PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
- 14 -
-salinan-
Paragraf 11 Lain-lain
Pasal 38
1 Sekretariat Utama terdiri dari paling banyak 4 empat Biro, masing-masing Biro terdiri dari paling banyak 4 empat Bagian,
dan masing-masing Bagian terdiri dari 2 dua Subbagian. 2 Masing-masing Deputi terdiri dari paling banyak 4 empat
Direktorat, masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 tiga Subdirektorat, dan masing-masing Subdirektorat terdiri dari
2 dua Seksi. 3 Inspektorat Utama terdiri dari paling banyak 3 tiga Inspektorat,
masing-masing Inspektorat terdiri dari 1 satu Subbagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
4 Pusat terdiri dari paling banyak 3 tiga Bidang dan 1 satu Subbagian Tata Usaha, masing-masing Bidang terdiri dari 2 dua
Subbidang.
Pasal 39
Di lingkungan BNPB dapat ditetapkan jabatan fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III TATA KERJA
Pasal 40
Kepala BNPB mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dan Unsur Pelaksana
Penanggulangan Bencana.
Pasal 41 ...
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
- 15 -
-salinan-
Pasal 41
1 Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana melaksanakan sidang anggota secara berkala danatau sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan yang ditetapkan oleh Kepala BNPB selaku Ketua Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana.
2 Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dapat mengundang lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, lembaga usaha,
lembaga internasional danatau pihak lain yang dipandang perlu dalam sidang anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana.
Pasal 42
Semua unsur di lingkungan BNPB dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di
lingkungan BNBP sendiri maupun dalam hubungan antar lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah.
Pasal 43
Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana wajib melaksanakan sistem pengendalian intern di lingkungan
masing-masing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang.
Pasal 44
Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 45 ...
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
- 16 -
-salinan-
Pasal 45
Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung
jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya.
Pasal 46
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana wajib melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap satuan organisasi di bawahnya.
Pasal 47
Fungsi koordinasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dilaksanakan melalui koordinasi dengan lembaga pemerintah baik pusat
maupun daerah, lembaga usaha, lembaga internasional danatau pihak lain yang dipandang perlu pada tahap prabencana dan pascabencana.
Pasal 48
1 Fungsi komando Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dilaksanakan melalui pengerahan sumberdaya manusia, peralatan,
dan logistik dari instansi terkait, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia serta langkah-langkah lain
yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. 2 Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 49 ...
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
- 17 -
-salinan-
Pasal 49
Fungsi pelaksanaan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan lembaga
pemerintah baik pusat maupun daerah, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan memperhatikan
kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 50
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja BNPB diatur oleh Kepala BNPB.
BAB IV PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN