RUANG TERBUKA TRIARSO

Ruang Terbuka dalam Perancangan Kota

RUANG TERBUKA DALAM PERANCANGAN KOTA
Triarso *)

Abstraksi
Peradaban manusia dimulai sewaktu manusia menginginkan suatu ruang untuk perlindungan dirinya
terhadap alam. Manusia purba mulanya tinggal di gua – gua, mereka kemudian hidup berkelompok untuk
tujuan pengamanan, kemudian mereka mulai menginginkan kebutuhan yang berlebih. Perlindungan kepada
hal yang gaib menimbulkan pendirian altar atau tempat pemujaan sebagai bagian dari lingkungannya
disamping unit – unit huniannya, timbullah dusun – dusun sederhana sebagai dasar dimulainya
kebudayaan urban. Bagian yang solid dari suatu kota adalah susunan masa atau bangunan kota.
Dalam arsitektur ( kota ) elemennya tidak terbatas kepada bagian yang solid, tapi juga ruang – ruang
yang terbentuk oleh bagian yang solid tersebut, baik berupa jalan, taman atau lebih luas kepada seluruh
ruang yang ada padanya. Jenis yang formal, yang dibentuk oleh façade bangunan dan pelataran kota di
sebut urban space ( ruang kota ), sedang yang natural ( informal ) yang menyajikan alam ( nature )
didalam atau disekeliling kota disebut open space ( ruang terbuka ).Secara umum problema yang di hadapi
dalam perencanaan suatu open space adalah sama, variasinya tergantung kepada skala fungsi yang
dilayaninya. Ruang terbuka pada suatu lingkungan adalah merupakan wujud dari karakter lingkungan itu
secara menyeluruh, dengan fungsi sebagai pusat kegiatan bersama.
Kata Kunci : Ruang Terbuka, Perancangan Kota


arsitektural yang lebih besar. Secara universal

PENDAHULUAN

diakui oleh kebudayaan di seluruh dunia
Bahan dasar arsitektur adalah massa dan

bahwa

ruang, perpaduan antara keduanya adalah

merupakan ungkapan filosofis dari hubungan

merupakan esensi perancangan. Dalam kultur

ruang dan massa. Sehingga dalam merancang

sekarang ini, perancangan cendrung menitik


kota sebagai karya arsitektur, ruang harus

beratkan

ditampilkan

kepada

massa,

atau

banyak

perwujudan

dalam

karya


volume

arsitektur

yang

utuh,

perancang yang “buta ruang”. Ada pendapat

diwujudkan dalam spirit arsitektural, yang

yang mengatakan bahwa pendalaman ruang

kaya akan variasi pada kotanya. Ruang

merupakan

disamping


pengalaman

intelektual

yang

mengungkapkan

spirit

dari

penuh sensasi dan perasaan, yang akan

aktifitasnya

melahirkan kepekaan akan estetika. Oleh

didalamnya, ruang tidak hanya nyata terlihat


karenanya

sering

bahwa

dari bidang yang mengelilingnya, melainkan

ungkapan

ruang

ungkapan

karakternya terwujud pada susunan bidang

dikemukakan
merupakan

juga


emosi

dari

manusia

*) Ir. (UNDIP), Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang

1

Vol. 5 No. 1 - Juni 2005

MODUL

yang kaya dengan irama, warna dan texture.

ISSN 0853 2877

dapat memberi ciri lain kepada karakter yang

alami dari kota, misalnya yang membentuk

RUANG KOTA DAN RUANG TERBUKA

vista alami kearah pandangan bangunan,
pendestarian,

alam

dan

sebagainya.

