Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2012

II-29 4 Lingkungan Hidup 4.1 Persentase Rumah Tangga RT yang menggunakan air bersih 59,67 66,95 83,01 87,44 - PU Ciptakarya 5 Komunikasi dan Informatika 5.1 Rasio ketersediaan daya listrik 1 : 1.536,2 1 : 3.188,8 1 : 1.274,37 1 : 1.154,7 - PLN 5.2 Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik 84,8 84,38 83,97 83,55 83,76 PLN Fokus Iklim Berinvestasi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1.4 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah Dispenda 1.4.1 Pajak Daerah 6 6 7 7 9 Dispenda 1.4.2 Retribusi Daerah 26 26 26 23 29 Dispenda 1.5 Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha 3 1 3 4 4 Bagian Hukum

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2012

Guna mengetahui evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2012, maka berikut adalah kesimpulan hasil evaluasi program dan kegiatan berdasarkan dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Kabupaten Probolinggo Tahun 2012, yaitu : 1. Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Melalui Optimalisasi Produksi PertanianPerkebunan, Peternakan dan Perikanan. a. Pertanian Berdasarkan data dari Dinas Pertanian 2012 menunjukkan bahwa jumlah produksi padi melampaui target yaitu produksi tahun 2012 mencapai 316.423 ton sedangkan targetnya hanya 309.069 ton atau mencapai 102,38. Produksi jagung juga melampaui target yaitu produksi tahun 2012 mencapai 322.921 ton sedangkan targetnya hanya 320.581 ton atau mencapai 100,73. Sedangkan untuk produksi kedelai tidak berhasil melampaui target yaitu produksi tahun 2012 mencapai 634 ton sedangkan targetnya 892 ton atau hanya mencapai 71,08. Untuk produksi ubi kayu juga tidak berhasil melampaui target yaitu produksi tahun 2012 mencapai 117.888 ton sedangkan targetnya 118.818 ton atau hanya mencapai 99,22. Manfaat kegiatan telah dapat dirasakan oleh petani maupun masyarakat luas yaitu ketersediaan bahan makanan pokok, harga jual ditingkat petani relatif stabil, meningkatnya pola konsumsi masyarakat, II-30 meningkatnya kelembagaan petani serta pengetahuan dan keterampilan petani. b. Peternakan Pada tahun 2012, menurut data Dinas Peternakan Kabupaten Probolinggo menunjukkan bahwa pencapaian produksi dan produktifitas ternak sangat berhasil. Hal ini dapat ditunjukkan indikator sasaran atau target yang telah ditetapkan secara signifikan dapat dicapai diantaranya: peningkatan produksi telur dari 1.290.112 ton menjadi 1.300.122 ton, susu dari 9.431.224 liter menjadi 9.967.424 liter, daging dari 5.798.849 kg menjadi 5.949.249 kg, sapi potong dari 287.480 ekor menjadi 296.683 ekor, sapi perah dari 8.593 ekor menjadi 8.809 ekor, kambing dari 45.771 ekor menjadi 46.943 ekor dan domba dari 71.448 ekor menjadi 713.053 ekor, ayam buras dari 992.690 ekor menjadi 998.275 ekor serta ayam ras dari 484.132 ekor menjadi 487.594 ekor . c. Perikanan Pada tahun 2012 terjadi kenaikan produksi sebesar 10,09 dari 3.526,66 ton menjadi 3.882,43 ton pada produksi perikanan air payau bila dibandingkan pada tahun sebelumnya. Begitu juga untuk produksi perikanan air tawar meningkat 9,8 dari 401,53 ton menjadi 440,93 ton dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk produksi budidaya laut mengalami kenaikan sebesar 3,3 dari 307,08 ton menjadi 317,09 ton dari tahun sebelumnya. Pada produksi pengolahan meningkat sebesar 1,27 dari 4.138,71 ton menjadi 4.191,3 ton. Untuk produksi penangkapan laut meningkat sebesar 0,4 dari 9.550,2 ton menjadi 9.588,4 ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Pembinaan dan pendampingan pengembangan kapasitas kelembagaan petani. - Bantuan modal usaha bagi kelompok lumbung pangan. - Mengadakan penelitian tentang pola konsumsi pangan masyarakat untuk menentukan kebijakan di masa yang akan datang. - Mengadakan penelitian untuk penyusunan perumusan kebijakan penanganan daerah rawan pangan dengan penerapan Sistem Desa Mandiri Pangan. II-31 - Memasyarakatkan pemanfaatan bahan pangan lokal non beras baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk pengembangan usaha. - Memasyarakatkan penganekaragaman menu berbasis 3B Beragam, bergisi, dan Berimbang untuk menuju hidup sehat dan berkualitas. - Sosialisasi pola pangan berbasis 3 B beragam, bergizi dan berimbang dan diversifikasi pangan. - Perlu adanya terapan teknologi baik melalui sosialisasi maupun bantuan langsung mesin-mesin pengolahan tanah, irigasi dan pengolahan produksi pasca panen dalam rangka peningkatan mutukualitas bahan baku. - Perlunya Peningkatan SDM Penyuluh baik kuantitas maupun kualitasnya. 