BAB I DASAR-DASAR PERKEMBANGAN
BAB I
DASAR- DASAR PERKEMBANGAN
1. Latar Belakang Psikologi Anak – Perkembangan
Sejak berabad- abad yang lalu perhatian terhadap seluk beluk kehidupan anak sudah
diperlihatkan, sedikitnya dari sudut perkembangan nya agar bisa mempengaruhi
kehidupan anak ke arah kesejahteraan yang diharapkan. Tokoh- tokoh agama dan
mereka yang sangat memperhatikan masalah kemanusiaan banyak mendorong dan
mempengaruhi orangtua untuk memperlakukan anak berbeda dengan dewasa,
demikian pula anak berbeda dengan remaja. Pada masa perkembangan, seorang anak
pada umumnya bisa memperlihatkan kemampuan mengucapkan kata- kata,
kemampuan mengartikan sesuatu dan perkembangan kemampuan lain yang sudah dan
biasanya dicapai.
Ciri- ciri khas psikologi anak pada waktu itu adalah :
1). Orientasi lapangan psikologi anak menjadi terlalu klinis-pato-logis, yakni banyak
berhubungan dengan kelainan tingkah laku anak dan usaha untuk mempengaruhinya
ke arah perbaikan tingkah laku yang diharapkan.
2). Psikologi anak banyak menaruh perhatian terhadap aspek- aspek praktis pada
tingkah laku anak serta perkembangan kepribadian pada umumnya dengan masalahmasalah yang timbul
3). Usaha mengenal dan memberikan ciri- ciri kepribadian banyak dilakukan. Masa
itu adalah masa berkembangnya berbagai macam test psikologi, baik formal maupun
non-formal serta dengan tujuan menguraikan ciri- ciri khas kepribadian anak.
Ciri- ciri psikologi perkembangan diubandingkan dengan pskologi anak adalah:
a. Lapangannya lebih luas, yaitu meliputi pertumbuhan dan perkembangan sejak
manusia baru terbentuk melalui konsepsi sampai tua dan meninggalkan dunia.
b. Psikologi perkembangan mempelajari perubahan tingkah laku dari lahir sampai
mati dalam hubungannya dengan disiplin- disiplin ilmu lainnya, ilmu Kedokteran
dan Biologi, ilmu Pendidikan dan ilmu- ilmu Sosial lainnya.
c. Obyek bagi psikologi perkembangan ialah proses- proses perkembangan yang
meliputi aspek- aspek fisik, psikis dan sosial sehingga orientasinya adalah
psikofisik dan biososial.
Suatu gambaran mengenai keadaan Psikologi Perkembangan pada tahun 70-an
dikemukakan oleh Wohlwill. Wohlwill menegelompokkan beberapa pola sebagai
berikut:
I. Membanjirnya penyelidikan yang dilakukan oleh para ahli eksperimental
Terdapat pengaruh besar sekali dari para ahli dalam bidang psikologi
eksperimental terhadap psikologi anak. Hal ini terutama disebabkan oleh
ketidakpuasan terhadap cara kerja, metode dan pendekatan yang dipakai untuk
mengadakan penelitian terhadap anak, karena dianggap kurang memenuhi syarat
dilihat dari sudut metodelogi penelitian dan eksperiman.
II.Pengaruh B. F. Skinner (1904 -)
Skinner mempelajari proses- proses belajar dan hubungnnya dengan perubahan
tingkah laku. Pengaruh Skinner menimbulkan keinginan dan minat banyak ahli
untuk memikirkan cara- cara yang bisa diikuti untuk mengubah sesuatu tingkah
laku yang sedang diperlihatkan. Sesuatu tingkah laku yang sekarang diperlihatkan
adalah hasil rangsangan- rangsangan dari luar, dengan perkataan lain hasil proses
mempelajari.
III.Meluasnya secara serentak pengertian kognitif dan perkembangan bahasa
Perkembangan kemampuan mempergunakan bahasa lebih menjadi obyek
lapangan psikologi perkembangn daripada lapangan Psikologi Umum, karena
secara sistematik dapat dilakukan pengamatan adanya perubahan pada setiap
tahap perkembangan secara bertingkat dan struktural. Timbulnya masalahmasalah bahasa yang dalam kenyataan sering ditemukan, pada anak- anak,
terutama di dunia barat, lebih merangsang para ahli psikologi perkembangan
untuk mengetahui proses- proses secara bertahap dan bertingkat pada faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa ini.
IV.Berbalik ke penelitian- penelitian pada bayi
Penelitian terhadap asal- usul sesuatu tingkah laku, dimulai dari asal mula
timbulnya yang bisa terlihat pada bayi, dianggap akan memberikan keteranganketerangan yang asli dan bermanfaat sekali.
V.Pengaruh teori sosial- belajar
Dengan memasukkan proses- proses perkembangan aspek psikis ke dalam
laboratorium untuk penyelidikan eksperimental, mudah sekali terjadi tumpang
tindih antara lapangan psikologi umum dengan psikologi eksperimental.
Psikologi Perkembangan menjadi lebih dikenal karena membuka kesempatan lebih
luas untuk mengadakan penelitian dan percobaan terhadap kehidupan anak dengan
perubahan- perubahan tingkah lakunya. Psikologi perkembangan dengan demikian
mengganti kedudukan Psikologi anak yang dianggap lebih sempit lapangannya.