Bagian yang solid dari suatu kota adalah

Pengertian ruang terbuka dikota adalah

susunan masa atau bangunan kota. Dalam

sebagai sistem tanah


arsitektur ( kota ) elemennya tidak terbatas

public land ) didalamnya termasuk jalan,

kepada bagian yang solid, tapi juga ruang –

sekolah,

ruang yang terbentuk oleh bagian yang solid

bangunan umum yang tersusun dalam suatu

tersebut, baik berupa jalan, taman atau lebih

jaringan kota.

taman,

umum ( system of


ruang



ruang

untuk

luas kepada seluruh ruang yang ada padanya.
Jenis yang formal, yang dibentuk oleh façade

Perkembangan Sejarah

bangunan dan pelataran kota di sebut urban
space ( ruang kota ), sedang yang natural (

Peradaban manusia dimulai sewaktu manusia

informal ) yang menyajikan alam ( nature )


menginginkan

didalam atau disekeliling kota disebut open

perlindungan dirinya terhadap alam. Manusia

space ( ruang terbuka ).

purba mulanya tinggal di gua – gua, mereka

Pada dasarnya suatu ruang kota

adalah

suatu

ruang

untuk


kemudian hidup berkelompok untuk tujuan

karakter yang dominan pada kota, baik segi

pengamanan,

kemudian

mereka

kualitas ruangnya maupun aktifitas yang

menginginkan

kebutuhan

yang

terjadi didalamnya. Pengertian ruang kota

Perlindungan

kepada

diperluas tidak hanya yang terbentuk oleh

menimbulkan pendirian altar atau tempat

bangunan ( massa ) melainkan juga yang

pemujaan sebagai bagian dari lingkungannya

terbentuk oleh alam ( pohon, tebing, sungai

disamping unit – unit huniannya, timbullah

dan sebagainya ), pembicaraan mengenai

dusun – dusun sederhana sebagai dasar

ruang dikota akan mencakup keduanya

dimulainya kebudayaan urban.

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

Masing – masing dusun kadang – kadang

kota. Bentuknya bisa merupakan

bersaing

suatu

hingga

hal

terjadi

mulai
berlebih.

yang

gaib

pertempuran,

koridor atau pulau persinggahan ( taman,

kelompok yang berjaya membesar menjadi

plaza, persimpangan dan sebagainya ). Ruang

semacam kerajaan kecil dan seterusnya,

– ruang

dengan perubahan nilai yang terus menerus

terbuka ( informal / open space )

2

Ruang Terbuka dalam Perancangan Kota

melahirkan kota – kota dengan perbentengan

merupakan hasil karya yang didasari oleh

yang mengelilinginya, tempat penguasa dan

kecermatan

rakyat yang berlindung di tempat tersebut.

didukung oleh kekuatan dan kekuasaan.

penghayatan

yang

tinggi

Dalam sejarah Mesir kuno struktur kotanya
sudah mengenal jalan yang monumental,

PERUBAHAN PADA KARAKTERISTIK

plaza yang kolosal tempat kuil pemujaan, dan

KOTA

monumen

kuburan

atau

makam

yang

monumental untuk rajanya. Pada jaman ini

Pembentukan kota sejak jaman Yunani

fungsi ruang kota memang ditujukan dan

adalah suatu kreasi yang ditujukan untuk

dibangun untuk tujuan mengagungkan raja,

manusia,

di bangun dengan kekuatan

kekuasaan

kebudayaan Roma yang lebih maju, serta

selalu ada hubungan antara ruang terbuka

diekspresikan lebih baru lagi pada kota – kota

dengan kuil atau istana.

abad

Kota – kota jaman klasik pada kebudayaan

manusiawi

Yunani yang lebih maju, di kenal

Renainssance.

ruang –

yang kemudian diikuti oleh

pertengahan.

Konsep

diketengahkan

yang

lebih

dalam konsep

ruang terbuka dengan fungsi yang lebih

Sekitar abad ke 18, pada saat terjadi revolusi

terklasifikasi, misalnya sebagai pasar ( agora

industri yakni perubahan dari kerajinan

) untuk kegiatan dagang dan kehidupan

tangan kepada kerja masinal, tumbuhnya

politik. Bentuk agora umumnya geometris

pabrik

dengan

pergerakan pekerja yang selalu bertambah.

luas

sekitar 5 % dari luas kota ,



pabrik

merupakan

magnet

sekelilingnya merupakan suatu arkade.

Kota

Ruang – ruang kota jaman pertengahan

pekerja. Ciri lain disamping populasi yang

didominasi oleh gereja dan kastil bangsawan,

meningkat di seluruh dunia juga peningkatan

plaza

sistem

disamping

halaman

gereja

juga

merupakan

tempat

transportasi

tinggal

kota,

untuk

perubahan

berfungsi sebagai market place.

pergerakan dalam kota yang cenderung lebih

Ruang terbuka, jalan dan plaza di bangun

cepat. Problema yang dihadapi oleh kota –

integrated dengan bangunan disekelilingnya.

kota besar adalah kekusutan

Sampai perkembangan yang lebih maju

kota, masalahnya terus berkembang tidak

yaitu

hanya peningkatan kecepatan transportasi,

sampai

jaman pra-industri telah

memberi gambaran kepada kita bahwa kota

transportasi

melainkan jumlah alat transportasi.

yang dibangun dan ruang yang terjadi,

3

Vol. 5 No. 1 - Juni 2005

MODUL

Kejadian

lain

diatas

menimbulkan efek

ISSN 0853 2877

daerah

tersebut

permasalahannya

juga

dalam penghayatan ruang dan waktu secara

berulang. Sehingga timbul masalah spekulasi

drastis.

tanah, yang menambah kompleknya masalah.

Problem yang lebih meluas timbul pada

Peningkatan

jaman ini adalah problem polusi dan problem

menimbulkan kemacetan dan kecelakaan di

tata ruang yang lebih komplek.

jalan – jalan, timbul penyediaan tempat

Para pemikir mulai mengimpikan kondisi

parkir, dari taman parkir ke parkir garasi,

yang lebih baik, bernostalgia pada kehidupan

timbul masalah pemisahan pedestrian dan

kota yang lebih baik pada kota – kota jaman

mobil,

sebelumnya, yang dipelopori oleh orang

perencanaan kota dan keterbatasannya.

Inggris dalam memikirkan pemikiran utopian.

Ungkapan yang sering diulang – ulang adalah

Lahirnya

perencanaan

garden

city,

dimana

industri

transportasi

terus

berulang

harus

jalan

kepada

raya

masalah

fleksibel,

mampu

dipisahkan sama sekali dengan kota, mulai

menampung perkembangan dan perobahan

timbulnya kota – kota koloni. Pada sekitar

setiap saat.

akhir abad 18 masalah keruwetan muncul
kembali,

pertumbuhan

kota

yang

serampangan, kondisi kota yang tidak sehat

STRATEGI PERENCANAAN
a. Perancangan kota yang menyeluruh.

dan sebagainya. Berkembangnya ide garden

1. Kota

city, merupakan kota yang semi rural, dengan

pembentuknya )

penyediaan ruang - ruang

dan

material

dasar

(

untuk kegiatan

Pertimbangan dalam merancang kota

manusiawi dipadukan dengan penyelesaian

adalah menempatkan elemen secara

landscaping

efesien dengan sedikit benturan yang

yang membentuk ruang – ruangnya.

masih

Masalah yang timbul kembali pada kota pada

ditempatkan

pertengahan tahun – tahun 1940-an adalah

memungkinkan kesehatan, bebas dari

peningkatan

kemungkinan “ bencana “,

kebutuhan

perumahan

dan

mungkin,
pada

kota

harus

posisi

yang

tata

lapangan kerja, rakyat membutuhkan kota (

letaknya

untuk tinggal dan bekerja ) sedang kota butuh

masalah, ruang terbukanya dapat

berkembang untuk menampungnya. Teori

dilalui angin ( nyaman ). Semua itu

baru

merupakan pertimbangan manusiawi

membawa

kepada

desentralisasi

pertumbuhan industri, tapi pada daerah –

jangan

mengundang

secara fisik.

4

Ruang Terbuka dalam Perancangan Kota

Disamping itu perlu pertimbangan emosi
manusiawi akan perasaan – perasaan

2. Material dasar dan ruang
Seni dari perancangan kota adalah

keindahan, ekspresi kotanya menampilkan

teristimewa

sensasi visual yang hidup, atau katakanlah

pengisian ruang, yaitu ruang – ruang yang

bahwa kota itu harus indah ( secara

diperuntukkan bagi built-up area dan

manusiawi ). Hal itu tidak berarti melulu

ruang yang diisi dengan lanscaping ( un-

bahwa taman dan bangunannya saja yang

built-up ) : open space.

indah, tapi juga sampai kedetail- detail
pembentuknya, misalnya detail bangunan,
proporsi arsitektural, paving, penempatan
lampu,

pohon,

papan

iklan

dan

sebagainya, harus indah sehingga akan

Ruang

pada

dan

pembentukan

pengisiannya

dan

mempunyai

hubungan yang erat. Elemen lain yang
juga harus diperhatikan adalah pelataran
dan bangunannya yang akan membentuk
ruang terbuka.

membentuk kwalitas ruang kota yang
lebih baik, tidak acak – acakan dan

Pada umumnya dalam perencanaan kota,
ruang yang akan terjadi dirancang dengan

terencana rapi.

asumsi
Perencanaan kota merupakan perencanaan
yang

menyeluruh,

individunya

walaupun

bagian

contoh

perencanaan

belaka, tapi juga merupakan seni dalam
menciptakan ruang, hasilnya tidak saja
aman, berdaya guna ( melancarkan lalu
lintas ) juga indah, penyelesaiannya juga
manusiawi.

maupun pola sirkulasi

yang mengelilinginya

Dasar

pemikirannya

adalah

kepada

pertanyaan yang esensial dalam suatu
perencanaan, yaitu dimana kita boleh
membangun, atau dimana kita tidak boleh
membangun. Yang dimaksud dengan
pengertian

Open

Space

untuk

perencanaan, adalah meliputi beberapa

Penampilan masing – masing material
tersebut

pembentuk

akan

b. Metode ruang terbuka
jalan,

jambatan tidaklah sekedar pemikiran teknis

dasar

membentuknya

yang

juga harus merupakan hasil

yang sungguh – sungguh.
Sebagai

massa

merupakan

elemen

pandangan suatu kota, baik

secara sendiri maupun secara bersama –

macam seperti taman, sungai, jalan
umum, air port, bangunan umum, plaza,
greenbelt,
sebagainya.

jalan,

pendestrian

Semuanya

terjalin

dan
dan

sama.

5

Vol. 5 No. 1 - Juni 2005

MODUL

membentuk

suatu

struktur,

merupakan

kerangka

ISSN 0853 2877

yang

pengembangan.

KLASIFIKASI RUANG- RUANG KOTA

Oleh karenanya penataan bentuk dan
polanya harus melalui perancangan yang

Open Space Dalam Skala Pembangunan

matang.

Kota

Pengertian daerah tidak boleh dibangun

Secara umum problema yang di hadapi dalam

ada dua hal :

perencanaan suatu open space adalah sama,

1. Sebagai

daerah

cadangan

(

variasinya tergantung kepada skala fungsi

pembangunan terbatas ) yaitu daerah

yang dilayaninya.

yang dicadangkan untuk penyediaan

a

Dalam skala metropolitan

fasilitas atau sarana untuk umum

Ada suatu usulan agar setiap metropolitan

seperti

lingkungan,

( di Amerika ) mempersiapkan master

sekolah, masjid, gereja, pasar dan

plan dari open space, yang dapat

lain – lain. Malahan juga bagi

dipandang sebagai struktur pelengkap

keperluan yang lebih luas lagi seperti

total dari daerah built-up, yang akan

air port atau daerah pengembangan.

