Penampilan Reproduksi Ternak Kuda dan Pemanfaatan Induksi Ovulasi

1

PENDAHULUAN
PembanguJ;lan Nasional Indonesia berlangsung di segala
sektor, termasuk didalamnya adalah pembangunan sektor per
tanian sub-sektor peternakan.

Selanjutnya Pembangunan Na-

sional Indonesia tersebut dilaksanakan dalam tahap-tahap
tertentu yang dikenal dengan sebutan PELITA (Pembangunan
Lima Tahun), karena setiap tahap pembangunan itu lamanya
5 tahun dan sesudahnya dievaluasi dan dilanjutkan dengan
Pembangunan Lima Tahun berikutnya.

Sebelum memasuki tahap

operasionalnya telah disusun terlebih dahulu Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA).

Sebagai gambaran telah


digariskan dalam REPELITA III (1979/1980 - 1983/1984) anta
ra lain dinyatakan bahwa tujuan REPEL]TA III adalah : (1).
Meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat yang makin merata dan adil.

(2). Meletakkan

landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.
Selanjutnya dinyatakan dalam REPELITA tersebut bahwa
TUjuan Pembangunan dikerjakan aengan simultan melalui TRI
LOGI PEMBANGUNAN, sebagai berikut : (1).

Pemerataan pemba

ngunan dan hasil-hasilnya yang menuju terciptanya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
ekonomi yang cukup tinggi.

(2). Pertumbuhan

(3). stabilitas Nasional yang


sehat dan dinamis.
Dalam operasionalnya Pemerintah menekankan kepada Delapan Jalur ,Pemerataan.

Setelah mengetahui segi-segi

3
modal, bibit dan pengelolaan.

Rususnya untuk unsur kedua

hanya dapat diperoleh apabila dikembangkan unsur teknologi dan pengetahuan yang menopang bidang terse but antara
lain ialah ilmu pengetahuan.

Masalah yang paling dekat

dan lang sung berkaitan dengan bibit adalah genetika dan
reproduksi.

Dalam bahasan ini, penulis sangat menekan-


kan kepada bidang reproduksinya, hususnya yang bersangkut paut dengan ovulasi dan siklus berahi pada kuda.

Di

samping itu juga teknologi maju dan sejumlah hormon yang
berperan dalam proses kejadian tersehut.

Induksi-ovulasi

merupakan batasan kecil yang sangat berperan penting dalam manajemen peternakan kuda terutama untuk pengaturan
perkawinan dan fertilitas.
Nishikawa (1959) pernah mengatakan bahwa induksi-ovu
lasi mempengaruhi Angka Kehuntingan pada kuda betina dan
selanjutnya dikatakan hahwa Angka Kebuntingan pada kuda
betina masih lebih rendah dibandingkan dengan hewan pelihara lainnya.
Pada umumnya hormon dapat dipakai untuk keperluan
Induksi-ovulasi, selain itu dapat juga digunakan metode
pemberian makanan yang cukup atau pemberian cahaya matahari maupun cahaya buatan yang cukup. Pada kenyataannya
hampir semua jenis hormon reproduksi dapat dipergunakan

untuk keperluan ini, namun paling sering dipakai adalah
hormon gonadotropin dan hormon steroid asal ovarium.
Untuk Induksi-ovulasi, Rossdale (1978), Rossdale

35
kasus dan sewaktu folikel rneneapai ukuran dengan garis
tengah lebih dari 3 ern pada kasus yang lain (Nishikawa,
1959) •
Setelah penyuntikan kelanjutan berahi diuji dengan
mengusiknya setiap hari yaitu pagi dan petang, dan juga
perubahan pada ovarium, hususnya jika apakah ada ovulasi
atau tidak, diuji dengan palpasi rektal sekali dalarn se
hari.
Larutan Copper Sulfat disuntikan
da

Pony Korea.
ォセ、。@

sarnpai 15 kali pa


Dosis tuhggal 0,2 sarnpai 0,4 gram

Copper Sulfat perekor dalarn bentlik larutan 1% steril da
lam larutan garam fisiologis diinjeksikan seeara intravena.

Konsentrasi 1% (totalnya 20-40 ee), ditentukan se

telah rneneoeokkan bahwa konsentrasi 1% seeara nyata tidak
merugikan.

Penyuntikan pada kasus ini dibuat setelah fo

likel bertumbuh sampai garis tengahnya lebih dari 3 ern.
Hasil-hasilnya antara lain disimpulkan sebagai berikut : (1) Penyuntikan pada hari I berahi tanpa memperhati
kan perkembangan folikel.

Terhadap 8 kasus (maksudnya 8

kali penyuntikan obat terse but dari 7 ekor kuda yang di

suntik 1.000 - 2.000 unit perekor.

Pada tabel berikut

diperlihatkan bahwa tidak ada pengurangan larnanya berabi
keeuali pada mana diketahui peri ode berahi adalah 3 hari
dan tarnpak sedikit diperpendek oleh penyuntikan.
Nishikawa (1959) mengatakan bahwa 4 hari larnanya be