Metode Penelitian T1 672009047 Full text

3 Gambar 1 Conceptual Architecture [7] Pada Gambar 1 merupakan service yang ada di OpenStack. Dijelaskan juga hubungan masing-masing service yang ada di OpenStack. Setiap service yang ada tidak berdiri sendiri, tapi saling bergantung. Compute merupakan service dari OpenStack yang dibahas dipenelitian ini. Compute memiliki beberapa komponen inti, seperti nova-api, nova-compute, nova-scheduler, dan nova-conductor.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Network Development Life Cycle NDLC. Dalam metode ini, terdapat 6 tahapan yang digunakan, setiap tahapan akan menghasilkan sebuah output tertentu. Output yang dihasilkan dari setiap tahapan akan menjadi dasar dari tahapan selanjutnya. Gambar 2 menjelaskan alur dari NDLC. 4 Gambar 2 Network Development Life Cycle [8] Analysis, Tahapan analysis dimulai dengan membuat check list terhadap kebutuhan hardware dan software yang akan digunakan dalam penelitian. Kebutuhan hardware dan software ini disesuaikan dengan kasus atau permasalahan yang dihadapi yaitu tentang analisis salah satu komponen yang ada di Openstack, nova, dan proof of concept dari sebuah fungsi cloud yaitu elastisitas. Sistem operasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ubuntu Server 12.04 64 bit, pada penelitian ini, installasi openstack tidak menggunakan script dari openstack melainkan menggunakan shell script dari devstack, untuk versi Openstack yang digunakan adalah Openstack dengan codename Havana. Sedangkan untuk kebutuhan hardware, hanya membutuhkan dua buah komputer, yang pertama yang berfungsi sebagai controller node dan compute node, sedangkan komputer kedua digunakan untuk melakukan konfigurasi. Selain itu, juga dibutuhkan hardware lain seperti switch dan kabel unshielded twisted pair UTP yang digunakan untuk menunjang komunikasi data. Design, Pada tahapan ini dibangun sebuah arsitektur jaringan baru dan topologi logikanya yang didasarkan dari hasil analisis. Arsitektur jaringan yang baru digambarkan seperti pada gambar 3. 5 Gambar 3 Rancangan Topologi Jaringan Cloud Pada Gambar 3, modem digunakan untuk mengakses internet, akses internet diperlukan ketika pertama kali melakukan penginstalan Devstack. Cloud server merupakan server utama yang digunakan, pada server ini terdapat semua komponen dari Openstack yang sudah terinstall. Client sendiri digunakan untuk dapat mengakses cloud server melalui dashboard atau melalui SSH. Adapun spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1 Spesifikasi Perangkat Perangkat Spesifikasi Fungsi Server - Prosesor Intel® core™ 2 quad CPU Q9300 2.50 GHz 4 CPUs - RAM 3 GiB - 500 GiB HDD - Ubuntu Server 12.04 Controller node dan Compute node, tempat masing-masing service dari OpenStack berjalan. Laptop - Prosesor Intel® core™ i3 CPU m 330 2.13 GHz 4 CPUs - RAM 2 GiB - 320 GiB HDD Client dan konfigurasi OpenStack. Switch Switch untuk jaringan 192.168.1.1 24 192.168.1.20 24 Host IP 192.168.1.10 24 Fixed IP 10.11.12.0 24 Floating IP 192.168.1.224 27 6 Perangkat lunak dan perangkat keras diatas sudah memenuhi kebutuhan untuk melakukan penelitian tentang analisis fungsi compute pada openstack yang dikarenakan pada tahap pembuatan instance hanya menggunakan flavor m1.low. Pada tahap design, juga dilakukan pembuatan flowchart mengenai alur pembuatan cloud instance dan tahapan yang terjadi didalamnya. Gambar 4 Flowchart Pembuatan Cloud Instance Pada Gambar 4 merupakan flowchart pembuatan cloud instance, dimulai dari proses pemilihan image sistem operasi, pemilihan jenis flavors sampai kepada hasil yang berupa sebuah cloud instance. 7 Gambar 5 Detail flowchart proses pembuatan instance Dalam pembuatan cloud instance, terdapat beberapa tahapan yang terjadi seperti yang ditunjukan pada Gambar 5, dimulai dari tahap scheduling, building, networking, block device mapping, dan yang terakhir tahap spawning. Pada tahap design juga dilakukan pengalokasian alamat IP seperti yang tertera pada tabel 2. Tabel 2 Pengalokasian Alamat IP Mesin Alamat IP Fungsi Server 192.168.1.10 24 10.11.12.024 192.168.1.22427 Host IP Fixed IP Floating IP Client 192.168.1.2024 Tester Client IP 8 Simulation prototyping, Pada tahapan ini dilakukan simulasi terhadap prototype dari desain yang sudah dirancang dengan menggunakan bantuan aplikasi GNS3. Hasil dari simulasi tersebut ditunjukan oleh gambar 7. Gambar 6 Simulation Prototyping dengan GNS3 Pada Gambar 6, server adalah tempat dimana OpenStack diinstall dengan menggunakan shell script Devstack. Didalam server tersebut, terdapat dua node yang diinstall dalam satu server yang sama, yaitu compute node dan controller node. Implementation, Pada bagian ini dibahas mengenai pembangunan proyek secara fisik yang mencakup instalasi mesin, konfigurasi jaringan fisik dan pengaturan alamat IP. Implementasi dilakukan dengan menggunakan script dari devstack. Monitoring, Tahapan monitoring dilakukan untuk mengetahui sistem berjalan dengan baik secara keseluruhan. Terutama untuk mengetahui penggunaan resource yang terpakai. Pengamatan terhadap resource yang dipakai diperlukan untuk mengambil hasil analisis yang dibutuhkan. Aspek yang akan diamati yaitu mengenai penggunaan RAM serta lama downtime ketika melakukan proses resize image. Management, dalam tahapan management dilakukan pengalokasian flavor atau computing resources seperti processor, RAM dan disk storage yang dapat dipilih oleh tenant atau penyewa. Dalam proses management dilakukan penambahan flavor yang mempunyai nama m1.low. Gambar 7 flavors m1.low Host IP 192.168.1.10 24 Fixed IP 10.11.12.0 24 Floating IP 192.168.1.224 27 192.168.1.20 24 192.168.1.1 24 9 Flavors m1.low mempunyai RAM sebesar 1024 MB dan mempunyai 1 buah VCPU, 0 MB swap dan 0 GB ephemeral disk seperti yang terlihat pada Gambar 7.

4. Hasil dan Pembahasan