Mediakom Edisi 24 Juni 2010 - [MAJALAH]



Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

Etalase
SUSUnAn REDAKSI

Mediakom
Penanggung Jawab
drg. Tritarayati,SH
Redaktur
Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS
Drs. Sumardi
Editor/Penyunting
Dra. Hikmandari A., M.Ed
drg. Anitasari SM.
Prawito, SKM, MM
Busroni S.IP
Mety Setyowati, SKM
Aji Muhawarman, ST
Desain Grafis dan Fotografer

Resty Kiantini, SKM, M.Kes
Dewi Indah Sari, SE, MM
Sri Wahyuni, S.Sos, MM
Giri Inayah, S.Sos.
R. Yanti Ruchiati
Wayang Mas Jendra, S.Sn
Sekretariat
Agus Tarsono
Waspodo Purwanto
Hambali
Yan Zefrial
Alamat Redaksi
Pusat Komunikasi Publik
Gedung Kementerian Kesehatan RI
Blok A, Ruang 107
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9
Jakarta 12950
Telepon
021-5201590; 021-52907416-9
Fax

021- 5223002; 021-52960661
Email
info@depkes.go.id
kontak@depkes.go.id
Call Center
021-500567, 021-30413700
Redaksi menerima naskah
dari pembaca:
dapat dikirim ke alamat email redaksi

drg. Tritarayati, SH

Untuk Apa Merokok?

L

ebih banyak rugi, dari manfaatnya. Lima belas jenis penyakit akan
menggerogoti tubuh, akibat merokok. Mulai dari rambut rontok,
gangren (matinya jaringan tubuh) sampai amputasi kaki, bila
dibiarkan dan tak mendapat perawatan yang tuntas. Belum lagi

penyakit stroke, penyebab kematian terbesar di dunia. Pemakaian
tembakau salah satu faktor risiko terbesar untuk penyakit ini. Rokok
menyebabkan jantung berdebar, hipertensi, penyumbatan arteri yang dapat
menyebabkan serangan jantung.
Rokok juga merusak kulit, berubah menjadi keriput, bahkan
menyebabkan kanker kulit. Memutihkan lensa mata, yang dapat
menyebabkan katarak dan kebutaan. Merusak kantong udara pada paruparu, menurunkan kapasitas paru-paru untuk menghisap oksigen dan
melepaskan CO².
Merokok beresiko kanker servik dan uterus. Menganggu kesuburan
pada wanita, komplikasi selama masa kehamilan dan saat kelahiran bayi.
Meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Kegagalan
kehamilan/abortus terjadi 2-3 lebih besar bagi wanita perokok.
Bila berhenti merokok, manfaat segera terasa. Enam jam setelah berhenti
merokok, denyut nadi dan tekanan darah kembali normal. Dua belas jam
berikutnya, karbon monoksida ( CO) meninggalkan sistem peredaran darah
dan pernapasan. Setelah satu hari, tekanan darah lebih rendah dan kegiatan
jantung lebih kuat. Satu tahun, risiko serangan jantung menurun sampai
setengah, dibanding dengan perokok aktif. Jika berheti merokok setalah 5-15
tahun, risiko stroke menurun sampai tingkat bukan perokok.
Mediakom edisi 24, mengetengahkan dampak buruk merokok pada

perokok, pesan iklan rokok yang menyesatkan dan keuntungan berhenti
merokok. Juga menyajikan peringatan Hari Tanpa Tembakau sedunia (HTTS)
di Kota Padang Panjang Sumbar. Tak ketinggalan mengangkat berbagai topik
penyakit dan pencegahannya. Semoga dapat menjadi referensi dan antisipasi
agar tidak terinfeksi. Selamat membaca….!n
Redaksi
No.XXIV/JUNI/2010 Mediakom



Daftar Isi
7

10
19
17
23

Cover: Pembacaan dukungan
anak Indonesia untuk bebas

tembakau
Foto: Ratna Datu

3

Etalase

4

Daftar Isi

6

Surat Pembaca

7

Info Sehat
Lingkar Pinggang Indikator Kesehatan
Kuku Bersih dan Sehat

Senam Otak
Keuntungan Berhenti Merokok dimulai dari
20 Menit Pertama
Konsumsi Besar Merah, Kurangi Risiko
Penyakit Jantung



Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

10 Ragam
ngantuk, Tapi tak dapat tidur
Politeknik Kesehatan Ternate Terus
Dikembangkan

16 Kolom
Solusi Penerbitan Media Pemerintah

17 Media Utama
Rakerkesnas: Tingkatkan Sinergi dan

Koordinasi Untuk Capai Target MDGs
Forum Komunikasi Bidang Kesehatan
Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut
Sekilas Tentang MDGs
Padang Panjang Tuan Rumah Peringatan
Htts 2010
Apa Kata Mereka Tentang Larangan Iklan
Rokok

Daftar Isi
33

39
49
28
57

46
54


27 Peristiwa
Clinical Governance, Pendekatan Baru
Tingkatkan Pelayanan Kesehatan di RS
Kemenkes Buka Pelayanan Terpadu
RSUP Hasan Sadikin Miliki Gedung Pelayanan
Terpadu dan Askes Center
Sidang World Health Assembly Ke-63

37 Stop Press
Hari Malaria Sedunia 2010
Berantas Malaria
Aceh Canangkan Bebas Malaria 2015
Pengobatan Hemoilia diupayakan melalui
Jamkesmas

44 Potret
Dr. Ahmad Azis
Wasis Budiharto

49 nasional

Penyakit Menular Bersumber Binatang di
Maluku Utara
Untuk Menjaga Mutu Pelayanan Peralatan
Kesehatan Perlu Kalibrasi

54 Daerah
Pasang Surut Pembangunan Kesehatan
Provinsi Maluku Utara

56 Siapa Dia
Christian Sugiono
Cathy Sharon
nicholas Saputra
Ratih Sanggarwati

58 Lentera
Panggung Sandiwara
Membangun Interaksi Sosial
No.XXIV/JUNI/2010 Mediakom




Surat Pembaca

Peserta Askes
Selama ini jaminan kesehatan untuk anak kami
sebenarnya sudah dicover ASKES, tetapi jaminan gol.
II b hanya sebagian, karena obat-obatan, bone cement,
& jaringan tulang dll yang harganya relatif mahal tidak
masuk dalam ASKES. Sedangkan anak kami Andika
(8 tahun) menurut dokter yang menanganinya harus
mendapatkan perawatan (operasi) dan penanaman
tulang berulang kali secara berkala selama usia
pertumbuhan.
Anak kami sudah operasi yang ke 5 di RSUP
Dr. Soetomo Karang Menjangan Surabaya untuk
pengambilan Bone Cement dan Pencangkokan Tulang
sementara.
Seperti yang pernah disampaikan Staf Ahli
Pembiayaan Kesehatan Depkes RI pada acara Barometer

di Stasiun TV swasta pada tanggal 10 Februari 2010
bahwa orang mampu tapi tidak mampu untuk
membiayai Pengobatan secara terus menerus dan dalam
jangka waktu yang lama dijamin Pemerintah seperti
kasus yang terjadi pada anak Bilqis ( Menderita kelainan
hati).
Apakah hal itu benar? apakah PNS gol II seperti kami
bisa mendapatkannya? Dan kalau bisa bagaimana cara
mendapatkan jaminan tersebut?
Akhmad Syaifudin
Jawab:
Saudara Akhmad Syaifudin, semoga anak Anda segera
mendapat kesembuhan. Kami sampaikan mulai 1 Juli
2010, PNS tidak lagi cost sharing (ditanggung sebagian)
untuk pembiayaan perawatan dan pengobatan, semua
akan ditanggung oleh Askes. Untuk informasi lebih lanjut,
Saudara dapat menghubungi PT Askes setempat. Redaksi