2. Konsep dasar mengenai Psikologi Perkembangan dan perkembangan
Psikologi perkembangan adalah salah satu lapangan dalam psikologi, seperti lapangan
Psikologi Klinis, lapangan Psikologi sosial, lapangan psikologi industri, lapangan
psikologi eksperimental, psikologi pendidikan, psikologi faal dan lapangan- lapangan lain
yang lebih sempit. Psikologi perkembangan sering juga disebut psikologi genetik karena
memang bidang cakupnya bersangkut paut dengan asal- usul dan hakikat pertumbuhan
suatu tingkah laku. Psikologi perkembangan menyadari bahwa manusia di dalam dunia
yang berubah- ubah selalu berada dalam keadaan berubah. Dengan demikian Psikologi
Perkembangan juga berhubungan dengan perubahan- perubahan yang terjadi dalam ruang
lingkup ekologi biokultural. Seorang anak pada mulanya hanya bisa mengeluarkan suarasuara yang tidak bermakna, kemudian secara bertahap, sedikit demi sedikit suara- suara
itu mempunyai arti.
Perkembangan merupakan sesuatu proses yang mula- mula global, masif, belum
terpecah atau terperinci, dan kemudian semakin lama semakin banyak, berdiferensiasi,
dan terjadi integrasi yang hirarkis. Tinjauan ini dikenal sebagai tinjauan yang deskriptif
jadi tidak ada implikasi- implikasi empiris karena yang dilihat dalam tingkah laku adalah
hasil dan bukan proses perubahan itu sendiri.
Perkembangan organismik untuk merumuskan perkembangan menerangkan bahwa
perkembangan ini ditandai sebagian oleh serangkaian perubahan kualitatif sebagai dasar
proses- proses perkembangan itu, yang terdapat pada indvidu itu sendiri dan tetap ada
sepanjang masa hidupnya.
Perubahan- perubahan yang terjadi selama jangka waktu 1 minggu dapat diukur, jadi
dikuantitatifkan. Perubahan mempunyai hubungan dengan waktu atau umur, tetapi tidak
disebabkan oleh hal itu. Jadi umur adalah indeks variabel tetapi bukan variabel-sebab:
misalnya pada umur sekian terjadi apa dan bukan karena ia berumur sekian, maka tingkah
lakunya demikian. Thome (1953) membagi 2 model dalam perkembangan, yakni :
1. Model kuantitatif
Model ini menjelaskan adanya perubahan- perubahan kuantitatif yang dapat
diukur pada setiap masa perkembangan. Contoh: pertumbuhan bada, tinggi, dan
berat badan dapat diukur.
2. Model kualitatif
Yaitu, model yang berhubungan dengan penahapan dalam perkembangan.
3. Faktor keturunan dan lingkungan
Ada faktor keturunan yang berpengaruh terhadap timbulnya sesuatu tingkah laku,
mudah diterima oleh siapa saja. Demikian pula adanya pengaruh dari lingkungan
hidup terhadap sesuatu tingkah laku, juga tidak menimbulkan pertentangan yang
berarti. Banyak istilah yang dipergunakan untuk mengungkapkan kedua faktor
yang mempengaruhi perkembangan, antara lain istilah- istialh seperti:
a. Nativisme – empirisme
b. Endogen – eksogen
c. Kematangan – belajar
d. Keturunan – lingkungan
e. Diperoleh – memperoleh
f. Bakat - pengalaman
Masalah ini, sudah timbul untuk dijadikan obyek pembahasan sapai saat ini.
Usaha- usaha untuk menerangkan masalah ini dapat dikelompokkan menjadi:
1. Kelompok menitikberatkan peranan faktor konstitusi atau faktor dunia dalam
2. Kelompok menitikberatkan peranan faktor lingkungan atau faktor dunia luar
3. Kelompok yang digolongkan kelompok interaksionis
Dalam hubungan dengan tujuan pendidikan, anak akan diperkembangkan
kemampuan sebaik- baiknya dan senaksimal- maksimalnya, tetapi tidak mungkin
melebihi kemampuan dasardan kerangka batas yang dimilkinya. Hanya selalu
timbullah kesulitan untuk mengetahui batas- batas ini secara obyektif dan hal ini
acapkali menjadi sumber timbulnya ketegangan emosional pada berbagai pihak
yang berhubungan dengan anak. Tujuan memperkembangkan anak adalah
memunculkan sesuatu secara genotip adalalah sebaik- baiknya untuk tujuan
penyesuaian diri dan mempertahankan diri dalam lingkungan hidupnya ; ini
termasuk aspek- aspek yang berhubungan dengan keselamatan dan perlindungan
fisiknya, kemampuan untuk memanfaatkan sumber- sumber yang ada di
lingkungan, dan kemampuan untuk mengadakan hubungan- hubungan sosial yang
serasi.
4. Kontinuitas – diskontinuitas dalam perkembangan
Dalam proses perkembangan terjadi perubahan. Perubahan ini bisa kuantitatif
dan bisa juga kualitatif. Sesuatu yang tumbuh dari kecil menjadi besar adalah
perubahan kuantitatif, yang bisa diukur. Sesuatu yang berkembang dari yang
sederhana menjadi sesuatu yang lebih majemuk menunjukkan adanya
perubahan kualitatif. Jika perubahan- perubahan yang terjadi berlangsung
terus pada tahapan- tahapan perkembangan berikutnya dengan cara- cara yang
sama, maka hal ini disebut dengan kontinuitas. Kalau perubahannya mengenai
hal- hal kuatitatif dan berlangsung terus pada tahapan berikutnya, hal ini
disebut kontinuitas- kuantitatif. Sedangkan perubahan ke arah diferensiasi
yang terjadi, timbulnya sesuatu karakteristik baru yang berasal dari sesuatu
yang global sebelumnya adalah diskontinuitas.
Perkembangan adalah sintesa antar keduanya yakni diferensiasi yang bersifat
dikontinuitas dan proses hirarki yang bersifat kontinuitas. Kontinuitas dan
dikontinuitas juga terjadi pada proses belajar baik secara filogenetis maupun
ontogenetis.
Beberapa kategori perubahan, yakni :
1. Perubahan dalam ukuran
Yaitu, perubahan dengan pertambahan dalam ukuran tinggi maupun berat.
2. Perubahan dalam perbandingan
Yaitu, dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan yang proporsional antara
kepala, anggota badan dan anggota gerak. Misalnya perbandingan antara
besarnya kepala dengan anggota badan, semakin bertambah umur, semakin
bertambah besar. Perubahan secara proporsional juga terjadi pada
perkembangan mental.
3. Berubah untuk mengganti hal- hal yang sama
4. Berubah untuk memperoleh hal- hal yang baru
5. Pola- pola perkembangan
Ada beberapa pola- pola perkembangan, yakni:
- Pertumbuhan fisik yang terarah
Terdapat 2 hukum dalam pertumbuhan fisik, yakni
-
a. Hukum cephalocaudal , yaitu pertumbuhan yang dimulai dari
kepala ke arah kaki
b. Hukum proximodistal , yaitu pertumbuhan yang berpusat pada
sumbu dan mengarah ke tepi
Perkembangan terjadi dari umum ke khusus
Perkembangan berlangsung dalam tahapan- tahapan perkembangan
Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latiahn atau belajar
Tugas- tugas perkembangan bersumber pada 3 hal, yakni :
-
Kematangan fisik
Ranangsangan atau tuntutan dari masyarakat
Norma pribadi mengenai aspirasi- aspirasinya
6. Metode- metode penelitian perkembangan anak
Beberapa metode penelitian- penelitian perkembangan anak dapat
digolongkan menjadi :
I.
Observasi
Ialah cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku
yang terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu
tahapan perkembangan tertentu
II.
Metode eksperimen
Metode ini tidaklah mudah dilakukan, karena obyek penelitiannya
adalah ank- anak, maka tida bisa mengubah lingkunganlingkungan tertentu sebebas- bebasnya sehingga merangsang
timbulnya reaksi- reaksi tertentu pula dan yang tidak manusiawi.
III.
Metode lintas- penampang ( cross- sectional )
Yaitu, metode yang dipergunakan untuk melakukan penelitian
terhadap beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
IV.
Metode jangka- panjang ( longitudinal )
Metode ini sesuai untuk penelitian mengenai kontinuitas dan
dikontinuitas aspek- aspek psikis seperti ketergantungan,
agresivitas dan intelegensi.
V.
Metode silang budaya
Dengan metode ini bisa dijelaskan mengenai hipotesa- hipotesa
yang ada melalui faktor- faktor yang diperoleh,misalnya tentang
besar kecilnya pengaruh dari faktor sosiaal, ekonomi, pola
pengasuhan dan gaya hidup terhadap ciri- ciri kepribadian dan
perkembangan- perkembangan kognitif.
BAB II
TEORI PERKEMBANGAN
I.
Penggolongan Teori Perkembangan
Jonas Langer adalah seorang murid werner yang pandai mengemukakan bahwa teoriteori mengenai perkembangan dan psikologi perkembangan, dikelompokkan dalam 3
macam teori, yaitu :
a. Cermin mekanistik
b. Lampu organik
c. Psikoanalisa (akan diterangkan sendiri )
Organisasi psikologis adalah tujuan akhir pertumbuhan dan perkembangan dari funsi
dan dasar biologis.sehingga kemudian timbul usaha untuk menrangkan hubungan antara
proses- proses berpikir dan kkemampuan mengekspresikan sesuatu pada orang- orang dewasa
dengan dasar- dasar ini serta perkembangannya, untuk menerangkan ini. Ada 2 hal yang
saling mempengaruhi dan kerja sama yakni :
1. Tugas taksonomi
Para ahli ingin mengetahui hubungan- hubungan yang ada antara kedua fungsi
biologis dan psikologis dengan mempelajari aksi- aksi yang jelas dapat dibedakan
dengan aspek ini.
2. Tugas melalui proses
Ini merupakan semacam gambaran yang oleh piaget disebut skema ; dalam
perkembangan- perkembangannya juga kan terjadi kontinuitas dan diskontinuitas.
Dalam psikologi perkembangan ada beberapa tipe teori atau pendekatan untuk
menerangkan konsep- konsep perkembangan yang terdiri dari satu jenis teori dan tiga
jenis pendekatan yakni :
1. Teori penahapan
Perkembangan terbagi melalui tahapan- tahapan dari yang satu kepada yang lain
secara bertingkat. Antara tahapan yang satu dengan yang lain terdapat masa
perkembangan dengan ciri- cirinya masing- masing.
2. Pendekatan diferensial
Pendekatan diferensial dipergunakan untuk tujuan- tujuan empiris dan berusaha
menerangkan adanya perbedaan- perbedaan tingkah laku dalam perkembangan
pada kelompok- kelompok atau sub kelompok.
3. Pendekatan ipsatif
Pendekatan ipsatif mempunyai orientasi yang terutamaa idiographis, yakni ingin
mengetahui hukum- hukum yang ada atau yang bisa berlaku pada satu individu
yang sedang berkembang.
4. Teori organismik
Teori ini memandang organisme sebagai pribadi yang aktif. Organisme
mempunyai sesuatu peranan yang akti yang ada pada dirinya dalam
mempengaruhi perkembangan tingkah laku, di samping faktor yang timbul dari
interaksi anatara faktor kematangan dan faktor lingkungan.
II.
Tokoh dan aliran dalam Psikologi Perkembangan
Uraian mengenai tokoh- tokoh dikelompokkan sesuai dengan bidang atau aliran
yang dititikberatkan untuk menerangkan teorinya. Pada satu bidang atau aliran,
diwakili oleh beberapa tokoh yang dalam kenyataannya masih ada perbedaan
disana- sini, meskipun biasanya bersifat saling mengisi serta dipengaruhi oleh
keadaan yang sedang berpengaruh (Zeitgeist).
1. Psikoanalisa
Psikoanalisa dibicarakan disini karena dasar- dasar teorinya dianggap sebagai
hasil pemikiran yang luar biasa dan telah menempati dan memperkaya dunia
pengetahuan,khususnya Psikologi. Sifat Psikologi ialah banyaknya teori dan
hipotesa yang kadang- kadang diperoleh melalui pendekatan Filosofis,
phenomologis karena sifatnya yang abstrak-teoritis.
a. SIGMUND FREUD (1856 – 1939 )
Freud menggunakan teknik asosiasi- bebas untuk merangsang dan
memancing perasaan- perasaan yang tidak enak dan yang telah sengaja
ataupun tidak sudah dilupakan. Ada hal- hal yang terletak dibawah
kesadaran manusia, baik yang sudah pernah disadari yang kemudian
dengan sengaja ditekan dibawah kesadaran yang dikenal dengan
terminologi “suppression” dan ada pula hal- hal yang akan muncul ke
kesadaran dan kemudian oleh fungsi yang ada dalam diri seseorang tidak
bisa muncul ke kesadaran.
Libido sebagai naluri adalah salah satu di antara konsep- konsep naluri
yang dikemukakan oleh Freud, yakni :
1. Naluri kehidupan, yang berhubungan dengan dorongan- dorongan
untuk hidup, merasa haus dan lapar dan timbul kebutuhan serta
dorongan untuk memperoleh makanan.
2. Naluri kematian, ialah naluri- naluri yang berakibat negatif bagi
kelanjutan kehidupan manusia, dengan sifat merusak diri.
3. Naluri- libido
Ada 3 tingkatan kehidupan pada manusia yakni :
1. Animal
2. Logika dan perasaan
3. Moral
Perkembangan psikoseksual
1. Masa moral ( 0 -1th )
Masa moral ini merupakan tahap pertama perkembangan psikoseksual
pada mana bayi memperoleh dan merasakan kepuasan dan kenikmatan
yang bersumber pada daerah mulutnya.
2. Masa anal ( 1 – 3 th)
Setelah masa oral, anak memindahkan pusat kenikmatan dari daerah
mulut ke daerah anus. Rangsangan pada daerah anus ini berkaitan erat
dengan kegiatan buang air besar karena keduanya merupakan sumber
kenikmatan secara libidinal.
3. Masa falik (3 -5 th )
Sumber kenikmatan berpindah ke daerah kelamin pada masa falik.
Pada masa ini anak mulai menaruh perhatian terhadap perbedaan-
perbedaan antomik antara laki- laki dan perempuan, terhadap asal –
ususl bayi dan hal- hal yang ada kaitannya dengan seks.
b. ERIK H. ERIKSON (1902)
Dasar teori Erikson dimulai dari aspek ketidaksadaran dan pradasar yang
terlihat dalam cara anak- anak berkomunikasi melalui bahasa dan dalam
tingkah laku bermain. Dalam mengemukakan konsepnya mengenai
perkembangan Erikson membandingkannya dengan perkembanganperkembangan evolusi-filogenetik.
Erikson tidak melihat manusia dilahirkan dengan sifat baik atau sifat
buruk, melainkan baginya semua manusia ketika dilahirkan mempunyai
potensi untuk menjadi baik atau menjadi buruk.
Ada dua jenis proses belajar pada anak, yakni :
a. Melalui kondisioning
b.Melalui pengamatan terhadap model- model tingkah laku diluar dirinya.
Ad a. Kondisioning
Pernyataan bahwa semua tingkah laku adalah hasil mempelajari sesuatu
sebenarnya dianggap terlalu keras, karena beberapa kemampuan seperti
refleks pada kedipan mata, mengisap puting susu dan refleks mengepal,
sudah dapat diperlihatkan bayi beberapa jam setelah dilahirkan, sebelum
bayi tersebut memperoleh kesempatan untuk belajar. Di pihak lain dalam
kenyataannya proses belajar merupakan fungsi dari luar yang
mempengaruhi rangkaian tingkah laku bayi dengan bermacam- macam
cara pada usia yang masih sangat muda.
Teori Sosial – Belajar
Teori ini dikenal dengan teori sosial belajar dan berusaha menerangkan
mengenai sosialisasi dan peranan belajar dalam perkembangan kepribadian
anak. Psikoanalisa sebagai dasar dari Teori Sosial- belajarini, juga
Antropologi.
