PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII SMP BUDISATRYA MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
(CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIKASISWA PADA MATERI HIMPUNAN
DI KELAS VII SMP BUDISATRYA MEDAN
TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh :
Sirry Hidayani
NIM. 4101111046
Program Studi Pendidikan matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


i

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul

“Penerapan

Pendekatan

Pembelajaran

Kontekstual

(CTL)

Untuk


Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Pada Materi Himpunan Di
Kelas VII SMP Swasta Budisatrya Medan Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
di Jurusan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri
Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.

Nurliani Manurung, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak
Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Pardomuan NJM Sinambela, S.Pd, M.Pd, dan Ibu
Dra. Nerli Khairani, M.Si, selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah
memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr.
Izwita Dewi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah
memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu
Hajar, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di
rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr.
Edy Surya, M.Si selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry, M.Si selaku
ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis dalam
pengumpulan berkas-berkas untuk wisuda.
Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih dari relung hati
terdalam kepada Ayahanda H. Sofyan Siregar dan Ibunda Hj. Nasmawati yang

v

selalu menjadi sumber motivasi dan senantiasa mendukung, memberikan doa,
dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai
dengan selesai. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada adik-adik tersayang,
Kurnia Deri Nasfyansyah dan Rima Nasfya Rahmadhani yang selalu menjadi
motivasi dan penyemangat penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arsyad Sopian,SH
selaku kepala sekolah SMP Swasta Budisatrya Medan dan Ibu Marlia, S.Pdi

selaku guru bidang studi matematika SMP Swasta Budisatrya Medan serta guruguru yang telah memberikan izin, bantuan dan informasi bagi penulis selama
melakukan penelitian.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat
selama perkuliahan, Siti Khadijah, Tiya Musanna, Putri Andriani Dewiana,
Diniatul Hidayani Sipahutar, Dewi Irawaty, Yanti Ramadhani dan Sotarduga
Lumbantoruan yang dengan mereka menghiasi persahabatan dengan candatawa,
perjuangan dan motivasi kepada penulis. Serta teman-teman selama perkuliahan
Kelas DIK A, DIK B, Kelas EKS khususnya Kelas DIK C 2010 yang tidak bisa
disebutkan namanya satu-persatu yang telah banyak membantu dan memotivasi
penulis, sahabat-sahabat semasa PPLT Linda Hotna Tanpubolon dan Kiki Rizki
Fatmala. Terima kasih juga diucapkan kepada penghuni satu atap di Gg. Tertib
No. 5 C , Nurhamintha Hasibuan, Nani Nursamqori Siregar dan Putri Taradina
Panjaitan yang telah banyak membantu secara moril melalui candatawa
penghilang penat dan memberikan motivasi serta dukungan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi para guru
matematika dalam menambah khasanah ilmu pendidikan.
Medan, November 2014

Penulis

Sirry Hidayani
NIM. 4101111046

iii

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
(CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIKA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN
DI KELAS VII SMP BUDISATRYA MEDAN
TAHUN AJARAN 2014/2015
Sirry Hidayani (NIM. 4101111046)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan
Pembelajaran Kontekstual (CTL) dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa pada materi himpunan di kelas VII-3 SMP Swasta Budisatrya
Medan.
Jenis penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing
siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa kelas VII-3 SMP Swasta Budisatrya Medan tahun ajaran 2014/2015 yang
masing-masing berjumlah 32 orang. Objek dalam penelitian ini adalah upaya
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi himpunan di
kelas VII-3 SMP Swasta Budisatrya tahun ajaran 2014/2015.
Data diperoleh dari tes pemahaman konsep matematika siswa pada akhir
setiap siklus dan lembar observasi untuk setiap kali pertemuan. Sebelum
dilaksanakannya siklus diadakan tes a diagnostik pada kelas VII-3 untuk melihat
kemampuan awal siswa dalam memahami konsep himpunan, juga untuk
mengetahui gambaran kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal yang
berhubungan dengan himpunan. Kemudian dilaksanakan siklus I dan siklus II di
kelas VII-3 untuk melihat peningkatan pemahaman konsep matematika siswa
pada materi himpunan.
Pemahaman konsep matematika siswa mengalami peningkatan. Ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada tes awal
yaitu 43,1 dengan tingkat pemahaman konsep matematika sangat rendah. Setelah
pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata pemahaman konsep matematika
siswa meningkat menjadi 59,9 dengan tingkat pemahaman konsep matematika
rendah. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, nilai rata-rata
pemahaman konsep matematika siswa meningkat menjadi 75,0 dengan tingkat
pemahaman konsep matematika sedang serta telah mencapai target keberhasilan

belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan
Pembelajaran Kontekstual (CTL) dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa pada materi himpunan di kelas VII SMP Swasta Budisatrya
Medan.

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar persetujuan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran


i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2.
Identifikasi Masalah
1.3.
Pematasan Masalah
1.4.
Rumusan Masalah
1.5.
Tujuan Penelitian
1.6.

Manfaat Penelitian

1
5
6
6
6
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Pengertian Pembelajaran Matematika
2.1.3 Pemahaman Konsep Matematika
2.1.4 Pembelajaran Kontekstual
2.1.4.1.Pengertian Pembelajaran Kontekstual
2.1.5 Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran
Matematika
2.1.6 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual

2.1.7 Materi Ajar
2.1.7.1 Defenisi Himpunan
2.1.7.2 Anggota Himpunan
2.1.7.3 Penyajian Himpunan
2.1.7.4 Menemukan Konsep Himpunan Semesta dan Diagram Venn
2.1.7.4.1. Himpunan Semesta
2.1.7.4.2. Diagram Venn
2.1.7.5. Himpunan Bagian dan Himpunan Kosong
2.1.7.5.1. Himpunan Bagian
2.1.7.5.2. Himpunan Kosong
2.1.7.6. Kesamaan Dua Himpunan
2.1.7.7. Himpunan Kuasa
2.1.7.8. Operasi Himpunan
2.7.7.8.1.Irisan

7
7
8
11
14

14
19
20
21
21
22
23
24
24
24
25
25
26
26
28
29
29

vii

2.1.7.8.2. Himpunan Saling Lepas
2.1.7.8.3. Himpunan Tidak Saling Lepas
2.1.7.8.4. Gabungan
2.1.7.9.Komplemen dan Selisih Himpunan
2.1.7.9.1. Diagram Venn Himpunan Komplemen
2.1.7.9.2. Selisih Dua Himpunan
2.2. Kerangka Konseptual
2.3. Hipotesis Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1. Subjek Penelitian
3.2.2. Objek Penelitian
3.3.
Jenis Penelitian
3.4.
Defenisi Operasional
3.5.
Prosedur Penelitian
3.6. Alat Pengumpulan Data
3.6.1. Tes
3.6.2. Observasi
3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Reduksi Dara
3.7.2. Inteerpretasi Hasil
3.7.2.1.Pencapaian Pemahaman Konsep Siswa
3.7.3. Analisis Hasil Observasi
3.8. Penarikan Kesimpulan
BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1.
Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus I
4.1.1.1.
Permasalahan I
4.1.1.2.
Perencanaan Tindakan I
4.1.1.3.
Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4.
Observasi I
4.1.1.4.1. Hasil Observasi Guru I
4.1.1.4.2. Hasil Observasi Siswa I
4.1.1.5.
Analisis Data Hasil Siklus I
4.1.1.5.1. Hasil Tes Pemahaman Konsep
4.1.1.6.
Refleksi I
4.1.2.
Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus II
4.1.2.1.
Permasalahan II
4.1.2.2.
Perencanaan Tindakan II
4.1.2.3.
Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4.
Observasi II
4.1.2.5.
Analisis Data Hasil Siklus II
4.1.2.5.1. Hasil Tes Pemahaman Konsep
4.1.2.6.
Refleksi II

29
30
30
31
32
33
34
34

35
35
35
35
35
35
36
43
43
45
47
47
47
47
48
48
50
50
50
56
57
58
58
60
61
61
71
73
73
73
74
75
78
78
87

viii

4.2.
Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran

87

DAFTAR PUSTAKA

93

91
91

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.