Jawab:
Penggunaan Jamkesmas, hanya untuk masyarakat
miskin yang mendapat persetujuan Bupati / Wali Kota yang
terdaftar dalam peserta Jamkesmas Kabupaten/ Kota. Kami
sarankan Saudara dapat mencoba menghubungi Pemda
untuk mendapat Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah
). Redaksi

Informasi Thalasemia
Saya telah melakukan pemeriksaan laboratorium dan
dinyatakan Beta Thalashemia demikian juga adik.
Riwayat pemeriksaan :
melakukan pemeriksaan ke RS Dr. Soetomo akibat
kelelahan yang sangat rujukan dari RSUD Bangil
Pasuruan
Pengobatan :
tidak ada, hanya berinisiatif minum suplemen Folat dan
Fe organik
dan adik :
Nama : Arum Rahardhini
Umur : 15 Thn
Tahun pemeriksaan Lab (pengekan diagnosa) : 2006
Riwayat pemeriksaan & Penyakit :
penegakan diagnosa di RSSA Malang, seminggu yg lalu
Tranfusi Hb: 6,5
Pengobatan / terapi :
Mohon Info yang selengkapnya tentang Thalasemia,
dan harus kemana bila saya berada di Jawa Timur ? apa
ada rumah sakit rujukan ? atau lembaga sosial yang
menyediakan info selengkapnya di sekitar Provinsi. Jawa
Timur.
Mohon bantuannya, terima kasih.
aryatama rahardhiman”

Menggunakan Jamkesmas
Assalamualaikum wr. wb. Anak kami 3 tahun tidak
dapat mendengar,saran dokter pakai alat bantu dengar.
kami mohon kepada Kemenkes supaya kami bisa
membeli alat bantu dengar tersebut melalui Jamkesmas
agar anak kami dapat mendengar dan berbicara. Mudahmudahan harapan kami dikabulkan. Terima kasih.
Afniati, Kabupaten Aceh Tamiang 24472
hp 085277892330.



Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

Jawab:
Untuk informasi Thalasemia, Mediakom edisi 24,
juga mengetengahkan thalasemia. Silahkan membaca.
Sedangkan untuk mendapat informasi tentang Thalasemia
dapat menghubungi Perhimpunan Orang Tua Penderita
Thalassaemia Indonesia (POPTI) Cabang Surabaya, Bp.
Purnomo Sekretariat FK Unair RSU Dr. Soetomo Jl. Prof. Dr.
Moestopo 6-8 Surabaya. Redaksi.

Info Sehat

Lingkar
Pinggang
Indikator
Kesehatan

Kuku Bersih dan Sehat

dari 89 cm (35 inci). Semakin tinggi
kadar kolesterol jahat, maka semakin
panjang ikat pinggang orang
tersebut.
Sebuat riset yang dilakukan di
Universitas Birmingham, Inggris
menunjukkan bahwa sel lemak
di sekitar pinggang bukanlah
bongkahan lemak yang pasif
melainkan sel-sel aktif berlebih yang
dapat mengacaukan stabilitas insulin
dan meningkatkan tekanan darah
dan kolesterol dalam darah.
Penyakit seperti jantung dan
diabetes kini tak lagi menghantui
mereka yang nampak berisi dari
luar, namun juga orang-orang yang
kelihatan langsing. Maka jangan
pernah lengah.n
www.info-sehat.com

ISTIMEWA

ISTIMEWA

B

anyaknya lemak di
pinggang adalah salah
satu peringatan untuk
mengubah lifestyle
menjadi lebih sehat lagi.
Menurut sebuah kampanye antiobesitas di Inggris, mengukur lingkar
pinggang dengan meteran adalah
tolok ukur kesehatan yang lebih
akurat daripada menimbang
berat badan. Dengan
mengukur lingkar pinggang,
resiko terkena diabetes tipe
2 dan penyakit jantung dapat
diprediksi lebih akurat.
Mereka yang mempunyai
resiko paling tinggi untuk terkena
penyakit yang bersangkutan
dengan obesitas adalah pria yang
mempunyai lingkar pinggang lebih
dari 101 cm (40 inci) dan wanita
dengan lingkar pinggang lebih

K

uku kaki ternyata bisa menjadi barometer
kesehatan. Bahkan terkadang tanda-tanda
penyakit sistemik bisa diketahui dari kondisi
kuku kaki. Sebagai contoh, kuku kaki yang
bergelombang dan menebal bisa jadi
merupakan manifestasi dari penyakit psoriasis. Kuku
kaki yang cekung tidak cembung seperti normal dapat
menunjukkan kekurangan zat besi atau anemia.
Walaupun tidak terlalu mengganggu, ternyata kuku
yang sakit tidak boleh dianggap remeh. Apalagi jika
menderita diabetes atau gangguan sirkulasi darah.
Bahkan kuku yang masuk ke dalam daging biasa kita
sebut cantengan juga tidak bisa dianggap enteng.
Terutama jika penderita diabetes atau gangguan
sirkulasi darah, jangan iseng mencoba mengobati sendiri
ini. Apalagi jika daerah ini sudah terinfeksi. Segera pergi
ke dokter spesialis kulit atau spesialis kaki, yang dapat
mendiagnosa kemudian merawat dengan tindakan dan
obat yang tepat.
Ada satu lagi penyakit kuku yang biasanya tidak
terlalu mendapat perhatian kita, tetapi sesungguhnya
mencakup 50% kasus kelainan kuku. Infeksi jamur pada
kuku atau onychomycosis, biasanya dapat diderita kuku

kaki tanpa menimbulkan rasa sakit. Tetapi penyakit ini
dapat mengubah kualitas dan warna kuku kaki, sehingga
menjadi buruk kondisinya.
Sesungguhnya kondisi ini adalah infeksi di bawah
permukaan kuku yang disebabkan oleh jamur. Ketika
No.XXIV/JUNI/2010 Mediakom



Info Sehat
organisme-organisme bersarang
di sana, biasanya kuku akan
menjadi gelap warnanya dengan
disertai bau yang tidak sedap.
Jika tidak ditindak, infeksi
bisa menyebar ke kuku kaki
lain, kulit bahkan ke kuku jari
tangan. Jika tetap tidak dirawat,
infeksi ini dapat menyebar dan
mengganggu kemampuan
seseorang untuk berjalan.
Mungkin tidak perlu terlalu
kuatir dengan penyakit-penyakit
di atas. Bila rajin pedicure di
salon 1 minggu sekali. Tetapi
belum menjamin, karena pada
peralatan pedicure salon yang
kemungkinan besar tidak streril
atau dibersihkan dengan baik,
justru bisa banyak bakteri atau
bahkan virus yang tersembunyi.
Proses pedicure, yang biasanya
termasuk membersihkan kulit
kering di sekitar kuku, tak jarang
jika dilakukan pegawai salon
yang belum berpengalaman
dapat menyebabkan luka kecil.
Luka sekecil apapun akan
menyebabkan darah seseorang
menempel pada peralatan yang
digunakan, dan bisa dibayangkan
bila berapa orang yang berdarah
akibat menggunakan peralatan
yang sama dan jika salah satu
orang yang di pedicure menderita
penyakit, misalnya hepatitis C.
Jika memang tidak bisa
hidup tanpa pedicure, dapat
diantisipasi dengan membeli
peralatan pedicure pribadi yang
lengkap dan selalu membawanya
ke salon langganan. Sebab
di Indonesia belum ada
peraturan yang mengharuskan
salon untuk membersihkan
peralatannya. Paling tidak jika
memakai peralatan sendiri, bisa
memastikan peralatan itu selalu
bersih. n
www.info-sehat.com


Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

Senam Otak

T

ahukah anda bahwa otak kita terdiri dari 10 milyar sel syaraf
(neutron). Seringkali otak kita kehilangan konsentrasi, apalagi saat
kita dalam keadaan lelah, tertekan, atau stess. Oleh karena itu kita
butuh senam otak untuk menyegarkan otak. Tujuannya adalah
untuk menjadikan sisi kiri dan sisi kanan otak bekerja dengan
selaras. Berikut ini tata caranya :
Minum Air Putih
Meminum air putih merupakan dasar perawatan otak
dan system syaraf. Berguna untuk membuat rileks pikiran
dan badan, sehingga otak kita lebih siap untuk menerima
informasi.

Membuat Angka 8
Cobalah untuk membuat angka
delapan diudara didepan anda,
mulai dari sisi kiri, bergerak ke
bawah, bergerak ke tengah, naik
keatas, kemudian bergerak untuk menyelesaikan
bagian atas, cobalah selama lima menit, terutama
sebelum membaca pelajaran atau hafalan. Hal
ini dapat mengurangi rasa kantuk dan dapat
menghafal lebih jelas. Gunanya untuk meningkatkan kemampuan membaca
dan pemahaman yang menggabungkan otak kiri dengan otak kanan.
Menekan Kening
Caranya tekan kening perlahan-lahan, tekan dengan
menggunakan dua jari pada kening sebelah kiri dan kanan
kira-kita tepat di tengah-tengah garis antara garis rambut dan
alis, tahan selama tiga sampai sepuluh menit. Gunanya untuk
melepaskan ketegangan dan meningkatkan aliran darah ke otak.
Menguap
Dengan menguap sembari memijat rahang,
akan membuat pandangan anda menjadi lebih rileks
dan mampu menjaga konsentrasi ketika anda banyak
mengalami tekanan mental.
Menggambar Coretan
Gambarlah coretan apa saja pada
kertas dengan menggunakan
kedua tangan secara bersamaan. Hal ini baik untuk
meningkatkan kemampuan koordinasi dengan
menyelaraskan kedua sisi otak. Ini juga akan
membantu untuk mengikuti arahan secara lebih
efektif dan memperbaiki teknik pengucapan serta
kemampuan matematis.

Info Sehat
Menggosok Pusar dan Dada
Letakkanlah satu tangan anda pada
pusar, sementara tangan lain di tulang
dada (tepat di bawah tulang leher)
gosoklah kedua bagian tersebut
dengan lembut selama kurang
lebih sepuluh detik. Berguna untuk

Keuntungan Berhenti
Merokok dimulai dari
20 Menit Pertama
Perubahan tubuh setelah berhenti merokok :
• Dalam 20 menit Tekanan darah dan denyut jantung
membaik
• Dalam 12 jam Tingkat karbon monoksida di dalam
darah kembali ke normal
• Dalam 48 jam Sistem aliran darah membaik dan
fungsi jantung dapat meningkat
• Dalam 2-12 minggu Nikotin tidak terdeteksi lagi
dari dalam tubuh, indera pengecap dan penciuman
membaik
• Dalam 1-9 bulan Nafas pendek (sesak) dan batukbatuk berkurang
• Dalam 1 tahun Risiko untuk terjadinya jantung
koroner berkurang setengahnya dibandingkan
dengan perokok
• Dalam 10 tahun Risiko kanker paru setengahnya
dibandingkan perokok
• Dalam 15 tahun Risiko serangan jantung dan stroke
turun ke tingkat yang sama dengan yang bukan perokok
Manfaat lainnya yaitu :
• Menghemat Uang
Anda tidak lagi harus menyisihkan uang untuk
membeli rokok, misalnya dalam 1 hari uang membeli
rokok sebanyak Rp.10.000, maka :
- 1 minggu menjadi Rp.70.000
- 1 bulan menjadi Rp.300.000
- 1 tahun menjadi Rp.3.600.000
- 5 tahun menjadi Rp.18.000.000
- 20 tahun menjadi Rp.72.000.000 n
sumber: leaflet RSUP Persahabatan

mengurangi kebingungan, merangsang energi, serta
membantu berikir dengan lebih jernih.
Dengan beberapa latihan tadi, sikap easy going akan
membantu dalam upaya meminimalisir gangguangangguan pada otak kita, karena konsentrasi merupakan
kebiasaan yang dapat dilatih dan bukan bakat ataupun
bawaan. Semoga bermanfaat. n www.voa-islam.com

Konsumsi Beras
Merah, Kurangi Risiko
Penyakit Jantung

K

ebiasaan mengkonsumsi beras putih
mengakibatkan minimnya ketertarikan
kita pada jenis beras lain. Padahal, secara
genetis beras terbagi menjadi beberapa
jenis, seperti beras putih, beras merah, beras
hitam dan beras ketan. Padahal, setiap jenis beras
mengandung manfaat yang tak terduga.
Hasil riset yang dipresentasikan pada Experimental
Biology Annual Conference di Anaheim, California, AS
mengungkapkan beras merah dan setengah-giling bisa
mengurangi risiko penyakit jantung dan tekanan darah
tinggi. Peneliti juga melaporkan beras merah ternyata
jauh lebih baik ketimbang beras putih saat melindungi
tubuh dari tekanan darah tinggi dan arterosklerosis
(pengerasan pembuluh darah).
“Penelitian kami menunjukkan adanya potensi dari
beras yang mungkin menjadi titik awal yang baik untuk
mencari obat preventif untuk penyakit kardiovaskuler,”
kata peneliti Satoru Eguci, profesor isiologi di Temple
University School of Medicine di Philadelphia, AS.
Sebelumnya, Eguci dan kolega mengatakan penelitian
mereka mencatat kandungan beras merah mampu
melawan protein yang dikenal sebagai angiotensin
II yang memberikan kontribusi untuk tekanan darah
tinggi dan penyumbatan arteri.
Kandungan tersebut berada pada lapisan beras
terkelupas ketika beras merah diubah menjadi beras
putih. Namun, lapisan itu bisa dipertahankan bila
digiling menggunakan alat tradisional seperti yang
dilakukan masyarakat Jepang. n
gi-sumber www.republika.co.id
No.XXIV/JUNI/2010 Mediakom



Ragam
Insomnia transien.

ngantuk,
tapi
Tak Dapat
Tidur

Tipe insomnia ini sangat mungkin
dialami oleh setiap orang. Insomnia
ini dapat mengusik sesorang ketika
ada faktor pemicu “stresor akut”,
sehingga ada perubahan dalam
sirkadian (siklus 24 jam), jet lag dan
jadwal kerja dapat menjadi pencetus.
Insomnia transien, muncul
dalam bentuk kesulitan tidur yang
berlangsung kurang dari seminggu.
Keluhan ini akan mulai mengganggu
ketika seseorang mengalami
masalah. Sifatnya temporer dan akan
kembali normal, ketika akar masalah
teratasi.

Insomnia jangka pendek
Insomnia jangka pendek
biasanya berlangsung satu sampai
empat minggu. Gangguan tidur ini
umumnya terjadi karena datangnya
stressor berat yang berkelanjutan.
Penyakit akut dan obat-obatan juga
dapat menjadi penyebab.

