DASAR DASAR PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU
DASAR-DASAR PEMAHAMAN TINGKAH LAKU
“TINGKAH LAKU DALAM DIMENSI STRUKTUR KEPRIBADIAN TEORI
PSIKOANALISA”
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas kuliah dasar-dasar pemahaman tingkah laku
Disusun oleh :
1. Rahmawati Cahyaningtyas (1301415075)
2. Dian Paramita (13014150
3. Ayu Setia Sari Rahmani (1301415084)
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tingkah Laku Dalam Dimensi Struktur Kepribadian Psikoanalisa” tepat pada
waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memberikan tambahan wawasan ilmu tentang
teori psikoanalisis Sigmund Freud terutama pembahasan mengenai struktur
kepribadian, menurut Sigmun Freud.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas
bimbingan, arahan, saran, serta bantuan yang telah diberikan untuk menjadikan
makalah ini lebih baik, kepada Bu Carti selaku pengampu mata kuliah dasa-dasar
pemahaman tingkah laku.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas
segala amal perbuatan yang diberikan.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Penulis
juga berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menyempurnakan penulisan
makalah ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga penyusunan makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Semarang , 06 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3Tujuan Penulisan........................................................................................2
1.4Metode Penulisan.......................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN ...........................................................................................3
2.1 Kepribadian..............................................................................................3
2.1.1 pengertian................................................................................3
2.2 Struktur Kepribadian ...............................................................................3
2.2.1Tingkat Kehidupan Mental.......................................................3
2.2.2Wilayah Pikiran........................................................................4
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan................................................................................................7
3.2 Saran ........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak sekali warga Negara Indonesia yang
mempunyai kepribadian kurang baik. Kepribadian sangat mencerminkan perilaku
seseorang, maka dengan adanya mata kuliah ini kita diajarkan menjadi seorang
pribadi yang mempunyai kepribadian yang sangat baik. Setiap orang sama seperti
kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat
seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri.
Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang
lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus,
tetangga atau bahkan dengan orang tua kita dirumah. Oleh karena itu, kita
membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah
laku diri sendiri dan orang lain. Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang
dari ilmu psikologi. Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang
penting guna memahami ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam
pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan watak yang berbeda
satu dengan yang lainnya bahkan tidak semua orang dapat memahami kepribadian
dirinya sendiri. Hal itulah yang menjadi latar belakang kami membuat makalah
tentang tingkah laku dalam dimensi struktur kepribadian psikoanalisa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu kepribadian ?
2. Apa saja yang termsuk struktur kepribadian dalam psikoanalisis ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai teori
psikoanalisis Sigmund Freud terutama pada struktur kepribadian menurut Sigmun
Freud. Selain itu tim penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini maka
pembaca akan lebih memahami tentang apa yang ditulis dalam makalah ini.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam penulisan makalah ini adalah pustaka.
Metode pustaka yaitu dengan mencari beberapa referensi dari berbagai judul
buku. Dan dari referensi itu dirangkum dan dikumpulkan serta diambil
kesimpulan sehingga makalah ini selesai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepribadian
2.1.1Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang
terhimpun dalam diri dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri
terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam.(Depkes, 1992).
Dalam bahasa latin asal kata personaliti dari persona (topeng), sedangkan
dalam ilmu psikologi menurut, Gordon W.Allport : suatu organisasi yang dinamis
dari sistem psiko-fisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran
individu secara khas. Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia.
Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang
khas dikaitkan dengan diri kita.
2.2
Struktur Kepribadian
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar,
prasadar, dan tak sadar. Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural
yang lain, yakni id, ego dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur
lama tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam
fungsi dan tujuannya.
2.2.1 Tingkat Kehidupan Mental
1.
Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu.
Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi,
perasaan, dan ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness).
2.
Prasadar (Preconscious)
Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat
kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Pengalaman yang
ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati,
akan ditekan pindah ke daerah prasadar.
3.
Taksadar (Unconscious)
Taksadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan
menurut Freud merupakan bagian terpenting dri jiwa manusia. Secara khusus
Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu
adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls, dan drives
yang dibawa dari lahir, dan pengalam-pengalaman traumatik (biasanya pada masa
anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar.
2.2.2 Wilayah Pikiran
1. Id (Das Es)
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini
kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek
psikologi yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan
beroperasi dalam daerah tak sadar, mewakili subjektivitas yang tidak pernah
sisadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk
mendapatkan energi psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari
struktur kepribadian lainnya.
Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu
berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Plesure principle
diproses dengan dua cara :
a. Tindak Refleks (Refleks Actions)
Adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir seperti mengejapkan mata
dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera
dapat dilakukan.
b. Proses Primer (Primery Process)
Adalah reaksi membayangkan/mengkhayal sesuatu yang dapat mengurangi
atau menghilangkan tegangan – dipakai untuk menangani stimulus kompleks,
seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya.
Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan
khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak
mampu menilai atau membedakan benar-benar salah, tidak tahu moral. Alasan
inilah yang kemudian membuat id memunculkan ego.
2. Ego (Das Ich)
Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita sehingga ego
beroperasi mengikuti prinsip realita (reality principle) usaha memperoleh
kepuasan yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau
menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat
memuaskan kebutuhan.
Ego adalah eksekutif atau pelaksana dari kepribadian, yang memiliki dua
tugas utama ; pertama, memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau
insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua,
menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan
tersedianya peluang yang resikonya minimal. Ego sesungguhnya bekerja untuk
memuaskan id, karena itu ego yang tidak memiliki energi sendiri akan
memperoleh energi dari id.
3. Superego (Das Ueber Ich)
Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi
memakai prinsip idealistik (edialistic principle) sebagai lawan dari prinsip
kepuasan id dan prinsip realistik dari ego. Superego berkembang dari ego, dan
seperti ego, ia tak punya sumber energinya sendiri. Akan tetapi, superego berbeda
dari ego dalam satu hal penting – superego tak punya kontak dengan dunia luar
sehingga tuntutan superego akan kesempurnaan pun menjadi tidak realistis.
Prinsip idealistik mempunyai dua sub prinsip yakni suara hati (conscience)
dan ego ideal. Freud tidak membedakan prinsip ini secara jelas tetapi secara
umum, suara hati lahir dari pengalaman-pengalaman mendapatkan hukuman atas
perilaku yang tidak pantas dan mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya
tidak dilakukan, sedangkan ego ideal berkembang dari pengalaman mendapatkan
imbalan atas perilaku yang tepat dan mengarahkan kita pada hal-hal yang
sebaiknya dilakukan.
Superego bersifat nonrasional dalam menuntut kesempurnaan, menghukum
dengan keras kesalahan ego, baik yang telah dilakukan maupun baru dalam
fikiran. Ada tiga fungsi superego ; (1) mendorong ego menggantikan tujuantujuan realistik dengan tujuan moralistik, (2) merintangi impuls id terutama
impuls seksual dan agresif yang bertentangan dengan standar nilai masyarakat, (3)
mengejar kesempurnaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam teori psikoanalisis, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang
terdiri dari tiga unsur atau sistem yakni id, ego dan superego ketiga sistem
kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas.
1.
Id, adalah sistem kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya terdapat nalurinaluri bawaan. Dalam menjalankan fungsi dan operasinya, id bertujuan untuk
menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang
menyenangkan.
2.
Ego, adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada
dunia objek tentang kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip
kenyataan. Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya
memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan oleh individu.
3.
Superego,adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi
memakai prinsip idealistik (edialistic principle) sebagai lawan dari prinsip
kepuasan id dan prinsip realistik dari ego.Adapun fungsi utama dari superego
adalah : (1) mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan
moralistik, (2) merintangi impuls id terutama impuls seksual dan agresif yang
bertentangan dengan standar nilai masyarakat, (3) mengejar kesempurnaan.
Freud menyatakan gagasan bahwa energi fisik bisa diubah menjadi energi
psikis, dan sebaliknya. Yang menjembatani energi fisik dengan kepribadian adalah
id dengan naluri-nalurinya (insting).
3.2 Saran
Dalam pembentukan suatu kepribadian sangat penting pengaruh peran
dalam keluarga terutama orang tua. Keluarga memberi teladan, sikap, tingkah
laku, berkomunikasi yang baik dengan tetangga serta lingkungan masyarakat.
