HERLINA \\192.168.8.203\upi\Direktori\A - FIP\JUR. PBB\SITI WURYAN INDRAWATI\PD2-Teori Observasi.rtf
2
atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi tadi. Lembar observasi sebagai pedoman pelaksanaan pun dibuat sangat sederhana, hanya berisi garis besar pedoman tanpa suatu rancangan yang
kompleks.
Berdasarkan hubungan antara observer dan gejala yang diobservasi, baik observasi
terstruktur maupun yang tidak terstruktur dapat dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi nonpartisipan.
Pada observasi partisipan, observer terlibat dengan situasilingkungan dimana gejala terjadi. Jadi, tidak ada jarak antara observer dengan gejala yang diobservasi.
Sedangkan pada observasi nonpartisipan, observer memperlakukan dan mempersiapkan dirinya sedemikian rupa sehingga dirinya benar-
benar berada “di luar” atau tidak terlibat dalam situasi, lingkungan, dan gejala yang diamati.
E. Keuntungan Metode Observasi
1. Memungkinkan perekaman gejala-gejala pada waktu terjadinyaapa adanya.
2. Dengan pengamatan langsung dapat mengetes kebenaran dan keyakinan peneliti, kebenaran data,
dan menghapus keraguan adanya bias. 3.
Ada studi sosialpsikologis yang tidak mungkin menggunakan metode lain, Jadi metode observasi merupakan satu-satunya metode yang dapat dilakukan. Contohnya: meneliti tingkah laku hewan, anak-
anak, bayi, orang yang terganggu jiwa, orang cacat mental. 4.
Observasi tidak tergantung pada kemauan objek yang diobservasi untuk melaporkan atau menceritakan pengalamannya. Misalnya: bila akan mengobservasi orang yang akan menempuh ujian,
maka tidak perlu menanyakan apakah orang yang diobservasi bersedia atau tidak untuk diobservasi. 5.
Mampu memahami tingkah laku yang kompleks dan situasi yang rumit. 6.
Memperoleh gambaran berbagai tingkah laku dalam waktu yang bersamaan
F. Kelemahan Observasi
1. Observasi sangat tergantung pada individu yang melakukan observasi.
Terjadi Hallo Effect. Tanpa pengarahan yang terperinci akan diperoleh hasil yang sangat subjektif, dimana observer
cenderung menilai seseorang dengan sikap menggeneralisasikan penilaian positif atau negatif. Misalnya, jika kita menyukai seseorang, kita cenderung memberikan penilaian positif padanya,
dan untuk seterusnya akan timbul kecenderungan memberikan penilaian positif. Demikian pula sebaliknya.
Ada refleksi observer, yaitu ikut berpengaruhnya struktur kepribadian observer berkaitan dengan latar belakang observer, yang tercermin dalam hasil observasinya terhadap orang yang
diobservasi. Selain itu juga pengaruh pengalaman-pengalaman emosional dapat tampil dalam kegiatan observasi.
Pengamatan bersifat selektif berkaitan dengan keterbatasan penglihatan secara fisiologis, juga berkaitan dengan minat dimana observer cenderung mengamati hal-hal yang menonjol atau yang
ingin diamati saja, Untuk mengatasi kelemahan ini bisa dilakukan cara-cara berikut:
HERLINA \\192.168.8.203\upi\Direktori\A - FIP\JUR. PBB\SITI WURYAN INDRAWATI\PD2-Teori Observasi.rtf
3
Merumuskan tujuan penelitian secara sangat terperinci dan menuangkannya ke dalam pola-pola tingkah laku yang akan diobservasi secara jelas dan tajam.
Melakukan perekaman hasil observasi yang dibantu dengan alat-alat lain seperti kamera maupun audiovisual lainnya.
Melakukan observasi dengan 2 observer atau lebih yang berbeda latar belakang, disiplin, maupun pendidikannya.
Dalam melakukan observasi harus dilakukan prosedur kontrol yang teliti, misalnya harus diuraikan secara jelas apa yang harus diobservasi, bagaimana merekamnya, alat apa yang digunakan, dan
bagaimana menulis laporannya. Keseluruhan prosedur kontrol itu adalah untuk menjamin agar observasi dapat diulang kembali.
2. Observasi dipengaruhi oleh responden yang diamati.
Jika responden yang diamati mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi, bisa terjadi Hawthorne Effect, yaitu suatu kecenderungan pada individu untuk mengatur tingkah lakunya agar tampak menjadi
lebih baik, sehingga menjadi berbeda dari kondisi yang alamiah.
3. Observasi bersifat terbatas harus menunggu munculnya gejala yang akan diobservasi.
Keterbatasan observasi, lebih- lebih observasi yang merupakan “observasi participasi” akan meminta
observer untuk menunggu gejala-gejala yang akan diamati. Misalnya: kita akan mengobservasi ekspresi emosi anggota keluarga raja saat penguburan raja-raja di Tanah Toraja.
4. Sebagai metode, observasi terbatas oleh kurun waktu.
Misalnya untuk meneliti riwayat hidup seseorang. 5.
Observasi tidak mampu menjelaskan dinamika tingkah laku. Misalnya: meneliti orang marah, hanya melihat orang tersebut cemberut, wajah memerah, mata
melotot, dsb, tapi tidak mengetahui mengapa ia marah. 6.
Observasi tidak mampu menggali ide, perasaan, sikap, dan tanggapan seseorang. 7.
Tidak banyak bidang yang dapat diteliti dengan menggunakan observasi sebagai metode utama. 8.
Jika menggunakan alat, maka kelemahannya adalah -
Biaya mahal -
Tidak semua orang dapat menggunakan alat bantu perlu keahlian khusus -
Bisa menimbulkan kecurigaan dari responden perlu diantisipasi.
G. Syarat Observasi sebagai Metode Ilmiah