ISTIMEWA

Insomnia kronis

S

ebagian orang begitu
mudah tidur. Duduk di
kursi sebentar, sambil
bersandar langsung tidur.
Mendengar ceramah di
masjid langsung pulas. Termasuk
ketika duduk di kendaraan umum
atau mobil pribadi. Apalagi sengaja
rebahan di tempat tidur, tak perlu
menunggu waktu hitungan puluhan
menit, langsung pulas. Ada yang
memberi julukan “pelor”, begitu
nempel molor.
Tapi, ada sebagian orang yang
susah tidur. Sudah berusaha untuk
tidur, tapi tak kunjung tidur juga.
Padahal persiapan sudah maksimal.
Mulai dari lampu kamar diredupkan,
10

Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

tubuh direbahkan, berusaha rileks,
serileks-rileksnya, kemudian mata
dipejamkan, berharap segera tidur
pulas dan bangun dalam keadaan
segar. Secara isik badan telentang,
mata terpejam, tapi pikiran tetap
melayang-layang, mengenang
berbagai peristiwa kehidupan,
hingga larut malam belum tertidur
juga. Jika demikian terus berulang
mereka akan menderita insomnia.
Ada tiga jenis insomnia yang
sering dialami oleh penderita, seperti
diungkapkan oleh Dr. Nurmiati Amir
SpKJ (K) dosen Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Berikut ciri dan
cara penanganannya.

Orang yang terkena insomnia
kronis, akan terganggu bermingguminggu susah tidur. Bahkan ada
yang keluhannya menetap sampai
hitungan tahun. Bagi penderita
insomnia kronis, mulai tidur
merupakan tantangan besar. Mereka
butuh berjam-jam di peraduan
untuk dapat tidur pulas. Kalaupun
akhirnya tertidur, sering terbangun
dan susah tidur lagi.
Bangun tidur dengan rasa penat
yang masih tersisa, juga merupakan
tanda insomnia. Mereka juga akan
sering mengeluhkan kondisinya,
mudah marah, uring-uringan dan
tidak dapat berkonsentrasi dengan
baik dalam pekerjaan.
Banyak penyebab yang membuat
orang terus menderita insomnia

Ragam
kronis yakni adanya depresi,
penyakit tertentu, bipolar dan
penyalahgunaan zat tertentu juga
berperan dalam kasus ini.
Munculnya insomnia kronis
bukan karena faktor tunggal, dapat
juga merupakan akibat perubahan
struktur kimia otak dan hormon otak,
serta gangguan psikisatris sebagai
pelengkapnya.

Tatalaksana Insomnia
Tatalaksana insomnia harus
dirancang secara individual. Sebab,
setiap orang memiliki karakteristik
yang unik. Lamanya waktu tidur
setiap orang juga berbeda. Ada
yang cukup empat sampai enam
jam, tapi ada juga yang harus
delapan jam, baru merasa segar

setelah bangun tidurnya.
Khusus untuk insomnia transien,
dapat diatasi dengan menerapkan
higiene tidur menjadi kebiasaan,
yakni bangun pagi teratur, tidur
begitu ngantuk dan tidur di siang
hari. Selain itu, hindari coklat,
merokok dan alkohol.
Selain higiene tidur, juga harus
mampu mengelola stres. Upayakan
agar tidak merasa tertekan dengan
persolan hidup, walau banyak
persoalan. Caranya, serahkan
persoalan itu kepada yang Maha
Kuasa, setelah berikhtiar dan berdo’a.
Jangan banyak dipikirkan. Jangan
pula membiasakan membawa
pekerjaan ke tempat tidur.
Higiene tidur dapat dilatih
dengan mengawali tidur dengan

berwudhu dan melakukan
relaksasi. Berdoa dan berzikir
akan membantu suasana batin
lebih tenang. Kemudian redupkan
lampu kamar untuk memudahkan
terlelap. Mengapa redup lebih baik ?.
dr.Nurmiati mengatakan, mendekati
pukul sembilan malam, melatonin
mulai diproduksi tubuh. Gelap akan
memicu pengeluarannya. Seiring
dengan itu, suhu tubuh menurun.
Matapun tertidur lelap.
Untuk insomnia kronis, penderita
harus melakukan konsultasi dan
berobat kepada dokter. Jangan
menggunakan obat-obatan yang
tidak atas resep dokter, karena bukan
kesembuhan yang akan didapat,
tapi justru bisa berdampak negatif
lainnya. nPra

Politeknik Kesehatan Ternate
Terus Dikembangkan

I

ndonesia sebagai negara dengan ribuan pulau,
memiliki tantangan tersendiri dalam pengelolaan
kesehatan penduduknya. Antara lain bagaimana
mengatasi penyakit yang khas pada warga
kepulauan.
Ketersediaan tenaga-tenaga terampil di bidang
kesehatan yang sesuai merupakan solusi penting,
sehingga pengembangan jenis pendidikan pada
politeknik kesehatan (Poltekkes) di berbagai daerah
merupakan langkah yang strategis.
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan bagian integral dalam pembangunan
kesehatan untuk mewujudkan bangsa yang maju dan
mandiri.
Keberhasilan pembangunan kesehatan dipengaruhi
oleh banyak faktor, terutama SDM kesehatan yang
bermutu dan mampu berperan sebagai pemikir,
perencana, pelaksana, penggerak, dan pengawas

pembangunan kesehatan.
Di era keterbukaan ini, lalu lintas penduduk dan arus
informasi sedemikian derasnya, masyarakat semakin
kritis terhadap segala aspek, termasuk terhadap
pelayanan kesehatan. Kebutuhan dan tuntutan
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan
semakin meningkat, sesuai dengan perkembangan
pengetahuan dan kemampuan ekonomi masyarakat
yang semakin tinggi.
Perubahan dan perkembangan ini tentu saja sangat
mempengaruhi orientasi pelayanan kesehatan. Jika
semula pelayanan bersifat kuratif dan rehabilitatif bagi
perorangan, di masa sekarang dan yang akan datang
sudah dituntut menjadi pelayanan yang lebih bersifat
promotif dan preventif bagi seluruh penduduk.
TENAGA YANG SESUAI
Implikasi dari perubahan orientasi pelayanan
No.XXIV/JUNI/2010 Mediakom

11

Ragam
kesehatan adalah perubahan pendekatan dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Di samping
itu juga diperlukan penyesuaian karakteristik maupun
mutu SDM kesehatan yang melaksanakan pelayanan
kesehatan tersebut.
Dalam upaya menghasilkan pelayanan kesehatan
yang bermutu tinggi, maka jumlah dan mutu SDM

kesehatan perlu ditingkatkan melalui pengembangan
jenis pendidikan. Ini menjadi tantangan pemerintah,
khususnya pemerintah daerah yang lebih memahami
jenis tenaga kesehatan apa yang diperlukan di daerah
masing-masing.
Tujuan pendidikan tenaga kesehatan untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang terampil dan

Politeknik Kesehatan Ternate

Sejarah Politeknik Kesehatan Ternate

P

oliteknik Kesehatan (Poltekkes) Ternate ,
merupakan salah satu Sekolah Kesehatan
yang bernaung dibawah Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan

1

Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

(BPPSDMK) bertujuan untuk menyiapkan peserta didik
menjadi tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan
akademik atau profesional yang lebih berorientasi
pada kebutuhan lapangan kerja (Link and match).
Politeknik Kesehatan Ternate, merupakan konversi

Ragam
bermutu tinggi. Tenaga kesehatan yang dihasilkan harus
memenuhi kebutuhan pelayanan, baik dalam jenis,
jumlah, kualiikasi dan terdistribusi secara merata.
INSPIRASI DARI MALUKU UTARA
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang
profesional seperti Perawat, Bidan, Gizi, Analis Kesehatan,

mulai dari Sekolah Penjenang Kesehatan Umum (SPKU),
berdasarkan SK MENKES RI. Nomor : 05/B.V/Pend.17,
tanggal 9 Januari 1971 dengan lamanya pendidikan
dua tahun atau 4 semester. Pendidikan ini berlangsung
selama + 8 tahun.
Kemudian pada tahun 1979 SPKU dikonversi
menjadi Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) bedasarkan
SK. MENKES RI. Nomor 84/Kep/Diklat/Kes tanggal 8
September 1978 dengan lama pendidikan 3 tahun
(VI Semester) dengan menerima peserta didik dari
lulusan SLTP melalui SIPENSIMARU Pendidikan Tenaga
Kesehatan (Diknakes).
Perkembangan selanjutnya pendidikan SPK
dirasakan kurang layak dalam menghadapi segala
tuntutan kehidupan masyarakat yang semakin
kompleks, hal ini sejalan dengan lajunya kemajuan
pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang
kesehatan, tentu akan berpengaruh pada orientasi
pelayanan kesehatan. Implikasi perubahan tersebut
adalah perubahan pendekatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan dalam tatanan nyata, maka
adaptasi karakteristik maupun kualitas SDM kesehatan
mendapat perhatian yang sangat srategis.
Untuk menghasilkan pelayanan kesehatan
yang bermutu maka kualitas SDM kesehatan perlu
ditingkatkan melalui pengembangan pendidikan.
Wacana semacam ini semakin memperkecil peluang
pendidikan SPK ditandai dengan dibukanya Program
DIII Keperawatan (AKPER Depkes Ternate) berdasarkan
SK. MENKES RI. Nomor : 11.01.09, tanggal 15 April
1998 dan disusul dengan pembukaan Program D III
Kebidanan (AKBID Depkes Ternate) berdasarkan SK
MENKES RI. Nomor : HK.00.06.1.3.1438 tanggal 15 Mei
2000.
Akademi Keperawatan (AKPER) pada tahun pertama
dan kedua melaksanakan program khusus bagi lulusan
SPR dan SPK dengan lama pendidikan 4 semester.
Selanjutnya pada tahun ketiga dan seterusnya

Kesehatan Lingkungan, Farmasi, Elektromedik dan
Rontgen, Kementerian Kesehatan mempunyai 33 Politeknik
Kesehatan di seluruh Indonesia, satu diantaranya adalah
Politeknik Kesehatan Ternate di Maluku Utara.
Politeknik Kesehatan Ternate menyelenggarakan tiga
Jurusan, yaitu Jurusan Keperawatan, Jurusan Kebidanan,
dan Jurusan Gizi, ditambah dua Program Studi yaitu

bersama-sama dengan Akademi Kebidanan (AKBID)
menerima peserta didik dari lulusan SLTA / MAN, dan
Jalur Khusus.
Sesuai kebijakan Pemerintah (Depkes) dalam
menyederhanakan manajemen maupun administrasi
kependidikan, semua Pendidikan Program D III
Kesehatan digabung menjadi satu lembaga yaitu
POLITEKNIK KESEHATAN. Dengan demikian pada
tahun 2001 AKPER dan AKBID Depkes Ternate dimerjer
menjadi satu yaitu POLITEKNIK KESEHATAN TERNATE
berdasarkan SK.MENKES RI. Nomor : 1207/MENKES/SK/
XI/2001 tanggal 12 Nopember 2001, dan selanjutnya
berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI Nomor HK.
00.006.1.4.2.0226 tanggal 1 Juli 2004 dibentuk Jurusan
Gizi.

JURUSAn KEPERAWATAn
Jurusan Keperawatan Poltekkes Ternate
berpedoman pada Kurikulum Nasional D III
Keperawatan tahun 1999 yang diberlakukan pada
tahun Akademik 2002/2003. Beban studi program D
III Keperawatan 108 SKS (90%) dari kurikulum lengkap
dan dimungkinkan penambahan 12 SKS untuk muatan
lokal sehingga dapat mencapai 120 SKS (12 - 24 SKS
kurikulum Institusi) dilaksanakan dalam 6 semester.
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata kuliah wajib
dan mata kuliah muatan lokal. Mata kuliah wajib
adalah mata kuliah yang menunjang pembentukan
kepribadian dan kompetensi profesional seorang
lulusan yang merupakan kesiapan baginya dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat.
Mata kuliah wajib terdiri dari : Mata Kuliah Umum
(MKU) sebagai Pelengkap (11,1 %), yang terdiri dari
mata kuliah: Agama, Pancasila, Kewiraan, Etika Umum,
Biologi, Fisika, Psikologi dan Sosiologi
Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) sebagai
Penunjang (23,15 %) yang terdiri dari : Anatomi,
Fisiologi, Mikrobiologi, Parasitologi, Farmakologi, Ilmu

No.XXIV/JUNI/2010 Mediakom

1

Ragam
Diploma IV Bidan Pendidik, dan Diploma IV Keperawatan
Gawat Darurat Peminatan Kesehatan Kelautan yang
dimulai sejak tahun 2008.
Poltekkes Ternate bersama-sama dengan
Pusat Diknakes dan Direktorat Kesehatan TNI-AL
mengembangkan D-IV Keperawatan Gawat Darurat
Peminatan Kesehatan Kelautan. Program ini ditujukan

Gizi, Biokimia, Patologi, Biostatistik, Epidemiologi,
Demograi Kesehatan Lingkungan, Ilmu Bedah, Ilmu
Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Obstetric dan
Ginekologi, Psikiatri, Kepemimpinan dan Manejemen,
Komunikasi, Keperawatan Professional, Konsep
Dasar Keperawatan, Kebutuhan Dasar Manusia, Etika
Keperawatan, Pendidikan Kesehatan, Pengantar Riset,
Dokumentasi Keperawatan.
Mata Kuliah Keahlian (MKK) sebagai mata kuliah Inti
(65,74 %), yang terdiri dari :
Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan
Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Jiwa,
Keperawatan Gawat Sarurat, Keperawatan Komunitas,
Keperawatan Keluarga, Keperawatan Gerontik, serta 12
SKS muatan lokal.
Selain mengikuti mata kuliah, peserta didik juga
diwajibkan mengikuti praktek terdiri dari : Praktek
Laboratorium, Praktek Keperawatan Klinik, Praktek
Keperawatan Klinik dan Praktek Keperawatan
Komunitas. Pencapaian kompetensi (target) Praktek
Keperawatan Klinik dan Praktek Lapangan (komunitas)
berdasarkan pada pedoman.
Penilaian Hasil Belajar
Kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik
dilakukan secara berkala dalam bentuk penugasan
individu, penugasan kelompok, seminar, dan ujian.
Sedangkan penilaian praktek klinik dan praktek
lapangan dilaksanakan pada lahan praktek berdasarkan
pedoman praktek.
Ujian diselenggarakan melalui ujian tengah semester,
ujian akhir semester dan ujian akhir program. Penilaian
hasil belajar dinyatakan dengan huruf A, B, C, D dan E
yang masing – masing bernilai 4, 3, 2, 1, dan 0. Lama
pendidikan D-III Keperawatan bagi lulusan SMU adalah
3 Tahun (6 semester) dengan masa terpanjang 10
semester.

1

Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

untuk mendidik perawat yang bertugas di rumah sakit
maupun Puskesmas daerah perifer, untuk menangani
kasus-kasus gawat darurat yang terjadi pada masyarakat
maupun olahragawan perairan. Dalam proses
pembelajaran, mahasiswa program ini melaksanakan
praktik klinik di Lembaga Kesehatan Keangkatan Lautan
(LAKESLA) Surabaya, RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie

Ijazah dan Transkrip
Bagi peserta didik yang telah menyelesaikan proses
belajar dan dinyatakan lulus berhak untuk memperoleh
ijazah dan transkrip dari institusi.

