PEMERIKSAAN FISIK PADA ANJING DAN KUCING

Laporan Praktikum Ke-3
Teknik Pemeriksaan
Fisik Hewan

Hari/tanggal
Waktu
Dosen

: Kamis/25Februari2016
: 14.00-18.00 WIB
: Dr.drh.Agus Wijaya,MSc

PEMERIKSAAN FISIK HEWAN
(Anjing dan Kucing)
Anggota Kelompok 3
Zul Ulfa

J3P114030

PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER
PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

PENDAHULUAN
Anjing merupakan hewan sosialsama seperti halnya manusia. Kedekatan pola perilaku
anjing dengan manusia menjadikan anjing bisa dilatih, diajak bermain, tinggal bersama manusia,
dan diajak bersosialiasi dengan manusia dan anjing yang lain. Anjing memiliki posisi unik dalam
hubungan antarspesies.Kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan anjing sangat mirip dengan
konsep manusia tentang cinta dan persahabatan.Walaupun sudah merupakan naluri alami anjing
sebagai hewan kelompok, pemilik anjing sangat menghargai kesetiaan dan pengabdian anjing
dan menganggapnya sebagai anggota keluarga sendiri. Anjing kesayangan bahkan sering sampai
diberi nama keluarga yang sama seperti nama pemiliknya. Sebaliknya, anjing menganggap
manusia sebagai anggota kelompoknya.
Anjing ras sangat bervariasi dalam ukuran, penampilan dan tingkah laku dibandingkan
dengan hewan peliharaan yang lain. Sebagian besar anjing masih mempunyai ciri-ciri fisik yang
diturunkan dari serigala.Anjing adalah hewan pemangsa dan hewan pemakan bangkai, memiliki
gigi tajam dan rahang yang kuat untuk menyerang, menggigit, dan mencabik-cabik makanan.
Anjing memiliki otot yang kuat, tulang pergelangan kaki yang bersatu, Sistem
kardiovaskuler yang mendukung ketahanan fisik serta kecepatan berlari, dan gigi untuk
menangkap dan mencabik mangsa.Bila dibandingkan dengan struktur tulang kaki manusia,

secara teknis anjing berjalan berjingkat dengan jari-jari kaki.
Kucing (Felis silvestris catus) adalah hewan golongan mamalia, yaitu hewan melahirkan
dan menyusui.Kucing merupakan hewan karnivora yaitu hewan pemakan daging.Kucing
peliharaan atau kucing rumah adalah predator terhebat di dunia.Kucing ini dapat membunuh atau
memakan beberapa ribu spesies hewan yang lebih kecil darinya.Tetapi karena ukurannya yang
kecil, kucing tidak begitu berbahaya bagi manusia.Satu-satunya bahaya yang dapat timbul adalah
kemungkinan terjadinya infeksi rabies akibat gigitan kucing dan juga cakaran dari kuku kucing
yang sangat perih dan menyakitkan.
Kucing biasanya memiliki berat badan antara 2,5 hingga 7 kilogram dan jarang melebihi
10 kg. Bila diberi makan berlebihan, kucing dapat mencapai berat badan 23 kg.Tapi kondisi ini
sangat tidak sehat bagi kucing dan harus dihindari. Dalam penangkaran, kucing dapat hidup
selama 15 hingga 20 tahun, kucing tertua diketahui berusia 36 tahun. Kucing peliharaan yang
tidak diperbolehkan keluar rumah dan disterilkan dapat hidup lebih lama (mengurangi risiko
perkelahian dan kecelakaan).

Kucing termasuk hewan yang bersih.Mereka sering merawat diri dengan menjilati rambut
mereka.Saliva atau air liur mereka adalah agen pembersih yang kuat, tapi dapat memicu alergi
pada manusia.Kadang kala kucing memuntahkan hairball atau gulungan rambut yang terkumpul
di dalam perut mereka.
Kucing menyimpan energi dengan cara tidur lebih sering ketimbang hewan lain. Lama

tidur kucing bervariasi antara 12-16 jam per hari, dengan angka rata-rata 13-14 jam. Tetapi tidak
jarang dijumpai kucing yang tidur selama 20 jam dalam satu hari (Medina 2011).
Adapun tujuan praktikum Pemeriksaan Fisik Hewan yaitu agar Mahasiswa dapat
mengetahui kondisi kesehatan dari pemeriksaan fisik (tingkah laku dan fisiologis) serta dapat
mengambil tindakan yang benar.
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Teknik Pemeriksaan Fisik Hewan dilakukan di GG Klinik Hewan Diploma
IPB.Waktu praktikum yaitu hari Kamis, tanggal 25 Februari 2016pukul 14.00 – 18.00 WIB.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah stetoskop, termometer,
stetoskop, dan seekor anjing dan kucing.
Prosedur Percobaan
Anamnesa.Menanyakan kondisi anjing kepada seseorang yang merawat anjing
tersebut.Pertanyaan berisi semua aspek yang menyangkut tentang kesehatan anjing tersebut.
Pemeriksaan kesehatan anjing. Pemeriksaan kesehatan anjing dilakukan dengan cara
pengamatan tingkah laku anjing. Pengamatan tingkah laku anjing yaitu pengamatan secara kasat
mata atau mata telanjang yang meliputi pengamatan aktifitas gerak anjing, aktifitas makan dan
minum, mengamati pergerakan dari anggota tubuh anjing, dan posisi berdirinya. Selain itu juga
mengamati kondisi permukaan tubuh, lubang-lubang tubuh seperti mulut, hidung, mata, telinga,

anus, vulva, puting susu, serta gerakan nafas. Pemeriksaan fisik juga dilakukan dengan metode,
antara lain inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Pemeriksaan kesehatan kucing. Pemeriksaan kesehatan kucing dilakukan dengan cara
pengamatan tingkah laku kucing. Pengamatan tingkah laku kucing yaitu pengamatan secara kasat

mata atau mata telanjang yang meliputi pengamatan aktifitas gerak kucing, aktifitas makan dan
minum, mengamati pergerakan dari anggota tubuh kucing dan posisi berdirinya. Selain itu juga
mengamati kondisi permukaan tubuh, lubang-lubang tubuh seperti mulut, hidung, mata, telinga,
anus, vulva, puting susu, serta gerakan nafas. Pemeriksaan fisik juga dilakukan dengan metode,
antara lain inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
I.Umum
1. Signalement Hewan
Nama
Jenis Hewan
Ras/Breed
Warna rambut dan kulit
Jenis kelamin
Umur
Berat badan
Tanda-tanda khusus


Blacky
Anjing
Mix
Hitam
Jantan
9 bulan
10 kg
Mempunyai
jenggot

Milo
Kucing
Mix
Putih
dan
Orange
Jantan
14 bulan
3,3 kg

Mata kuning
tajam

2. Anamnesis
3. Status Present
3. Keadaan umum
1

3.
2
3.
3

Perawatan
Temperamen
Habitus
Tingkah laku
Gizi
Pertumbuhan badan
Sikap berdiri


Anjing
Baik
Jinak
Tidak ada kelainan
Tenang
Baik
Baik
Tegak keempat kaki

Panas badan
Frekuensi nadi
Frekuensi napas
Frekuensi jantung
Adaptasi lingkungan

Anjing
38ºC
103kali/menit
115 kali/menit

78kali/menit
Adaptif

Kucing
Baik
Jinak
Tidak ada kelainan
Tenang
Baik
Baik
Tegak
keempat
kaki
Kucing
38,6ºC
92kali/ menit
31kali/ menit
135kali/menit
Adaptif


Bereaksi

Bereaksi

Kepala dan leher
Inspeksi:
Ekspresi wajah/ Facial

Pertulangan kepala
Posisi tegak telinga
Posisi kepala
Palpatio:
a. Mata Orbita Kiri
Palpebra
Cilia
Conjuctiva
Membrana nictitans
b. Mata Orbita Kanan
Palpebra
Cilia

Conjuctiva

Maxilla
pendekmandibula
panjang
Tegak keduanya
Tegak

Simetris
Jatuh keduanya
Tegak

Membuka sempurna
Keluar sempurna
Rose, licin, bsah,
tidak ada kerusakan
permukaan.
tersembunyi

