“COMPARISON OF EDUCATIONAL CONCEPT AND POLICY BETWEEN INDONESIA AND MALAYSIA”
Komparasi Konsep dan Kebijakan Pendidikan Antara Indonesia dan Malaysia
I. PENDAHULUAN
Setiap negara mempunyai sistem pendidikan yang berbeda-beda dengan penekanan pada variabel tertentu di dalam pendidikan. Pada variabel tersebut
terkandung tujuan yang akan dicapai, baik jangka panjang maupun jangka pendek yang akan memberikan arah bagi negara tersebut untuk menciptakan manusia dan bentuk
negara yang mereka inginkan berdasarkan sumber daya manusia yang mereka rencanakan berdasarkan sistem pendidikan.
Pendidikan yang diselenggarakan oleh umat manusia selalu disandarkan pada pandangan hidup atau falsafah yang dianut oleh masyarakat manusia bersangkutan,
karena setiap masyarakat mempunyai falasafah dan pandangan hidupnya sendiri. Pandangan hidup masyarakat itulah yang memberi arah ke mana pendidikan akan
menuju dan bagaimana cara memindahkan nilai-nilai tersebut. Pandangan hidup pulalah yang menentukan tujuan pendidikan suatu masyarakat
Pendidikan di Indonesia dan Malaysia memiliki sejarah yang panjang mulai dari masa sebelum merdeka dan setelah merdeka. Perkembangan pendidikan ini banyak
mendapat pengaruh dari bangsa yang menjajah di kedua negara ini. Pendidikan di Malaysia pada dasarnya banyak mengadopsi sistem dari negara Inggris hal ini
dikarenakan dulunya Malaysia adalah salah satu negara bekas jajahan Inggris. Hal ini menyebabkan negara Malaysia maju dari segi pendidikannya. Salah satu penyebabanya
adalah negara Inggris sangat memperhatikan pendidikan untuk negeri jajahannya. Jadi segala peniggalan pendidikan Inggris khususnya dari segi pendidikannya sangat dijaga
dengan baik. Berbeda dengan negara Indonesia yang bekas jajahan Belanda, karena Belanda hanya ingin mengeruk kekayaan negara jajahannya tanpa memberikan
pendidikan yang intensif untuk negara jajahannya. Setelah kemerdekaan, Malaysia banyak mengadopsi sistem pendidikan di
Indonesia. Sebagaimana yang dilakukan Indonesia terhadap Malaysia di tahun 1960-an, dimana Malaysia yang baru merdeka memerlukan guru-guru yang ahli teknik. Bahkan
menurut Griya Maya Faiq 2007, pada era tahun 70an sampai 80an keadaan pendidikan di Malaysia masih tertinggal dibandingkan dengan di Indonesia. Banyak pemuda
Malaysia yang datang belajar di Indonesia. Pemuda Malaysia banyak dikirim ke Indonesia; khususnya di UGM Yogyakarta, ITB Bandung, UI Jakarta, IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, dan perguruan tinggi mapan lainnya. Di samping itu mereka pun juga mengirimkan pemudanya untuk belajar di Amerika Serikat AS, Inggris, Jerman,
dan negara tujuan pendidikan yang lainnya. Tradisi seperti ini masih dipertahankan
hingga kini. Itulah sebabnya, meskipun jumlah penduduk Malaysia hanya sepersepuluh penduduk Indonesia tetapi saat ini jumlah mahasiswa Malaysia di AS hampir sama
dengan jumlah mahasiswa Indonesia di AS. Hal ini menunjukkan bahwa Malaysia telah jauh lebih berkembang dari Indonesia yang notabene adalah negara yang dulunya
diadopsi Malaysia. Berdasarkan data UNESCO tahun 2011 yang berisi hasil pemantauan pendidikan
dunia dari 127 negara, Education Development Index EDI Indonesia berada pada posisi ke-69, sementara Malaysia di peringkat ke-65. Data di atas menunjukkan bahwa
Malaysia kini telah menjelma menjadi negara maju di Asia Tenggara dilihat dari segi pendidikan. Posisi Indonesia dalam pemeringkatan pendidikan dunia berada di urutan
69. Bahkan, Indonesia kalah dibanding Malaysia. Kondisi ini mencerminkan perkembangan pendidikan di Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan dengan
negara berkembang lainnya. Keprihatinan juga muncul dari dunia pendidikan tinggi. Indonesia hanya menjadi
negara tujuan bagi 3.023 mahasiswa asing sementara Malaysia menjadi negara tujuan bagi 41.310 mahasiswa asing hampir 14 kali lipat ketimbang Indonesia pada tahun
2009. Malaysia pun menjadi negara keempat tujuan kuliah bagi warga negara Singapore 606 mahasiswa pada tahun 2009, sementara Indonesia menjadi negara tujuan nomor
satu bagi mahasiswa Timor Leste 1.421 mahasiswa pada 2009 dan tidak masuk ke dalam lima besar negara tujuan studi warga negara Singapore. Di sisi lain, hanya 32.346
mahasiswa Indonesia yang studi di luar negeri pada tahun 2009, sementara Malaysia memiliki lebih dari 1,5 kali lipat jumlah mahasiswa Indonesia yang studi di luar negeri
53.121 mahasiswa. Lima negara teratas untuk tujuan studi bagi mahasiswa Indonesia ialah Australia 10.205, U.S.A. 7.386, Malaysia 7.325, Jepang 1.788, Jerman
1.546 dan menarik untuk dicatat bahwa Malaysia masuk ke dalam lima besar negara tujuan studi bagi mahasiswa Indonesia. Padahal, Indonesia tidak masuk ke dalam lima
besar negara tujuan studi bagi mahasiswa Malaysia Australia [19.970], U.K. [12.697], U.S.A. [5.844], Rusia [2.516], Jepang [2.147] pada tahun 2009.