JURUSAn KEBIDAnAn
Jurusan Kebidanan Poltekkes Ternate
meyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan
petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Pusat Diknakes
Depkes RI.
Pendidikan diselenggarakan dengan dua metode :
a. Peyelenggaraan pendidikan 6 semester dengan
beban studi 110 SKS bagi lulusan SMU yang
terdiri dari teori 50 SKS (46,4 %), praktikum dan
klinik 60 SKS (54,5 %).
b. Peyelenggaraan pendidikan 4 – 6 semester
dengan beban studi 80 - 90 SKS (10 SKS muatan
lokal) bagi peserta didik dengan latar belakang
Bidan A.
Mata Kuliah Wajib
Mata kuliah wajib adalah mata kuliah yang
menunjang pembentukan kepribadian dan
kompetensi profesional seorang lulusan yang
merupakan kesiapan baginya dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat. Mata kuliah wajib terdiri
dari : Mata Kuliah Perkembangan Keterampilan (MPK)
: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Inggris.
Mata Kuliah Khusus Ketrampilan (MKK) : Anatomi,
Fisiologi, Biologi Reproduksi, Biokimia, Fisika Kesehatan,
Farmakologi, Mikrobiologi, Keterampilan Dasar Praktek
klinik, Obstetri , Ginekologi, Ilmu Kesehatan Anak, Gizi
Dalam Kesehatan Reproduksi, Psikologi, Epidemiologi,
dan Biostatistik,
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) : Askeb
I (Kehamilan), Askeb II (Persalinan), Askeb III
(Nifas), Askeb IV (Patologi Kebidanan), Askeb V

Ragam
Ternate, dan Puskesmas dalam wilayah Kota Ternate.
Pengembangan wilayah provinsi dari dua Kabupaten
dan 1 Kota menjadi 6 Kabupaten dan 2 Kota jelas
berimplikasi pada penyerapan tenaga kesehatan
yang dihasilkan, seperti rumah sakit, puskesmas, Dinas
Kesehatan, perusahaan, klinik swasta, klinis atau rumah
sakit bersalin, dan sebagainya.

(Kebidanan Komunitas), Asuhan Neonatus, Bayi dan
Anak Balita,Kesehatan Reproduksi, Pelayanan KB,
Dokumentasi Kebidanan, Praktek Klinik Kebidanan.
Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) : Konsep
kebidanan, Etika Profesi dan Hukum Kesehatan,
Komunikasi dan Konseling Dalam Praktek Kebidanan,
Mutu Layanan Kebidanan, Metode Penelitian dan Karya
Tulis Ilmiah
Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) :
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar, Promosi Kesehatan, Organisasi , dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan.
Seperti halnya pada jurusan keperawatan, pada
jurusan kebidanan juga diadakan Praktek Laboratorium,
Praktek Klinik Kebidanan, Praktek Kebidanan Komunitas .

-

-

Pencapaian Kompetensi (target) :
ANC antara 100 - 120 Bumil per mahasiswa latar
belakang SMU dan 50 – 60 Bumil per mahasiswa
latar belakang Bidan.
INC 50 – 60 Bulin per mahasiswa latar belakang
Umum 25 – 40 latar belakang Bidan
PNC 50 – 60 Bulin per mahasiswa latar belakang
Umum 25 – 40 latar belakang Bidan
IUD 3 – 5 PUS per mahasiswa latar belakang Umum
dan 5 – 10 latar belakang Bidan
Asuhan Kebidanan pada Anak dan Balita 20 dan
25. Lama pendidikan D-III Kebidanan bagi lulusan
SMU adalah 3 Tahun atau 6 semester dengan masa
terpanjang 10 semester; Lama pendidikan D-III
Kebidanan bagi lulusan Bidan adalah 2 Tahun atau 4
semester dengan masa terpanjang 10 semester.

JURUSAn GIZI
Kurikulum Poltekkes Depkes Ternate Jurusan
Gizi berpedoman pada Kurikulum Nasional D III Gizi
tahun 2004 yang diberlakukan pada tahun Akademik
2004/2005. Beban studi program D III Keperawatan 108

Disamping itu, ada kemungkinan dikembangkan
jurusan atau program studi lain yang sangat
dibutuhkan di berbagai daerah, seperti analis kesehatan.
Ketersediaan tenaga analis kesehatan ini sangat penting
dalam penentuan diagnosa penyakit di laboratorium. Hal
ini merupakan rencana pengembangan program studi di
Poltekkes Ternate. Semoga ! npra
SKS (90%) dari kurikulum lengkap dan dimungkinkan
penambahan 12 SKS untuk muatan lokal sehingga
dapat mencapai 120 SKS (12 - 24 SKS kurikulum
Institusi) dilaksanakan dalam 6 semester. Kurikulum
terdiri dari sejumlah mata kuliah wajib dan mata kuliah
muatan lokal.
Mata kuliah wajib terdiri dari : Mata Kuliah Umum
(MKU) sebagai Pelengkap (11,1 %), Mata Kuliah Dasar
Keahlian (MKDK) sebagai Penunjang (23,15 %); dan
Mata Kuliah Keahlian (MKK) sebagai mata kuliah Inti
(65,74 %).
Penyelenggaraan Praktek terdiri dari : Praktek
Laboratorium, Praktek Keperawatan Klinik, dan Praktek
Keperawatan Komunitas. Pencapaian kompetensi
(target) Praktik Klinik Keperawatan dan Praktek
Lapangan (Komunitas). Lama pendidikan D-III
Keperawatan bagi lulusan SMU adalah 3 Tahun (6
semester) dengan masa terpanjang 10 semester.
Jumlah Pendaftar (SIPENSIMARU) Tahun Akademik
2008/2009
Jurusan Keperawatan
: 168 Peserta
Jurusan Kebidanan
: 224 Peserta
Jurusan Gizi
: 63 Peserta
Prodi D-IV Bidan Pendidik
: 23 Peserta
Prodi D-IV Gadar
: 11 Peserta
Lintas Provinsi
: 7 Peserta
Jumlah Mahasiswa tahun akademik 2009/2010
sebanyak 1.343 mahasiswa.
- Jurusan Keperawatan
: 493 Peserta
- Jurusan Kebidanan
: 672 Peserta
- Jurusan Gizi
: 147 Peserta
- Prodi D-IV Bidan Pddk
: 20 Peserta
- Prodi D-IV Gadar
: 11 Peserta

No.XXIV/JUNI/2010 Mediakom

1

Kolom
Solusi Penerbitan Media Pemerintah

H

Oleh: Prawito

idup segan,mati tak mau.Demikian pola penerbitan
media pemerintah. Media seringkali terbit molor,
tak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.Bahkan
tidak sedikit institusi pemerintah yang mampu
menerbitkan majalah atau bulletin, tapi menjadi
terbitan yang perdana,sekaligus terakhir.Bangkit,lalu tumbang
dan akhirnya mati. Begitulah seterusnya, tak pernah ada
kelanjutan penerbitan yang bertahan lama.
Sebelumnya, ada dua terbitan di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang agak eksis, yakni Majalah
Kesehatan terbitan Biro Hukum dan Organisasi dan Bina
Diknakes diterbitkan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Keduanya terdistribusi keseluruh Indonesia. Majalah
Kesehatan disebarluaskan melalui dinas kesehatan
dan rumah sakit vertikal. Sedangkan Bina Diknakes di
distribusikan ke politeknik kesehatan seluruh Indonesia.
Sayang, kedua terbitan itu hanya bertahan beberapa
tahun saja. Seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan
kebijakan struktur Kementerian Kesehatan, Majalah
Kesehatan, berganti nama menjadi Buletin Kesehatan.
Sementara Bina Diknakes, kemudian bermetamorfosis
menjadi Media PPSDM Kesehatan yang diterbitkan Badan
PPSDM Kesehatan.
Selain itu ada juga penerbitan kecil-kecilan yang bersifat
sporadik oleh beberapa instutusi kesehatan seperti Badan
Litbangkes, Direktorat Bina Pelayanan Medik, Direktorat
Bina Pelayanan Masyarakat dan Pusat Promosi Kesehatan.
Hasil terbitannya berupa bulletin dengan distribusi terbatas,
sehingga sedikit dari kalangan internal Kementerian
Kesehatan yang mengenalnya.
Akhir tahun 2006, bangkit kembali media baru
bernama Mediakom. Penerbitan bertaraf nasional yang
diterbitkan oleh Pusat Komunikasi Publik. Tampilan cukup
meyakinkan, walau isi sering kali kurang uptodate. Misal
tulisan yang terjadi bulan Januari, baru beredar bulan Maret.
Pendistribusian cukup luas meliputi semua puskesmas,
rumah sakit vertikal, politeknik kesehatan, dinas kesehatan
kota/kabupaten dan provinsi di seluruh Indonesia.
Kenyataannya, pengelolaan mediakom masih belum
optimal, hal itu terbukti penerbitan belum sesuai jadwal
yang ditetapkan yakni setiap bulan Februari, April, Juni,
Agustus, Oktober dan Desember. Kendala yang dihadapi
sama dengan media sebelumnya, kurang naskah.

