1
1. Pendahuluan
Transposisi dan subtitusi merupakan dua proses yang sering digunakan dalam kriptografi modern atau kriptografi yang berbasis bit, seperti DES dan
AES. Transposisi merupakan suatu proses yang lebih memindahkan objek berdasarkan posisi tanpa terjadi perubahan [1]. Sebaliknya subtitusi adalah
proses yang mengubah objek tanpa memindahkannya secara posisi. Kriptografi klasik seperti Ceasar cipher, Affine cipher dan juga yang lainnya hanya
mengandalkan sebuah operasi yaitu transposisi untuk mengamankan pesan.
Super enkripsi merupakan sebutan pada kriptografi yang dalam proses enkripsi-dekripsi menggabungkan operasi transposisi dan subtitusi [3]. Secara
teori penggabungan dua proses tersebut dapat menghilangkan hubungan satu- ke-satu antara plainteks dan cipherteks. Metode ini juga dapat menahan
serangan kriptanalisis analisis frekuensi [2]. Kriptografi modern mencoba untuk mengamankan pesan dengan meminimumkan algoritma, sehingga akan
tidak banyak menggunakan operasi matematika yang biasanya secara komputasi akan membutuhkan waktu dan memori yang lebih banyak [3].
Rancangan kriptografi blok cipher yang dilakukan oleh [4], [5], dan [6] menggunakan sebuah kotak transposisi yang berukuran sebesar 64 kotak yang
sesuai dengan ukuran blok 64 bit dan menempatkan bit ke dalam kotak dan bagaimana mengambil bit-bit tersebut dengan menggunakan pola-pola tertentu.
Penggunaan kotak tranposisi dalam rancangan kriptografi dapat menghasilkan cipherteks yang sangat acak.
S-box atau kadang disebut sebagai kotak subtitusi menjadi satu-satunya operasi yang secara algortima dapat membuat input dan output menjadi tidak
berhubungan [3]. S-box juga menjadi salah satu dari lima prinsip dalam perancangan blok cipher. Kriptografi modern sangat mengandalkan s-box
menjadi operasi kunci untuk mengubah palinteks menjadi cipherteks seperti DES, AES, GOST dan yang lainnya.
Penelitian ini merancang algortima kriptografi menggunakan skema super enkripsi dengan menggunakan transposisi vertikal dan horizontal dan
juga s-box AES untuk melakukan proses subtitusi. Penggunaan s-box AES, karena kriptografi ini menjadi standart pengamanan informasi yang ditetapkan
oleh National Security Agency NSA [3]. Selain itu juga, dengan skema s-box AES penelitian ini akan membuat isi dari s-box AES yang baru dengan prinsip
lotre sehingga akan memperoleh nilai-nilai sebanyak 256 yang sangat acak karena kemunculannya tidak dapat diprediksi. S-box yang nilainya
dibangkitkan dengan prinsip lotre akan dijadikan sebagai proses subtitusi pada operasi kunci.
2. Kajian Pustaka