Bulletin Warta NTT 26
26
TRIWULAN IV/TAHUN 2014
SOSIALISASI UANG KERTAS
Naek Tigor Sinaga, dihadapan
ratusan masyarakat Silawan
dan sekitarnya, menjelaskan
dalam pecahan uang kertas
Rp 100.000 itu tertulis Negara
Kesatuan Republik Indonesia pada
bagian depan dan belakang,
burung Garuda berwarna merah
terdapat penambahan blok
warna kuning, nomor seri uang
yang awalnya berwarna merah
diubah menjadi warna hitam.
Sedangkan tandatangan yang
tercantum diatas uang kertas yang
awalnya oleh anggota dewan
Gubernur BI, diganti dengan
tandatangan Gubernur BI dan
Menteri Keuangan RI.
Oleh: PENULIS????
S
osialisasi uang
kertas baru Republik
Indonesia (RI) pecahan
Rp 100.000,diselenggarakan pihak
Perwakilan Bank Indonesia (BI)
Kupang bekerjasama dengan
Lembaga Penyiaran Publik
(LPP) Radio Republik Indonesia
(RRI) Kupang, di desa Silawan,
Kecamatan Tasifeto Timur,
Kabupaten Belu, Sabutu (23/8),
berhasil sukses. Usai sosialisasi,
diberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk menukarkan
uang kertas pecahan baru Rp
100.000,- bertuliskan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang diluncurkan serentak
secara nasional sejak tanggal 17
Agustus 2014 lalu.
Para pejabat yang hadir pada
sosialisasi tersebut, antara lain,
Wakil Gubernur NTT, Drs. Benny
Alexander Litelnoni,SH,M.Si,
Konjen Timor Leste, Feliciano da
Costa, Danrem 161 Wira Sakti,
Brigjen TNI Achmad Yuliarto,
Bupati Belu, Willem Foni, Bupati
Malaka, Herman Nai Ulu, Dirut
PT Bank NTT, Daniel Tagu Dedo
dan Kepala LPP RRI Kupang,
Enderiman Butar-Butar.
Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Kupang, Naek Tigor
Sinaga, mengatakan sosialisasi
uang kertasa baru pecahan Rp
100.000,- bertuliskan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), bertujuan untuk memberi
penguatan terhadap mata uang
rupiah di wilayah perbatasan
RI –RDTL, sebab terindikasi masih
cukup banyak di perbatasan
yang menggunakan mata
uang dolar, padahal Undangundang mengamanatkan selruh
warga negara RI diwajibkan
menggunakan mata uang rupiah
sebagai alat pembayaran yang
sah. dan membangkitkan rasa
nasionalisme dan patriotisme
masyarakat terutama di wilayah
perbatasan antar negara agar
tetap menjaga keutuhan bangsa
dari berbagai ancaman yang
kemungkinan muncul. Uang kertas
NKRI melambangkan keutuhan
Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari Sabang sampai
Merauke dan dari Sanger Talaud
hingga Rote Ndao.
Kata Sinaga, sosilaisasi
peluncuran uang kertas pecahan
Rp 100.000,- tahun emisi 2014,
berlokasi di Desa Silawan yang
adalah wilayah perbatasan
antara RI RDTL, merupakan
langkah positif guna mencegah
adanya peredaran uang palsu
di Indonesia pada umumnya
maupun di wilayah perbatasan
khususnya. Selain itu dimaksudkan
agar masyarakat di wilayah
perbatasan dapat mengenal
uang kertas baru pecahan Rp
100.000,- dan menggunakannya
sebagai alat pembayaran yang
sah.
Konsu Jenderal RDTL, Feliciano
da Costa, mengatakan pihaknya
sangat berterima kasih dengan
kegiatan sosialisasi yang
dilakukan pihak BI Kupang yang
telah melibatkan pemerintah
RDTl untuk bersama melakukan
penguatan mata uang rupiah di
wilayah perbatasan. Pemerintah
RDTL berharap nantinya tercipta
kerjasama yang baik dalam
membangun NKRI dan RDTL di
wilayah perbatasan karena
kedua komunitas masyarakat di
wilayah perbatasan itu masih ada
hubungan adat dan kekeluargaan.
TRIWULAN IV/TAHUN 2014
SOSIALISASI UANG KERTAS
Naek Tigor Sinaga, dihadapan
ratusan masyarakat Silawan
dan sekitarnya, menjelaskan
dalam pecahan uang kertas
Rp 100.000 itu tertulis Negara
Kesatuan Republik Indonesia pada
bagian depan dan belakang,
burung Garuda berwarna merah
terdapat penambahan blok
warna kuning, nomor seri uang
yang awalnya berwarna merah
diubah menjadi warna hitam.
Sedangkan tandatangan yang
tercantum diatas uang kertas yang
awalnya oleh anggota dewan
Gubernur BI, diganti dengan
tandatangan Gubernur BI dan
Menteri Keuangan RI.
Oleh: PENULIS????
S
osialisasi uang
kertas baru Republik
Indonesia (RI) pecahan
Rp 100.000,diselenggarakan pihak
Perwakilan Bank Indonesia (BI)
Kupang bekerjasama dengan
Lembaga Penyiaran Publik
(LPP) Radio Republik Indonesia
(RRI) Kupang, di desa Silawan,
Kecamatan Tasifeto Timur,
Kabupaten Belu, Sabutu (23/8),
berhasil sukses. Usai sosialisasi,
diberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk menukarkan
uang kertas pecahan baru Rp
100.000,- bertuliskan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang diluncurkan serentak
secara nasional sejak tanggal 17
Agustus 2014 lalu.
Para pejabat yang hadir pada
sosialisasi tersebut, antara lain,
Wakil Gubernur NTT, Drs. Benny
Alexander Litelnoni,SH,M.Si,
Konjen Timor Leste, Feliciano da
Costa, Danrem 161 Wira Sakti,
Brigjen TNI Achmad Yuliarto,
Bupati Belu, Willem Foni, Bupati
Malaka, Herman Nai Ulu, Dirut
PT Bank NTT, Daniel Tagu Dedo
dan Kepala LPP RRI Kupang,
Enderiman Butar-Butar.
Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Kupang, Naek Tigor
Sinaga, mengatakan sosialisasi
uang kertasa baru pecahan Rp
100.000,- bertuliskan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), bertujuan untuk memberi
penguatan terhadap mata uang
rupiah di wilayah perbatasan
RI –RDTL, sebab terindikasi masih
cukup banyak di perbatasan
yang menggunakan mata
uang dolar, padahal Undangundang mengamanatkan selruh
warga negara RI diwajibkan
menggunakan mata uang rupiah
sebagai alat pembayaran yang
sah. dan membangkitkan rasa
nasionalisme dan patriotisme
masyarakat terutama di wilayah
perbatasan antar negara agar
tetap menjaga keutuhan bangsa
dari berbagai ancaman yang
kemungkinan muncul. Uang kertas
NKRI melambangkan keutuhan
Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari Sabang sampai
Merauke dan dari Sanger Talaud
hingga Rote Ndao.
Kata Sinaga, sosilaisasi
peluncuran uang kertas pecahan
Rp 100.000,- tahun emisi 2014,
berlokasi di Desa Silawan yang
adalah wilayah perbatasan
antara RI RDTL, merupakan
langkah positif guna mencegah
adanya peredaran uang palsu
di Indonesia pada umumnya
maupun di wilayah perbatasan
khususnya. Selain itu dimaksudkan
agar masyarakat di wilayah
perbatasan dapat mengenal
uang kertas baru pecahan Rp
100.000,- dan menggunakannya
sebagai alat pembayaran yang
sah.
Konsu Jenderal RDTL, Feliciano
da Costa, mengatakan pihaknya
sangat berterima kasih dengan
kegiatan sosialisasi yang
dilakukan pihak BI Kupang yang
telah melibatkan pemerintah
RDTl untuk bersama melakukan
penguatan mata uang rupiah di
wilayah perbatasan. Pemerintah
RDTL berharap nantinya tercipta
kerjasama yang baik dalam
membangun NKRI dan RDTL di
wilayah perbatasan karena
kedua komunitas masyarakat di
wilayah perbatasan itu masih ada
hubungan adat dan kekeluargaan.