Usulan solusi
Untuk lebih mengenali kendala penerbitan media,
berikut gambaran kendala secara umum, sehingga semua
pihak dapat berkontribusi memberi solusi yang tepat, guna
meningkatkan kualitas penerbitan media di Kementerian
1

Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

Kesehatan.
Pertama penulis. Kurang penulis, dapat dihitung dengan
jari, bahkan kurang dari 10 jari yang produktif menulis
dengan standar jurnalistik. Wajar, bila media pemerintah
selalu kesulitan memenuhi kebutuhan naskah. Sekalipun
ada yang mengelola dan tersedia dana, karena kurang
naskah, menyebabkan penerbitan tidak sehat. Walau dapat
saja meminta orang lain menulis artikel. Tapi penerbitan
model ini, tak akan bertahan lama, ia akan segera tamat.
Karena kurang naskah, media internal sering telat terbit.
Setelah terbitpun tidak semua artikel memenuhi kriteria
jurnalistik. Banyak tulisan media internal seperti makalah,
menggunakan bahasa dewa dan kalimat panjang yang
membuat pembaca tersengal. Akibatnya media internal
kurang minat untuk dibaca.
Solusi dari problem di atas, harus memproduksi penulis
baru. Makin banyak penulis makin baik bagi institusi.
Sebab institusi akan memiliki SDM yang mampu menulis
artikel. Jika banyak artikel, pengelola media akan banyak
pilihan. Media akan menampilkan artikel yang baik, sedang
yang kurang baik ada kesempatan bagi penulis untuk
memperbaiki. Dengan demikian, media akan menampilkan
artikel yang enak dibaca dan perlu.
Untuk melahirkan penulis sebaiknya institusi
menyelenggarakan pelatihan jurnalistik. Melalui pelatihan
ini diharapkan menumbuhkan motivasi dan menambah
keterampilan menulis. Selanjutnya, perlu dibentuk forum
penulis kesehatan yang beranggotakan alumni peserta
pelatihan. Termasuk peminat menulis yang belum sempat
mengikuti pelatihan. Melalui forum ini peserta saling belajar,
bertukar pengalaman dan mengasah keterampilan menulis.
Kedua, pengelola. Pengelola merupakan usur penting
berikutnya. Tanpa pengelola yang fokus, media tidak
akan terbit secara rutin. Umumnya, PNS yang bekerja
di Kementerian mempunyai tugas pokok, sementara
mengelola media terkadang hanya tugas tambahan.
Ketiga, dana. Pendanaan menjadi faktor penentu. Sebab
setelah ada bahan media, membutuhkan dana pencetakan
dan opreasional. Untuk itu institusi harus mengalokasikan
anggaran penerbitan media setiap tahun sesuai kebutuhan.
Bila penulis, pengelola dan ketersediaan dana dapat
bersinergi dengan baik, maka dapat dipastikan penerbitan
media pemerintah dapat berkembang dengan baik,
tidak menutup kemungkinan sejajar dengan penerbitan
komersial. Dampak berikutnya akan menghadirkan
suasana kondusif yang akan mendorong kelahiran penulis
berbakat dengan gagasan cemerlang di bidang kesehatan.
Semoga...!n

Media Utama

Media
Utama

Rakerkesnas:

Tingkatkan Sinergi dan
Koordinasi untuk
Capai Target MDGs

M

enteri Kesehatan dr. Endang
Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH
membuka Rapat Kerja Kesehatan
Nasional (Rakerkesnas) Tahun
2010, 5 Mei 2010 di Jakarta. Rapat
dihadiri Wakil Gubernur Provinsi DKI
Jakarta, berbagai nara sumber dari
Kementerian Negara/Lembaga, Pejabat Struktural dan Staf
Khusus Menteri Kesehatan, Direktur RS Vertikal, Pimpinan
UPT Kementerian Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota, Direktur Rumah Sakit Provinsi/
Kabupaten/Kota se- Indonesia, serta Pimpinan Organisasi
Profesi.
Menurut Menkes, Rakerkesnas ini penting sebagai
upaya meningkatkan koordinasi dan sinergi antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk
mencapai target Millennium Development Goals (MDGs)
sesuai proporsi dan kemampuan masing-masing.
Target MDGs yang berkaitan dengan kesehatan adalah
Penurunan angka kematian anak, Meningkatkan
kesehatan ibu, dan Memerangi HIV/AIDS, malaria dan
penyakit menular lainnya.
Menkes dalam sambutannya menyatakan sasaran
pembangunan kesehatan tahun 2010 – 2014, meliputi
8 prioritas, yaitu 1) meningkatnya status kesehatan dan
gizi masyarakat, 2) menurunnya angka kesakitan akibat
penyakit menular; 3) menurunnya disparitas status
kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat
sosial ekonomi serta gender; 4) meningkatnya penyediaan
anggaran publik untuk kesehatan; 5) meningkatnya
No.XXIV/JUNI/2010 Mediakom

1

Media Utama
Menkes membuka Rakerkesnas

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat; 6)
terpenuhinya kebutuhan tenaga
kesehatan strategis di daerah DTPK;
7) pengendalian penyakit tidak
menular di seluruh provinsi; serta
8) pelaksanaan standar pelayanan
minimal (SPM) di seluruh kabupaten/
kota.
Untuk mencapai kedelapan
sasaran strategis pembangunan
kesehatan, dibutuhkan reformasi
kesehatan masyarakat yang
mendasar untuk mencapai tujuan
tersebut. Berkaitan dengan hal
itu, Kementerian Kesehatan telah
menetapkan tim penyusun roadmap
yang terdiri dari unsur Kementerian
Kesehatan,lintas sektor, para pakar,
akademisi dan pelaksana di lapangan.
Tim telah berhasil menyusun
roadmap reformasi kesehatan
masyarakat meliputi 7 prioritas, yaitu:
Pertama, Revitalisasi pelayanan
kesehatan dasar, hal ini perlu
dilakukan dalam rangka mendukung
berjalannya kegiatan pelayanan
kesehatan dasar. Salah satu upaya
penting dalam revitalisasi kesehatan
dasar adalah Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) yaitu bantuan
pembiayaan untuk operasional
Puskesmas khususnya untuk
mendukung upaya promotif dan
preventif. Selama ini, komponen
biaya operasional Puskesmas
belum optimal dianggarkan oleh
1