DASAR- DASAR PERKEMBANGAN
1. Latar Belakang Psikologi Anak – Perkembangan
Sejak berabad- abad yang lalu perhatian terhadap seluk beluk kehidupan anak sudah
diperlihatkan, sedikitnya dari sudut perkembangan nya agar bisa mempengaruhi
kehidupan anak ke arah kesejahteraan yang diharapkan. Tokoh- tokoh agama dan
mereka yang sangat memperhatikan masalah kemanusiaan banyak mendorong dan
mempengaruhi orangtua untuk memperlakukan anak berbeda dengan dewasa,
demikian pula anak berbeda dengan remaja. Pada masa perkembangan, seorang anak
pada umumnya bisa memperlihatkan kemampuan mengucapkan kata- kata,
kemampuan mengartikan sesuatu dan perkembangan kemampuan lain yang sudah dan
biasanya dicapai.
Ciri- ciri khas psikologi anak pada waktu itu adalah :
1). Orientasi lapangan psikologi anak menjadi terlalu klinis-pato-logis, yakni banyak
berhubungan dengan kelainan tingkah laku anak dan usaha untuk mempengaruhinya
ke arah perbaikan tingkah laku yang diharapkan.
2). Psikologi anak banyak menaruh perhatian terhadap aspek- aspek praktis pada
tingkah laku anak serta perkembangan kepribadian pada umumnya dengan masalahmasalah yang timbul
3). Usaha mengenal dan memberikan ciri- ciri kepribadian banyak dilakukan. Masa
itu adalah masa berkembangnya berbagai macam test psikologi, baik formal maupun
non-formal serta dengan tujuan menguraikan ciri- ciri khas kepribadian anak.
Ciri- ciri psikologi perkembangan diubandingkan dengan pskologi anak adalah:
a. Lapangannya lebih luas, yaitu meliputi pertumbuhan dan perkembangan sejak
manusia baru terbentuk melalui konsepsi sampai tua dan meninggalkan dunia.
b. Psikologi perkembangan mempelajari perubahan tingkah laku dari lahir sampai
mati dalam hubungannya dengan disiplin- disiplin ilmu lainnya, ilmu Kedokteran
dan Biologi, ilmu Pendidikan dan ilmu- ilmu Sosial lainnya.
c. Obyek bagi psikologi perkembangan ialah proses- proses perkembangan yang
meliputi aspek- aspek fisik, psikis dan sosial sehingga orientasinya adalah
psikofisik dan biososial.
Suatu gambaran mengenai keadaan Psikologi Perkembangan pada tahun 70-an
dikemukakan oleh Wohlwill. Wohlwill menegelompokkan beberapa pola sebagai
berikut:
I. Membanjirnya penyelidikan yang dilakukan oleh para ahli eksperimental
Terdapat pengaruh besar sekali dari para ahli dalam bidang psikologi
eksperimental terhadap psikologi anak. Hal ini terutama disebabkan oleh
ketidakpuasan terhadap cara kerja, metode dan pendekatan yang dipakai untuk
mengadakan penelitian terhadap anak, karena dianggap kurang memenuhi syarat
dilihat dari sudut metodelogi penelitian dan eksperiman.
II.Pengaruh B. F. Skinner (1904 -)
Skinner mempelajari proses- proses belajar dan hubungnnya dengan perubahan
tingkah laku. Pengaruh Skinner menimbulkan keinginan dan minat banyak ahli
untuk memikirkan cara- cara yang bisa diikuti untuk mengubah sesuatu tingkah
laku yang sedang diperlihatkan. Sesuatu tingkah laku yang sekarang diperlihatkan
adalah hasil rangsangan- rangsangan dari luar, dengan perkataan lain hasil proses
mempelajari.
III.Meluasnya secara serentak pengertian kognitif dan perkembangan bahasa
Perkembangan kemampuan mempergunakan bahasa lebih menjadi obyek
lapangan psikologi perkembangn daripada lapangan Psikologi Umum, karena
secara sistematik dapat dilakukan pengamatan adanya perubahan pada setiap
tahap perkembangan secara bertingkat dan struktural. Timbulnya masalahmasalah bahasa yang dalam kenyataan sering ditemukan, pada anak- anak,
terutama di dunia barat, lebih merangsang para ahli psikologi perkembangan
untuk mengetahui proses- proses secara bertahap dan bertingkat pada faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa ini.
IV.Berbalik ke penelitian- penelitian pada bayi
Penelitian terhadap asal- usul sesuatu tingkah laku, dimulai dari asal mula
timbulnya yang bisa terlihat pada bayi, dianggap akan memberikan keteranganketerangan yang asli dan bermanfaat sekali.
V.Pengaruh teori sosial- belajar
Dengan memasukkan proses- proses perkembangan aspek psikis ke dalam
laboratorium untuk penyelidikan eksperimental, mudah sekali terjadi tumpang
tindih antara lapangan psikologi umum dengan psikologi eksperimental.
Psikologi Perkembangan menjadi lebih dikenal karena membuka kesempatan lebih
luas untuk mengadakan penelitian dan percobaan terhadap kehidupan anak dengan
perubahan- perubahan tingkah lakunya. Psikologi perkembangan dengan demikian
mengganti kedudukan Psikologi anak yang dianggap lebih sempit lapangannya.
2. Konsep dasar mengenai Psikologi Perkembangan dan perkembangan
Psikologi perkembangan adalah salah satu lapangan dalam psikologi, seperti lapangan
Psikologi Klinis, lapangan Psikologi sosial, lapangan psikologi industri, lapangan
psikologi eksperimental, psikologi pendidikan, psikologi faal dan lapangan- lapangan lain
yang lebih sempit. Psikologi perkembangan sering juga disebut psikologi genetik karena
memang bidang cakupnya bersangkut paut dengan asal- usul dan hakikat pertumbuhan
suatu tingkah laku. Psikologi perkembangan menyadari bahwa manusia di dalam dunia
yang berubah- ubah selalu berada dalam keadaan berubah. Dengan demikian Psikologi
Perkembangan juga berhubungan dengan perubahan- perubahan yang terjadi dalam ruang
lingkup ekologi biokultural. Seorang anak pada mulanya hanya bisa mengeluarkan suarasuara yang tidak bermakna, kemudian secara bertahap, sedikit demi sedikit suara- suara
itu mempunyai arti.
Perkembangan merupakan sesuatu proses yang mula- mula global, masif, belum
terpecah atau terperinci, dan kemudian semakin lama semakin banyak, berdiferensiasi,
dan terjadi integrasi yang hirarkis. Tinjauan ini dikenal sebagai tinjauan yang deskriptif
jadi tidak ada implikasi- implikasi empiris karena yang dilihat dalam tingkah laku adalah
hasil dan bukan proses perubahan itu sendiri.
Perkembangan organismik untuk merumuskan perkembangan menerangkan bahwa
perkembangan ini ditandai sebagian oleh serangkaian perubahan kualitatif sebagai dasar
proses- proses perkembangan itu, yang terdapat pada indvidu itu sendiri dan tetap ada
sepanjang masa hidupnya.
Perubahan- perubahan yang terjadi selama jangka waktu 1 minggu dapat diukur, jadi
dikuantitatifkan. Perubahan mempunyai hubungan dengan waktu atau umur, tetapi tidak
disebabkan oleh hal itu. Jadi umur adalah indeks variabel tetapi bukan variabel-sebab:
misalnya pada umur sekian terjadi apa dan bukan karena ia berumur sekian, maka tingkah
lakunya demikian. Thome (1953) membagi 2 model dalam perkembangan, yakni :
1. Model kuantitatif
Model ini menjelaskan adanya perubahan- perubahan kuantitatif yang dapat
diukur pada setiap masa perkembangan. Contoh: pertumbuhan bada, tinggi, dan
berat badan dapat diukur.
2. Model kualitatif
Yaitu, model yang berhubungan dengan penahapan dalam perkembangan.
3. Faktor keturunan dan lingkungan
Ada faktor keturunan yang berpengaruh terhadap timbulnya sesuatu tingkah laku,
mudah diterima oleh siapa saja. Demikian pula adanya pengaruh dari lingkungan
hidup terhadap sesuatu tingkah laku, juga tidak menimbulkan pertentangan yang
berarti. Banyak istilah yang dipergunakan untuk mengungkapkan kedua faktor
yang mempengaruhi perkembangan, antara lain istilah- istialh seperti:
a. Nativisme – empirisme
b. Endogen – eksogen
c. Kematangan – belajar
d. Keturunan – lingkungan
e. Diperoleh – memperoleh
f. Bakat - pengalaman
Masalah ini, sudah timbul untuk dijadikan obyek pembahasan sapai saat ini.
Usaha- usaha untuk menerangkan masalah ini dapat dikelompokkan menjadi:
1. Kelompok menitikberatkan peranan faktor konstitusi atau faktor dunia dalam
2. Kelompok menitikberatkan peranan faktor lingkungan atau faktor dunia luar
3. Kelompok yang digolongkan kelompok interaksionis
Dalam hubungan dengan tujuan pendidikan, anak akan diperkembangkan
kemampuan sebaik- baiknya dan senaksimal- maksimalnya, tetapi tidak mungkin
melebihi kemampuan dasardan kerangka batas yang dimilkinya. Hanya selalu
timbullah kesulitan untuk mengetahui batas- batas ini secara obyektif dan hal ini
acapkali menjadi sumber timbulnya ketegangan emosional pada berbagai pihak
yang berhubungan dengan anak. Tujuan memperkembangkan anak adalah
memunculkan sesuatu secara genotip adalalah sebaik- baiknya untuk tujuan
penyesuaian diri dan mempertahankan diri dalam lingkungan hidupnya ; ini
termasuk aspek- aspek yang berhubungan dengan keselamatan dan perlindungan
fisiknya, kemampuan untuk memanfaatkan sumber- sumber yang ada di
lingkungan, dan kemampuan untuk mengadakan hubungan- hubungan sosial yang
serasi.
4. Kontinuitas – diskontinuitas dalam perkembangan
Dalam proses perkembangan terjadi perubahan. Perubahan ini bisa kuantitatif
dan bisa juga kualitatif. Sesuatu yang tumbuh dari kecil menjadi besar adalah
perubahan kuantitatif, yang bisa diukur. Sesuatu yang berkembang dari yang
sederhana menjadi sesuatu yang lebih majemuk menunjukkan adanya
perubahan kualitatif. Jika perubahan- perubahan yang terjadi berlangsung
terus pada tahapan- tahapan perkembangan berikutnya dengan cara- cara yang
sama, maka hal ini disebut dengan kontinuitas. Kalau perubahannya mengenai
hal- hal kuatitatif dan berlangsung terus pada tahapan berikutnya, hal ini
disebut kontinuitas- kuantitatif. Sedangkan perubahan ke arah diferensiasi
yang terjadi, timbulnya sesuatu karakteristik baru yang berasal dari sesuatu
yang global sebelumnya adalah diskontinuitas.
Perkembangan adalah sintesa antar keduanya yakni diferensiasi yang bersifat
dikontinuitas dan proses hirarki yang bersifat kontinuitas. Kontinuitas dan
dikontinuitas juga terjadi pada proses belajar baik secara filogenetis maupun
ontogenetis.
Beberapa kategori perubahan, yakni :
1. Perubahan dalam ukuran
Yaitu, perubahan dengan pertambahan dalam ukuran tinggi maupun berat.
2. Perubahan dalam perbandingan
Yaitu, dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan yang proporsional antara
kepala, anggota badan dan anggota gerak. Misalnya perbandingan antara
besarnya kepala dengan anggota badan, semakin bertambah umur, semakin
bertambah besar. Perubahan secara proporsional juga terjadi pada
perkembangan mental.
3. Berubah untuk mengganti hal- hal yang sama
4. Berubah untuk memperoleh hal- hal yang baru
5. Pola- pola perkembangan
Ada beberapa pola- pola perkembangan, yakni:
- Pertumbuhan fisik yang terarah
Terdapat 2 hukum dalam pertumbuhan fisik, yakni
-
a. Hukum cephalocaudal , yaitu pertumbuhan yang dimulai dari
kepala ke arah kaki
b. Hukum proximodistal , yaitu pertumbuhan yang berpusat pada
sumbu dan mengarah ke tepi
Perkembangan terjadi dari umum ke khusus
Perkembangan berlangsung dalam tahapan- tahapan perkembangan
Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latiahn atau belajar
Tugas- tugas perkembangan bersumber pada 3 hal, yakni :
-
Kematangan fisik
Ranangsangan atau tuntutan dari masyarakat
Norma pribadi mengenai aspirasi- aspirasinya
6. Metode- metode penelitian perkembangan anak
Beberapa metode penelitian- penelitian perkembangan anak dapat
digolongkan menjadi :
I.
Observasi
Ialah cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku
yang terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu
tahapan perkembangan tertentu
II.
Metode eksperimen
Metode ini tidaklah mudah dilakukan, karena obyek penelitiannya
adalah ank- anak, maka tida bisa mengubah lingkunganlingkungan tertentu sebebas- bebasnya sehingga merangsang
timbulnya reaksi- reaksi tertentu pula dan yang tidak manusiawi.
III.
Metode lintas- penampang ( cross- sectional )
Yaitu, metode yang dipergunakan untuk melakukan penelitian
terhadap beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
IV.
Metode jangka- panjang ( longitudinal )
Metode ini sesuai untuk penelitian mengenai kontinuitas dan
dikontinuitas aspek- aspek psikis seperti ketergantungan,
agresivitas dan intelegensi.
V.
Metode silang budaya
Dengan metode ini bisa dijelaskan mengenai hipotesa- hipotesa
yang ada melalui faktor- faktor yang diperoleh,misalnya tentang
besar kecilnya pengaruh dari faktor sosiaal, ekonomi, pola
pengasuhan dan gaya hidup terhadap ciri- ciri kepribadian dan
perkembangan- perkembangan kognitif.
BAB II
TEORI PERKEMBANGAN
I.
Penggolongan Teori Perkembangan
Jonas Langer adalah seorang murid werner yang pandai mengemukakan bahwa teoriteori mengenai perkembangan dan psikologi perkembangan, dikelompokkan dalam 3
macam teori, yaitu :
a. Cermin mekanistik
b. Lampu organik
c. Psikoanalisa (akan diterangkan sendiri )
Organisasi psikologis adalah tujuan akhir pertumbuhan dan perkembangan dari funsi
dan dasar biologis.sehingga kemudian timbul usaha untuk menrangkan hubungan antara
proses- proses berpikir dan kkemampuan mengekspresikan sesuatu pada orang- orang dewasa
dengan dasar- dasar ini serta perkembangannya, untuk menerangkan ini. Ada 2 hal yang
saling mempengaruhi dan kerja sama yakni :
1. Tugas taksonomi
Para ahli ingin mengetahui hubungan- hubungan yang ada antara kedua fungsi
biologis dan psikologis dengan mempelajari aksi- aksi yang jelas dapat dibedakan
dengan aspek ini.
2. Tugas melalui proses
Ini merupakan semacam gambaran yang oleh piaget disebut skema ; dalam
perkembangan- perkembangannya juga kan terjadi kontinuitas dan diskontinuitas.
Dalam psikologi perkembangan ada beberapa tipe teori atau pendekatan untuk
menerangkan konsep- konsep perkembangan yang terdiri dari satu jenis teori dan tiga
jenis pendekatan yakni :
1. Teori penahapan
Perkembangan terbagi melalui tahapan- tahapan dari yang satu kepada yang lain
secara bertingkat. Antara tahapan yang satu dengan yang lain terdapat masa
perkembangan dengan ciri- cirinya masing- masing.
2. Pendekatan diferensial
Pendekatan diferensial dipergunakan untuk tujuan- tujuan empiris dan berusaha
menerangkan adanya perbedaan- perbedaan tingkah laku dalam perkembangan
pada kelompok- kelompok atau sub kelompok.
