HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORI AKUT (IRA) PADA ANAK USIA 1 – 4 TAHUN DI KELURAHAN DINOYO KOTA MALANG PERIODE AGUSTUS 2014 – SEPTEMBER 2014

(1)

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORI AKUT (IRA) PADA ANAK USIA 1 – 4 TAHUN

DI KELURAHAN DINOYO KOTA MALANG PERIODE AGUSTUS 2014 – SEPTEMBER 2014

Oleh:

IRVANTIO PRADIGDO 201010330311044

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORI AKUT (IRA) PADA ANAK USIA 1 – 4 TAHUN

DI KELURAHAN DINOYO KOTA MALANG PERIODE AGUSTUS 2014 – SEPTEMBER 2014

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh :

IRVANTIO PRADIGDO 201010330311044

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(3)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal : 16 Maret 2015

Pembimbing I

dr. Bambang Mulyawan, Sp.A

Pembimbing II

dr. Maryam Abdullah

Mengetahui,

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang Dekan,


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya penulis telah berhasil menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Kejadian Infeksi Respiratori Akut (IRA) Pada Anak Usia 1 – 4 Tahun Di Kelurahan Dinoyo Kota Malang Periode Agustus 2014 – September 2014”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam rangka penyusunan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sangatlah tidak mudah menjalani masa perkuliahan hingga pada penyusunan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, Februari 2015


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGUJIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan umum ... 3

1.3.2 Tujuan khusus ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3


(6)

1.4.2 Manfaat untuk peneliti ... 4

1.4.3 Manfaat untuk masyarakat ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1Air Susu Ibu (ASI) ... 5

2.1.1 Definisi ASI ... 5

2.1.2 Volume ASI ... 5

2.1.3 Faktor protektif dalam ASI ... 6

2.1.4 Keunggulan ASI dan manfaat menyusui ... 10

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI ... 12

2.1.6 Kendala pemberian ASI ... 14

2.2Susu Formula ... 16

2.2.1 Definisi susu formula ... 16

2.2.2 Jenis-jenis susu formula ... 16

2.2.3 Komposisi susu formula ... 18

2.2.4 Bahaya pemberian susu formula ... 19

2.3Infeksi Respiratori Akut (IRA) ... 21

2.3.1 Definisi IRA ... 21

2.3.2 Epidemiologi IRA ... 21

2.3.3 Macam-macam IRA ... 23

2.3.4 Etiologi IRA ... 25

2.3.5 Faktor risiko IRA ... 26

2.3.6 Patofisiologi IRA ... 28


(7)

2.3.8 Diagnosis IRA ... 31

2.4Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Thymus ... 33

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 34

3.1Kerangka Konseptual ... 34

3.2Hipotesis Penelitian ... 36

BAB 4 METODE PENELITIAN... 37

4.1Jenis Penelitian ... 37

4.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

4.3.1 Populasi ... 37

4.3.2 Sampel ... 37

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 37

4.4Karakteristik Sampel Penelitian ... 38

4.4.1 Kriteria inklusi kelompok kasus ... 38

4.4.2 Kriteria eksklusi kelompok kasus ... 38

4.4.3 Kriteria inklusi kelompok kontrol ... 38

4.4.4 Kriteria eksklusi kelompok kontrol ... 38

4.5 Variabel Penelitian ... 39

4.5.1 Variabel bebas ... 39

4.5.2 Variabel terikat ... 39

4.6 Definisi Operasional ... 39

4.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 40


(8)

4.9 Analisis Data ... 41

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 42

5.1Gambaran Umum Penelitian ... 42

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 42

5.2Distribusi Faktor-Faktor Penyebab IRA ... 42

5.2.1 Distribusi variabel ASI eksklusif ... 43

5.2.2 Distribusi variabel berat badan lahir ... 43

5.2.3 Distribusi variabel perokok pasif ... 44

5.2.4 Distribusi variabel anjuran IMD ... 44

5.3 Analisis Bivariat ... 44

5.4 Besar Odds Ratio Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian IRA ... 45

5.5 Analisis Multivariat... 46

BAB 6 PEMBAHASAN ... 47

6.1Keterbatasan Penelitian ... 47

6.2Deskriptif Karakteristik Responden ... 49

6.3Analisis Faktor-Faktor Penyebab IRA ... 59

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

7.1Kesimpulan ... 60

7.2Saran ... 61

7.2.1 Bagi masyarakat ... 61

7.2.2 Bagi klinis ... 61

7.2.3 Bagi akademis ... 61


(9)

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden ... 65

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 66

Lampiran 3 Analisis Univariat ... 69

Lampiran 4 Analisis Bivariat ... 70

Lampiran 5 Analisis Multivariat ... 72

Lampiran 6 Risk Estimate ... 75


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Arief N, 2009, ASI dan Tumbuh Kembang Bayi, Media Pressindo, Yogyakarta. Basir D, Rahajoe NN, Setyanto DB et al, 2013, Pendekatan Diagnostik

Respiratorik Anak, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 51-70.

Baskoro A, 2008, ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui, Banyu Media, Yogyakarta. Corwin EJ, 2009, Buku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

Dadiyanto DW, 2013, Otitis Media, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 296-302.

Daulay RM, Dalimunthe W, Kaswandani N, 2013, Rinosinusitis, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 303-315.

Depkes, 2007, Pedoman Pemberian Makanan Bayi dan Anak Dalam Situasi Darurat, Jakarta, pp 117 – 129.

Elly N, 2012, Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian ISPA Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Indah Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu Tahun 2011, viewed 18 Mei 2014 <www.saptabakti.ac.id> Hapsari, 2009, Makalah Pemberian ASI Eksklusif, Super Bidan Sari Mulia,

viewed 18 Mei 2014 <http://superbidanhapsari.wordpress.com/ 2009/12/14/makalah-pemberian-asi-eksklusif/>

Kosim, M. Sholeh, et Al, 2008, Buku Ajar Neonatologi, IDAI, Jakarta. Kristiyanasari, 2009, ASI, Menyusui dan Sadari, Nuha Medika, Yogjakarta. Naning R, Ismangoen H, Setyati A, 2013, Bronkitis Akut, In: Rahajoe NN,

Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 330-332.

Naning R, Triasih R, Setyati A, 2013, Rinitis, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 278-287.

Naning R, Triasih R, Setyati A, 2013, Faringitis, Tonsilitis, Tonsilofaringitis Akut, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 288-295.


(12)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

Prasetyono DS, 2009, Buku Pintar ASI Eksklusif, Diva Press, Yogyakarta. Rasti A, 2010, 101 Hal Penting Merawat Bayi, Katahati, Yogyakarta.

Ranantha R, 2014, Hubungan Antara Karakteristik Balita Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Gandon Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, Artikel Ilmiah Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, pp 8.

Roesli U, 2008, Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Eksklusif, Pustaka Bunda, Jakarta.

Said M, 2013, Pneumonia, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 350-365.

Saleha S, 2009, Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Salemba Medika, Jakarta. Sastroasmoro S, 2007, Membina Tumbuh Kembang Bayi dan Balita, Badan

Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta.

Sejatiningsih S, 2012, Program Inisiasi Menyusu Dini dalam rangka Menurunkan Angka Kematian Neonatal, Pustaka Universitas Padjajaran, pp 6.

Siregar A, 2004, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Oleh Ibu Melahirkan, Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, pp 1 – 10.

Soetjiningsih, 1997, ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Suhardjo, 2007, Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak, Kanisius, Yogyakarta. Sulistiyoningsih H, 2011, Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Syahriyanti E, 2010, Stop Merokok, Dara Ilmu, Yogyakarta.

Trisnawati Y, Juwarni, 2012, Hubungan Perilaku Merokok Orangtua Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga, Artikel Ilmiah, Akademi Kebidanan YLPP, Purwokerto


(13)

Viktor, 2008, Setiap 1 Jam 10 Bayi Meninggal Dunia, viewed 2 Juni 2014 <http://www.dinkes.sumbarprov.go.id>

Wantania JM, Naning R, Wahani A, 2013, Infeksi Respiratori Akut, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 268-277.

Widarini, 2010, Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian ISPA Pada Bayi, JIG Vol. 1 No. 1 Agustus 2010, pp. 28 – 41.

Yangtjik K, Arifin F, 2013, Epiglotitis, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 316-319.

Yangtjik K, Dadiyanto DW, 2013, CROUP (Laringotrakeobronkitis Akut), In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 320-329.

Zain MS, 2013, Bronkiolitis, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 333-349.


(14)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi respiratori akut (IRA) merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2007). Istilah IRA sekarang digunakan dalam pembahasan tentang penyakit infeksi yang menyerang saluran pernapasan yang dulu dikenal dengan nama ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) (IDAI, 2010).

Penyakit infeksi respiratori akut (IRA) menjadi penyebab utama kematian pada bayi. IRA merupakan penyebab kematian utama di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Setiap tahun diperkirakan 4 juta anak meninggal karena IRA, dan 3 juta diantaranya di negara berkembang (Viktor, 2008).

Di Indonesia, IRA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan yaitu 40 – 60% dari seluruh kunjungan ke puskesmas dan 15 – 30% dari seluruh kunjungan rawat jalan dan rawat inap RS. Jumlah episode IRA di Indonesia diperkirakan 3 – 6 kali per tahun, tetapi berbeda antar daerah (Wantania, 2013). Provinsi Jawa Timur sendiri mengalami kenaikan prevalensi dari 20,55% pada tahun 2007 menjadi 28,3% pada tahun 2013, menjadikan Jawa Timur masuk ke dalam lima provinsi dengan prevalensi IRA terbesar di Indonesia. Sedangkan period prevalence tertinggi IRA terjadi pada anak usia 1 – 4 tahun (Riskesdas, 2013).


(15)

2

Salah satu cara pencegahan IRA pada bayi adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, yaitu pemberian ASI pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan gizi dan cairan pada enam bulan pertama kehidupan. ASI mengandung zat protektif atau zat kekebalan (Sulistiyoningsih, 2011). Zat kekebalan pada ASI dapat melindungi bayi dari penyakit mencret atau diare, penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi. Bayi yang diberi ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (Depkes RI, 2007).

Cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama terbatasnya tenaga konselor ASI, belum adanya PP (Peraturan Pemerintah) tentang pemberian ASI, serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI (Kemenkes RI, 2009). Namun baru-baru ini pemerintah mengeluarkan peraturan tentang ASI yaitu Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Selain itu tingkat pendidikan ibu yang rendah (Rasti, 2010), gencarnya promosi susu formula, ibu bekerja, dan kebiasaan memberikan makanan/minuman secara dini pada sebagian masyarakat menjadi pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif (Prasetyono, 2009).

Susu formula banyak diminati masyarakat karena cenderung praktis. Sedangkan penggunaan ASI kerap dianggap terlalu merepotkan. Namun, sesibuk apapun wanita atau ibu, hendaknya tetap memprioritaskan pemberian ASI untuk anaknya daripada susu formula. Ini karena ASI memiliki banyak keunggulan, di antaranya adalah meningkatkan imun atau ketahanan tubuh bayi dari berbagai


(16)

3

jenis penyakit dan mampu meningkatkan kecerdasan IQ anak (Hidayanti, 2011). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif terhadap kejadian Infeksi Respiratori Akut (IRA) pada anak usia 1 – 4 tahun di Kelurahan Dinoyo Kota Malang Periode Agustus 2014 – September 2014.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif terhadap kejadian Infeksi Respiratori Akut (IRA) pada anak usia 1 – 4 tahun di Kelurahan Dinoyo Kota Malang Periode Agustus 2014 – September 2014?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif terhadap kejadian Infeksi Respiratori Akut (IRA) pada anak usia 1 – 4 tahun di Kelurahan Dinoyo Kota Malang Periode Agustus 2014 – September 2014.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui jumlah anak usia 1 – 4 tahun yang mendapatkan ASI eksklusif. 2. Mengetahui faktor-faktor risiko dari IRA dan pengaruhnya.

3. Mengetahui nilai odds ratio dari ASI eksklusif terhadap IRA. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat untuk akademis

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber data penelitian mengenai hubungan ASI eksklusif dengan kejadian IRA. Serta pendorong bagi pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain penyebab IRA. Penelitian ini juga bisa dikembangkan dengan menambah sampel,


(17)

4

memperpanjang waktu penelitian, dan merubah metode supaya memperoleh hasil yang lebih signifikan.

