memberi pengetahuan lebih kepada peneliti. Coomber 1997, menyatakan bahwa internet mampu membuka cakrawala bagi peneliti, pendapat ini diperkuat oleh Ciolek dan Mathew 1998 yang
menyatakan bahwa internet merupakan media yang bermanfaat bagi suatu kegiatan ilmiah. Berawal dari sinilah, maka peneliti ingin mengamati bagaimana pola konsumsi penggunaan internet oleh siswa
sekolah menengah atas didaerah sub urban?
2. TINJAUAN TEORI New Media Internet
Media Baru New Media didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital Creeber dan Martin, 2009. New media adalah media
yang di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen yang artinya terdapat konvergensi media didalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu Lievrouw, 2011. Media baru merupakan New
digitalisasi yang merupakan sebuah konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari semua yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua yang bersifat
rumit menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode yang compleks dan fleksibel yang membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia. Digital ini juga selalu berhubungan dengan
media karena media ini adalah sesuatu yang terus selalu berkembang dari media zaman dahulu old media sampai sekarang yang sudah menggunakan digital new media. New Media masuk ke dalam
kategori komunikasi massa, karena pesan yang disampaikan kepada khalayak luas melalui media Baru New Media.
Internet merupakan salah satu teknologi komunikasi new media. Internet adalah sebuah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik media dari bentuk-bentuk yang terdahulu. Apa
yang membuat bentuk-bentuk komunikasi berbeda satu sama lain bukanlah penerapan aktualnya, namun perubahan dalam proses komunikasi seperti kecepatan komunikasi, harga komunikasi, persepsi
pihak-pihak yang berkomunikasi, kapasitas storage dan fasilitas mengakses informasi, densitas kepekatan atau kepadatan dan kekayaan arus-arus informasi, jumlah fungsionalitas atau intelijen
yang dapat ditransfer. Jadi titik esensinya adalah bahwa keunikan internet terletak pada esensinya sebagai sebuah medium.
Internet memiliki kecepatan untuk melakukan sebuah interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk mendapatkan sebuah informasi terbaru dan ter-update informasinya. Kelemahannya pada
jaringan koneksi internet saja, jika jaringan internet lancar dan cepat maka informasi yang disampaikan
akan cepat diterima oleh pembacanya, sebaliknya jika jaringan melemah maka informasinyapun akan lambat diterima oleh pembaca.
Secara garis besar, internet jauh lebih luwes dalam menjembatani waktu dan jarak dibandingkan media-media yang sudah ada terlebih dahulu. Sebagai media komunikasi, internet mempunyai peranan
penting sebagai alat channel untuk menyampaikan pesan message dari komunikatorpenyalur pesan source kepada komunikanpenerima pesan receiver. Sifat dari internet sebagai media komunikasi
adalah transaksional, dalam artian terdapat interaksi antar individu secara intensif terus-menerus dan ada umpan balik feedback dari antar individu dalam setiap interaksi tersebut. Selain itu, terdapat
partisipasi antar individu dengan mempertimbangkan untungrugi dalam setiap interaksi. Internet juga dianggap memiliki kapasitas besar sebagai media baru. Tidak hanya memperkecil jarak dalam
mengkomunikasikan pesan, teknologi komputer dan internet juga telah berkembang dan mengeliminasi penggunaan koneksi kabel, namun tetap bisa memfasilitasi transmisi informasi yang
sangat cepat ke seluruh dunia Bagdakian, 2004:114. Menurut Bagdakian, duplikasi dan penyebaran materi dari Internet ini bisa mencapai jangkauan yang sangat luas. Satu orang khalayak bisa
mengunduh kemudian menyebarkannya pada orang-orang dalam jaringan pertemanan atau jaringan
kerjanya. Kemudian pihak yang mendapatkan sebaran itu bisa menyebarkannya lagi pada orang-orang dalam jaringannya, dan seterusnya.