2. Sasaran Meningkatnya Perekonomian Daerah Melalui Otimalisasi Sektor Riil a. Volume Usaha Koperasi Dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM, maka dalam lima tahun akan ditingkatkan melalui fasilitasi promosi, pelatihan, teknologi produksi, pusat informasi dan perijinan yang didukung dengan fasilitasi permodalan bekerja sama dengan lembaga keuangan. Khusus untuk Pemberian Kredit Modal Kerja Bagi UMKM dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo, diharapkan volume usaha koperasi pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 351.042.500.000,00 dimana pada tahun 2008 telah tercapai sebesar Rp 180.959.243.000,00. Revitalisasi pasar daerah yang mencakup rehabilitasi, pemeliharaan, perawatan kebersihan, kualitas sarana prasarana, keamanan dan ketertiban terus dilakukan sehingga dalam lima tahun ke depan pasar daerah yang ada dapat melayani masyarakat lebih profesional. b. Nilai Investasi Sektor Industri. Salah satu indikator meningkatnya kondisi ekonomi suatu daerah adalah nilai investasi industri, dengan melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka peningkatan investasi dimaksud, maka pada tahun 2014 diharapkan nilai investasi sektor industri di Kabupaten Probolinggo sebesar Rp.320.742.000.000,00. Selanjutnya tujuan pembangunan ini akan dijabarkan dalam sasaran –sasaran yang tergabung dalam fungsi ekonomi, serta pariwisata dan budaya. II-32 3. Sasaran Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Peningkatan Investasi. Dalam hal peningkatan rasio jalan yang baik pada tahun 2012 belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan karena baru tercapai 98, sedangkan untuk jembatan yang baik melampaui target yang ditetapkan yaitu 103 . Hal ini disebabkan beberapa faktor kendala yaitu keterbatasan dana dan kondisi iklim bencana yang merupakan salah satu faktor belum tercapainya target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2012 Dinas PU Bina Marga telah dapat mengurangi kondisi jalan rusak menjadi kondisi jalan sedang melalui kegiatan pembangunan jalan dan jembatan, rehabilitasipemeliharaan jalan dan jembatan dan peningkatan jalan dan jembatan. Sedangkan untuk Dinas PU Pengairan pada tahun 2012 untuk beberapa indikator telah berhasil mencapai target yang ditentukan bahkan melampaui, yaitu jaringan irigasi utama sebesar 100 dan perbaikan sungai mencapai 109 . Untuk jaringan irigasi pedesaan mengalami penurunan sebesar 8,58 . Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Melaksanakan penjadwalan pelaksanaan proyek sedini mungkin dalam setiap tahun anggaran dan memacu pelaksanaan proyek yang berlokasi pada dataran tinggi guna mengantisipasi datangnya musim penghujan dan mengkoordinasikan kepada instansi yang terkait untuk melakukan pembinaan terhadap pelaksanan pekerjaan. - Melaksanakan pengawasan dengan menggunakan jasa konsultan pengawas guna lebih mengefektifkan peningkatan kualitas pelaksanaan proyek. - Melibatkan dan meningkatkan SDM dengan dibekali lebih dahulu diklat- diklatkursus-kursus yang ditujukan pada peningkatan profesionalisme sumber daya manusia. - Memberikan sosialisasi kepada masyarakat petani HIPPA GHIPPA dalam hal operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi serta pengenalanpemahaman bangunan irigasi dengan mengikut sertakan dalam program diklat kursus-kursus yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan. Selain itu memberikan himbauan agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam memelihara bangunan dan saluran irigasi. II-33 