Membuka sempurna

Keluar sempurna
Rose, licin, bsah,
tidak ada kerusakan
permukaan.
tersembunyi

Membuka sempurna
Keluar sempurna
Rose, licin, bsah,
tidak ada kerusakan
permukaan.
tersembunyi

Membuka sempurna
Keluar sempurna
Rose, licin, bsah,
tidak ada kerusakan
permukaan.
tersembunyi

Membrana nictitans
c. Bola mata Kiri
Sklera
Putih bening
Putih bening
Cornea
Bening
Bening
Iris
Tidak ada perlekatan
Tidak ada perlekatn
Limbus
Rata
Rata
Pupil
Mengecil
Mengecil
Reflex pupil
Ada
Ada
Vasa injectio
Tidak ada
Tidak ada
d. Bola mata Kanan
Sklera
Putih bening
Putih bening
Cornea
Bening
Bening
Iris
Tidak ada perlekatan
Tidak ada perlekatn
Limbus
Rata
Rata
Pupil
Mengecil
Mengecil
Reflex pupil
Ada
Ada
Vasa injectio
Tidak ada
Tidak ada
e. Hidung dan sinus-sinus
Pada Anjing dan Kucing: Simetris, lubang meluas atau menyempit, dan
aliran udara bebas.

f. Mulut dan Rongga Mulut
Pada Kucingdan Anjing tidak ada kerusakan yang terjadi pada daerah
mulut.
Mukosa Kucingdan Rose, licin, basah, dan tidak ada kerusakan
Anjing
permukaan.
Gigi-geligi

I
12
6
C
4
4
PM
12
12
M
12
4
Ada kotoran gigi (foetor ex ore), tidak ada lubang gigi.
Lidah
Rose, licin, basah, dan tidak ada kerusakan
permukaan.
Ln. Retropharingealis
Anjing
Kucing
Ukuran
Sebesar kacang polong
Sebesar kacang polong
Konsistensi
Kenyal
Kenyal
Lobulasi
Berlobus
Berlobus
Perlekatan
Tidak lekat
Tidak lekat
Panas
Tidak panas
Tidak panas
Kesimetrisan Simetris
Simetris
Ln. Mandibularis
Ukuran
Lebih kecil dari kacang Lebih kecil dari kacang
polong
polong
Konsistensi
Kenyal
Kenyal
Lobulasi
Berlobus
Berlobus
Perlekatan
Tidak lekat
Tidak lekat
Panas
Tidak panas
Tidak panas
Kesimetrisan Simetris
Simetris
g. Telinga
Dengan posisi daun telinga, tegak bau khas
Kambing
cerumnen, tersa halus, tidak ada krepitasi, dan ada
reflex panggilan.
Dengan posisi daun telingaJatuh, bau khas
Domba
cerumnen, tersa halus, tidak ada krepitasi, dan ada
reflex panggilan.
h. Leher
Otot-otot teraba rata, trachea teraba, dan esofagus
juga teraba.
Pemeriksaan perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk bagian tubuh untuk
mendengar suara abnormal pada tubuh apabila terjadi kelainan sedangkan auskultasi yaitu
pemeriksaan dengan cara mendengar suara organ dalam tubuh dengan bantuan stetoskop.
Hasil signalement hewan diperoleh identitas hewan bernama blacky, jenis hewan anjing,
memiliki ras mix, warna rambut dan kulit hitam, jenis kelamin jantan, umur 9bulan, berat badan
10 kg dan memiliki jenggot tanda khusus. Anamnesis sementara pada tubuh anjing terdapat
pinjal yang ditemukan pada daerah kaki belakang dan punggung. Keadaan umum anjing yaitu
perawatan baik, dengan temperamen jinak, tidak ada kelainan pada bagian punggungnya, anjing

bertingkah laku tenang, memiliki adaptasi lingkungan yang adaptif, memiliki gizi baik yang
dapat dilihat dari keadaan tubuhnya, sikap berdiri tegak pada keempat kaki ketika dilihat cara
berjalan anjing.
Setelah dilakukan pengukuran suhu tubuh dengan termometer, didapatkan suhu tubuh
anjing normal yaitu 38,70C. Suhu tubuh anjing normal berkisar antara 37,5-39 0C. Dilakukan
pemeriksaan frekuensi nadi di bagian vena femoralis pada bagian kaki belakang anjing
didapatkan anjing memiliki frekuensi nadi 92 kali permenit dan terhitung normal dengan kisaran
frekuensi nadi normal pada anjing adalah 60-120 kali permenit. Frekuensi napas anjing dapat
dihitung dengan mendekatkan punggung tangan didepan hidung anjing, hal ini dilakukan karena
bagian punggung tangan merupakan bagian sensitif daripada telapak tangan. Hasil yang didapat
adalah 115 kali permenit terhitung tidak normal dengan napas normal pada anjing berkisar 20 –
30 kali permenit. Hal ini diduga karena anjing melakukan aktifitas berlebih seperti berlarian dan
melihat seekor kucing yang menyebabkan anjing dalam kondisi stress dan kelelahan. Sedangkan
frekuensi jantung normal pada anjing berkisar antara 70-120 kalipermenit dan anjing memiliki
frekuensi normal yaitu 78 kali permenit. Nafas diperiksa dengan menghitung frekuensi dan
memperhatikan kualitasnya dengan melihat kembang-kempisnya daerah thoraco-abdominal dan
menempelkan telapak tangan di depan cuping bagian hidung (Boddie1962).
Inspeksi adalah pemeriksan pada hewan dengan melihat keadan langsung hewan tersebut,
dan membandingkan hasil pemeriksaannya dengan keadaan normal pada hewan tersebut.
Hasilnya adalah ekspresi wajah pada anjingbereaksi ketika melihat sesuatu seperti kucing atau
hewan lain. Pertulangan kepala tegas dan simetri, memiliki bentuk makxilla panjang dengan
mandibula pendek. Posisi kepala serta tegak telinga yaitu tegak keduanya.
Dari pemeriksaan membrana mukosa dapat diketahui adanya warna membran mukosa
normal, anemis, hiperemis, ikhterus, sianosis. Pemeriksaan pada mata dan orbita kiri juga korbita
kanan didapatkan palpebra membuka dan menutup sempurna, cillia keluar sempurna dan tidak
ada yang melengkung kedalam. Konjunktiva normal berwarna rose, licin, basah, dan tidak ada
kerusakan pada permukaannya dan membrana nictitans tersembunyi. Pemeriksaan bola mata kiri
dan kanan didapatkan sklera berwarna putih bening dengan cornea bening, iris tidak ada
perlekatan, limbus rata, pupil mengecil ketika disinari dengan cahaya atau penlight, reflek pupil
ada, dan tidak ada vasa injectio atau pelebaran pembuluh darah di mata kanan dan kirinya.
Respon pada mata dapat dengan menggunakan cahaya dari penlight, jika cahaya didekatkan pada

mata maka aka nada reaksi dari pupil yaitu pupil akan berdilatasi, namun jika tidak terdapat
reaksi apa- apa berarti kemungkinan adanya gangguan pada system saraf pusat dan berakibat
pada system refleknya (Boddiem1962).
Pemeriksaan hidung didapatkan bahwa anjing memiliki bentuk hidung yang simetris,
dengan lubang meluas dan aliran udara bebas pada keduanya. Pemeriksaan sinus-sinus dilakukan
untuk mengetahui apakah anjing dalam kondisi sinus atau terdapat cairan pada hidungnya.
Dilakukan dengan mengetuk bagian hidung dengan jari telunjuk, apabila berbunyi nyari
menandakan tidak terdapat cairan pada hidung, sedangkan apabila menghasilkan bunyi redup,
diindikasikan terdapat cairan pada hidung anjing. Hasil yang diperoleh adalah anjing tidak
memiliki sinus pada hidungnya.
Pemeriksaan palpasiadalah pemeriksaan dengan meraba bagian tubuh hewan untuk
melihat apabila terdapat kelainan seperti luka, benjolan dan lainnya. Pemeriksaan palpasi
dilakukan untuk pemeriksaan membrana mukosa bertujuan untuk menentukan kualitas
kardiovaskular pada beberapa tempat seperti membrana mukosa oral (gigi-geligi), konjungtiva
(mata), vulva. Pemeriksaan mulut dan rongga mulut pada anjing dilakukan dengan membuka
bagian mulut dan melihat kenormalan mukosa, gigi serta lidah. Pemeriksaan bibir anjing normal
yaitu anjing tidak memiliki defek atau rusak atau luka bibir sisi kiri dan kanan. Sedangkan
mukosa pada anjing memiliki warna normal yaitu rose, licin-mengkilat, basah, dan tidak
memiliki kerusakan pada permukaannya.
Pemeriksaan gigi geligi pada anjing dapat dilakukan untuk mengetahui umur serta
kondisi ada tidaknya keropos pada gigi. Pemeriksaan gigi geligi pada anjing dapat dilakukan
dengan membuka mulut anjing dengan tangan kiri membuka rahang atas dan tangan kanan
membuka rahang bawah. Pada anjing yang masih belum dewasa yaitu dibawah 6 bulan, kondisi
gigi masih memperlihatkan gigi dengan warna putih susu dan pada permukaan atas gigi masih
memiliki tonjolan seperti gong. Sedangkan gigi anjing dewasa memiliki warna gigi yang agak
kekuningan serta permukaan gigi bergeligi (tidak rata) dan tidak ada tonjolan.
Hasil pemeriksaan gigi didapatkan bahwa anjing memiliki jumlah incisivum 12 buah,
caninus 4 buah, premolar 12 buah, dan molar lengkap yaitu 12 buah terindikasi sudah dewasa.
Memiliki foetor ex ore atau kotoran gigi pada premolar dan molar, serta tidak terdapat keropos
gigi.

Sussunan gigi pada anjing :
M3 P3 C1 I3 | I3 C1 P3 M3
M3 P3 C1 I3 | I3 C1 P3 M3
Keterangan:

I=insisivus=gigiseri
C=kaninus=gigitaring
P=premolar=gerahamdepan
M = molar = geraham belakang

Pemeriksaan lidah didapatkan warna lidah normal yaitu rose, permukaan lidah licinmengkilat dan basah serta tidak ada kerusakan permukaan pada lidah. Limfonodus
retropharingealis dan limphonodus mandibularis dapat diketahui dengan meraba pada bagian
ventral mulut dekat bagian mandibularis. Kedua limfonodus ini beriringan sehingga sulit
dibedakan atau diraba salah satunya. Keduanya memiliki ukuran sebesar kacang polong, dengan
konsistensi kenyal dan berlobul, tidak ada perlekatan, dan panas limfonodus sama dengan suhu
tubuh, serta memiliki bentuk yang simetris pada bagian kanna dan kirinya.
Hasilnya adalah telinga tegak pada keduanya, memiliki bau khas cerumen, permukaan
yang licin dah halus, tidak memiliki krepitasi pada kedua telinga, dan memiliki reflek panggilan
ketika diberika tepukan pada daerah telinga. Pemeriksaan leher didapatkan trachea bisa teraba
dan tidak ada batuk ketika dipegang, batuk ketika trachea dipegang dapat diindikasikan anjing
dalam kondisi radang tenggorokan. Esofagus teraba dan kosong dengan makanan.
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan keadaan tubuh melalui cara penentuan kondisi
fisik dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik merupakan
tindakan untuk mengidentifikasi kelainan-kelainan klinis dan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya suatu penyakit pada individu maupun populasi.pemeriksaan fisik yang dilakukan
meliputi pemeriksaan status kesehatan umum seperti perhitungan frekuensi nadi, denyut jantung,
penghitungan frekuensi nafas, pengukuran suhu tubuh, pengamatan terhadap mukosa, dan turgor
kulit (Kelly 1984).
Hasil signalement hewan diperoleh identitas hewan bernama milo, jenis hewan kucing,
memiliki mix, warna rambut dan kulit coklat putih, jenis kelamin betina, umur kurang lebih satu
tahun, berat badan 2-3 kg dan tidak memiliki tanda khusus. Keadaan umum kucing yaitu

perawatan baik, dengan tempramen jinak, tidak ada kelainan pada bagian punggungnya, kucing
memiliki tingkah laku tenang, memiliki adaptasi lingkungan yang adaptif, memiliki gizi baik
yang dapat dilihat dari keadaan tubuhnya, sikap berdiri tegak pada keempat kaki ketika dilihat
cara berjalan kucing.
Suhu tubuh hewan dapat diukur dengan menggunakan termometer. Hasil yang diperoleh
tidak menunjukkan jumlah total panas yang diproduksi tubuh tetapi menunjukkan keseimbangan
antara produksi panas dan pengeluaran panas tubuh (Kelly 1984). Pemeriksaan suhu tubuh
hewan pada umumnya dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Suhu tubuh yang
normal pada kucing mencapai 38o-39,5ºC. Pada pengamatan yang dilakukan suhu tubuh kucing
yaitu 38oC terindikasi normal. Menurut Cunningham (2002), frekuensi jantung adalah banyaknya
denyut jantung dalam satu menit. Pengamatan terhadap frekuensi jantung pada kucing dihitung
secara auskultasi dengan menggunakan stetoskop yang diletakkan tepat di atas apeks jantung
pada dinding dada sebelah kiri.Pulsus hewan dapat dirasakan dengan menempelkan tangan pada
pembuluh darah arteri femoralis di paha bagian dalam (Kelly 1984).Frekuensi jantung normal
pada kucing adalah 40-80 kali per menit, sedangkan pada pengamatan ini didapatkan frekuensi
jantung 135 kali dalam satu menit.Frekuensi jantung tinggi karena hewan berada pada kondisi
kelelahan dan tidak stabil.Angka tersebut menunjukkan normal karena kucing diperiksa dalam
kondisi tenang.
Denyut nadi dan denyut jantung pada hewan sehat akan selalu sinkron. Frekuensi nadi
yang lebih rendah dari frekuensi jantung menandakan adanya insufisiensi jantung yang ditandai
dengan kelemahan ventrikular (Rosenberger 1979).Pada kucing, denyut nadi normal yaitu 60-90
kali dalam satu menit, sedangkan pada pengamatan ini denyut nadi pada kucing yaitu 92 kali
dalam satu menit dan terindikasi normal.
Perhitungan frekuensi nafas pada kucing dilakukan dengan cara menghitung gerakan
flank dan tulang rusuk yang bergerak simetris pada saat inspirasi selama 1 menit. Respirasi
normal pada kucing adalah 25-35 kali per menit.Kucing yang diamati memiliki frekuensi napas
sebanyak 31 kali dalam satu menit.
Pemeriksaan wajah atau facial bertujuan untuk menilai apakah wajah terlihat apatis,
bereaksi dan takut. Ekspresi kucing yang diamati yaitu bereaksi.Pemeriksaan mata menilai
adanya visus atau ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus ini dapat dilakukan dengan
pemberian rangsangan cahaya (khusus pada umur neonatus).Pemeriksaan mata yang lain adalah

menilai apakah palpebra simetris atau tidak. Palpebra pada kucing yang diamati menunjukkan
palpebra membuka sempurna dan menutup sempurnaserta ada reflex dari palpebra, cilia keluar
sempurna, membrana nictitans tersembunyi dan berwarna putih dan konjungtiva bermukosa rose,
terlihat licin, basah dan tidak ada kerusakan permukaan.
Pemeriksaan sklera bertujuan untuk menilai warna, yang dalam keadaan normal berwarna
putih bening. Apabila di temukan warna lain, kemungkinan ada indikasi penyakit lain.
Pemeriksaan juga menilai kejernihan kornea, perlekatan iris, dan limbus. Apabila ada radang,
kornea akan tampak keruh. Kucing yang diamati sklera berwarna putih bening dan kornea
berwarna bening, sedangkan untuk iris tidak ada perlekatan dan limbus datar.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pupil secara normal pupil berbentuk bulat, simetris, atau
apabila diberikan sinar dengan reflek cahaya langsung akan mengecil. Midriasis atau dilatasi
pupil menunjukkan adanya rangsangan simpatis, sedangkan miosis menunjukkan keadaan pupil
yang mengecil. Pemeriksaan pupil pada kucing yang diamati menunjukkan adanya reflex pupil
yaitu apabila terdapat cahaya yang masuk maka pupil akan mengecil dan kembali membesar
ketika cahaya sedikit atau tidak ada,selain itu juga terdapat vasa injection (pelebaran pembuluh
darah) dalam ukuran yang sedikit sehingga masih bisa dikategorikan dalam keadaan normal.
Pemeriksaan hidung bertujuan untuk menilai bentuk hidung simetris atau tidak simetris,
menentukan lubang meluas atau menyempit dan juga menentukan aliran udara bebas atau
tersumbat. Pemeriksaan hidung yang dilakukan yaitu bentuk simetris atau tidak dan aliran udara
bebas atau tersumbat. Kucing yang diamati memiliki bentuk hidung yang simetris, memiliki
lubang meluas, dan aliran udara bebas. Pemeriksaan hidung yang bertujuan untuk mengetahui
sinus pada hidung kucing dapat dilakukan dengan cara mengetuk os nasal, keadaan normal atau
tidak terindikasi sinus tejadi bila suara yang dihasilkan adalah nyaring sedangkan bila terindikasi
sinus memiliki suara redup. Pada kucing memiliki hidung yang normal dan tidak terindikasi
sinus.
Pemeriksaaan mulut bertujuan untuk menilai ada atau tidaknya kerusakan pada bibir dan
melihat mukosa. Pada kucing yang diamati tidak mengalami kerusakan pada bagian mulut dan
bermukosa rose, licin dan basah.Pemeriksaan gigi pada kucing didapatkan memiliki struktur gigi
yang belum lengkap dan masih muda karena masih berumur kurang lebih satu tahun yang dilihat
jumlah incisivum dan premolar yang belum lengkap. Struktur gigi pada kucing yang diamati
yaitu memiliki incisivum sebanyak 6 buah, memiliki caninus sebanyak 4 buah, memiliki 12 buah

premolar tetapi belum lengkap dan 4 buah molar. Struktur gigi normal pada kucing yaitu
memiliki incisivum sebanyak 12 buah, memiliki caninus sebanyak 4 buah, memiliki 10 buah
premolar dan 4 buah molar.
Pemeriksaan lidah juga bertujuan untuk menilai apakah terjadi kelainan kogenital atau
tidak dan melihat mukosanya(Bickley 2008) . kucing yang diamati bermukosa rose, licinmengkilat, basah dan tidak ada kerusakan permukaan.
Pemeriksaan limfonodus retropharingealis bertujuan untuk melihat ukuran, konsistensi,
lobulasi, perlekatan, panas dan kesimetrisan.Pada kucing yang diamati hasil yang diperoleh yaitu
memiliki ukuran sebesar kacang tanah, konsistensi kenyal, lobulasi berlobul, panas sesuai
dengan suhu tubuh, dan berbentuk simetris.Sedangkan pemeriksaan limfonodus mandibularis,
memiliki ukuran sebesar kacang tanah, konsistensi kenyal, lobulasi berlobul, panas sesuai
dengan suhu tubuh, dan berbentuk simetris.
Pemeriksaan telinga bertujuan untuk melihat bentuk telinga, bau telinga, permukaan daun
telinga, krepitasi, dan reflex panggilan.Kucing yang diamati memiliki bentuk telinga tegak, bau
khas cerumen, permukaan daun telinga licin-halus, tidak ada krepitasi dan adanya reflex
panggilan. Pemeriksaan leher menunjukkan leher terlihat rata, otot-otot teraba, trachea teraba dan
tidak ada batuk,dan esophagus teraba dalam keadaan kosong.
SIMPULAN
Berdasarkan praktikum dan peengamatan pemeriksaan fisik pada hewan anjing dan
kucing, dilakukan metode inspeksi, palpasi, dan aukultasi. Hasil yang diperoleh, keaadaan pada
anjing dan kucing terlihat atau menunjukkan keadaan pada anjing normal laiinya.
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, Lynn.2008.Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan.Jakarta : EGC
Cunningham JG. 2002. Veterinary Physiology. Philadeplhia London: Saunders Company.
Kelly WR. 1984. Veterinary Clinical Diagnosis. London: Bailliere Tindall.
Medina, F. M.et al. 2011. A global review of the impacts of invasive cats on island endangered
vertebrates.Global Change Biol.17, 3503–3510
Rosenberger G. 1979. Clinical Examination of Cattle. Berlin & Hamburg: Verlag Paul Parley.

Boddie., G.F. 1962.Diagnostic Methods in Veterinary Medicine. Philadelphia: J.B. Lippincott
Company.