BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh protozoa Plasmodium sp.
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.4

2.2. Epidemiologi
Malaria menyebabkan sekitar 1-3 juta kematian per tahun. Populasi
beresiko antara lain wanita hamil, traveler dengan imun rendah terhadap infeksi
plasmodium, anak-anak usia 6 bulan hingga 3 tahun yang tinggal di daerah
endemis.4
Prevalensi meningkat paa daerah tropis. Sebanyak 50% kasus dan 95%
kematian akibat P. falciparum terutama ditemukan pada daerah tropis. P.vivax
terdistribusi lebih luas, namun lebih sedikit menyebabkan angka kesakitan dan
kematian. Meskipun begitu, P.vivax dan P.ovale memiliki fase hipnozoit sehingga
menyebabkan infeksi latent.4
Perbandingan angka kejadian antara pria dan wanita sama. Namun,
malaria lebih berbahaya pada masa kehamilan terhadap ibu maupun janin.
P.falciparum merupakan penyebab utama meningkatnya angka kesakitan dan
kematian pada kehamilan.4


2.3. Klasifikasi5
Terdapat lima jenis plasmodium yang menginfeksi manusia:
1.
2.
3.
4.
5.

Plasmodium falciparum
Plasmodium vivax
Plasmodium ovale
Plasmodium malariae
Plasmodium knowlesi.

2.4. Siklus Hidup Plasmodium sp.
Disaat bersama saat nyamuk menghisap darah, sporozoit yang terdapat pada saliva
nyamuk akan masuk ke pembuluh darah dan memasuki hepatosit (liver phase)
dalam hitungan menit dan kemudian menuju aliran darah setelah beberapa minggu
merozoit dengan cepat masuk ke eritrosit, dimana merozoit akan berkembang

menjadi trofozoit lalu schizont dlam beberapa hari (erytrosite phase). Eritrosit
yang terinfeksi kemudian pecah melepaskan merozoit dan menyebabkan demam.
Plasmodium sp. mendapatkan energi dari eritrosit yang terinfeksi dan
memetabolisme glukosa 70 kali lebih cepat sehingga menyebabkan hipoglikemia
dan asidosis metabolik. Selain itu juga dapat terjadi jaundice dan anemia yang
diakibatkan oleh pecahnya eritosit. Merozoit akan menginfeksi eritrosit lain,
proses ini terus berulang.6
P.vivax dan P.ovale memiliki bentuk dorman yang menetap di hati
sehingga dapat kambuh kembali. Penatalaksanaan infeksi yang diberikan terhadap
plasmodium tersebut harus dapat membunuh baik bentuk dorman maupun aktif.
Bentuk dorman disebut hipnozoit yang dapat dieradikasi dengan primakuin.6

2.5. Malaria Falciparum
Malaria yang paling berbahaya adalah malaria falciparum karena dapat
menginfeksi eritrosit muda dan tua sehingga tingkat parasitemia tinggi (>5%
eritrosit terinfeksi) bila dibandingkan dengan P.vivax dan P.ovale yang hanya
menyerang eritrosit muda.
Dalam 48 jam siklus hidup P.falciparum akan terjadi sekuestrasi yang
menyebabkan


perlekatan

eritrosit

yang

terinfeksi

ke

pembuluh

darah

kecil.sekuestrasi dapat menyebabkan perubahan kesadaran atau koma. Tingginya
angka parasitemia dan sitokin menyebabkan end organ failure yang terjadi secara
cepat terutama pad asistem saraf pusat , paru-paru, dan ginjal.4
Manifestasi lainnya termasuk hipoglikemia, asidosis metabolik, anemia berat, dan
multi organ dysfunction yang disebabkan oleh hipoksemia.


2.6. Gejala Klinis
Pasien dnegan malaria biasanya menunjukkan gejala beberapa minggu setelah
terinfeksi. Masa inkubasi dan gejala bisa bervariasi tergantung faktor dan spesies
penyebab.
Gejala klinis malaria, antara lain:






nyeri kepala
menggigil
nyeri sendi
nyeri otot
demam-menggigil-berkeringat (setiap 48 atau 72 jam tergantung spesies







penyebab:
anoreksia dan letargis
mual dan muntah
diare
jaundice.4,5,6

2.7. Diagnosis
Anamnesis




Riwayat perjalanan ke daerah endemis malaria
Imunitas, usia, serta kehamilan
Tanda dan gejala seperti menggigil-demam-berkeringat, nyeri sendi dan
nyeri otot, mual, muntah dan lain-lain.4,5,6

Pemeriksaan Fisik









tidak terlalu spesifik
splenomegali
konjungtiva palpebra inferior pucat
jaundice
koma, kejang (pada malaria cerebral)
oliguria (gagal ginjal akut)
bila terjadi asidosis metabolik terjadi peningkatan laju napas dan
penggunaan otot bantu napas.

Pemeriksaan Penunjang










thick or thin blood smear
darah rutin
tes fungsi ginjal
tes fungsi hati
elektrolit
radiografi bila terjadi gejala respiratori
Head CT scan