3. Pendekatan ipsatif
Pendekatan ipsatif mempunyai orientasi yang terutamaa idiographis, yakni ingin
mengetahui hukum- hukum yang ada atau yang bisa berlaku pada satu individu
yang sedang berkembang.
4. Teori organismik
Teori ini memandang organisme sebagai pribadi yang aktif. Organisme
mempunyai sesuatu peranan yang akti yang ada pada dirinya dalam
mempengaruhi perkembangan tingkah laku, di samping faktor yang timbul dari
interaksi anatara faktor kematangan dan faktor lingkungan.
II.
Tokoh dan aliran dalam Psikologi Perkembangan
Uraian mengenai tokoh- tokoh dikelompokkan sesuai dengan bidang atau aliran
yang dititikberatkan untuk menerangkan teorinya. Pada satu bidang atau aliran,
diwakili oleh beberapa tokoh yang dalam kenyataannya masih ada perbedaan
disana- sini, meskipun biasanya bersifat saling mengisi serta dipengaruhi oleh
keadaan yang sedang berpengaruh (Zeitgeist).
1. Psikoanalisa
Psikoanalisa dibicarakan disini karena dasar- dasar teorinya dianggap sebagai
hasil pemikiran yang luar biasa dan telah menempati dan memperkaya dunia
pengetahuan,khususnya Psikologi. Sifat Psikologi ialah banyaknya teori dan
hipotesa yang kadang- kadang diperoleh melalui pendekatan Filosofis,
phenomologis karena sifatnya yang abstrak-teoritis.
a. SIGMUND FREUD (1856 – 1939 )
Freud menggunakan teknik asosiasi- bebas untuk merangsang dan
memancing perasaan- perasaan yang tidak enak dan yang telah sengaja
ataupun tidak sudah dilupakan. Ada hal- hal yang terletak dibawah
kesadaran manusia, baik yang sudah pernah disadari yang kemudian
dengan sengaja ditekan dibawah kesadaran yang dikenal dengan
terminologi “suppression” dan ada pula hal- hal yang akan muncul ke
kesadaran dan kemudian oleh fungsi yang ada dalam diri seseorang tidak
bisa muncul ke kesadaran.
Libido sebagai naluri adalah salah satu di antara konsep- konsep naluri
yang dikemukakan oleh Freud, yakni :
1. Naluri kehidupan, yang berhubungan dengan dorongan- dorongan
untuk hidup, merasa haus dan lapar dan timbul kebutuhan serta
dorongan untuk memperoleh makanan.
2. Naluri kematian, ialah naluri- naluri yang berakibat negatif bagi
kelanjutan kehidupan manusia, dengan sifat merusak diri.
3. Naluri- libido
Ada 3 tingkatan kehidupan pada manusia yakni :
1. Animal
2. Logika dan perasaan
3. Moral
Perkembangan psikoseksual
1. Masa moral ( 0 -1th )
Masa moral ini merupakan tahap pertama perkembangan psikoseksual
pada mana bayi memperoleh dan merasakan kepuasan dan kenikmatan
yang bersumber pada daerah mulutnya.
2. Masa anal ( 1 – 3 th)
Setelah masa oral, anak memindahkan pusat kenikmatan dari daerah
mulut ke daerah anus. Rangsangan pada daerah anus ini berkaitan erat
dengan kegiatan buang air besar karena keduanya merupakan sumber
kenikmatan secara libidinal.
3. Masa falik (3 -5 th )
Sumber kenikmatan berpindah ke daerah kelamin pada masa falik.
Pada masa ini anak mulai menaruh perhatian terhadap perbedaan-
perbedaan antomik antara laki- laki dan perempuan, terhadap asal –
ususl bayi dan hal- hal yang ada kaitannya dengan seks.
b. ERIK H. ERIKSON (1902)
Dasar teori Erikson dimulai dari aspek ketidaksadaran dan pradasar yang
terlihat dalam cara anak- anak berkomunikasi melalui bahasa dan dalam
tingkah laku bermain. Dalam mengemukakan konsepnya mengenai
perkembangan Erikson membandingkannya dengan perkembanganperkembangan evolusi-filogenetik.
Erikson tidak melihat manusia dilahirkan dengan sifat baik atau sifat
buruk, melainkan baginya semua manusia ketika dilahirkan mempunyai
potensi untuk menjadi baik atau menjadi buruk.
Ada dua jenis proses belajar pada anak, yakni :
a. Melalui kondisioning
b.Melalui pengamatan terhadap model- model tingkah laku diluar dirinya.
Ad a. Kondisioning
Pernyataan bahwa semua tingkah laku adalah hasil mempelajari sesuatu
sebenarnya dianggap terlalu keras, karena beberapa kemampuan seperti
refleks pada kedipan mata, mengisap puting susu dan refleks mengepal,
sudah dapat diperlihatkan bayi beberapa jam setelah dilahirkan, sebelum
bayi tersebut memperoleh kesempatan untuk belajar. Di pihak lain dalam
kenyataannya proses belajar merupakan fungsi dari luar yang
mempengaruhi rangkaian tingkah laku bayi dengan bermacam- macam
cara pada usia yang masih sangat muda.
Teori Sosial – Belajar
Teori ini dikenal dengan teori sosial belajar dan berusaha menerangkan
mengenai sosialisasi dan peranan belajar dalam perkembangan kepribadian
anak. Psikoanalisa sebagai dasar dari Teori Sosial- belajarini, juga
Antropologi.