Mediakom No.XXIV/JUNI/2010

pemerintah daerah.
Kedua, di bidang sumber
daya manusia, khususnya dalam
upaya meningkatkan keberadaan
(distribusi) dan menjamin mutu
tenaga kesehatan. Distribusi tenaga
kesehatan di daerah Tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan perlu
mendapat perhatian khusus. Oleh
karena itu perlu disusun skenario
jangka pendek, jangka menengah,
dan jangka panjang dalam
perencanaan dan pengembangan
sumberdaya manusia kesehatan.
Ketiga, penggalakan
pemanfaatan obat generik untuk
meringankan biaya pelayanan
kesehatan karena sebagian besar
biaya pelayanan ditentukan untuk
pembelian obat.
Di lain pihak perlu mempersiapkan
diri agar mampu memproduksi
bahan baku obat sendiri, mengingat
pada saat ini 80% dari bahan baku
obat berasal dari luar negeri. Juga
memperkuat penggunaan jamu agar
dapat dijadikan sebagai obat juga
ditingkatkan dengan saintiikasi jamu.
Keempat, jaminan kesehatan
masyarakat (Jamkesmas) dengan
berbagai cara penjaminan saat ini
baru mencapai 50,8% penduduk
yang mempunyai jaminan kesehatan,
dengan kontribusi terbesar dari
peserta Jamkesmas. Perluasan
cakupan kepesertaan terus

diupayakan secara bertahap pada
tahun 2014 sebagai implementasi UU
SJSN mencapai 245,3 juta penduduk
(100% penduduk).
Kelima, mengatasi permasalahan
pelayanan kesehatan di Daerah
yang Bermasalah Kesehatan
(PDBK) dengan pendekatan spesiik
yang tidak bisa disamakan dengan
daerah lainnya. Hasil Riskesdas tahun
2007 menghasilkan instrumen
pengukuran Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat (IPKM). Dengan
IPKM, dapat diketahui dimana daerahdaerah bermasalah tersebut dapat
dipetakan berdasarkan peringkat
kabupaten/kota.
Keenam, Reformasi Birokrasi
dalam arti yang lebih luas,
memberikan makna muatan
antisipatif untuk menghindari
terjadinya penyimpanganpenyimpangan administratif. Saat ini
proses pengadaan barang dan jasa di
Kementerian Kesehatan seluruhnya
sudah melalui proses e-procurement.
Reformasi birokrasi juga harus
memberikan ruang untuk terjadinya
transparansi data base dan prosedurprosedur pelayanan adminstrasi di
Kementerian Kesehatan.
Ketujuh, World Class Health Care.
Sudah saatnya masyarakat Indonesia
mendapatkan pelayanan kesehatan
dengan taraf Internasional, sehingga
tidak perlu lagi warga negara
Indonesia berobat keluar negeri. Selain
memenuhi tuntutan masyarakat,
upaya ini juga akan mengurangi
mengalirnya devisa Indonesia yang
cukup besar ke luar negeri.
Rakerkesnas Tahun 2010
mengangkat tema "Melalui Good
Governance Kita Wujudkan Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan".
Beberapa topik yang dibahas
diantaranya Percepatan Pelaksanaan
Prioritas Pembangunan Nasional
Tahun 2010, Kebijakan Pengawasan
dan Langkah-langkah Mencapai Good
Governance di Lingkungan Kemkes,
dan Strategi Inovatif dalam Akselerasi
Pencapaian Target MDGs dan
Neglected Desease.nSmd, pra, giri

Media Utama
Peserta Rakerkesnas

Forum Komunikasi
Bidang Kesehatan

R

akerkesnas yang diselenggarakan tanggal
4-7 Mei di Jakarta merupakan kegiatan
tahunan Kementerian Kesehatan. Rakerkesnas
merupakan forum komunikasi, konsultasi dan
sinkronisasi program kesehatan antara Pusat,
Provinsi, Kabupaten/ Kota, UPT Kementerian Kesehatan
dan seluruh stakeholders yang berperan dalam
pembangunan kesehatan.
Tema Rakerkesnas tahun 2010 “Melalui Good
Governance Kita Wujudkan Masyarakat Sehat yang
Mandiri dan Berkeadilan”. Tema tersebut diharapkan
menjadi kesamaan pandang tentang arah pembangunan
kesehatan untuk bersinergi dan berkoordinasi dalam
hal pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan
pembangunan kesehatan.
Mekanisme Rakerkesnas Tahun 2010 berbeda dengan

rakerkesnas sebelumnya. Pelaksanaannya terdiri dari
3 bagian yang berlangsung secara simultan, pertama
penyajian informasi yang bertujuan memberikan
arah dan tuntunan sesuai dengan fungsi Stewardship
Kementerian Kesehatan. Arahan tersebut difokuskan
kepada Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Provinsi/
Kabupaten/ Kota, seluruh Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Kesehatan serta mitra kerja lain yang
berperan dalam peningkatan upaya kesehatan di tingkat
pusat dan daerah.
Kedua informasi yang bersifat interaktif, yakni paparan
berbagai program Kementerian Kesehatan berbentuk
No.XXIV/JUNI/2010 Mediakom

1

Media Utama
Pameran Poster Kesehatan yang “dikawal” oleh masing
– masing unit penanggung jawab program. Penanggung
jawab harus mencatat seluruh masukan serta
memberikan jawaban bagi pertanyaan dan kritik yang
berasal dari peserta rakerkesnas.
Kegiatan ini merupakan desk yang bersifat dua
arah sehingga dapat diidentiikasi berbagai bottleneck
yang terjadi di tingkat pelaksanaan teknis. Dari forum
ini diharapkan seluruh Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/ Kota dapat berperan aktif dan menarik
manfaat secara maksimal guna perbaikan pelaksanaan
program. Hal ini dilakukan karena berdasarkan
pengalaman menunjukkan bahwa tanya jawab dalam
forum yang besar tidak akan memadai dalam rangka
mengakomodir begitu banyaknya permasalahan teknis
yang terjadi di lapangan.
Ketiga diskusi kelompok antara Pusat dan Dinas

Kesehatan Propinsi serta RS UPT Vertikal guna mendorong
percepatan pencapaian target Millenium Development Goals
(MDGs) 2015. Untuk mencapai hal tersebut memerlukan
upaya bersama antara pusat dan daerah.
Pada sesi ini dilaksanakan pula seminar paralel
kelompok PNBP yang diikuti oleh UPT Kementerian
Kesehatan, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Provinsi
Kabupaten/ Kota agar memperoleh informasi tentang
pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
pada Badan Layanan Umum secara benar.
Untuk memberikan masukan, arahan, dan pengalaman
dari Kementerian/Lembaga lainnya, telah dihadirkan Staf
Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala
Bappenas, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
dan Direktur Badan Layanan Umum Direktorat Jenderal
Anggaran Kementerian Keuangan RI. n Smd, Pra

Rekomendasi
dan Rencana
Tindak Lanjut

Bentuk kegiatan ini adalah Pameran Poster Kesehatan
yang disajikan oleh masing – masing unit penanggung
jawab program di tingkat Kementerian Kesehatan.
Hal ini dilakukan karena berdasarkan pengalaman
menunjukkan bahwa tanya jawab dalam forum yang
besar tidak dapat diakomodir. Sehinggga melalui
forum ini diharapkan seluruh peserta Rakerkesnas
dapat memanfaatkan secara maksimal guna perbaikan
pelaksanaan program.
Pada umumnya topik dan materi yang disajikan dalam
Rakerkesnas sangat menarik, namun tidak semua materi
dapat mengakomodir seluruh keinginan peserta, hal
ini disebabkan oleh keterbatasan waktu. Disamping itu
masih banyak peserta yang kurang memahami substansi
materi yang disampaikan sehingga menimbulkan
antusiasme peserta untuk melontarkan pertanyaan
– pertanyaan yang menjadi catatan penting yang perlu
tindaklanjut.
Secara umum seluruh pertanyaan peserta dapat
dirangkum sebagai berikut: Mekanisme penggunaan
Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan,
Pembagian kuota Jamkesmas, Peng