpanan karbonnya akan
terus meningkat seiring pertumbuhan tegakannya.

DAFTAR PUSTAKA
Adiriono T. 2009. Pengukuran kandungan karbon (Carbon Stock) dengan metode
karbonasi pada hutan tanaman jenis Acacia crassicarpa [tesis]. Yogyakarta
(ID) : Universitas Gadjah Mada.
[Balitbang] Badan Penelitian dan Pengembangan kehutanan. 2010. Cadangan
karbon pada berbagai tipe hutan Indonesia. Jakarta (ID): Balitbang.
Bismark M, Heriyanto NM, Iskandar S. 2008. Biomassa dan kandungan karbon
pada hutan produksi di Cagar Biosfer Pulau Siberut, Sumatera Barat. Jurnal
Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. V(5):397-407.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2011. Pengukuran dan penghitungan
cadangan karbon-Pengukuran lapangan untuk penaksiran cadangan
karbon hutan (ground based forest carbon accounting). Jakarta (ID): BSN.
[BTNB] Balai Taman Nasional Baluran. 1999.
Rancangan Pencabutan
Seedling/Anakan Hasil Pembongkaran secara Mekanis 150 Ha di Savana
Bekol. Taman Nasional Baluran, Reboisasi Taman Nasional Baluran,
Banyuwangi.
[BTNB] Balai Taman Nasional Baluran. 2013. Sebaran invasi Acacia nilotica di
Taman Nasional Baluran. Situbondo (ID) : Taman Nasional Baluran.
Dharmawan IWS, Siregar CA. 2008. Karbon tanah dan pendugaan karbon
tegakan Avicennia marina (Forsk.) Vierh. di Ciasem Purwakarta. Jurnal
Penelitian Hutan dan Alam. IV(1):317-326.
Djufri. 2006. Studi autekologi dan pengaruh invasi akasia (Acacia nilotica) (L.)
Willd. Ex. Del. Terhadap eksistensi savana dan strategi penanganannya di
Taman Nasional Baluran Banyuwangi Jawa Timur [disertasi]. Bogor (ID).
Institut Pertanian Bogor.
Haygreen JG, Bowyer JL. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Yogyakarta (ID):
UGM Press.

15
Ismail AG. 2005. Dampak kebakaran hutan terhadap potensi kandungan karbon
pada tanaman Acacia mangium Willd di hutan tanaman industri [tesis].
Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Kusmana C. 1993. A study on mangrove forest management base on ecological
data in East Sumatra, Indonesia [disertasi]. Japan (JP) : Kyoto University,
Faculty of Agricultural.
Maretnowati NA.
2004. Pengukuran potensi cadangan karbon di lahan
agroforestri di Desa Cileuya, Perum Perhutani Unit II Jawa barat, KPH
Kuningan, BKPH Cibingbin, RPH Cileuya dan BKPH Luragung, RPH
Sukasari [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Novita N. 2010. Potensi karbon terikat di atas permukaan tanah pada hutan
gambut bekas tebangan di Merang Sumatera Selatan [tesis]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Purwitasari H. 2011. Model persamaan alometrik biomassa dan massa karbon
pohon Akasia Mangium (Acacia mangium Willd.) [skripsi]. Bogor (ID) :
Institut Pertanian Bogor.
Retnowati E. 1998. Kontribusi hutan tanaman Eucaliptus grandis Maiden sebagai
rosot karbon di Tapanuli Utara. Buletin Penelitian Hutan 611. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.
Ridwanullah D. 2011. Pendugaan fluktuasi kandungan karbon melalui analisis
biomassa pohon Akasia (Acacia mangium Willd) studi kasus PT. Sumatra
Sylva Lestari [tesis]. Riau (ID): Universitas Riau.
Smith EJ, Heath LS, Woodbury PB. 2004. Journal of Forestry July/August. How
to estimate forest carbon for large area from inventory data.
Soerianegara I, Indrawan A. 2002. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID):
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Sutaryo D. 2009. Perhitungan Biomassa Sebuah Pengantar untuk Studi Karbon
dan Perdagangan Karbon. Bogor (ID): Wetlands Internasional Indonesia
Programme.
Tresnawan H, Rosalina U. 2002. Pendugaan biomassa di atas tanah di ekosistem
hutan primer dan hutan bekas tebangan (studi kasus Hutan Dusun Aro,
Jambi). Jurnal Manajemen Hutan Tropika. VII(1):15-29.
Wardhana HFP. 2011. Pendugaan potensi simpanan karbon pada tegakan pinus
(Pinus merkusii Jungh. Et de Vriese) di KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit
III Jawa Barat dan Banten [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

16

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Brebes, Jawa Tengah pada tanggal 22 Januari 1992
sebagai anak kedua dari empat bersaudara pasangan H. Hanif dan Mamah
Rohmawati. Penulis merupakan lulusan SMA Negeri 5 Depok (2010) dan pada
tahun yang sama penulis masuk IPB melalui Ujian Talenta Mandiri IPB (UTMI)
di Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan.
Selama menuntut ilmu di IPB penulis aktif sebagai anggota Komisi II DPM
Fakultas Kehutanan pada tahun 2011-2012, anggota BEM Fakultas Kehutanan
pada tahun 2012-2013, anggota Project Division Tree Grower Community (TGC)
pada tahun 2012-2013, dan anggota Badan Pengawas dan Konsultasi Pengurus
Himpro (BPKPH) TGC pada tahun 2013-2014. Penulis melakukan Praktek
Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Indramayu dan TN Gunung Ciremai,
Jawa Barat (2012), Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan
Gunung Walat (2013), dan Praktek Kerja Profesi (PKP) di PT. Barito Putera
Kalimantan Tengah (2014). Selain itu penulis juga pernah menjadi Asisten
Praktikum Ekologi Hutan (2012−2014) dan Pemantauan Kesehatan Hutan
(2014−2015).
Penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Pendugaan Potensi Simpanan
Karbon Tegakan Acacia nilotica L. (Willd) ex. Del. di Taman Nasional Baluran
Situbondo Jawa Timur” dibimbing oleh Dr. Ir. Istomo, MS untuk memperoleh
gelar Sarjana Kehutanan IPB.