1.4.2 Manfaat untuk peneliti

1. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan secara langsung kepada masyarakat.

2. Sebagai salah satu sarana edukasi kepada masyarakat untuk memperhatikan pentingnya pemberian ASI eksklusif sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan mudah.

1.4.3 Manfaat untuk masyarakat

1. Memberi informasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif kepada bayi.

2. Memberikan informasi cara mengurangi dan mencegah kejadian IRA pada anak.


(1)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

Prasetyono DS, 2009, Buku Pintar ASI Eksklusif, Diva Press, Yogyakarta. Rasti A, 2010, 101 Hal Penting Merawat Bayi, Katahati, Yogyakarta.

Ranantha R, 2014, Hubungan Antara Karakteristik Balita Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Gandon Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, Artikel Ilmiah Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, pp 8.

Roesli U, 2008, Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Eksklusif, Pustaka Bunda, Jakarta.

Said M, 2013, Pneumonia, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 350-365.

Saleha S, 2009, Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Salemba Medika, Jakarta. Sastroasmoro S, 2007, Membina Tumbuh Kembang Bayi dan Balita, Badan

Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta.

Sejatiningsih S, 2012, Program Inisiasi Menyusu Dini dalam rangka Menurunkan Angka Kematian Neonatal, Pustaka Universitas Padjajaran, pp 6.

Siregar A, 2004, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Oleh Ibu Melahirkan, Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, pp 1 – 10.

Soetjiningsih, 1997, ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Suhardjo, 2007, Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak, Kanisius, Yogyakarta. Sulistiyoningsih H, 2011, Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Syahriyanti E, 2010, Stop Merokok, Dara Ilmu, Yogyakarta.

Trisnawati Y, Juwarni, 2012, Hubungan Perilaku Merokok Orangtua Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga, Artikel Ilmiah, Akademi Kebidanan YLPP, Purwokerto


(2)

Viktor, 2008, Setiap 1 Jam 10 Bayi Meninggal Dunia, viewed 2 Juni 2014 <http://www.dinkes.sumbarprov.go.id>

Wantania JM, Naning R, Wahani A, 2013, Infeksi Respiratori Akut, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 268-277.

Widarini, 2010, Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian ISPA Pada Bayi, JIG Vol. 1 No. 1 Agustus 2010, pp. 28 – 41.

Yangtjik K, Arifin F, 2013, Epiglotitis, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 316-319.

Yangtjik K, Dadiyanto DW, 2013, CROUP (Laringotrakeobronkitis Akut), In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 320-329.

Zain MS, 2013, Bronkiolitis, In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, Buku Ajar Respirologi Anak, edisi pertama, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, pp. 333-349.


(3)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi respiratori akut (IRA) merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2007). Istilah IRA sekarang digunakan dalam pembahasan tentang penyakit infeksi yang menyerang saluran pernapasan yang dulu dikenal dengan nama ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) (IDAI, 2010).

Penyakit infeksi respiratori akut (IRA) menjadi penyebab utama kematian pada bayi. IRA merupakan penyebab kematian utama di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Setiap tahun diperkirakan 4 juta anak meninggal karena IRA, dan 3 juta diantaranya di negara berkembang (Viktor, 2008).

Di Indonesia, IRA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan yaitu 40 – 60% dari seluruh kunjungan ke puskesmas dan 15 – 30% dari seluruh kunjungan rawat jalan dan rawat inap RS. Jumlah episode IRA di Indonesia diperkirakan 3 – 6 kali per tahun, tetapi berbeda antar daerah (Wantania, 2013). Provinsi Jawa Timur sendiri mengalami kenaikan prevalensi dari 20,55% pada tahun 2007 menjadi 28,3% pada tahun 2013, menjadikan Jawa Timur masuk ke dalam lima provinsi dengan prevalensi IRA terbesar di Indonesia. Sedangkan period prevalence tertinggi IRA terjadi pada anak usia 1 – 4 tahun (Riskesdas, 2013).