Remaja sebagai Audiens Media Baru
Masa remaja adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan individu. Masa ini ditandai dengan sejumlah gejala penting, yaitu berkembangnya sikap mandiri melepaskan ketergantungan dari
orangtua dan keluarga inti, meningkatnya minat seksualitas, dan tumbuhnya kecenderungan untuk merenung dan memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral Salzman dan Pikunas,
1976 dalam Yusuf, 2004:71. Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa. Diyakini, perkembangan masa remaja berbanding lurus dengan kehidupan dewasa. Artinya, masa
remaja yang sehat akan menentukan kehidupan dewasa yang juga positif Yusuf, 2004:71. Untuk mencapai hal tersebut, maka para psikolog mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan masa remaja,
yang mencakup hal-hal sebagai berikut Kay dalam Yusuf, 2004:72-73 : 1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan figur-figur yang mempunyai otoritas. 3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman
sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya. 5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
6. Memperkuat self control kemampuan mengendalikan diri atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup.
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri sikapperilaku kekanak-kanakan. Dalam mencapai tugas-tugas perkembangan ini, lingkungan jelas berperan penting dalam
kehidupan remaja. Pada model pengasuhan tradisional, adalah lingkungan keluarga, pertemanan, dan ketetanggaan yang berturut-turut memainkan peranan terpenting. Namun, kini, dengan dominannya
media dalam kehidupan manusia dewasa ini, pola pengasuhan tradisional mendapatkan tandingan dari media. Begitu keluar dari lingkungan keluarga, remaja—bahkan anak-anak—mendapatkan pengasuh
baru, yaitu media. Melalui media, remaja belajar mengenali kehidupan luar, sekaligus mendapatkan sosialisasi nilai-nilai yang berdaulat di tengah masyarakat—sesuai dengan realitas yang dipotret oleh
media. Berhadapan dengan media, remaja menampakkan karakternya yang dinamis. Mereka pada
dasarnya selalu ingin tahu, mudah terpengaruh, cenderung menerima begitu saja isi media The Habibie Center, 2010 : 7. Di sisi lain, mereka akrab dengan teknologi, tidak takut berhadapan dengan
hal-hal baru, kritis, dan cenderung idealis. Berpartisipasi di media online merupakan salah satu ciri pembeda karakter remaja masa kini
sebagai digital generation yang membedakan mereka dengan remaja seusianya terdahulu. Shenton dan McNeeley 1997, memaparkan sejumlah motif berpartisipasi di media online sebagai berikut Flew,
2004:69 : 1. Kesempatan membentuk persahabatan dan hubungan yang dipersepsi lebih sulit dilakukan dalam
komunitas offline. 2. Kecakapan bermain-main dengan kepribadian.
3. Menyebarluaskan gagasan baru di antara orang-orang yang memiliki pikiran yang sama. 4. Kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama—betapapun
anehnya minat tersebut. 5. Pencarian hubungan-hubungan romantis dan seksual.
6. Kesempatan untuk mengekspresikan opini dan pandangan yang tidak mungkin dilakukan di ruang media mainstream karena khalayak tidak memiliki akses.
Sesungguhnya, kita tidak tahu persis manakah di antara sekian banyak motif berpartisipasi dalam media online tersebut yang menjadi motif dominan di kalangan remaja—sehingga membantu mereka
mencapai potensi maksimal yang bisa diraihnya dalam pendidikan maupun pengembangan kepribadian.
Motif Penggunaan Media
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia
yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu Ardiyanto, 2005:87. Motivasi adalah sebab, alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang selalu berpengaruh
besar terhadap tingkah laku manusia. Dengan kata lain motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dorongan disini adalah desakan alami untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan hidup. Dalam definisi terserbut motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala alasan
dan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang menggunakan media dan tujuannya menggunakan media tersebut.Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan
dengan kebutuhan dan motif. McQuail 1991: 72 membagi motif penggunaan media oleh individu ke dalam empat kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Motif Informasi a
Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.
b Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan
penentuan pilihan. c
Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d
Belajar, pendidikan diri sendiri. e
Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Motif Identitas Pribadi
a Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
b Menemukan model perilaku.
c Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.
d Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial a
Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain. b
Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.
c Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.
d Memperoleh teman selain dari manusia.
e Membantu menjalankan peran sosial.
f Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat.
4. Motif Hiburan a
Melepaskan diri dari permasalahan. b
Bersantai. c
Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d
Mengisi waktu. e
Penyaluran emosi. f
Membangkitkan gairah seks. Jadi individu-individu mengkonsumsi media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu
yang dicarikan pemuasannya melalui media tertentu pula, meski betapa pun kecilnya pemuasan yang dapat dilakukan media tersebut. Dari berbagai motif yang mendorong dalam mengkonsumsi media,
akan tumbuh semacam harapan yang dicarikan pemuasannya melalui media tersebut. Allan Rubin dalam Morissan, 2010:270 menemukan bahwa alasan atau motivasi orang mengkonsumsi media
dapat dikelompokkan kedalam sejumlah kategori yaitu untuk menghabiskan waktu, sebagai teman companionship, memenuhi ketertarikan excitement, pelarian, kesenangan, interaksi sosial,
memperoleh informasi dan untuk mempelajari konten media tertentu. Kategorisasi motif memang tidak terbatas, operasionalisasi Blumer dalam Rakhmat 2007:66
menyebutkan ada tiga orientasi, yaitu: a. Motif Kognitif adalah kebutuhan akan informasi aktual, surveillance, atau eksplorasi realitas.
Informan yang didasari dengan motif ini akan berusaha mencari segala macam informasi yang ia butuhkan lewat berbagai media yang dapat dijangkaunya. Pada motif ini, penggunaan facebook
didasari adanya kebutuhan untuk mendapatkan informasi. Fungsi media massa berupa social surveillance, yakni upaya penyebaran informasi yang obyektif mengenai berbagai peristiwa yang
terjadi di dalam dan di luar lingkungan, menjawab kebutuhan informasi yang dicari oleh informan.
b. Motif Diversi adalah dorongan dari dalam diri untuk memenuhi kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.
c. Motif Identitas Personal adalah kebutuhan akan penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri.
Sementara itu Horrigan 2002 membagi aktivitas yang dilakukan para pengguna internet menjadi empat kelompok, yaitu: 1. E-mail ; 2. Fun activities, yaitu aktivitas yang sifatnya untuk kesenangan
atau hiburan seperti mendownload video, pesan singkat, mendengarkan atau mendownload musik, bermain game, chatting; 3. Information utility, yaitu aktivitas internet untuk mencari informasi,
seperti: informasi produk, informasi travel, cuaca, informasi tentang film, musik, buku, berita, sekolah, kesehatan, pemerintah,keuangan, pekerjaan, dan informasi tentang politik; 4. Transaction, yaitu
aktivitas transaksi jual beli melalui internet seperti membeli produk, memesan tiket perjalanan, online banking.
Rosengren mendefinisikan kebutuhan sebagai infrastruktur biologis dan psikologis yang menjadi landasan bagi semua perilaku sosial manusia dan bahwa sejumlah besar kebutuhan biologis dan
psikologis menyebabkan kita beraksi dan bereaksi dalam Lull, 1998:117. Kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dan bahwa media massa sekalipun kadang-kadang dapat membantu
membangkitkan khalayak ramai suatu kesadaran akan kebutuhan tertentu yang berhubungan dengan situasi sosialnya McQuail dkk dalam Lull, 1998:117.
Kepuasan Konsumsi Media
Konsumsi media menurut Snow dalam Tubbs, 2000: 212 adalah untuk menciptakan dan memelihara perilaku rutin dan juga untuk membantu memelihara ritme dan suasana hati. Sejauh orang
menjadwalkan penggunaan media sehari-hari, interaksi dengan media membutuhkan ritme dan tempo tersendiri. Misalnya membaca surat kabar pada jam yang sama di pagi hari, selalu mendengarkan
laporan cuaca pada jam tertentu dari stasiun radio tertentu, dan secara teratur mengikuti acara-acara televisi setiap minggu. Bagi sebagian orang kegiatan harian ditata berdasarkan interaksinya dengan
media. Sebagian orang menggunakan media untuk memudahkan aktifitas nonmedia. Dalam keadaan ini,
suasana hati yang diciptakan ritme internal dan ritme medium menjadi sangat penting. Kita dapat membaca kisah misteri ketika pergi berlibur, mendengarkan musik ketika belajar, dan mendengarkan
acara berbincang-bincang ketika mengendarai mobil. Snow berpendapat bahwa bila interaksi dengan media meningkat, media menjadi sumber utama dalam pengembangan ritme dan tempo dalam
individu dan seluruh masyarakat Tubbs, 2000:21 Penyebab penggunaan media terletak dalam lingkungan sosial atau psikologis yang dirasakan
sebagai masalah dan media digunakan untuk menanggulangi masalah itu pemuas kebutuhan. Sejumlah masalah dan kebutuhan khas yang berkaitan dengan informasi, hubungan sosial, hiburan,
pembelajaran dan pembangunan sosial. Apabila penggunaan media hampir seluruhnya tidak selektif, maka ia tidak menyandang arti yang terkait pemakai dan dalam kadar apapun yang signifikan sehingga
tidak dapat dianggap sebagai alat pemecahan masalah McQuail, 1991: 217.
3. METODE PENELITIAN