Pemerintah Indonesia telah membuat prioritas dalam upaya perbaikan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan dengan merealisasikan anggaran pendidikan yang
mencapai 20 dari total APBN Negara yang patut didukung oleh adanya kerjasama nasional maupun internasional. Kerja sama kebahasaan antara Indonesia dan Malaysia
telah bermula sejak tahun 1959. Ketika itu para pakar bahasa kedua Negara berkeinginan menyesuaikan system tulis, ejaan kedua bahasa. Dalam bidang pendidikan, kedua
Negara telah menjalin hubungan dengan mengadakan pertukaran pelajar setiap tahunnya hingga 2009, dimana Universitas Airlangga dan Universitas Kebangsaan Malaysia
menandatangani perjanjian kerja sama pendidikan.
Masalah pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setaip negara maka diperlukan pengelolaan yang serius dan matang dari pihak-pihak yang terkait. Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan maka perlu kerjasama yang solid antar berbagai pihak. Dengan keharmonisan hubungan, usaha keras dan kerjasama tidak mustahil
kualitas pendidikan di Indonesia dapat ditingkatkan sehingga dapat mengejar ketertinggalan dari negara lain.
Hal yang patut disesali adalah bahwa dengan adanya tambang emas di Kabupaten Buru, kehidupan sebagian masyarakat berganti dan beralih pada
pertambangan sehingga perhatian pemerintah lebih berfokus pada pertambangan, beberapa pegawai negeri sipil, petani kecil, pedagang, buruh, guru, bahkan siswa-siwa
yang kurang mampu telah beralih profesi sebagai penambang yang mengakibatkan kemerosotan pada sektor pendidikan. Kealpaan masyarakat dan pemerintah akan
pentingnya pendidikan yang kian memudar akibat tambang ini jelas semakin memperburuk output Sumber Daya Manusia SDM di Kabupaten Buru. Hal ini jelas
akan menghambat perkembangan dan pembangunan daerah maupun pendidikan sebagai sarana pembentukan SDM yang handal di daerah yang harus diantisipasi dan
diselesaikan oleh semua pihak. Pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap warga negara, khususnya daerah-
daerah yang jauh dari pusat kota. Daerah-daerah seperti ini seharusnya menjadi fokus pemerintah karena banyak sekali masyarakat yang tidak memperoleh hak mereka dalam
memperoleh pendidikan. Terakhir, perbaikan kualitas para pendidik pun harus bisa diperhatikan oleh pemerintah. Jangan sampai para guru yang mengajari para calon
pemimpin bangsa ini justru merupakan orang-orang yang tidak mengerti apa yang mereka ajarkan.
Bertolak dari latar belakang tersebut maka kami sebagai akademisi Universitas Iqra Buru sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Kabupaten Buru merasa terpanggil
dan bertanggung jawab terhadap pentingnya pendidikan dan pembangunan daerah untuk menyelenggarakan sebuah seminar internasioanl sebagai gagasan awal kerja sama
internasional yang diharapkan UNIQBU mampu menjalin kerja sama di bidang pendidikan dengan Malaysia dan menjadi wadah aspirasi bagi pemerintah Kabupaten
Buru khususnya maupun Provinsi Maluku untuk menjalin kerja sama di bidang pendidikan maupun bidang lainnya dengan Malaysia.
II. TEMA KEGIATAN