sanggup

untuk

pusat

menjadi

daerah

yang

di

cadangkan untuk pengembangan.
2. Sebagai daerah yang dilindungi (

Kerangka open space suatu kota dapat

preservasi ) yaitu daerah yang mutlak

dipakai sebagai kontrol tata guna tanah,

tidak boleh dibangun. Sebagi contoh

sistem

dalam skala regional adalah daerah

mendukung dan sebagai pelengkap dari

dengan kriteria subur, cagar alam,

macam – macam tata guna tanah.

daerah

bencana

rekreasi,
Untuk
ROW

baik

akan

mampu

kritis, potensi

jalur – jalur bersejarah.
skala lokal ( kota ) seperti
jalan,

yang

b

Dalam skala kota ( yang lebih kecil )
Dalam tata kota, perencanaan open space

sungai ( dikota ),

diarahkan kepada penggunaannya sebagai

daerah landmark, tempat bersejarah,

tempat aktifitas, taman, tempat bermain,

Jalur hijau, tempat bersejarah dan

halaman sekolah atau stadion olah raga,

sebagainya.

pendestrian, plaza kecil, mall, plaza,

6

Ruang Terbuka dalam Perancangan Kota

boulevard, jalan, sungai dan lembahnya,

Strategi perencanaan mendatang memang

taman rekreasi dan sebagainya.

harus dimulai dari penyediaan daerah

Pengarahan perencanaannya tidak kepada

yang terbuka, tidak hanya diarahkan

penyediaannya

yang

kepada penyediaan halaman yang secara

terisolir, melainkan diarahkan kepada

fungsi dapat nenampung kegiatan, tapi

struktur ruang secara menyeluruh (

juga memenuhi tujuan pengamat ruang

network of space )

pusat kota, agar dapat dinikmati secara

sebagai

ruang

manusiawi

memberikan pembukaan

pada built – up area,

Open Space pada bagian – bagian kota

memberikan

penekanan pandangan pada bangunan
Dalam bagian ini akan di coba memberikan

utama

gambaran sekilas mengenai open space pada

yang human dan intim tanpa kehilangan

bagian – bagian kota, pada problem dan

fungsinya. Ruang terbuka tersebut secara

peranannya.

visual akan dapat berperan sebagai

a

Pada pusat kota

organisator

Pusat kota merupakan tempat pertemuan

bangunannya dan antara bangunan dan

semua unsur masyarakat, yang banyak

ruang terbukanya.

( orientasi ), menimbulkan ruang

antara

bagunan



mengundang segala macam aktifitas.
Problem utama yang dihadapi suatu pusat

b

Pada daerah industri

kota adalah kesibukan yang berlebihan,

Penempatan lokasi industri sebetulnya

banyaknya bangunan dan lalulintas yang

tergantung

masuk pada area yang terbatas. Problem

industrinya.

ruangnya adalah penyediaan floor space

tempatkan justru mendekati lokasi raw

dan ruang untuk kendaraan ( jalan,

material, atau ditempatkan mendekati

tempat parkir, pedestrian, pemberhentian

fasilitas transportasi ( rel, jalan, sungai,

bus, dan sebagainya ). Pertimbangan

pelabuhan ). Problema yang dihadapi

dalam

dapat

oleh jenis industri adalah gangguannya

menampilkan karakter urbannya, sebagai

terhadap lingkungan, problem kebutuhan

ruang yang terorganisir yang membawa

pengembangannya. Strategi perencanaan

kepada impresi kepada lingkungan kota

ruang terbuka adalah untuk menjawab

secara keseluruhan.

problem diatas.

perencanaannya

harus

kepada

klasifikasi

Beberapa

industri

jenis
di

7

Vol. 5 No. 1 - Juni 2005

Trend

sekarang

MODUL

mengarah

bahwa

ISSN 0853 2877

kelompok



kelompok

perumahan.

arsitektur suatu pabrik tidaklah mati

Disampingnya juga ada ruang – ruang

begitu saja, perencanaannya juga di

yang terbentuk yang tidak tergantung

arahkan pada penbentukan lingkungan

jalan, yaitu ruang – ruang antar bangunan

yang estetis, ruang terbukanya juga sudah

yang terbentuk pada susunan pohon, baik

membutuhkan

penerapan

yang formal maupun informal.

landscape.

letaknya

Tata

unsur
disamping

Dengan lain perkataan, ruang terbuka

standard juga sudah dapat diarahkan

pada suatu lingkungan adalah merupakan

kepada sense lingkungan yang lebih baik.

wujud dari karakter lingkungan itu secara
menyeluruh, dengan fungsi sebagai pusat

c

Pada Lingkungan Perumahan
Program

kebutuhan

lingkungan

kegiatan bersama.

ruang

perumahan

pada

disamping

KESIMPULAN

kebutuhan untuk rumah, juga kebutuhan

Strategi perencanaan mendatang memang

untuk fasilitas lingkungannya.

harus dimulai dari penyediaan daerah yang

Dalam bagian terdahulu terlihat bahwa

terbuka,

yang akan dominan dalam lingkungan

penyediaan halaman yang secara fungsi dapat

perumahan adalah pola tata ruangnya

nenampung kegiatan, tapi juga memenuhi

secara umum, secara khusus adalah

tujuan pengamat ruang pusat kota, agar dapat

karakter ruang

dinikmati secara manusiawi

bangunan.

yang terjadi antar

Penyediaan

ruang

untuk

tidak

pembukaan

hanya

pada

diarahkan

built

kepada

memberikan


up

area,

fasilitas lingkungannya seperti untuk

memberikan penekanan

taman, tempat bermain anak, untuk

bangunan

pertokoan, sekolah dan aktifitas bersama

menimbulkan ruang yang human dan intim

lainnya.

fasilitasnya

tanpa kehilangan fungsinya. Ruang terbuka

tergantung besaran lingkungannya. Pola

tersebut secara visual akan dapat berperan

umum lingkungannya akan tercermin

sebagai

pada pola ruang koridornya ( the street as

bangunannya dan antara bangunan dan ruang

space designed ). Jalan bukan sekedar

terbukanya.

tampak

Ukuran

muka

dari

bangunan

pandangan pada

utama

organisator

( orientasi ),

antara

bagunan



perumahan,

melainkan suatu ruang yang mengikat

8

Ruang Terbuka dalam Perancangan Kota

Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.

DK Ching, Fransis, Architecture, Form,
Space and Order, Erlangga, 1931
Lynch, Kevin, The image of The City, the
M.I.T. Press, USSA, 1960
Neufert, Erns, Syamsu Amril. Data Arsitek,
Erlangga, 1997
Pearce, Douglas, Topics in Applied
Geography Tourist Developr-rient,
Powell, Robert, Ken Yeang: Rethinking the
Environmental Filter, Ldnmark Book,
PTE-Ltd, 1989.

6.

Sirvani, Hamid, The Urban Design Process,
Van Nostrand Reinhold Company, New
York, 1985.
7. Soemarwoto, Otto, Ekologi, Lingkungan
Hidup dan Pembangunan, Djambatan,
Jakarta. 1989.
8. Trancik, Roger, Finding Lost Space, Van
Nostrand Reinhold Company, New York,
1986.
9. Callender, John Hancocok, Time Saver
Standards, Mc. Graw Hill Book Company,
1996
10. Fairweather, Leslie, AJ, Metric Handbook,
Londan: The Architecture Press. 1969.

9