12 Pasal 35
1 Retribusi daerah harus dibayar lunas sebelum pelayanan diberikan;
2 Surat Setoran Retribusi Daerah, Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih
Bayar,Tagihan Retribusi Daerah, Surat Keputasan Pembetulan, Surat Retribusi yang dibayar tambah, sehingga harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama satu
bulan sejak tanggal diterbitkan;
3 Tata cara pembayaran, Tempat Pembayaran, Penundaan pembayaran Retribusi
Daerah di atur dengan Keputusan Bupati.
BAB XVI TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 36 1
Retribusi Daerah yang terutang berdasarkan Surat Ketetapan Daerah Kurang bayar, Surat Tagihan Retribusi Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keterangan
Keberatan Putusan Banding yang tidak atau kurang bayar oleh Wajib Retribusi pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa;
2 Penagihan Surat retribusi Daerah Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku.
BAB XVII KERINGANAN, PENGURANGAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 37 1
Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi; 2
Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan dengan melihat kemampuan wajib retribusi;
3 Tata Cara Penagihan, Pengurangan dan Pembebasan Retribusi ditetapkan oleh
Bupati.
BAB XVIII PENGAWASAN
Pasal 38 Pengawasan atas pelaksanaan Peraturan Daerah dilaksanakan oleh Bupati bersama DPRD
atau pejabat lain yang ditunjuk sesuai ketentuan yang berlaku.
BAB XIX PENYIDIKAN
Pasal 39 1
Pejabat Pegawai Negeri sipil PPNS tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
2 Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat 1 adalah :
13 a.
Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti kekurangan atau laporan berkenaan dengan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah, agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b.
Menerima, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakuakan sehubungan dengan tindak
pidana di bidang retribusi daerah; c.
Meminta keterangan dan bahanbarang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain yang
berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; e.
Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahanbarang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukanb penyidikan terhadap
bahanbarang bukti tersebut; f.
Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
g. Menyuruh berhenti danatau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang danatau dokumen yang dibawa sebagaimana pada huruf e;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang retribusi
daerah; i.
Memanggil orang ubtuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. Menghentikan penyidikan;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana
dibidang retribusi daerah menurut hukum yang berlaku. 3
Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalu
penyidik POLRI, sesuai dengan ketentuan yang diatur KUHAP yang berlaku.
BAB XX KETENTUAN PIDANA