Penskoran Tes Pemahaman Siswa
Validator Soal Tes
Tingkat Pemahaman Siswa
Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 1
Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 2
Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 3
Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 4
Deskripsi Tingkat Pemahaman Siswa pada
Tes Diagnostik Pemahaman Konsep Matematika kelas VII-3
Tabel 4.6. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Pada Siklus I
Tabel 4.7. Deskripsi Menyatakan Ulang Konsep dengan
Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I
Tabel 4.8. Deskripsi Memberikan Contoh dan Non Contoh dengan
Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I
Tabel 4.9. Deskripsi Mengaplikasikan Konsep dengan
Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I
Tabel 4.10. Deskripsi Ketuntasan Pemahaman Konsep Siswa dengan
Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I
Tabel 4.11. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I
Tabel 4.12. Data Kesalahan Siswa pada soal nomor 1
Tabel 4.13. Data Kesalahan Siswa pada soal nomor 2
Tabel 4.14. Data Kesalahan Siswa pada soal nomor 3
Tabel 4.15. Data Kesalahan Siswa pada soal nomor 4
Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus I
Tabel 4.17. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Pada Siklus II
Tabel 4.18. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Pada Siklus II
Tabel 4.19. Deskripsi Menyatakan Ulang Konsep dengan
Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II
Tabel 4.20.Deskripsi Memberikan Contoh dan Non Contoh dengan
Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II
Tabel 4.21. Deskripsi Mengaplikasikan Konsep dengan
Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II
Tabel 4.22. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II
Tabel 4.23 Data Kesulitan Siswa Pada Soal Nomor 1
Tabel 4.24 Data Kesulitan Siswa Pada Soal Nomor 2
Tabel 4.25. Data Kesulitan Siswa Soal Nomor 3
Tabel 4.26 Data Kesulitan Siswa Pada Soal Nomor 4
Tabel 4.27. Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Setiap Siklus

Halaman
44
45
47
50
51
52
55
56
59
61
62
62
63
63
64
65
67
68
70
76
77
79
79
80
81
81
82
84
85
88

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27.
Lampiran 28.
Lampiran 29.
Lampiran 30.
Lampiran 31.
Lampiran 32.
Lampiran 33.
Lampiran 34.
Lampiran 35.

Silabus SMP Swasta Budisatrya Medan Kelas VII
Kisi-Kisi Tes Diagnostik
Tes Diagnostik
Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik
Pedoman Penskoran Tes Diagnostik
Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS I)
Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS I)
Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS II)
Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS II)
Lembar Aktivitas Siswa (LAS I)
Lembar Aktivitas Siswa (LAS II)
Lembar Aktivitas Siswa (LAS III)
Lembar Aktivitas Siswa (LAS IV)
Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Siklus I
Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep Siklus I
Tes Pemahaman Konsep Siklus I
Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep siklus I
Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Siklus I
Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Siklus II
Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep Siklus II
Tes Pemahaman Konsep Siklus II
Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep Siklus II
Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Siklus II
Lembar Observasi Guru (I)
Lembar Observasi Guru (II)
Lembar Observasi Guru (III)
Lembar Observasi Guru (IV)
Lembar Observasi Kegiatan Siswa (I)
Lembar Observasi Kegiatan siswa (II)
Lembar Observasi Kegiatan siswa (III)
Lembar Observasi Kegiatan Siswa (IV)
Hasil Tes Diagnostik Pemahaman Konsep Siswa
Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Siklus I
Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Siklus II
Dokumentasi Penelitian

Halaman
96
109
110
111
114
117
124
132
139
147
153
158
162
167
168
169
171
175
178
179
180
181
185
187
189
191
193
195
196
197
198
199
201
203
204

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa
dari SD hingga SLTA dan bahkan juga diperguruan tinggi. Salah satu alasan
mengapa matematika diajarkan disetiap jenjang pendidikan dikarenakan
matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir sehingga
matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam
menghadapi kemajuan IPTEK. Hal ini diperkuat oleh Cocroft (dalam
Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan bahwa :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir
logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Kemudian Paling (dalam Abdurrahman, 2009 : 252) mengemukakan bahwa :
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan
pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diasumsikan bahwa mempelajari
matematika akan menumbuhkan seseorang untuk berfikir logis, teliti dan penuh
perhitungan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat begitu pentingnya matematika diberikan diberbagai jenjang
pendidikan formal, diharapkan disiplin ilmu ini dapat dikuasai siswa dengan baik.
Namun, suatu fenomena menunjukkan bahwa metematika merupakan salah satu
disiplin ilmu yang sulit untuk dipelajari. Mulyono Abdurrahman ( 2009 : 252)
mengemukakan bahwa “dari berbagai studi yang diajarkan di sekolah, matematika

2

merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa,baik yang
tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Selanjutnya sebagaimana yang dikatakan oleh Bambang R (2008) :
Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit,
diantaranya adalah karakteristik materi matematika yang bersifat abstrak,
logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang
membingungkan. Selain itu pengalaman belajar matematika bersama
guru yang tidak menyenangkan atau guru yang membingungkan, turut
membentuk sikap negatif siswa terhadap pelajaran matematika.
Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa
pada hakikatnya dapat diringkaskan karena masalah kehidupan sehari-hari.
Menurut pemaparan Larner (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan
bahwa “ kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen,
(1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah. Kemampuan siswa
yang rendah dalam aspek penguasaan konsep merupakan hal penting yang harus
ditindaklanjuti.
Menurut Carrol (dalam Trianto, 2009: 158) mendefenisikan bahwa :
Konsep sebagai suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang
didefenisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian. Abstraksi,
berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu
dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang
lain. Dengan demikian, konsep-konsep itu sangat penting bagi manusia
dalam berfikir, dan dalam belajar. Dengan menguasai konsep
dimungkinkan untuk memperoleh pengetahuan yang tidak terbatas.
Rendahnya prestasi matematika siswa dapat disebabkan kurangnya
pemahaman konsep yang diterima oleh siswa yang menyebabkan kesulitan bagi
siswa untuk melanjutkan materi pada jenjang selanjutnya. Hal ini sesuai dengan
hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru bidang studi matematika di SMP
Swasta Budisatrya Medan dengan ibu Marlia S.Pd. Faktor guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran juga sangat berpengaruh. Sebagian besar guru cenderung
menggunakan pendekatan pembelajaran biasa atau konvensional yaitu pendekatan
pembelajaran yang lebih terfokus pada guru sedangkan siswa cenderung pasif.
Pembelajaran seperti ini membuat respon siswa menjadi kurang baik terhadap
pembelajaran matematika. Siswa lebih banyak menerima saja apa yang

