Pengaruh suplementasi niasin (Nicotinic Acid) terhadap produksi dan kolesterol telur ayam hysex brown

PENGARUH SUPLEhU3N'BTASI NUSIN O T I N I C ACID)
TERHADAP BRODUmI DAN KOLESTEROL TELUR
AYAM BPSEX BROWN

PENGARUH SUPLEMENTASI NIASIN (NICOTINIC ACID)
TERHADAP PRODUKSI DAN KOLESTEROL TELUR
AYAM HYSEX BROWN
THE EFFECT OF NIACIN SUPPLEMENTATION ON PRODUCTION
AND EGG CHOLESTEROL OF HYSEX BROWN
LAYING HENS
ABSTRA CT

An experiment to study the effect of niacin supplementation on production and egg cholesterol of Hysex Brown laying hens was conducted using a
Randomized Complete Block Design. Niacin in capsules containing 0, 250,
500, 750, 1000, 1250 pprn was given to individual hens in experiment I, and
in experiment I1 niacin levels of 0, 500, 1000, 1500 pprn was also given to
individual hens per day.

Hysex Brown laying hens were individualy put in

cages, banded and fed ad libitum.

Results showed that the effect of niacin supplementation

at 750 pprn

added to laying hen diets during four weeks of observation significantly
reduced egg production by 29.01 percent, while the supplementation of
1000 pprn niacin reduced egg cholesterol

by 14.45 percent.

However

all

treatments did not affect feed intake (Experiment I). Futhermore, in the fourth
week of observation in experiment- 11, it was found that 1000 and 1500 pprn
niacin supplementation significantly reduced on plasma cholesterol and egg
cholesterol by 10.45 and 19.22 percent respectively , but all treatments did not
affect egg production. Niacin supplemention of 0, 500, 1000, 1500 pprn
respectively did not affect feed intake, egg production, egg weight, feed

conversion,

Haugh

cholesterol,

egg cholesterol,

weeks of observation.

units,

egg shell thickness,

yolk color

plasma estrogen and thyroxine

index,


plasma

during twelve

RINGKASAN

I

NYOMAN

SUTARPA

SUTAMA.

Pengaruh

(Nicotinic Acid) terhadap Produksi dan Kolesterol

Suplementasi


Niasin

Telur Ayam Strain Rysex

Brown (di bawah bimbingan Juju Wahju sebagai ketua, R. Widjajakusuma,
I. K. Arnrullah, A. A. Mattjik dan Muhilal sebagai anggota).

Telur merupakan salah satu bahan makanan asal ternak unggas yang
kaya akan gizi, seperti karbohidrat,
disamping harganya

protein,

lemak,

vitamin dan mineral,

murah, sehingga disebut wonderful food. Oleh karena

itu, tidak mengherankan


konsumsi telur di Indonesia cukup tinggi dibanding-

kan dengan bahan makanan sumber protein hewani lain. Disisi lain, adanya
persepsi,

bahwa

sebutir telur mengandung

kolesterol

relatif cukup tinggi,

yaitu 200 - 250 mg atau 1280 mg per 1 0 0 g kuning telur (yolk).
makanan berkolesterol
konsumsi
rnakanan

berlebih

berserat

kardiovaskuler

dapat menyebabkan

makanan

kaya

menyebabkan

kolesterol,

timbulnya

aterosklerosis,

dan


rendahnya

penyakit

konsumsi

degeneratif,

seperti

perlu

ditingkatkan

di atas, kepedulian terhadap masalah

sehubungan

dengan


kesehatan

dengan melakukan upaya antisipasi yang marnpu menghasilkan,
telur ataupun basil ternak lain yang berkolesterol
dapat

bahkan

.

Bertitik tolak dari pernasalahan
kolesterol

terjadinya

Konsumsi

ditempuh,

yaitu dengan


suplementasi

niasin

rendah.

masyarakat,
menyediakan

Alternatif

yang

(Nicotinic Acid) pada

ransum, karena penurunan kolesterol tidak hanya dengan pembatasan kolesterol ransum, tetapi juga lewat penghambatan
fungsi fisiologisnya

niasin berperan


karbohidrat, protein dan lemak.

sebagai

biosintesis kolesterol. Di dalam
koenzim

untuk

katabolisme

Mampu menurunkan kadar kolesterol plasma

manusia sebesar 15 - 30 persen (Hotz, 1983) dan 7 persen kolesterol telur dari
ayam yang diberi suplementasi

500 ppm (Leibetseder , 1995). Pe-

niasin


nurunan kadar kolesterol plasma terjadi, karena niasin menghambat aktivitas
enzim HMG -KoA redukuse (Kutsky , 1973; Harper, 1992), Cipoprotein lipase
(Hotz,

1983) dan adeniZut

siklase

(Montgomery

et al., 1993),

di hati,

sehingga produksi VLDL (Very Low Density Lipoprotein) di hati, demikian
juga aliran VLDL yang keluar dari hati berkurang.

Akibatnya,

produksi

kolesterol total, LDL (Low Density Lipoprotein) dan trigliserida

menurun,

diikuti dengan peningkatan
aliran

VLDL

yang

memungkinkan

HDL (High Density Lipoprotein). Berkurangnya

keluar

dari

terjadinya

hati,

merupakan

penurunan

suatu

kolesterol

mekanisme

telur

(Beyer

yang

dan

Jensen, 1991). Akan tempi, informasi mengenai peranan niasin hubungannya
dengan produksi dan kolesterol telur masih beragam.
Penelitian
pengaruh

taraf

ini dilakukan
suplementasi

dua tahap, dengan tujuan untuk rnengetahui
niasin terhadap

produksi

dan koiesterol

telur

ayam Hysex Brown.

Tahap

Penelitian
suplementasi
mengamati

pertama

niasin terhadap

dirancang

untuk

mengetahui

pengaruh

taraf

fisiologis ayam petelur , dengan jalan

respons

konsumsi ransum, produksi dan kolesterol telur. Hasil penelitian

tahap pertama digunakan

untuk menduga

taraf niasin clan profil kolesterol

telur pada ayam yang sedang produksi.
Penelitian Tahap Kedua dira&ang
ditetapkan

pada

penelitian

konsumsi ransum, produksi

tahap

untuk mengkaji taraf niasin yang telah
pertarna,

melalui

pengamatan

terhadap

telur , berat telur, konversi ransum, Haugh unit,

tebai kerabang telur, index warm kuning telur, kolesterol total, VLDL, LDL,
HDL,

dan TG plasma,

telur, niasin hati, hormon

kolesterol

estrogen

dan

tiroksin pada plasma darah.
Penelitian biologis tahap pertama dilakukan di Farm Produksi Ternak
Unggas Fakultas Peternakan IPB, J1. Raya Pajajaran,
tanggal

10 April

selama

s.d.

10 Mei

1996. Penelitian

12 minggu mulai tanggal 20 Juni s.d.

selama 4 minggu mulai

tahap kedua dilaksanakan
12 September

analisis laboratorium

dilakukan di Laboratorium:

Fakultas Peternakan,

Fisiologi Bagian Fisiologi dan Farmakologi

Bogor serta Puslitbang.
Penelitian

tahap pertama
Penelitian

menggunakan

tahap kedua,

Brown umur 30 minggu
tempatkan

dalam

Ternak Unggas
FKH IPB ,

Gizi, Dep. Kes. Bogor.

urnur 21 minggu (produksi 5 persen) sebanyak
masa adaptasi.

Produksi

1996. Untuk

individu

yang

Hysex

Brown

60 ekor, setelah dua minggu

menggunakan

(sedang produksi),

kandang

ayam petelur

sebanyak
berukuran

ayam petelur

80 ekor.

Hysex

Ayam di-

35 x 30 x 40 cm,

dilengkapi dengan tempat makan dan minum.
Ransum
2900.01

dalarn

mash

bentuk

mengandung

energi

metabolis

kkal per kg dan protein 16.5 persen (dihitung), terdiri dari jagung

kuning, dedak padi, bungkil kacang kedele, tepung ikan, kalsium karbonat
dan premix-B

.

Penelitian

tahap pertama

menggumkxm

dan 1250 ppm, dengan 5 ulangan.
perlakuan

dengan 5 ulangan.

taraf

niasin,

Acak Kelompok,

yaitu taraf niasin: 0, 250, 500, 750, 1000

yang terdiri dari enam perlakuan,
empat

Rancangan

Penelitian tahap kedua,

yaitu

0,

500,

1000 dan

menggunakan
1500

ppm,

Niasin &lam
terkapsulasi),

bentuk powder dimasukkan

disesuaikan

ke dalam kapsul

dengan taraf yang telah ditentukan.

berikan setiap pagi hari, dengan jalan dicekokkan

perlahan

(niasin

Niasin di-

- lahan melalui

mulut ayarn. Untuk penelitian tahap pertama, &sesuaikan dengan

konsumsi

ransum per minggu, sedangkan per dua minggu untuk penelitian tahap kedua.
Agar semua mendapat perlakuan yang sama, maka perlakuan

kontrol (tanpa

suplementasi niasin) ayam dicekokkan dengan kapsul kosong (placebo).
Suplementasi

niasin 750 dan 1000 ppm yang diberikan ayam selama

4 rninggu nyata menurunkan produksi

persen,

14.45

pertama).

tanpa

10.45 persen,

-

0.96).

samaan
pengamhi

mempengaruhi

konsumsi

Penelitian tahap kedua, suplementasi

saat ayam berumur

(r =

dan kolesterol telur sebesar 29.01 clan

regresi:

Kolesterol

Y,

=

persamaan

regresi:

(Penelitian

tahap

niasin 1000 - 1500 ppm pada

34 minggu nyata menurunkan

mengikuti

produksi

ransum

kolesterol plasma sebesar

Yp =

140.00

-

0.0114

X

telur turun sebesar 19.22 persen, mengikuti per1011.24

- 0.15 X (r

telur. Suplernentasi

=

- 0.93),

tanpa

mem-

niasin 0, 500, 1000 dan 1500 ppm

yang diberikan ayam selama 12 minggu tidak memberikan pengaruh terhadap
konsumsi ransum, produksi telur , berat telur , konversi ransum,

Haugh unit,

tebal kerabang telur , index warm kuning teIur , kolesterol plasma, kolesterol
telur, hormon estrogen dan tiroksin plasma.

vii

PENGARUH SUPLEMENTASI NIASIN (NICOTINIC ACID)
TERHADAP PRODUKSI DAN KOLESTEROL TELUR
AYAM HYSEX BROWN

Oleh
I NYOMAN SUTARPA SUTAMA

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
DOKT OR
pads

Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASC ASARJ ANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998

Judul

: PENGARUH

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok

: I NYOMAN SUTARPA SUTAMA

SUPLEMENTASI NIASIN (NICOTINIC ACID)
TERHADAP PRODUKSI DAN KOLESTEROL TELUR
AYAM HYSEX BROWN

: 93555

Prof. Dr. R. Widjajakusuma
Anggota

D
Dr. Ir. A.A. Mattjik
Anggota

Ketua Program studi Ilmu Ternak
Program Pascasarjana

Tanggal Lulus: 12 Desember 1998

Dr. Ir. I. K . Amrullah
Anggota

Dr. Muhilal
Anggota

ram Pascasarjana

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan tanggal 1 Januari 1957 di Desa Bebetin, Singaraja,
Bali. Putra ketiga dari delapan bersaudara keluarga petani I Nyoman Krena
dan Ni Nyoman Sedani.
Lulus Sekolah Dasar No. 19 Singaraja tahun 1968, Sekolah Menengah
Pertama Negeri I1 Singaraja tahun 1974 dan Sekolah Menengah Atas Negeri
Singaraja tahun 1977.
Peternakan
sebagai

Tahun 1983 menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas

Universitas Udayana,

staf pengajar

Jurusan

Denpasar
Nutrisi

.

dan

Peternakan Universitas Udayana, Denpasar

Tahun 1985 sampai sekarang
Makanan

.Ternak di Fakultas

- Bali.

Menikah tahun 1987 dengan Ir. Sri Anggreni Lindawati.

Tahun 1993

sampai sekarang sebagai staf pengajar Jumsan Produksi Ternak dan dikaruniai
dua anak, yaitu Ni Luh Lany Christina Prajawati dan I Made Hary Kartika
Putra.
Tahun

1989 mendapat

kesempatan

melanjutkan

pendidikan

S2 di

Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor clan lulus tahun 1991. Sejak
tahun 1993 mendapat kesempatan

melanjutkan

pendidikan

S3 di Program

Pascasarjana pada institusi yang sama dan lulus tanggal 12 Desember 1998.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tuhan Yang Maha Esa (Sang

Puji dan syukur dipanjatkan kehadapan
Hyang

Widhi

Wase) atas berkat

dan rahmat-Nya

selama

penelitian

ber-

langsung dan penulisan hasil penelitian hingga selesai, yang akhirnya dapat
dituangkan dalam bentuk Disertasi.
Penulisan

merupakan

Disertasi

dalam rangka penyelesaian
Program Pascasarjana

salah

pendidikan

satu

syarat

untuk memperoleh

setiap

mahasiswa

gelar Doktor di

Institut Pertanian Bogor. Disertasi ini dapat diselesai-

kan dengan baik berkat adanya kerjasama yang serasi, selaras dan seimbang
dari berbagai pihak.

Untuk itu, melalui kesempatan

yang berharga ini ingin

diucapkan rasa terima kasih yang sangat dalam, terutama:
Kepada
Pembimbing,
dorongan
sempat

atas

moril

Prof. Dr. Juju Wahju selaku Ketua Komisi

Bapak

Yth.

kontribusinya

yang

selama bimbingan.
waktu

menyisihkan

jaiannya penelitian

telah

Disela

sehingga di dalam menuangkan

berupa

- sela kesibukan

untuk melakukan

dilapangan.

diberikan

pengamatan

arafian,

beliau

masih

secara langsung

Memberikan telaah ilmiah secara mendalam,
rangkaian pemikiran

ilmiah g u m menyusun

disertasi ini, sedikit sekali menemukan rnasalah.
Kepada Yth. Ibu
Komisi
dalam

Pembimbing,
pelaksanaan

disertasi ini.

Prof.

Dr. R.

atas dorongan
penelitian

yang

Widjajakusuma

moral,

saran

sangat

berarti

-

selaku

Anggota

saran dan pandangan
di dalam

penyusunan

Yth.

Kepada

Bapak

Dr. Ir.

Ibnu

Amrullah,

Katsir

MS selaku

Anggota Komisi Pembimbing beserta staf Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak
Unggas, atas segala bantuan moril dan saran - saran yang diberikan

di dalam

penulisan disertasi sampai selesai.
Kepada Yth. Bapak Dr. Muhilal selaku Anggota Komisi Pembimbing
beserta staf Laboratorium
dorongan,

bimbingan

Gizi yang terkait, atas segala fasilitas,

Puslitbang.

dan petunjuk

yang penuh

pengertian

berikan, mulai pelaksanaan analisis di Laboratorium

atas

segala

sampai selesai.

Dr. Ir. A. A. Mattjik selaku anggota Komisi

Kepada Yth. Bapak
Pembimbing,

yang telah di-

pengertian

dan

arahan

yang

berkaitan

dengan

masalah penetapan rancangan yang digunakan, sehingga biaya penelitian dapat
ditekan

seminimal

mungkin.

Disamping

memberikan

telaah ilmiah analisis

statistika hasil penelitian.
Diucapkan banyak terima kasih yang sebesar - besarnya kepada yang
terhormat:
Rektor

Universitas

Udayana

dan Dekan

Fakultas

Peternakan

Uni-

versitas Udayana, atas dorongan moril serta kesempatan yang diberikan untuk
melajutkan pendidikan S3 (Program Doktor) di Program Pascasarjana

Institut

Pertanian Bogor.
Direktur Program
berikan

bantuan

fasilitas

dengan

adrninistrasi

Pascasqjana

beserta

dan kemudahan

staf yang telah banyak mem-

- kemudahan

selama mengikuti pendidikan

xiii

yang berhubungan

S3 pada Program Pasca-

sarjana Institut Pertanian

Bogor.

Ketua CPIU - IAEUP, atas bantuan bea-

siswa yang diberikan selama mengikuti pendidikan S3 Program Pascasarjana
di Institut Pertanian Bogor.
Direktur Magister Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor, atas
segala bantuan prasarana
untuk berlangsungnya

dan sarana,

seperti penyediaan

air minum,

lokasi

penelitian.

Ketua Yayasan Aji Dharma Bhakti, Yayasan Astra dan Yayasan Supersemar

yang

telah memberikan

dam,

bantuan

sehingga

kekurangan

biaya

selama penelitian bedangsung dapat teratasi.
Kepala Laboratorium

Produksi Ternak Unggas, atas segala bantuan alat

sem fasilitas lain yang diberikan, beserta beberapa staf yang telah meluangkan waktu untuk membantu
produksi,

pengamatan

banyak terima kasih.
Farmakologi

di dalam pelaksanaan

terhadap

pembedahan

telur , tidak

kualitas

Kepala Laboratorium

lupa penulis

Fisiologi,

sehubungan

dengan

kelancaran

-

re-

ucapkan

Bagian Fisiologi

FKH IPB, Bogor, atas segaia bantuan b e ~ p aalat

fasilitas lain yang disediakan,

organ

dan

alat serta

pelaksanaan

analisis hormon estrogen dan tiroksin, diucapkan terima kasih.
Orang tua, mertua,
bantuan

kakak, adik

moril maupun materiil,

susah ini dapat terlaksana

d a n ipar yang telah memberikan

sehingga pekerjaan

dengan baik.

jalanan mengaIami sedikit ketersedatan

yang amat berat dan

Walaupun ditengah - tengah per-

.

Istri tercinta Ir. S r i Anggreni Lindawati, M. S i atas doa restu, pengorbanan,

ketabahan d m kesetiaannya

pahit dan serba kekurangan ini.

mendampingi

perjalanan

hidup yang

Demikian pula anak - anakku tercinta dan
xiv

tersayang Ni Luh Lany Christina Prajawati
Putra, yang selama mengikuti pendidikan

serta I Made Hary Kartika

S3 bersarna mertua, dengan sabar,

tabah menatap dan meratap keadaan yang ada.

Meskipun dernikian, mudah -

mudahan persembahan disertasi ini dapat rnenghapus semua keadaan di atas.
Teman - teman yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, atas
bantuan fisik dan dorongan yang telah diberikan dari awal sarnpai akhir penelitian, tidak lupa diucapkan banyak terima kasih.
Melalui kesempatan
yang sebesar -

ini pula tidak lupa disampaikan permohonan

besarnya atas kesalahan

yang telah diperbuat,

maaf

baik sengaja

maupun tidak sengaja selama pelaksanaan penelitian, bimbingan dan penulisan
disertasi.
Akhirnya,

semoga Tuhan Yang Maha Esa (Sang Hyang Widhi Wase)

membalas kebaikan dan selalu melimpahkan rahmat-Nya.

Bogor, 12 Desember 1998
Penulis,

DAFTAR IS1

Halaman

...
...................................................................................
111
RINGKASAN ................................................................................. iv
.xi
RIWAYAT HIDUP ................................. ... ......................................
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................. xii
...
DAFTAR TABEL .............................................................................
XVI~I
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xx
PENDAHULUAN ........................................................................... - 1
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
-5
Vitamin ................................................................................... 5
Niasin (Nicotinic Acid) ................................................................. 6
Struktur dan Sifat Biokimia Niasin ............................................... -6
Biosintesis Niasin ................................................................... -7
Metabolisme Niasin .................................................................. 8
Kebutuhan Niasin .................................................................... 10
Fungsi Niasin ......................................................................... 11
Sumber Niasin ....................................................................... -12
Kolesterol ................................................................................. -12
Struktur Kolesterol ................................................................... 12
Sifat dan Sumber Kolesterol ........................................................ 13
Metabolisme Kolesterol ............................................................. 14
Biosintesis Kolesterol ................................................................ 17
ABSTRACT

Telur .......................................................................................

20

Komposisi Kirnia Telur ............................................................. -20
Kolesterol Telur ..................................................................... -24
Proses Pembentukan Telur .........................................................

-27

Niasin dan KolesteroI................................................................

28

MATERI DAN METODE PENELITIAN ................................................ -32
Penelitian Tahap Pertama .............................................................. -32
Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 32
Materi Penelitian .................................................................... -33
Metode Penelitian ...................................................................

-34

Penelitian Tahap Kedua ................................................................. 38
Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 38
Materi Penelitian ....................................................................

-38

Metode Penelitian .................................................................... 39
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 53

............................................................ -92
DAFTAR PUSTAKA .............................. .......................................... -93
LAMPIRAN .................................................................................. -104

KESIMPULAN DAN SARAN

xvii

DAFTAR TABEL

Nomor
1.
2.

3.
4.
5.
6.

7.
8.

9.

10.

11.

12.
13.

Halaman
Teks
Komposisi kirnia telur ............................................................. .22
Kadar air, kolesterol dan B-karoten pada telur segar
dan bubuk .......................................................................... ..23
Komposisi kuning telur ............................................................ .23
Komposisi lernak kuning telur.. .................................................. -25
Kandungan zat - zat makanan ransum.. ......................................... .33
Taraf niasin yang diberikan tiap hari ............................................ .34
Rataan suhu dan kelembaban (RH) ruang kandang
penelitian ............................................................................ .54
Pengaruh suplementasi niasin terhadap konsumsi ransum,
produksi dan kolesterol telur selama 4 minggu penelitian. ................... .57
Pengaruh suplementasi niasin terhadap konsumsi ransum,
produksi telur, berat telur, konversi ransum selama
12 rninggu penelitian.. ............................................................. .63
Pengaruh suplementasi niasin terhadap Haugh unit, tebal
kerabang,dan index warna kuning telur selama 12 minggu
penelitian ............................................................................ .69
Pengaruh suplementasi niasin terhadap kolesterol telur,
kolesterol plasma, VLDL, LDL, HDL, trigliserida plasma
dan niasin hati seIama 12 minggu penelitian ................................... .75
Pengaruh suplementasi niasin terhadap histologi hati ......................... .84
Pengaruh suplementasi niasin terhadap hormon estrogen
dan tiroksin plasma selama 12 minggu penelitian ............................. .87

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman
Teks

1.
2.

3.
4.
5.

6.

7.
8.
9a.
9b.
10a.
lob.

11.
12.

Struktur niasin ......................................................................
-7
Biosintesis niasin dari triptofan.. ................................................. .9
Biosintesis kolesterol.. ............................................................. .18
Pengaruh suplementasi niasin terhadap konsumsi
ransum selama 4 minggu penelitian ............................................. .58
Pengaruh suplementasi niasin terhadap konsumsi
ransum selama 12 minggu penelitian ............................................ .59
Pengaruh suplementasi niasin terhadap
produksi selama 4 minggu penelitian ............................................ .61
Pengaruh suplementasi niasin terhadap produksi
selama 12 minggu peneiitian.. .................................................... .64
Pengaruh suplementasi niasin terhadap kolesterol
telur selama 4 minggu penelitian.. ............................................... .76
Pengamh suplementasi niasin terhadap kolesterol
plasma selama 1 2 minggu penelitian ............................................ -79
Pengaruh suplementasi niasin terhadap kolesterol
plasma selama 12 minggu penelitian ............................................ -79
peng&
suplementasi niasin terhadap kolesterol
telur selama 1 2 minggu penelitian ............................................... -81
Pengaruh suplementasi niasin terhadap kolesterol
telur selama 12 minggu penelitian ............................................... .81
Histologi hati ayam yang mendapat suplementasi
niasin pada akhir penelitian (Pembesaran 450 kali) ............................85
Profil estrogen setelah satu jam oviposisi pertama
dan kedua dalarn Clutch pada akhir penelitian ............................... ..89

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
1.
2.
3.

4.

5.
6.

7.
8.

9.
10.

11.
12.
13.
14.

Halaman
Teks
Komposisi zat - zat makanan Premix-B.. ........................................ 105
Analisis ragam rataan konsumsi ransum seIama 4 minggu
penelitian tahap pertamaI06
Analisis ragam rataan produksi telur ( H D X ) selama 4 minggu
penelitian tahap pertarna. ........................................................... 106
Analisis ragam rataan kolesterol kuning telur selama
4 minggu penelitian tahap pertama .............................................. . I 0 7
Analisis ragam rataan konsumsi ransum selama 12 minggu
penelitian ............................................................................ . l o 7
Analisis ragam rataan produksi telur (HD%) selarna
12 minggu Penelitian .............................................................. . I 0 8
Analisis ragam rataan berat telur selama 12 minggu
penelitian ............................................................................ -108
Analisis ragam rataan konversi ransum (FC)
selama 12 minggu penelitian ....................................................... 109
Analisis ragam rataan Haugh unit selama 12 minggu
penelitian ............................................................................. 109
Analisis ragam rataan tebal kerabang telur selama
12 minggu penelitian.. ............................................................. . I 1 0
Analisis ragam rataan index warm kuning selarna
12 minggu penelitian.. ............................................................. . I 1 0
Analisis ragam rataan kolesterol total plasma minggu
ke-4 selaina 12 minggu penelitian ............................................... . I 1 1
Analisis ragam rataan kolesterol total plasma selama
12 minggu penelitian.. ............................................................. . I 1 1
Analisis ragam rataan HDL plasma selarna 12 minggu
penelitian ............................................................................ -112

Analisis ragam rataan LDL plasma selama 1 2 minggu
112
penelitian .............................................................................
Analisis ragam rataan VLDL plasma selama 12 minggu
113
penelitian .............................................................................
AnaIisis ragam rataan trigliserida plasma selama
113
12 minggu penelitian ................................................................
Analisis ragam rataan kolesterol kuning telur minggu
ke-4 selama 12 minggu penelitian ................................................ 114
Analisis ragam rataan kolesterol kuning telur selama
12 minggu penelitian ................................................................
114
Analisis ragam rataan niasin hati pada akhir
115
penelitian .............................................................................
Analisis ragam rataan hormon estrogen plasma
selama 12 minggu penelitian ....................................................... 115
Analisis ragam rataan hormon tiroksin plasma selama
1 2 minggu penelitian ................................................................ 1 1 6
Analisis ragam rataan berat lima buah ova terbesar
dalam ovarium pada akhir penelitian ............................................. 116
Analisis ragam rataan diameter lima buah ova terbesar
dalam ovarium pada akhir penelitian ............................................. 117
AnaIisis ragam rataan panjang oviduk pada akhir penelitian .................. 1 1 7
Analisis ragam rataan berat oviduk pada akhir penelitian ..................... 1 1 8
Analisis ragam rataan berat hati pada akhir penelitian ......................... 118
Analisis ragam rataan panjang usus halus pada akhir penelitian .............. 119
Cara pembuatan preparat histologi hati .......................................... 120

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telur merupakan

salah satu bahan makanan asal ternak unggas yang

kaya akan gizi, seperti karbohidrat,
itu, tidak mengherankan

1993,

Statistik,

dan mineral,

makanan sumber protein hewani yang lain.

sedangkan

1993).

vitamin

konsumsi telur di Indonesia cukup tinggi dibanding-

seperti ini terbukti dengan meningkatnya
tahun

lemak,

murah, sehingga disebut wonderful food. Oleh karena

disamping harganya
kan dengan bahan

protein,

tahun

Peningkatan

Kenyataan

konsumsi telur sebesar 3.42 persen

1984

sebesar

konsumsi

3.12

persen

(Biro

telur sebesar 0.3 persen

Pusat

tersebut,

tidak terlepas dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi yang tinggi.
Disisi lain adanya persepsi,

bahwa sebutir telur

terol yang reiatif cukup tinggi (Montgomery

et al.,

mengandung

koles-

1993), yaitu 230 mg

(Mountney , 1976), berkisar antara 200 - 250 mg (Yaffee et al., 1991), atau
1280 mg per 100 g kuning telur (North dan Bell, 1990). Disertai ungkapan
bahwa mengkonsumsi
aterosklerosis
konsumsi
berserat

makanan berkolesterol

terjadinya

(Kritchevsky , 1987). Willett (1994) melaporkan bahwa, apabila

berlebih

makanan

dan berubahnya

mendasar

dapat menyebabkan

kaya kolesterol,

pola konsumsi

dapat menimbulkan

penyakit

rendahnya

merupakan
degeneratif,

konsumsi

makanan

suatu ha1 sentral
seperti

dan

kardiovaskular

(Coronary Heart Di sease) .
Terdapat
penyakit

hubungan

kardiovaskuler

yang

penyebab

erat

antara

konsumsi

dari kematian.

kolesterol

Sebagai

contoh

orang pria umur 55 - 5 9 tahun di Amerika yang mengkonsumsi

dengan

-

orang

kolesterol di

atas 500 mg per hari, mengalami kematian karena penyakit kardiovaskuler
lebih dari 700 orang per

100.000 populasi

narnpaknya

prevalensi

menyebabkan

(Linder, 1985).

masyarakat

banyak

Persepsi
untuk

ini

meng-

konsumsi

telur berkurang.

Berkurangnya

konsumsi

telur per kapita terjadi

ditengah - tengah kehidupan masyarakat di USA (United States of Assosiation)
beberapa

tahun

belakangan

ini

(Economic

Research

Service,

1990).

Fennema (1985) menambahkan bahwa dengan mengurangi konsumsi makanan
yang kaya kolesterol
Untuk

itu,

kolesterol

dapat menurunkan

seyogyanya
telur yang

kepedulian
terkait

kejadian penyakit tersebut di atas.

terhadap

erat dengan

masaiah

kolesterol,

kesehatan

masyarakat

terutarna
perlu

di-

tingkatkan.
Meskipun

demikian,

keberadaan

tetap perlu, yaitu berkisar 1000

-

kolesterol

di daIam tubuh manusia

1500 mg per hari, karena hasil metabolisme

kolesterol di dalam tubuh digunakan untuk pembentukan struktur membran sel
serta lipoprotein plasma.

Mempengaruhi

permiabelitas

aktivitas enzim yang terkait pada membran.
penting

dalam

sintesis

dibutuhkan

untuk

emulsikan

lemak

sejumlah

produksi

hormon

D,

vitamin

makanifn

pada

membran plasma dan

Kolesterol juga sebagai prekursor
steroid,
dan

7-dehidrokolesterol

asam

usus

empedu

halus

untuk

yang
meng-

(Bhagavan,

1992;

Montgomery et al., 1993).
Bertitik tolak dari permasalahan

di atas, perlu dilakukan suatu upaya

antisipasi yang diharapkan mampu menghasilkan,

menyediakan

hasil ternak

Alternatif

tempuh,

lainnya

yang berkolesterol

yaitu dengan suplementasi

rendah.

zat makanan,

teIur ataupun

yang dapat di-

seperti niasin (Nicotinic

Acid) dalam ransum ayam petelur , karena penurunan kolesteroi tidak dapat
dihasilkan

hanya dengan pembatasan

kolesterol

ransum,

tetapi juga

dapat

dilakukan melalui penghambatan biosintesis kolesterol.
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian suplementasi niasin dalam
ransum,
dengan

namun hasil yang diperoieh
produksi

laporkan bahwa,

dan kolesterol
suplementasi

mengenai

telur masih

peran

beragam.

niasin hubungannya
Singh

(1972)

me-

niasin sampai 200 ppm dalam ransum ayam

petelur tidak nyata menurunkan
telur dan meningkatkan

kolesterol plasma, kolesterol telur, produksi

berat telur. Suplementasi

1000 pprn dalam

niasin

ransum ayam White Leghorn dapat menurunkan kolesterol telur, dengan tidak
mempengaruhi

produksi telur (Sharma et al., 1979).

Harms (1988) melaporkan bahwa, suplementasi
tidak berpengaruh
ransum,

terhadap produksi

sedangkan

niasin 22 ppm dalam ransum

telur, konsumsi

ransum dan konversi

di atas 22 pprn berpengaruh

suplementasi

duksi telur ayam Hyline W-77.

Hebert (1994) mengungkapkan

Achee dan

terhadap berat telur, menurunkan produksi telur disertai dengan
meningkatnya kolesterol telur . Suplemen-

penurunan kolesterol plasma dan

tasi niasin 5 - 15 ppm dalam ransum tidak berpengaruh
telur,

tetapi

menurunkan

berat

Leeson et al. (1991) melaporkan

dalarn ransum berpengaruh
berpengaruh

terhadap pro-

niasin 45 pprn dalam ransum ayam Hyline W-36 tidak

bahwa suplementasi
berpengaruh

Ouart et aE. (1987) dan

kuning

telur

dengan

bahwa suplementasi

terhadap

produksi

terhadap produksi
tidak

konsisten.

niasin 66 - 132 pprn

dan kulit telur, tetapi tidak

terhadap berat telur, konsumsi ransum, berat badan, kolesterol

telur dan Iemak hati.

Lebih lanjut diungkapkan

bahwa suplementasi

niasin

sarnpai 1022 pprn tidak berpengaruh terhadap kolesterol telur.
Niasin rnerupakan bagian dari vitamin 3

NAD (nikotin amide

-

-

komplek,

sebagai koenzim

adenin dinukleotid) clan NADP (nikotin arnide -

adenin dinukleotid fosfat) yang sangat penting dalam proses reaksi oksidasi reduksi

(Schumm,

1993).

sebagai

koenzim

untuk

1973);

menurunkan

(Kutsky,

Di dalam fungsi fisiologisnya
katabolisme
kolesterol

karbohidrat,
plasma

niasin

protein

manusia

berperan

dan

sebesar

lemak

15 -

30 persen (Hotz, 1983) dan 7 persen pada kuning telur dari ayam yang diberi
suplementasi niasin
Menurut
plasma terjadi,

500 pprn (Leibetseder , 1995).

Kutsky
karena

(1973)

clan Harper

niasin rnenghambat

(1992), penurunan

aktivitas enzirn

kolesterol

hidroksi-

meti2

glutan'l-KoA reduktase (HMG -KoA reduktase) di dalam hati, sehingga proses
perubahan

asam asetat dalarn bentuk

terhambat

yang

berkurang.

akhirnya

asetil KoA menjadi

pembantukan

skualen,

Hotz (1983) menambahkan

enzim lipoprotein
hingga produksi

asam mevalonat

demikian

juga

kolesterol

bahwa niasin menghambat
et al.,

lipase, adenilat siklase (Montgomery
VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

aktivitas

1993), se-

di hati, demikian

juga aliran VLDL yang keluar dari hati berkurang, akibatnya produksi kolesterol total, LDL (Low Density Lipoprotein) dan trigliserida menurun, diikuti
dengan peningkatan

HDL (High Density Lipoprotein).

VLDL yang keluar dari hati adalah suatu mekanisme

Berkurangnya

aliran

yang memungkinkan

terjadinya penurunan kolesterol telur (Beyer dan Jensen, 1991).
Tujuan
Tujuan

dari

penelitian

ini adalah

untuk

mengetahui

produksi

dan

kolesterol telur ayam yang diberi suplementasi niasin.
Manfaat
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai peranan niasin hubungannya

dengan produksi dan kolesterol telur .

Manfaat lain ialah dapat dijadikan dasar pemikiran dalam usaha menurunkan
kolesterol

ternak

cukup tinggi.

unggas,

khususnya

yang

iemak

dan

kolesterolnya

TINJA UAN PUSTAKA

Vitamin
Vitamin merupakan
jumlah

sangat

lairpya),

bahan organik komplek,

sedikit pada makanan

karena

vitamin

transfomsi

bekerja

makronutrien

Vitamin

esensial

Artinya,

dalam kondisi

(relatif

katalisator

atau

metabolisme

hidup pokok

daIam

zat - zat makanan

terhadap

sebagai

untuk pertumbuhan,
normal

yang dibutuhkan

yang

memungkinkan

(Lehninger ,

dan kesehatan

tidak dapat disintesis

1993).

tern*.

oleh jaringan

tubuh

dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan (Ensminger , 1980).
Vitamin berdasarkan

kelarutannya

dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:

1) yang larut dalam lemak (vitamin A. D, E, dan K), diakumulasilcan

hati dan pada beberapa bagian dari tubuh,
seperti vitamin B,, , ,

,,,, ,,, H,

sedangkan 2) larut

dalap

dalam air,

Bc,dan kolin. Vitamin yang larut dalam air,

kecudi vitamin B,, tidak disimpan di dalam tubuh.

Akan tetapi, vitamin

tersebut masuk ke dalam tubuh secara bebas, didapatkan dalam cairan tubuh
intra/ekstraseluler
(Linder

. 1992).

keluar

dan

Oleh karena itu, beberapa

dari

tubuh

secara

mudah

rnelalui

urin

hal tersebut di atas dapat dijadikan suatu

alasan sangat penting, bahwa vitamin yang larut dalam air harus ada &lam
jumlah

yang

cukup

memadai

Scott et al.. 1982; NRC

.,

di

dalam

ransum

1994). Sifat kelarutan

.

1980;

yang &an

mem-

(Ensminger

inilah

pengaruhi aktivitas, penyimpanan, demikian juga keracunan.

Niasin

. .

Struktur dan Sifat Biokimia N ~ a s l s
Niasin atau asam nikotinat (Nicotinic Acid), sesungguhnya
bagian

dari vitamin

B-komplek,

yang

sering disebut

piridin

atau sebagai deskripsi generik asam piridin 3

karboksilat

("Pyridine-3

Carboxylic

Acid"),

(Brody, 1945; Kutsky, 1973; Lloyd

dengan

formula

merupakan

-

R - asam

asam karboksilat

C,H,NO,

empiris

et al., 1978; Riis, 1983) dan rumus

bangunnya disajikan pada Gambar 1.
Niasin

disebut

pula vitamin B,

(Lloyd

(Linder, 1992) atau PP = pellagra preventif.
dikenal

dengan

nama

(Safro et al., 1990).

nisil,

akotin,

et al.,

Vitamin

Dalam perdagangan

nikotinipea

Niasin dalam makanan

1978),

atau

B,

niasin

nokonasid

stabil dibandingkan

dengan

vitamin lain dan tidak sensitif terhadap panas, cahaya, udara, asam maupun
baw dan sedikit rusak selama pengolahan dan prosesing.

Untuk a h i f sebagai

vitamin, sisi N pada cincip piridin hams tidak terikat, misalnya terikat pada
molekul enzim.
Menurut Andarwulan

dan Koswara

(1992), niasin dapat dikristalkan

dalam bentuk jarurn dari hasil ekstraksi dalam air atau alkohol dan meleleh
pada suhu 235.5 - 236.6"C. Dapat trersublimasi tanpa mengalami kemsakan,
mempunyai

spektrum

385 nm. Di dalam

absorpsi

dengan

panjang

gelombang

maksimum

jaringan tubuh ternak niasin berbentuk amide, bebas dan

terikat pada sistem enzim.
Linder (1992) menyatakan

bahwa,

niasin adalah

salah satu vitamin

-

. COOH

Niasin
-,

.

-,

.

Adenin mononukleotid

Nikotinamid mononukleotid
Nikotinamid adenin dinukleotid (NAD+ )

Gambar 1. Stmktur niasin (Sumber: Riis, 1983)

lipoik dan biotin.
merupakan

Merupakan

koenzim

inti metabolisme

dalam reaksi tertentu

sel, karena vitamin tersebut

bersama

dengan glikolitik

asam

trikarboksilik (siklus krebs) dan lintasan pentose.

Biosintesis Niasin
Lloyd et al. (1978) menyatakan
tofan merupakan prekursor

bahwa tahun 1947, asam amino trip-

sintesis niasin dalam tubuh.

Kenyataan,

sintesis

niasin dapat terjadi pada usus halus dan jaringan. Brody (1945) menambahkan
bahwa

pada

pencemaan.

ayarn,
Coates

niasin

dapat

disintesis

et al. (1968) melaporkan

triptofan oleh mikroba di dalan caecum ayam.
nyerapan

tanpa

bantuan

flora

bahwa niasin disintesis dari
Namun demikian, proses pe-

niasin sampai di dalam usus halus (gastro-intestine)

sangat kecil,

sehingga penyediaan niasin memelui sintesa mikroba bagi pertumbuhan
menjadi kurang berarti.

saluran

ayam

Riis (1983) dan Schumm (1993) mengungkapkan

bahwa,

reaksi per-

ubahan triptofan menjadi niasin (Gambar 2) merupakan reaksi yang mengatur
laju pemutusan

oleh tripdofan oksigenase

cincin aromatik yang dikatalisasi

(triptofan p i r o h e ) .

Kemampuan

ayam

untuk

merubah

triptofan

menjadi

niasin sangat dipengaruhi oleh variasi genetik (Fisher dan Boorman,
Enzim triptofan ooksigenase mempunyai gugus prostetik porfirin

1986).

mengandung

besi dan dapat dibangkitkan apabila ada triptofan.
Kondisi dibawah
menyediakan

efisiensi 100 persen molar,

1 mg niasin (Lloyd et a l . , 1978).

efisiensi tersebut tidak demikian (Parakkasi,
60 mg triptofan dapat memproduksi
ransum

dalam

dapat dikonversi

(Linder , 1992).

Akan tetapi, dalam praktek,

1983).

Manusia

lebih kurang

1 mg niasin. Sekitar 1 per 60 triptofan

menjadi

Ratio perubahan

1.7 mg triptofan dapat

asam nikotinik

dan nicotinamide

triptofan menjadi niasin pada ayam ber-

variasi, yaitu 45 : 1 (Allen et al., 1971), 50 : 1 (Lloyd et a l . , 1978) dan
40 : 1 (North dan Bell, 1990).

Metabolisme Niasin
Lloyd
piridin,
ngaIami

et al. (1978)

diabsorpsi

menyatakan

bahwa

dengan cara difusi sederhana

perubahan.

Rendahnya

intake), akan mencerminkan

jumlah

niasin

derivat

dari usus halus tanpa me-

makanan

penurun konsentrasi

merupakan

yang dikonsumsi

(feed

dari NAD clan NADP di

dalam jaringan otot, tetapi jumlah vitamin dalam darah tidak akan mengalami
perubahan

yang cukup besar.

Niasin yang dikonsumsi

tidak disimpan

di

dalam tubuh, baik dalarn bentuk asam maupun amide, tetapi akan dikeluarkan
melaiui

urin

berupa

metabolit.

Pengeluaran

metabolit

niasin

pada

hewan, seperti tikus, babi, anjing dan manusia berupa 5

-

methylnicotinamide

rata - rata 3 mg per hari (Linder, 1992), sedangkan pada hewan pemakan
rumput

(herbivor)

dikeluarkan

melalui

urin tanpa mengalami

Pengluaran metabolit niasin paada unggas dalam
ornitin atau dinicotinyl

ornithin

perubahan.

bentuk m atau R-niwtinyl

(Lloyd et a l . , 1978;

Anggorodi,

1979:

Scott et al., 1982).

Gambar 2. Biosintesis niasin dari triptofan ( S h e r : Schumm, 1993)

Kebutuhan Niasin
Kebutuhan
niasin.

akan niasin

yang diungkapkan

dengan istilah equivalen

Harga equivalen niasin ternyata sedikit bervariasi, karena kebutuhan

triptofan lain disarnping untuk pembahannya

menjadi niasin.

Pembahan ini

adalab suatu faktor variabel yang tergantung pada karbohidrat, logam - logam
(aluminium, kalsium, kuprum dan natrium), hormon atau termasuk vitamin
lain, umur, kinetik dan stres fisik (Safro et al., 1990).
Brody (1945); Fisher dan Boorman
butuhan niasin setiap ternak berbeda
ternak.

Menurut

Anggorodi

(1979).

-

(1986)

menyatakan

beda tergantung

perbedaan

bahwa ke-

dari jenis,

kebutuhan

strain

niasin karena:

akan

1) niasin disintesis dalarn tubuh ternak dari triptofan, jadi kebutuhan

niasin tergantung dari kadar triptofan dalam ransum. 2) sebagian besar dari
niasin yang terdapat pada bahan ransum dalam bentuk terikat, sehingga tidak
&pat

dimanfaatkan

oleh ternak terutama ayam. Baru dapat dimanfaatkan,

apabila diberi lamtan alkali terlebih dahulu (North dan Bell, 1990).
Secara umum,

6.6 ppm per

sebagian besar

1000 kkal

(Lloyd

ternak membutuhkan

et al., 1978).

niasin sebesar

Ensminger

(1980)

me-

rekomendasikan bahwa kebutuhan niasin untuk ayam petelur adalah 10 ppm,
12 ppm (Scott el al., 1982) dan 10.3 ppm (NRC

.. 1994).

Masing - masing

dengan kadar triptofan dalarn ransum 0.11, 0.15 dan 0.11 persen, sedangkan
North dan Bell '(1990) menyatakan bahwa, ayam petelur rnembutuhkan niasin
sebesar 20

- 25

pprn dalam ransum. Adanya perbedaan kebutuhan niasin untuk

ayam petelur disebabkan oleh ketidaksamaan da15 aktivitas fisik atau konsumsi
energi. Makin tinggi aktivitas fisik clan konsumsi energi, kebutuhan
semakin tinggi (Horwitt. 1980).

niasin

~

~

-

P

- -

Nnasnn
S I
Riis (1983);

bahwa

niasin

Parakkasi

sebagai

(1983); North

pembentuk

koenzim

dan NADP (Nikotinamid

Dinukleotide)

dan Bell (1990)
NAD

Adenin

(Nikotimid
Dinukleotide

penting dalam reaksi - reaksi yang ada hubungannya
protein dan lemak.

karbohidrat,

NAD merupakan

siklus Krebs dan proses dehidrogenase Iainnya.
dehidrogenase

pada reduksi biosintesis.

nurunkan

kolesterol

1) menghambat

NADP khusus dalam proses

Linder (1992) menambahkan

VLDL

dan

LDL,

sekresi VLDL dari hati dan 2) menekan

asam empedu atau HMG-KoA (Bhagavan, 1992).
efek samping,

saluran pencernaan,

diarhe,

seperti penekanan,

bahwa

kadar kolesterol

yaitu

lemak dari jaringan adiposa, yang me~pzikan kerjasama

mempunyai

Phosfat),

elektron akseptor pa*

pernbuluh darah permukaan.

misalnya

Adenin

dengan metabolisrne

niasin juga berfungsi sebagai flushing (untuk menurunkan

serum) dan untuk vasodilatator

menyatakan

Niasin
dengan

mejalan

mobilisasi a s a p
sinergetik dengan

Meskipun demikian, niasin
hyperpigmentasi,

gangguan

fungsi hati tidak normal dan asam urat yang

berlebihan pada urin.
Pembrian niasin 10 kali atau lebih dari kebutuhan yang dianjurkan akan
menyebabkan rasa nyeri, sakit dan gangguan ingatan pada anak - anak, karena
niasin

bekerja

pada

(Whitney et ul., 1990).
niasin dosis 1.5

-

sistem

syaraf,

lemak

Shil et al. (1994) rnenyatakan

-

glukosa

darah

bahwa pemberian

3 g per hari dalam jangka waktu yang lama pada manusia

menyebabkan gangguan pada kulit, hyperuricemia,

kadang

dan

kadang menyebabkan

bahwa pemberian niasin taraf 4

hyperglycemia.

- 5.2

fungsi hati tidak normal,

Lebih lanjut diungkapkan

g per kg ransum menyebabkan kematian

Niasin taraf 1 - 2 persen dalam ransum dapat menghambat per-

pada tikus.
turnbuhan

broiler dan phosphaturia,

karena

meningkatnya

kortek renal dengan jalan mengharnbat a r m mengatur
pada

transpot

(adenosine

phosphor

melalui

threephosphate),

membran

substansi

tubuli

untuk

NAD di dalam

Na+ yang tergantung
ginjal,

sintesis

sehingga

DNA

ATP

(deoxyribo-

nucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid) berkurang.

Sumber Niasin
Niasin terdapat pada hati, daging, kecambah gandum (Mindell,

1981),

kacang (Riis, 1983), jagung (Linder, 1992), avokat, ikan, teIur dan biji bunga
matahari

(Tillman

(Andarwulan

et aC., 1991),

dan Koswara,

kelenjar

1992),

adrenal,

lensa

susu dan hijauan

mata,

alfalfa

(Anggorodi,

1979).

Niasin juga terdapat pada tepung ikan, dedak padi dan beberapa
mentasi (Parakkasi,

hasil fer-

1983).

Di beberapa

bagian

variasi, yaitu 1 0 - 12;

tubuh ayam konsentrasi

8 - 15; 0.07 - 0.1;

sedikit

niasin

-

ditemukan

ber-

1.0 dan 0.1 - 0.5 mg

berturut - turut untuk serum darah, hati, kulit telur, kuning telur dan putih
telur (Christensen,

1983).

Kolesterol
Struktur Kolesterol
Kolesterol

dengan

formula empiris C,H,,OH

lipid yang d i k e d sebagai sterol.
tubuh hewan,

burung

dan manusia

Hasil metabolisme

merupakan

campuran

yang nonnal di dalam

dalam bentuk bebas dan teresterifikasi

dengan asam lemak (Lehninger , 1993). Sangat esensial untuk metabolisme

seluler (North dan Bell, 1990). Berat molekul 386.64 dengan perbandingan C
: H : 0 adalah 83.87; 11.99 dan 4t14 persen (Fruton dan Simmonds,

Struktur kolesterol merupakan

1962).

derivat dari inti perhidrosiklopentano-

penantren yang mengandung sebuah gugus hidroksil alkohoI pada atom C, dan
sebuah cabang rantai alifatik yang terdiri dari 8 buah atom karbon pada atom

C

,,

disarnping mempunyai ikatan rangkap pada atom C,,.

C , dan C , dengan

akhiran sistimatik "ene", posisi ketidak jenuhan pada intinya tersebut d i t a n w
dengan simbul serta nomor atom karbon pada ikatan rangkap atau dengan
meletakkan

nomor atom karbon pada ikatan rangkap di belakang

akhiran

"ene" (Fruton clan Simmonds, 1962).

Sifat dan Sumber Kolesterol
Kolesterol

adalah senyawa yang tidak larut dalam air, sedikit larut

dalam alkohol yang dipanaskan pada suhu 80°C, tetapi Iarut dalam pelarut
organik, seperti kloroform, eter, pyridin, benzena, petrolium eter dan lemak.
Merupakan molekul monohidrat, berbentuk kristal jarurn ortombik berwama
putih dan mempunyai sifat optik aktif dengan spesifik rotasi (a)Do
(dalam larutan Moroform).
dan mencair

pada

suhu

-

Menjadi bentuk anhydrous pada suhu 70°

150°C

serta terdekomposisi

pada

suhu

39.5OC

-

80°C,
360°C

(Windholdz el al., 1976)
KolesteroI dapat diekstraksi dari jaringan tubuh hewan, kuning telur,
susu dan hasil produknya

dengan petrolium

eter, kloroform

dan benzena,

melalui proses pengendapan dengan digitonin dan memberikan warna merah
dengan larutan rosanilin dalam kloroform.

Kolesterol dalam jaringan

tubuh

hewan (Zoosterol), terdapat bersama - sama dengan sterol lain yang jenuh,
yaitu kolestanol dan koprostanol (Lehninger , 1993).
Kolesterol plasma darah ayam bervariasi,

102.0 mg per 100 mL, sedangkan

yaitu yang tidak bertelur

123 mg per 100 mL untuk ayam yang ber-

telur, atau terjadi peningkatan kolesterol sebesar 17 persen dengan total lemak
1347 mg per 100 mL (Romanoff dan Romanoff.

1963). Meningkatnya lipida

darah tersebut akibat dari meningkatnya hormon estrogen (Griminger , 1976).

Metabolisme Kolesterol
sterol yang terdapat di alam mempunyai varietas dan jenis yang ber-

-

macam

macam.

Kolesterol plasma &lam

melalui limfa dan sekitar 50 persen dari kolesterol yang

diserap langsung

Saluran pencernaan

diserap dalam bentuk tereterifikasi.

sterol dehidrogenase

yang terjadi karena adanya

bakteri di dalam saluran pencernaan

-

koprostanol

kolestenon.

7- dehydrokolesterol,

Hasil perubahan
empedu.

yang

dengan kolesterol.

berasal

dari

kolesterol

' - kolestenol

dan kolestanol.

metabolisme

kolesterol

reaksi

antara

Bakteri

tersebut

melalui

bentuk

Sterol - sterol lain yang keluar bersama
A

terol

Beberapa kolesterol yang terdapat dalam feses

hewan antara lain koprostanol,

A

juga mengandung

yang merupakan katalis bagi perubahan koles-

menjadi 7- dehydrokolesterol.

membentuk

bentuk ester asarn lemak dapat

feses adalah

yang penting adalah garam

Garam empedu dibutuhkan untuk mengemulsikan

lemak pada usus

halus. Disarnping itu, kolesterol diperlukan juga pada sintesis hormon, seperti
horrnon

steroid

(Bhagavan,

yang merupakan

unsur

1992; Montgomery , 1993).

sangat penting
Kolesterol

pa&

dinding

sel

bebas dan ester terikat

dengan empedu, membentuk senyawa protein yang larut dalam plasma darah
(Brjggs dan Brotherton, 1970; Schumm, 1993). Kolesterol dengan fosfolipida
di dalam plasma, terikat dengan protein dan beredar bersama
sebagai senyawa lipoprotein.

Lipoprotein merupakan

-

sama darah

senyawa yang terdiri

dari protein, fosfolipida, Iemak netral, kobsterol bebas, kolesteroi ester dan
hormon steroid yang bergabung

lemak di dalam sei peranan lipoprotein

metabolisme

Dalam proses

dengan ikatan non-kovalen.

sangat besar artinya,

yakni sebagai alat transpot lipids.
Di dalam plasma darah, lipoprotein dibedakan

menjadi lima golong-

kan, yaitu: 1) kilomikron (portomikron untuk unggas), 2) lipoprotein densitas
sangat rendah

(very low density lipoprotein

densitas rendah (low density lipoprotein

= VLDL), 3) lipoprotein

= LDL), 4) lipoprotein densitas

tinggi (high density lipoprotein = HDL) dan 5) lipoprotein densitas sangat

= VHDL).

Dari kelima golongan

di atas, ternyata

sebagian besar dalam

tinggi (very high density lipoprotein
lipoprotein

plasma darah tersebut

bentuk LDL,

dengan struktur 78 -lipoprotein dan sedikit dalarn bentuk HDL,

dengan struktur 7a-iipoprotein (Schumm, 1993).
Lipoprotein densitas sangat rendah (very Low density lipoprotein =
VLDL)

disintesis

di

hati

(Deckelbaum

&

al.,

1977).

Griffin

dan

Hermier (1988) menemukan, bahwa sintesis VLDL ditingkatkan oleh hormon
insulin dan tiroksin (T,), tetapi dihambat oleh glukagon.

Selama perjala-

nanpya di sepanjang pembuluh darah menuju sel penyer, VLDL mengalami
proses penguraian secara bertahap.

secara bertahap

Gliserol clan asam

dikatalis oleh enzim lipoprotein

-

asam lemak dilepas

lipase yang terdapat

di

permukaan jaringan

endotelium

otot dan jaringan

VLDL berubah menjadi

kelamaan

lemak.

LDL (Deckelbaum

ayam petelur aktivitas lipoprotein lipase meningkatkan
akibat

cepat,

terakumulasinya

(Bensadoun dan Kompiang,
Di dalam
dindimg

sel

masuk ke dalam sel.
komponen

lipida,

pada

et al., 1977).

lama
Pada

folikel ovarium secara

kuning

telur

dengan

cepat

1979).

perifer

sel membentuk

Iemak

Akibatnya,

LDL berinteraksi

komplek

dengan

molekul

LDLreseptor , kemudian

reseptor

LDL-reseptor

Di dalam