(4)

2

Salah satu cara pencegahan IRA pada bayi adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, yaitu pemberian ASI pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan gizi dan cairan pada enam bulan pertama kehidupan. ASI mengandung zat protektif atau zat kekebalan (Sulistiyoningsih, 2011). Zat kekebalan pada ASI dapat melindungi bayi dari penyakit mencret atau diare, penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi. Bayi yang diberi ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (Depkes RI, 2007).

Cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama terbatasnya tenaga konselor ASI, belum adanya PP (Peraturan Pemerintah) tentang pemberian ASI, serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI (Kemenkes RI, 2009). Namun baru-baru ini pemerintah mengeluarkan peraturan tentang ASI yaitu Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Selain itu tingkat pendidikan ibu yang rendah (Rasti, 2010), gencarnya promosi susu formula, ibu bekerja, dan kebiasaan memberikan makanan/minuman secara dini pada sebagian masyarakat menjadi pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif (Prasetyono, 2009).

Susu formula banyak diminati masyarakat karena cenderung praktis. Sedangkan penggunaan ASI kerap dianggap terlalu merepotkan. Namun, sesibuk apapun wanita atau ibu, hendaknya tetap memprioritaskan pemberian ASI untuk anaknya daripada susu formula. Ini karena ASI memiliki banyak keunggulan, di antaranya adalah meningkatkan imun atau ketahanan tubuh bayi dari berbagai


(5)

3

jenis penyakit dan mampu meningkatkan kecerdasan IQ anak (Hidayanti, 2011). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif terhadap kejadian Infeksi Respiratori Akut (IRA) pada anak usia 1 – 4 tahun di Kelurahan Dinoyo Kota Malang Periode Agustus 2014 – September 2014.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif terhadap kejadian Infeksi Respiratori Akut (IRA) pada anak usia 1 – 4 tahun di Kelurahan Dinoyo Kota Malang Periode Agustus 2014 – September 2014?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif terhadap kejadian Infeksi Respiratori Akut (IRA) pada anak usia 1 – 4 tahun di Kelurahan Dinoyo Kota Malang Periode Agustus 2014 – September 2014.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui jumlah anak usia 1 – 4 tahun yang mendapatkan ASI eksklusif. 2. Mengetahui faktor-faktor risiko dari IRA dan pengaruhnya.

3. Mengetahui nilai odds ratio dari ASI eksklusif terhadap IRA. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat untuk akademis

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber data penelitian mengenai hubungan ASI eksklusif dengan kejadian IRA. Serta pendorong bagi pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain penyebab IRA. Penelitian ini juga bisa dikembangkan dengan menambah sampel,


(6)

4

memperpanjang waktu penelitian, dan merubah metode supaya memperoleh hasil yang lebih signifikan.

1.4.2 Manfaat untuk peneliti

1. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan secara langsung kepada masyarakat.

2. Sebagai salah satu sarana edukasi kepada masyarakat untuk memperhatikan pentingnya pemberian ASI eksklusif sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan mudah.

1.4.3 Manfaat untuk masyarakat

1. Memberi informasi tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif kepada bayi.

2. Memberikan informasi cara mengurangi dan mencegah kejadian IRA pada anak.


Dokumen yang terkait

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 12-24 Bulan Di Puskesmas TerjunKecamatan Medan Marelan Tahun 2014

3 66 115

Hubungan ASI Eksklusif terhadapKejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan, Medan

5 83 76

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Kejadian ISPA pada Bayi Usia 0-12 Bulan

0 62 71

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Infeksi Respiratorik Akut (IRA) Bagian Bawah ada Anak Usia 1-5 Tahun Di RSUD Sukoharjo.

0 2 15

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Infeksi Respiratorik Akut (IRA) Bagian Bawah ada Anak Usia 1-5 Tahun Di RSUD Sukoharjo.

0 3 13

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BAYI USIA 1-6 BULAN Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 1-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI POSYANDU KELURAHAN KADIPIRO SURAKARTA.

0 0 4

Hubungan antara Pemberian Asi Eksklusif dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Usia 6-24 Bulan di RS. “X” Kabupaten Bandung Tahun 2016.

0 0 19

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KASUS PNEUMONIA ANAK USIA 6 BULAN – 5 TAHUN.

0 1 10

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN - 5 TAHUN.

0 0 5