3

disampaikan oleh guru sehingga pembelajaran seperti ini membuat siswa menjadi
kurang aktif.
Himpunan merupakan materi pelajaran di kelas VII SMP/MTs.
Himpunan dan fungsi merupakan obyek dasar dari semua obyek yang dipelajari
dalam matematika. Pada saat seseorang belajar matematika, baik pada tingkat
dasar maupun lanjut, disadari atau tidak, ia harus selalu berhadapan dengan
himpunan dan fungsi. Materi himpunan merupakan materi yang erat kaitannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Materi ini dikatakan sebagai obyek dasar alasannya jika seorang siswa
belajar operasi penjumlahan bilangan bulat, maka dia sudah berhadapan dengan
himpunan bilangan bulat, sehingga semua proses yang akan dilakukan harus
berada dalam ruang lingkup himpunan ini, sedangkan operasi penjumlahan yang
dipergunakan merupakan sebuah operasi biner yakni suatu fungsi yang akan
memetakan setiap pasang bilangan bulat (a,b) dengan suatu bilangan bulat a+b.
Dengan demikian himpunan dan fungsi merupakan hal mendasar yang perlu
dipahami oleh seseorang yang belajar matematika sebelum dia mempelajari
konsep-konsep lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Marlia S.Pd, guru
matematika di SMP Swasta Budisatrya Medan tepatnya tanggal 25 januari 2014,
diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran matematika masih banyak
ditemui permasalahan khususnya pada materi himpunan, dimana siswa kurang
memahami sejumlah fakta matematika mengenai konsep himpunan. Fakta dalam
matematika pada dasarnya merupakan kesepakatan-kesepakatan yang terkait
dengan lambing, notasi, ataupun aturan-aturan tertentu. Sebagai contoh fakta lain
dalam matematika adalah lambang “1” digunakan untuk menyatakan banyaknya
sesuatu yang tunggal. Kurangnya siswa dalam memahami konsep himpunan
terlihat dengan banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal dalam materi ini, siswa terkadang salah dalam menggunakan konsep
yang sesuai dengan soal yang mereka hadapi dan terlebih lagi jika mereka
diberikan soal dengan sedikit bervariasi yang membutuhkan pemahaman lebih
maka yang terjadi ialah siswa sulit mencari penyelesaiannya.

4

Hal ini sejalan dengan hasil tes diagnostik yang dilakukan peneliti pada
hari yang sama, 25 januari 2014 yang berkaitan dengan materi himpunan kepada
32 siswa kelas VII-3 SMP Swasta Budisatrya Medan. Terdapat kesalahan yang
dilakukan siswa tentang alternatif jawaban yang diberikan siswa. Disini peneliti
memberikan soal :
Dari pernyataan berikut ini, manakah yang termasuk himpunan dan berikan
alasannya !
a. Kumpulan lukisan indah.
b. Kumpulan binatang berkaki empat
Jawaban siswa :
a. Ada yang menyebutkan pemandangan, pegunungan, air terjun, kebun bunga
b. Kumpulan binatang berkaki empat, alasannya karena objeknya memiliki sifat
yang sama atau terdefenisi dengan jelas.
Kumpulan binatang berkaki empat, alasannya karena dalam himpunan
mencakup angka atau huruf
Kumpulan binatang berkaki empat, alasannya karena dia termasuk hewan dan
dapat dihitung
Kumpulan binatang berkaki empat, alasannya karena memiliki himpunan yang
berkaki empat.
Ada yang menyebutkan kucing, kambing, sapi, kerbau
Jawaban di atas merupakan jawaban sebagian besar siswa dan memberikan alasan
mereka masing-masing. Terdapat 13 orang yang menjawab benar tanpa
memberikan alasan, 3 orang yang menjawab salah, 15 orang yang menjawab
benar tetapi alasannya tidak sesuai konsep himpunan dan hanya 1 orang yang
menjawab benar.
Berdasarkan akar permasalah yang dikemukakan diatas, maka perlu
dicari solusinya sehingga oleh peneliti dipandang perlu melakukan suatu
penelitian tindakan kelas yaitu menerapkan pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran, guna meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep, melibatkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran, dan mendorong siswa membuat hubungan

5

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka. Lebih tegas Blanchard (dalam Trianto, 2008 : 10), mengatakan :
Contekstual Teaching and Learning (CTL), merupakan suatu konsepsi
yang membantu guru menghubungkan konten materi ajar dengan situasisituasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan
antara pengetahuan dan penerapannya ke dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja. Dengan kata
lain, CTL adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan erat dengan
pengalaman sebenarnya.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah
konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual,
yakni : kontruktivisme (Contructivism),bertanya (questioning), inkuiri (inquiry),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
autentik (authentic assesment).
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa secara natural pemikiran mencari
makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang, dan itu dapat
terjadi melalui pencarian hubungan yang masuk akal dan bermanfaat. Pemaduan
materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di mana siswa kaya akan
pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya (Trianto, 2008 : 20-21)
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, ada beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi yaitu :
1. Rendahnya prestasi hasil belajar siswa pada materi himpunan
2. Penyampaian materi matematika di sekolah yang dilakukan guru masih
didominasi oleh pembelajaran yang bersifat teacher oriented.
3. Siswa masih mengalami kesulitan untuk memahami konsep –konsep
himpunan
4. Siswa mengalami kesulitan jika diberikan soal dengan sedikit bervariasi

6

5. Siswa kurang mampu menggunakan konsep yang dipelajari jika
menemui masalah dalam kehidupan nyata.
6. Siswa kurang berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka penelitian ini hanya untuk perbaikan atau sebuah
tindakan upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan
pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika siswa pada
materi Himpunan di kelas VII SMP Swasta Budisatrya Medan.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat mengemukakan rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “ Apakah penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika
siswa pada materi Himpunan di kelas VII SMP Swasta Budisatrya Medan ?”
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : “ Untuk
mengetahui apakah melalui pendekatan pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi Himpunan di
kelas VII SMP Swasta Budisatrya Medan”.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru, sebagai bahan informasi, gambaran serta pertimbangan bagi
guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa.
2. Bagi siswa, untuk meningkatkan minat belajar siswa dan meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa khususnya pada materi Himpunan
3. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan dalam peningkatan mutu
pendidikan sesuai dengan kebutuhan siswa
4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan sekaligus bahan pegangan dalam
mengajar siswa dimasa mendatang.
5. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis.

91

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang telah
diuraikan maka diperoleh kesimpulan bahwa :
1. pemahaman konsep matematika siswa kelas VII-3 di SMP Swasta
Budisatrya Medan mengalami peningkatan setelah penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual (CTL). Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata
siswa kelas VII-3 meningkat dari tes diagnostik sebesar 43.1% ke 59.9%
pada siklus I dan 75.0% pada siklus II.
2. Dari hasil observasi pembelajaran siswa, aktivitas belajar siswa ketika
diterapkannya pendekatan pembelajaran kontekstual yaitu mengalami
perubahan kearah yang lebih baik, karena siswa sudah memperhatikan
penjelasan guru, berani bertanya, menjawab, mengungkapkan pendapat
serta mempersentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Sehingga
siswa

sudah

aktif

dalam

belajar

ketika

diterapkan

pendekatan

pembelajaran kontekstual pada materi himpunan.

5.2. Saran
Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu :
1.

Kepada guru, khususnya guru matematika disarankan untuk menerapkan
pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) dengan member motivasi dan
memberi banyak pertanyaan singkat dan jelas yang dapat menuntun siswa
dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan kepada siswa agar
pemahaman konsep matematika siswa dapat meningkat.

2.

Kepada siswa SMP Swasta Budisatrya Medan disarankan lebih berani dan
aktif saat berlangsung proses pembelajaran, aktif dalam menemukan solusisolusi permasalahan dan berani untuk mengungkapkan ide-ide secara
terbuka.

92

3.

Kepada peneliti lain disarankan agar hasil penelitian ini dijadikan sebagai
pertimbangan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual
(CTL) pada materi lain untuk penelitian selanjutnya dan memperhatikan
kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang
dilakukan semakin baik.

ii

RIWAYAT HIDUP

Sirry Hidayani dilahirkan di Rantauprapat, pada tanggal 14 Juli 1992.
Ayah bernama H. Sofyan Siregar dan Ibu bernama Hj. Nasmawati. Saya
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1996, saya masuk TK
Kuntum Melati Rantauprapat dan lulus pada tahun 1998. Tahun 1998 melanjutkan
masuk sekolah SD Negeri 112134 Rantauprapat dan lulus pada tahun 2004. Tahun
2004 melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Rantau Selatan dan lulus pada tahun
2007. Tahun 2007 melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Rantau Selatan dan
lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, saya diterima di Program Studi
Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.