ANALISIS MODEL LOYALITAS NASABAH TABUNGAN SIMPEDA BANK JATENG SEMARANG (Studi Kasus pada Nasabah PT. Bank Jateng Cabang Salatiga) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) Metha Okto Lyna

ANALISIS MODEL LOYALITAS NASABAH TABUNGAN SIMPEDA
BANK JATENG SEMARANG
(Studi Kasus pada Nasabah PT. Bank Jateng Cabang Salatiga)
Metha Octo Lyna 12010111400056
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Magister Manajemen
Universitas Diponegoro

Abstract:
The objective of the research was tested the effect of economic content, social content,
relationship commitment, and loyalityas of commercial bank government in Salatiga. The
sample size was 100 respondents. A purposive sampling with disproportional allocation was
used to determine the sample of each bank (Bank Jateng) branch office salatiga. The technical
analysis applied to test the research hypothesis was SEM with the support of Amos S Program.
The result of the research prevailed thet there were positive and significant relationship among
economic content and relationship commitment, social content and relationship commitment,
relationship commitment and loyality.
Keywords: economic content, social content, relationship commitment, loyality

PENDAHULUAN


dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini

Pada awal perkembangannya, konsep
loyalitas pelanggan identik dengan kepuasan
pelanggan. Di perbankan, memang ada
kecenderungan nasabah yang puas akan loyal
kepada suatu bank. Namun bila dilihat lebih
dalam kepuasan nasabah cenderung lebih
tinggi daripada loyalitas, jadi nasabah yang
puas belum tentu akan loyal kepada bank
karena ada hal-hal lain yang mempengaruhi
loyalitas (MarkPlus Co, 2008). Untuk dapat
mengembangkan

loyalitas

di

antara


nasabahnya, bank perlu mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi loyalitas
dan menilai kinerjanya di faktor-faktor
tersebut. Kemudian, bank mengembangkan
konsep pengelolaan nasabah yang sesuai
dengan

nasabah

dan

kapabilitas

bank

(MarkPlus Co, 2008). Perubahan dalam
dunia

usaha

yang


semakin

cepat

adalah

bagaimana

perusahaan

tersebut

menarik pelanggan dan mempertahankanya
agar perusahaan tersebut dapat bertahan dan
berkembang, tujuan tersebut akan tercapai
jika

perusahaan


melakukan

proses

pemasaran. Dalam menciptakan kepuasan
nasabah,

perusahaan

harus

dapat

meningkatkan nilai nasabah (customer value)
maupun keunggulan produknya (produk
advantage). Nilai nasabah dapat diciptakan
melalui kualitas pelayanan yang diberikan
oleh perusahaan terhadap para pelanggannya.
Semakin baik kualitas pelayanannya, akan
semakin tinggi pula nilai pelanggan terhadap

perusahaan

tersebut.

Tingginya

kualitas

pelayanan juga tidak lepas dari dukungan
internal perusahaan, terutama dari dukungan
sumber daya manusianya.
Keberhasilan

pemasaran

suatu

mengharuskan perusahaan untuk merespon

produk sering tidak cukup hanya dengan


perubahan yang terjadi, problem sentral yang

menawarkan

berbagai

keunggulan

yang

dimiliki oleh jasa tersebut. Justru yang

pelanggan

terpenting adalah apakah penyediaan produk

informasi

tersebut sudah sesuai dengan keinginan dan


kepada

dapat

nasabah

tuntutan manajemen mutu terpadu secara

sehingga dapat meningkatkan nilai nasabah

global untuk menghadapi kebutuhan bisnis

(customer value). Keberhasilan pemasaran

dengan

tersebut

Rangsangan yang ingin dibangkitkan dalam


memenuhi

hanya

penerapan

kebutuhan

bisa

dicapai

strategi

melalui

untuk
nasabah.


tekanan

teknologi

memberikan

kepuasan

Cakupannya

pelanggandan

lebih

agresif.

konsep

melibatkan perusahaan dan nasabah. Lebih


metode

tepatnya, agar berhasil dalam pemasaran,

perhatian,pemeliharaan kepuasan nasabah

perusahaan

serta

melaksanakan

hubungan

pemasaran

(relationship

marketing)


suatu

pelanggan



metode

meningkatkan

hubungan

kepuasan

marketing
dalam

adalah
menarik

dan

mempererat

dengan

pelanggan.

baik.

Dengan kata lain, relationship marketing

Relationship Marketing (Too et al, 2000)

berupaya memperpanjang umur waktu hidup

merujuk pada semua aktifitas pemasaran

nasabah. (Khoe yaou tung, 1997)

yang

diarahkan

pengembangan,

yang

relationship

meliputi

yang

harus

pemasaran

dengan

pada

pembentukan,

dan

pemeliharaan

keberhasilan hubungan antara perusahaan
dan pelanggannya.
Relationship

Pada dasarnya relationship marketing
adalah hubungan dan ikatan jangka panjang
antara produsen, konsumen dan pemasok
serta pelaku lainnya. Esensi relationship

Marketing

telah

marketing

paling

tidak

menyangkut

berkembang menjadi paradigma baru bagi

hubungan yang langgeng dan pertukaran

strategi pemasaran. Relationship Marketing

yang terus menerus dan dituntut untuk saling

mampu memberdayakan kekuatan, keinginan

kepercayaan dan ketergantungan. Sehingga

dalam

konsep

relationship

marketing,

yang

menghasilkan

produk

manufaktur

pemasar sangat menekankan pentingnya

(Gronroos, 1995 dalam Sutrisno W, 2006).

hubungan baik jangka panjang dengan

Alasan yang mendasari topik penelitian ini

konsumen dan infrastruktur pemasaran, yang

adalah bahwa setiap perusahaan jasa dalam

dapat menciptakan kesadaran dalam bentuk

mempertahankan konsumenya, perusahaan

hubungan dan komitmen yang menyeluruh.

harus mampu menjalin hubungan yang baik.

Relationship marketing diartikan sebagai

Relationship marketing merupakan strategi

menarik, memelihara dan meningkatkan

yang

hubungan dengan pelanggan (Berry, 1995

menunjang tercapainya tujuan tersebut.

dalam Sutrisno W, 2006). Relationship
marketing

lebih

merupakan

pendekatan

bersifat jangka panjang, dimana hal ini
berbeda

dengan

pendekatan

pemasaran

transaksional yang lebih berorientasi jangka
pendek. Tujuan dari pemasaran transaksional
adalah

untuk

mendapatkan

pelanggan

semata, sedangkan tujuan dari relationship
marketing adalah untuk mendapatkan dan
mempertahankan pelanggan. Relationship
marketing biasanya lebih sering digunakan
dalam

perusahaan

jasa,

sedangkan

pemasaran transaksional lebih aplikatif dan
sesuai untuk pemasaran bagi perusahaan

dapat

diimplementasikan

untuk

Pada dasarnya relationship marketing
adalah hubungan dan ikatan jangka panjang
antara produsen, konsumen dan pemasok
serta pelaku lainnya. Esensi relationship
marketing

paling

tidak

menyangkut

hubungan yang langgeng dan pertukaran
yang terus menerus dan dituntut untuk saling
kepercayaan dan ketergantungan. Sehingga
dalam

konsep

relationship

marketing,

pemasar sangat menekankan pentingnya
hubungan baik jangka panjang dengan
konsumen dan infrastruktur pemasaran, yang
dapat menciptakan kesadaran dalam bentuk
hubungan dan komitmen yang menyeluruh.

Relationship marketing diartikan sebagai

Relationship marketing merupakan strategi

menarik, memelihara dan meningkatkan

yang

hubungan dengan pelanggan (Berry, 1995

menunjang tercapainya tujuan tersebut.

dapat

diimplementasikan

untuk

dalam Sutrisno W, 2006). Relationship
marketing

lebih

merupakan

pendekatan
Rekapitulasi

bersifat jangka panjang, dimana hal ini
berbeda

dengan

pendekatan

Jumlah Nasabah 2009-2012

pemasaran

transaksional yang lebih berorientasi jangka

Tahun

Jumlah

pendek. Tujuan dari pemasaran transaksional
adalah

untuk

mendapatkan

Nasabah

yang Nasabah

Nas

menutup

abah

rekening

pelanggan

semata, sedangkan tujuan dari relationship

Perkembangan

yang

melanjutkan

Jumlah

%

Jumlah

%

2009

601

243

40.4%

358

59.5%

2010

751

245

32.6%

506

67.3%

2011

844

177

20.9%

667

79%

sedangkan

2012

1205

36

2.9%

1169

97%

pemasaran transaksional lebih aplikatif dan

Total

3401

701

20.6%

2700

79.3%

marketing adalah untuk mendapatkan dan
mempertahankan pelanggan. Relationship
marketing biasanya lebih sering digunakan
dalam

perusahaan

jasa,

sesuai untuk pemasaran bagi perusahaan
yang

menghasilkan

produk

Sumber: Laporan Data Base Nasabah, 2009-2012

manufaktur

(Gronroos, 1995 dalam Sutrisno W, 2006).
Alasan yang mendasari topik penelitian ini
adalah bahwa setiap perusahaan jasa dalam
mempertahankan konsumenya, perusahaan
harus mampu menjalin hubungan yang baik.

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa dari tahun
ke

tahun

jumlah

nasabah

yang

mempertahankan tabungannya mengalami
peningkatan.

Namun

di

tahun

2012

peningkatan nasabah yang cukup signifikan.

Dapat dilihat pula jumlah nasabah yang

Sumber: Laporan Data Base Nasabah, 2012

melanjutkan tabungannya tergolong cukup

Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa

tinggi yaitu 97%. Perbandingan antara

ditiap bulannya mengalami peningkatan

jumlah yang menutup tabungan dengan yang

nasabah

mempertahankan

peningkatan

tabungan

mengalami

jumlah prosentase yang sangat mencolok.

dan

di

tahun

loyalitas

2012

terdapat

nasabah.

Nilai

prosentase yang mengalami peningkatan
secara signifikan terjadi di bulan Juli
sejumlah 191 nasabah dari sebelumnya 37

Rekapitulasi Perkembangan Jumlah
Nasabah di Tahun 2012
Bulan Januari-Desember
Jumlah Nasabah Yang Melanjutkan

nasabah. Hal ini disebabkan karena saat
bulan tersebut adanya peningkatan dari segi
pengembangan produk tabungan, fasilitas
tabungan yang bertambah seiring dengan

Jumlah

%

perkembangan teknologi, gedung kantor

Januari

58

4.8%

yang mengalami renovasi sehingga nasabah

Februari

65

5.4%

merasakan

Maret

66

5.5%

April

53

4.4%

Mei

26

2.1%

tabungan maupun peminjaman kredit bank.

Juni

37

3%

Hal-hal tersebut yang mempengaruhi tingkat

Juli

191

15.8%

Agustus

109

9%

September

178

14.7%

Oktober

159

13.2%

November

144

12%

Desember

119

9.8%

SOCIAL CONTENT, RELATIONSHIP

Jumlah

1205

100%

COMMITMENT, dan LOYALITAS

Bulan

kenyamanan,

peningkatan

kualitas pelayanan baik dari segi pembukaan

loyalitas nasabah Bank Jateng Cabang
Salatiga di tahun 2012.
PENGERTIAN ECONOMIC CONTENT,

Menurut Dick dan Basu (1994) dan
Sivadas dan Prewitt (2000), loyalitas adalah
sikap yang mendukung secara lebih kepada
sebuah merek yang telah dibandingkan
dengan beberapa alternative yang lain dan
berlangganan ulang. Lebih lanjut dikatakan
bahwa sikap relatif yang rendah dengan
pembelian ulang yang rendah tidak dapat

relationship is worth working on to ensure
that it endures indefinitly.”
economic

content

merupakan

persepsi

pelanggan terhadap nilai dimana perusahaan
harus mempertimbangkan
mengembangkan

produk

nilai dalam
dan

jasanya

sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh pelanggan.

disebut loyal sedangkan sikap relatif yang
rendah dengan pembelian ulang yang tinggi
mengindikasikan

loyalitas

yang

semu.

Dalam hal ini kepuasan dilihat sebagai
sebuah pendahuluan dari sikap relatif karena
tanpa kepuasan, pelanggan tidak akan
memberikan sikap yang mendukung sebuah
produk atau jasa yang telah dibandingkan
dengan alternatif yang lain.
Morgan
mendefinisikan

and
komitmen

social

content

(1994)

sebagai

penilaian

pelanggan atas keunggulan suatu produk
atau layanan secara menyeluruh. Dengan
demikian

pelayanan

merupakan

upaya

memberikan kesenangan-kesenangan kepada
pelanggan dengan adanya kemudahan agar
pelanggan dapat memenuhi kebutuhannya.
Menurut Bitner

Hunt

adalah

dalam Bel dan

Chiao (2001) menyatakan bahwa social

“an

content adalah kualitas pelayanan yang baik

exchange partner believing that on going

dapat menimbulkan kepuasan dan kepuasan

relationship with another is so important as

pelanggan meningkatkan evaluasi terhadap

to warrant maximum efforts at maintaining

kualitas

it; that is, the committed party believes the

pelayanan yang diterima pelanggan sesuai

pelayanan

kembali.

Apabila

atau bahkan melebihi harapan pelanggan,

untuk memenuhi kewajibannya (Doney &

maka

Cannon, 1997).

pelayanan

berkualitas

dan

tersebut

dianggap

memuaskan.

Namun,

pelayanan yang tidak sesuai atau dibawah
harapan, maka pelayanan dianggap tidak
berkualitas atau mengecewakan.

tiga

faktor

penting

pemasaran relasional adalah social content.
Yang dimaksud dengan social content
adalah interaksi sosial yang terjadi antara

Morgan (2000) menyatakan bahwa
ada

Faktor kedua untuk mengembangkan

yang

dapat

pembeli dan penjual. Interaksi ini dapat
mempererat

hubungan

(Bendapuli

dan

dalam

content mempengaruhi kepercayaan karena

economic

situasi pertukaran tertentu penuh dengan

content dan social content. Economic

ketidakpastian dan oleh karena itu pihak-

content

pihak

pemasaran

yang

relasional,

ini

dapat

efektif
yaitu

mempengaruhi

yang

Leone,

individu

mengembangkan kepercayaan, komitmen
kerjasama

and

antar

terlibat

2002).

harus

Social

saling

kepercayaan nasabah. Nasabah dimotivasi

mempercayai. Menurut Bitner

untuk percaya pada pemberi jasa yang

dan Chiao (2001) menyatakan bahwa social

menawarkan
pihak

economic

yang

kesediaan

dapat

memberikan

dalam Bel

content

sebagai

content adalah kualitas pelayanan yang baik

dipercaya

karena

dapat menimbulkan kepuasan dan kepuasan

penawaran

ini

pelanggan meningkatkan evaluasi terhadap

diartikan sebagai kapabilitas dari pemberi

kualitas

pelayanan

jasa. Kapabilitas ini dapat menimbulkan

pelayanan yang diterima pelanggan sesuai

kepercayaan nasabah suatu bank, yang

atau bahkan melebihi harapan pelanggan,

berarti penilaian terhadap kemampuan bank

maka

pelayanan

berkualitas

dan

kembali.

Apabila

tersebut

dianggap

memuaskan.

Namun,

pelayanan yang tidak sesuai atau dibawah

Untuk mengumpulkan data penelitian,

harapan, maka pelayanan dianggap tidak

kuesioner

berkualitas atau mengecewakan. Interaksi

pengumpulan data dalam penelitian ini.

sosial yang terjadi antara nasabah dan

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis

karyawan akan menimbulkan pemahaman

yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan

mengenai masing-masing pihak sehingga

dijawab oleh responden. Kuesioner dipilih

dapat membuat kedua belah pihak saling

karena

memahami

pengumpulan

sehingga

dapat

membantu

dipilih

merupakan
data

sebagai

metode

suatu
yang

mekanisme
efisien

untuk

menghindari kesalahpahaman, menghindar

mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan

penolakan untuk bekerjasama atau akibat

dan bagaimana mengukur

penolakan untuk bekerjasama atau akibat

variabel penelitian (Sekaran, 2006).

lainnya yang dapat menyebabkan kegagalan

Goodness of Fit Cut-off

Hasis

Evaluasi

relationship.

Indeks

Value

Analisis

model

X2 – Chi Square

651.71

262.5

Baik

Significance

≥ 0.05

0.441

Baik

RMSEA

≥ 0.08

0.164

Baik

GFI

≥ 0.90

0.778

Marginal

AGFI

≥ 0.90

0.652

Marginal

TLI

≥ 0.95

0.950

Baik

CFI

≥ 0.95

0.962

Baik

MODEL PENELITIAN

Probability

Hasil Pengujian Kelayakan Model
Penelitian Untuk Analisis SEM

Standarisasi Regression Weights untuk
Analisis SEM

Estimate
Relationship_Commitm

Dokumen yang terkait

ANALISIS DAMPAK SERVICE PERFORMANCE DAN KEPUASAN SEBAGAI MODERATING VARIABLE TERHADAP LOYALITAS NASABAH (Studi pada Nasabah Tabungan Bank Jateng Cabang Surakarta).

0 1 6

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN JASA BANK JATENG TERHADAP KEPUASAN NASABAH BANK (STUDI KASUS PADA NASABAH BANK JATENG CABANG SUKOHARJO).

0 0 9

PENGARUH CITRA BANK TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA PT. BANK BPD JATENG CABANG KARANGANYAR.

0 1 6

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK JATENG Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Bank Jateng Di Surakarta.

0 2 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS NASABAH STUDI KASUS DI BANK JATENG CABANG KOORDINATOR SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

Kualitas Pelayanan Pada Bank Jawa tengah (Studi kasus Pada bank Jateng Cabang Tembalang) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BANK MEGA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 143

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN NASABAH BANK (Studi Empiris pada PT. Bank BPD Jateng Cabang Pekalongan) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 88

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH TABUNGAN BIMA BANK JATENG CABANG SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 21

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus Pada Nasabah Bank Jateng Cabang Utama Semarang) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 60