Mari kita pelajari tentang keperibadian diri, agar kita dapat bersikap baik, sopan,
dan tidak bersikap kasar terhadap orang lain. Dengan mempelajari kepribadian
diri kita dapat mengubah diri kita menjadi orang yang professional.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Feist, Jess and Gregory J. Feist. 2008. Theories of personaliti. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
“TINGKAH LAKU DALAM DIMENSI STRUKTUR KEPRIBADIAN TEORI
PSIKOANALISA”
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas kuliah dasar-dasar pemahaman tingkah laku
Disusun oleh :
1. Rahmawati Cahyaningtyas (1301415075)
2. Dian Paramita (13014150
3. Ayu Setia Sari Rahmani (1301415084)
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tingkah Laku Dalam Dimensi Struktur Kepribadian Psikoanalisa” tepat pada
waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memberikan tambahan wawasan ilmu tentang
teori psikoanalisis Sigmund Freud terutama pembahasan mengenai struktur
kepribadian, menurut Sigmun Freud.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas
bimbingan, arahan, saran, serta bantuan yang telah diberikan untuk menjadikan
makalah ini lebih baik, kepada Bu Carti selaku pengampu mata kuliah dasa-dasar
pemahaman tingkah laku.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas
segala amal perbuatan yang diberikan.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Penulis
juga berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menyempurnakan penulisan
makalah ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga penyusunan makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Semarang , 06 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3Tujuan Penulisan........................................................................................2
1.4Metode Penulisan.......................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN ...........................................................................................3
2.1 Kepribadian..............................................................................................3
2.1.1 pengertian................................................................................3
2.2 Struktur Kepribadian ...............................................................................3
2.2.1Tingkat Kehidupan Mental.......................................................3
2.2.2Wilayah Pikiran........................................................................4
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan................................................................................................7
3.2 Saran ........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak sekali warga Negara Indonesia yang
mempunyai kepribadian kurang baik. Kepribadian sangat mencerminkan perilaku
seseorang, maka dengan adanya mata kuliah ini kita diajarkan menjadi seorang
pribadi yang mempunyai kepribadian yang sangat baik. Setiap orang sama seperti
kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat
seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri.
Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang
lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus,
tetangga atau bahkan dengan orang tua kita dirumah. Oleh karena itu, kita
membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah
laku diri sendiri dan orang lain. Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang
dari ilmu psikologi. Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang
penting guna memahami ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam
pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan watak yang berbeda
satu dengan yang lainnya bahkan tidak semua orang dapat memahami kepribadian
dirinya sendiri. Hal itulah yang menjadi latar belakang kami membuat makalah
tentang tingkah laku dalam dimensi struktur kepribadian psikoanalisa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu kepribadian ?
2. Apa saja yang termsuk struktur kepribadian dalam psikoanalisis ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai teori
psikoanalisis Sigmund Freud terutama pada struktur kepribadian menurut Sigmun
Freud. Selain itu tim penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini maka
pembaca akan lebih memahami tentang apa yang ditulis dalam makalah ini.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam penulisan makalah ini adalah pustaka.
Metode pustaka yaitu dengan mencari beberapa referensi dari berbagai judul
buku. Dan dari referensi itu dirangkum dan dikumpulkan serta diambil
kesimpulan sehingga makalah ini selesai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepribadian
2.1.1Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang
terhimpun dalam diri dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri
terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam.(Depkes, 1992).
Dalam bahasa latin asal kata personaliti dari persona (topeng), sedangkan
dalam ilmu psikologi menurut, Gordon W.Allport : suatu organisasi yang dinamis
dari sistem psiko-fisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran
individu secara khas. Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia.
Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang
khas dikaitkan dengan diri kita.
2.2
Struktur Kepribadian
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar,
prasadar, dan tak sadar. Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural
yang lain, yakni id, ego dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur
lama tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam
fungsi dan tujuannya.
2.2.1 Tingkat Kehidupan Mental
1.
Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu.
Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi,
perasaan, dan ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness).
2.
Prasadar (Preconscious)
Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat
kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Pengalaman yang
ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati,
akan ditekan pindah ke daerah prasadar.
3.
Taksadar (Unconscious)
Taksadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan
menurut Freud merupakan bagian terpenting dri jiwa manusia. Secara khusus
Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu
adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls, dan drives
yang dibawa dari lahir, dan pengalam-pengalaman traumatik (biasanya pada masa
anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar.
2.2.2 Wilayah Pikiran
1. Id (Das Es)
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini
kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek
psikologi yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan
beroperasi dalam daerah tak sadar, mewakili subjektivitas yang tidak pernah
sisadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk
mendapatkan energi psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari
struktur kepribadian lainnya.
Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu
berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Plesure principle
diproses dengan dua cara :
a. Tindak Refleks (Refleks Actions)
Adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir seperti mengejapkan mata
dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera
dapat dilakukan.
b. Proses Primer (Primery Process)
Adalah reaksi membayangkan/mengkhayal sesuatu yang dapat mengurangi
atau menghilangkan tegangan – dipakai untuk menangani stimulus kompleks,
seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya.
Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan
khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak
mampu menilai atau membedakan benar-benar salah, tidak tahu moral. Alasan
inilah yang kemudian membuat id memunculkan ego.
2. Ego (Das Ich)
Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita sehingga ego
beroperasi mengikuti prinsip realita (reality principle) usaha memperoleh
kepuasan yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau
menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat
memuaskan kebutuhan.
Ego adalah eksekutif atau pelaksana dari kepribadian, yang memiliki dua
tugas utama ; pertama, memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau
insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua,
menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan
tersedianya peluang yang resikonya minimal. Ego sesungguhnya bekerja untuk
memuaskan id, karena itu ego yang tidak memiliki energi sendiri akan
memperoleh energi dari id.
3. Superego (Das Ueber Ich)
Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi
memakai prinsip idealistik (edialistic principle) sebagai lawan dari prinsip
kepuasan id dan prinsip realistik dari ego. Superego berkembang dari ego, dan
seperti ego, ia tak punya sumber energinya sendiri. Akan tetapi, superego berbeda
dari ego dalam satu hal penting – superego tak punya kontak dengan dunia luar
sehingga tuntutan superego akan kesempurnaan pun menjadi tidak realistis.
Prinsip idealistik mempunyai dua sub prinsip yakni suara hati (conscience)
dan ego ideal. Freud tidak membedakan prinsip ini secara jelas tetapi secara
umum, suara hati lahir dari pengalaman-pengalaman mendapatkan hukuman atas
perilaku yang tidak pantas dan mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya
tidak dilakukan, sedangkan ego ideal berkembang dari pengalaman mendapatkan
imbalan atas perilaku yang tepat dan mengarahkan kita pada hal-hal yang
sebaiknya dilakukan.
Superego bersifat nonrasional dalam menuntut kesempurnaan, menghukum
dengan keras kesalahan ego, baik yang telah dilakukan maupun baru dalam
fikiran. Ada tiga fungsi superego ; (1) mendorong ego menggantikan tujuantujuan realistik dengan tujuan moralistik, (2) merintangi impuls id terutama
impuls seksual dan agresif yang bertentangan dengan standar nilai masyarakat, (3)
mengejar kesempurnaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam teori psikoanalisis, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang
terdiri dari tiga unsur atau sistem yakni id, ego dan superego ketiga sistem
kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas.
1.
Id, adalah sistem kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya terdapat nalurinaluri bawaan. Dalam menjalankan fungsi dan operasinya, id bertujuan untuk
menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang
menyenangkan.
2.
Ego, adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada
dunia objek tentang kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip
kenyataan. Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya
memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan oleh individu.
3.
Superego,adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi
memakai prinsip idealistik (edialistic principle) sebagai lawan dari prinsip
kepuasan id dan prinsip realistik dari ego.Adapun fungsi utama dari superego
adalah : (1) mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan
moralistik, (2) merintangi impuls id terutama impuls seksual dan agresif yang
bertentangan dengan standar nilai masyarakat, (3) mengejar kesempurnaan.
Freud menyatakan gagasan bahwa energi fisik bisa diubah menjadi energi
psikis, dan sebaliknya. Yang menjembatani energi fisik dengan kepribadian adalah
id dengan naluri-nalurinya (insting).
3.2 Saran
Dalam pembentukan suatu kepribadian sangat penting pengaruh peran
dalam keluarga terutama orang tua. Keluarga memberi teladan, sikap, tingkah
laku, berkomunikasi yang baik dengan tetangga serta lingkungan masyarakat.
Mari kita pelajari tentang keperibadian diri, agar kita dapat bersikap baik, sopan,
dan tidak bersikap kasar terhadap orang lain. Dengan mempelajari kepribadian
diri kita dapat mengubah diri kita menjadi orang yang professional.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Feist, Jess and Gregory J. Feist. 2008. Theories of personaliti. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar