Arus Listrik Hukum Ohm

2.3.8. Arus Listrik

Arus listrik secara kualitatif didefinisikan sebagai muatan yang mengalir dan dinyatakan dengan simbol I. Jika banyaknya muatan yang mengalir per satuan waktu tidak konstan maka arus akan berubah dengan waktu dan diberikan oleh persamaan diferensi berikut 2.18 Namun jika muatan yang mengalir konstan maka arus dinyatakan dengan 2.19 dimana I= arus listrik A; q=muatan C; t=waktu detik. Besarnya arus listrik I pada sebuah penampang penghantar adalah sama, walaupun luas penampang mungkin berbeda pada titik-titik yang berbeda. Arus listrik yang tetap diperoleh karena tidak ada sumber atau bak muatan pada penghantar tersebut. Arus listrik I merupakan sebuah ciri karakteristik dari suatu penghantar. Arus tersebut adalah sebuah kuantitas makroskopik, seperti massa sebuah benda, volume sebuah benda atau panjang sebuah tongkat. Sebuah kuantitas mikroskopik yang dihubungkan dengan arus listrik adalah rapat arus . Jika arus tersebut didistribusikan secara seragam pada sebuah penghantar dengan luas penampang A maka besar rapat arus untuk semua titik pada penampang tersebut adalah 2.20 Persamaan 2.20 hanya dapat digunakan untuk kasus khusus yaitu nilai J adalah konstan diseluruh permukaan dan tegak lurus pada permukaan tersebut Halliday dan Resnick, 1978.

2.3.9. Hukum Ohm

Hukum ohm diformulasikan oleh ahli fisika Jerman, Georg Ohm 1781- 1854. Hukum ini menyatakan, untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan, perbandingan antara perbedaan potensial antara dua titik dari konduktor dengan arus listrik yang melewati konduktor tersebut adalah konstan. Jika suatu arus yang melewati suatu penghantar konduktor dengan satu ampere ketika perbedaan potensialnya dijaga satu volt di ujung ujung konduktor tersebut, maka besarnya pada konduktor tersebut adalah satu Ω, secara matematis dituliskan 2.21 Hukum ohm memiliki ketelitian yang sangat baik untuk berbagai macam konduktor, tetapi hukum ini tidak berlaku untuk bahan semikonduktor. Hubungan antara beda potensial, kuat arus dan tahanan jenis listrik yang ada pada suatu penghantar dijelaskan dengan hukum ohm 2.22 dimana = beda potensial V; I = arus listrik A; R = resistivitas Ω. Dari hubungan antara medan listrik dan potensial listrik diketahui bahwa 2.23 dimana r = panjang penghantar m; E=medan listrik NC. Subtitusikan persamaan 2.22 ke 2.23, untuk penghantar dengan panjang besar arus listriknya adalah 2.24 Apabila persamaan tersebut dituliskan sebagai nilai rapat arus didapatkan persamaan baru yaitu 2.25 merupakan besaran yang menunjukkan karakteristik suatu penghantar yang disebut sebagai konduktifitas listrik dan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut 2.26 Sehingga nilai rapat arus dapat ditulis 2.27 Harga kondisi listrik merupakan berbanding terbalik dengan harga resistivitas suatu penghantar maka 2.28 ⁄ 2.29 Dengan mensubtitusikan persamaan 2.28 ke persamaan 2.29 maka didapatkan harga resistivitas 2.30 Alonso dan Finn, 1992.

2.3.10. Metode Geolistrik Resistivitas

Dokumen yang terkait

ANALISA PENCEMARAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI WENNER DAN AAS (ATOMIC ABSORBTION SPECTROSCOPY) DI DAERAH SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PAKUSARI JEMBER

3 72 17

ARIASI RESISTIVITAS POLUTAN UNTUK BERBAGAI pH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D KONFIGURASI WENNER

0 4 14

PENDUGAAN PERUBAHAN ZONA JENUH AIR TANAH DI SEKITAR TAMBANG TERBUKA BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER.

0 0 31

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER UNTUK IDENTIFIKASI BATAS ZONA AIR ASIN DI KECAMATAN KARANGDOWO KABUPATEN KLATEN.

0 0 15

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI DUSUN DUKUH, DESA KORIPAN, KECAMATAN MATESIH, KABUPATEN KARANGANYAR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER ALFA.

0 0 15

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIDANG GELINCIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DI DESA KORIPAN, KECAMATAN MATESIH, KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 1

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIDANG GELINCIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DI DESA KORIPAN, KECAMATAN MATESIH, KABUPATEN KARANGANYAR.

0 2 134

PENDUGAAN INTRUSI AIR LAUT DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH PANTAI PAYANGAN

0 0 15

Penentuan Zona Caprock di Sekitar Gunung Talang Menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner

0 1 7

IDENTIFIKASI PERSEBARAN AIR LINDI DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER

0 0 114