4. Sasaran Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Pencegahan Bencana Pencapaian sasaran dapat dikatakan berhasil karena beberapa indikator sasaran telah melampaui target yg ditetapkan, diantaranya peningkatan pelayanan pencegahan pencemaran air yang mencapai 138 , peningkatan pelayanan pencegahan pencemaran udara mencapai 116 , peningkatan rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk mencapai 101. Pencapaian terus dipertahankan dengan upaya-upaya sebagai berikut: - Membina dan menumbuhkan kesadaran masyarakat, dunia usaha dan instansi terkait untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui CSR perusahaan. - Mengendalikan kegiatan eksploitasi sumber daya alam melalui perijinan dan pengawasan. - Menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial. - Meningkatkan responsibilitas aparat Pemerintah Kabupaten terhadap laporanpengaduan masyarakat dalam melaporkan terjadinya pencemaran danatau kerusakan lingkungan dalam waktu 24 jam. - Upaya pencegahan dampak lingkungan hidup, melalui penaatan perijinan bidang lingkungan hidup dan Penyusunan dokumen pengelolaan lingkungan hidup AMDAL UKL dan UPL. - Upaya pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan hidup, melalui penegakan hukum bidang lingkungan hidup dan pemantauan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup. - Upaya pemulihan kualitas lingkungan hidup, meliputi Penyelamatan sumber mata air dan Pemulihan ekosistem pantai. - Upaya pengembangan kapasitas kelembagaan pengelola lingkungan hidup, melalui Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM aparatur, Pembinaan perusahaan dan Pembinaan kepada masyarakat. 5. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan, Sosial Keagamaan dan Kesehatan. a. Persentase penurunan kematian bayi belum berhasil mencapai target karena terjadinya peningkatan angka kematian bayi dimana target yang harus dicapai adalah 9,5 per 1.000 kelahiran sedangkan riilnya kematian bayi mencapai 12,43 per 1.000 kelahiran. II-34 b. Angka kematian Ibu melahirkan belum berhasil mencapai target dari 61 per 100.000 tapi tercapai 81 per 100.000. c. Penduduk yang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan juga belum berhasil mencapai target dari 58 hanya tercapai 55,8 . d. Angka Pemanfaatan tempat tidur dalam satuan waktu tertentu BOR realisasi tahun 2012 adalah sebanyak 48,27 meningkat dari tahun 2011 yang mencapai 44,11 . e. Rata-rata Lama Dirawat atau ALOS realisasi tahun 2012 adalah sebanyak 3,27 hari turun dari tahun 2011 yang mencapai 3,46 hari. f. Frekuensi pemakaian tempat tidur BTO menunjukkan bahwa realisasi tahun 2012 adalah sebanyak 53,02 kali meningkat dari tahun 2011 yang mencapai 51,99 . g. Angka Kematian Bersih Netto Death RateNDR, angka kematian 48 jam setelah dirawat tahun 2012 : 18,70 promil standar Depkes tahun 2005 – standar Depkes : ≤ 25 promil meningkat dari tahun 2011 yang mencapai 12,31 promil. h. Angka Kematian Kasar Gross Death RateGDR, angka kematian umum tahun 2012 : 22,32 promil standar Depkes Tahun 2005 – standar Depkes ≤ 45 promil meningkat dari tahun 2011 yang mencapai 18,25 promil. i. PUS yang menjadi peserta KB aktif tercapai dari target 70 menjadi 97,8 atau tercapai 104,84. j. Persentase jumlah perempuan terlatih pada tahun 2012 adalah 100. Dimana rata-rata yang direncanakan ikut pelatihan adalah 30 orang dan yang terealisasi untuk dilatih adalah 30 orang. Pelatihan dimaksud meliputi pelatihan menjahit, bordir, tata rias dsb. k. Persentase penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak tercapai dari target 60 menjadi 60,5 atau tercapai 100,83.. l. Persentase peningkatan peran kader perempuan capaiannya adalah 100 sehingga telah dapat melampaui target tahun 2012. m. Persentase Angka Partisipasi Murni APM pada tahun 2011 APM SD 99,47; APM SMP 72,35 dan APM SMA 39,35. Sedangkan pada tahun 2012 APM SD 99,67; APM SMP 72,54 dan APM SMA 39,57. Walaupun demikian pencapaian diatas masih berada dibawah target. Rasio jumlah siswa per jumlah sekolah untuk tingkat SD adalah 1: 119. Untuk tingkat SMP rasionya 1: 36 sedangkan target adalah 1: 160. Tingkat SMA rasio siswa per jumlah sekolah 1:76 II-35 Upaya yang terus akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian target antara lain: - Peningkatan jumlah kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang memadai secara bertahap. - Penambahan tenaga kesehatan secara bertahap dan mengoptimalkan tenaga yang ada . - Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan-pelatihan teknis. - Meningkatkan kemitraan antara bidan dan dukun bayi, melakukan kegiatan swadaya serta pelaksanaan Audit Maternal Perinatal non medis di Kecamatan. - Peningkatan deteksi dini balita gizi buruk melalui peran aktif kader posyandu di pedesaan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan posyandu serta dukungan sektor-sektor terkait. - Memberdayakan tokoh agama, tokoh masyarakat dan sektor-sektor terkait dalam penyebarluasan informasi dan promosi kesehatan tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih Sehat pada kelompok- kelompok potensial,. - Pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam program Desa Siaga dan Rumah Tangga Sehat. - Penerapan sangsi terhadap pengedar garam tidak beryodium. - Meningkatkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi SKPG melalui peran aktif Tim Pangan dan Gizi TPG mulai dari Tingkat Kecamatan sampai Kabupaten. - Pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin non kuota jamkesmas pusat melalui dana pendamping jamkesmas APBD Kabupaten. - Pembangunan TK Negeri di Kecamatan dan pendirian SMK di masing- masing Kecamatan untuk memenuhi rasio SMK : SMA = 60 : 40. - Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk peningkatan kualifikasi pendidikan guru. - Peningkatan pengembangan kompetensi tenaga tutor. - Dilaksanakan kegiatan-kegiatan kampanye pendidikan. - Mendirikan perpustakaan sekolah dan meningkatkan minat baca siswa. - Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perpustakaan keliling sepeda motor dan mobil perpustakaan. - Meningkatkan kualitas SDM aparatur Perpustakaan melalui Diklat II-36 Teknologi Informatika. - Menerapkan kebijakan atau regulasi pemerintah Kabupaten Probolinggo yang dapat meningkatkan akses dan partisipasi perempuan dalam memberdayakan ekonomi keluarga, memberikan latihan ketrampilan, magang, bimbingan usaha dan bantuan modal. - Melakukan penyadaran kepada masyarakat dengan memberikan penyuluhan, penyebaran informasi lewat media elektonik, leaflet dengan melibatkan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama sehingga kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin berkurang. - Melakukan advokasi pada pengambil kebijakan dan perencana sehingga program dan kegiatan yang responsive gender lebih besar. - Melakukan advokasi kepada instansi terkait khususnya bagian perencanaan dan keuangan untuk memberikan dukungan dana, sarana dan prasarana yang memadai sehingga perlindungan terhadap perempuan dan anak optimal. - Memberikan advokasi kepada pemerintah desa serta memberikan tambahan kesejahteraan kepada kader. - Diadakan sosialisasi terhadap program. - Perlu peningkatan kegiatan KIE pada masyarakat. - Perlu adanya pembekalan khusus kepada kepala desa. - Diberi penghargaan yang memadai dan adanya pancingan didalam setiap pelayanan KB. - Permintaan droping ke propinsi disamping usulan didalam pengadaan barang. 6. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran a. Penurunan jumlah Keluarga Pra sejahtera pada tahun 2012 berdasarkan data Dinas Sosial sebesar 33,54 dari tahun sebelumnya; b. Penurunan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial sebesar 26,5 dari tahun sebelumnya; c. Persentase jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS yang dibina mendapat bantuan menurut data Dinas Sosial sampai dengan tahun 2012 adalah 3,71. d. Tingkat kesempatan kerja yaitu perbandingan antara tenaga kerja tertampung dibanding jumlah angkatan kerja adalah 98,02. e. Upah Minimum Kabupaten UMK pada tahun 2012 menunjukkan bahwa UMK telah meningkat menjadi Rp 814.000 per bulan sehingga Persentase pencapaian kehidupan minimal mencapai 88,23. II-37 f. Jumlah transmigran terkirim sebanyak 30 KK117 jiwa dengan tujuan ke 3 tiga lokasi yaitu : - 15 KK59 jiwa ke UPT Makeruh Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. - 10 KK40 jiwa ke UPT Bekkai Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan. - 5 KK18 jiwa ke UPT Kosa SP.2 Kecamatan Oba Kota Tidore Provinsi Maluku Utara. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Penanganan secara berkala kepada para PMKS. - Mengoptimalkan tugas dan fungsi PSMTKSK dan Karang Taruna yang ada di wilayah dalam usaha kesejahteraan sosial. - Mengajukan tambahan dana sehingga dapat menangani permasalahan yang ada. - Perlunya wadah untuk menampung permasalahan-permasalahan sosial. - Peningkatan kemampuan, pendidikan dan keterampilan kepada Keluarga Binaan Sosial KBS. - Koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur maupun daerah penerima transmigran di luar Pulau Jawa. - Mengadakan kerjasama dengan kabupaten penerima transmigran di luar Pulau Jawa. 7. Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Rata-rata capaian program dan kegiatan dapat dikatakan berhasil, hal ini seiring pencapaian sasaran dalam RPJMD berikut ini: a. Persentase peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana aparatur telah dapat mencapai 100 karena target jumlah aset bergerak dan tak bergerak telah sesuai dengan target begitu juga pemeliharaannya. b. Persentase ketepatan laporan pelaksanaan pembangunan mencapai 100 sehingga telah dapat mencapai target. II-38 c. Persentase penyelesaian kegiatan sesuai waktu dan mutu yang direncanakan penyampaian kegiatan sesuai waktu dan administrasi yang direncanakan telah tercapai 100. d. Persentase tingkat kelengkapan administrasi kearsipan tercapai 100 penataan dan pemberkasan telah dapat dilaksanakan pada tahun ini. e. Persentase tingkat penerapan teknologi informasi tingkat pelayanan informasi kearsipan daerah bagi masyarakat dalam administrasi kearsipan tercapai 100. f. Penerbitan Akta kelahiran sebanyak 11.642 lembar terdiri dari kelahiran umum sebanyak 4.121 lembar dan kelahiran terlambat sebanyak 7.521 lembar. g. Penerbitan Akta Perkawinan sebanyak 130 lembar terdiri dari 65 lembar akta perkawinan suami dan 65 lembar akta perkawinan istri. Upaya yang terus dilakukan untuk mencapai target yang akan datang dari berbagai indikator adalah : - Meningkatkan intensitas sosialisasi permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA. 2012, PMK Nomor 64PMK.05 Tahun 2011 perubahan atas PMK Nomor 97PMK.052010 Tentang Pedoman Perjalanan Dinas Keluar Negeri bagi Pejabat NegaraPegawai Negeri dan Pegawai Tidak tetap serta standart biaya umum TA. 2012 berdasarkan PMK Nomor 8402 Tahun 2011.. - Penyempurnaan database kependudukan yang dimiliki penduduk. - Dalam rangka mencapai hasil kerja yang optimal kedepan diharapkan masing-masing Satker agar melaporkan kegiatannya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, mengupayakan lebih serius untuk peningkatan kualitas SDM dan pembinaan serta pengawasan melekat guna peningkatan prestasi yang lebih baik dari tahun yang lalu. - Intensitas rapat koordinasi dengan SKPD yang membutuhkan pengadaan barang dan jasa. - Meningkatkan intensitas pendataan dan sertifikasi aset daerah. - Meningkatkan sosialisasi kepada SKPD tentang mekanisme perencanaan kebutuhan dan pengelolaan aset daerah. - Mengkaji kembali dasar hukum pengelolaan aset daerah. II-39 - Melakukan koordinasi dan himbauan kepada SKPD, agar lebih mengoptimalkan pemungutan atas obyek pendapatan yang menjadi tanggungjawabnya. - Melakukan koordinasi yang intensif dengan Pemerintah Pusat untuk penerbitan petunjuk pelaksanaannya. - Melakukan pendampingan SKPD dalam penyusunan Neraca; - Melakukan koordinasi dengan Propinsi Jawa Timur baik sebelum maupun sesudah juknis pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus. - Melakukan koordinasi dan himbauan kepada SKPD, agar lebih mengoptimalkan penyerapan dananya. - Melakukan bimbingan teknis dan pembinaan Kepala SKPD dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah