S PEM 1001660Chapter5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkanpenelitian

yang

telahdilakukan,

makadapatditarikkesimpulansebagaiberikut:
1. Gambaranrisikosistematis

yang

diukuroleh

beta

padaindeks

LQ45


selamaperiode 2009 hingga 2013 menunjukanbahwa rata-rata risikodari 24
sahamperusahaanberada

di

atas

1

(β>1),

halinimenunjukankondisirisikosahamlebihagresifataulebihmudahberubahdiban
dingkanindekspasar,

dengan

rata-rata

risikosebesar


1.650.

rata-

ratarisikotertinggiterjadipadatahun 2009 yaitusebesar 2.225, sedangkan ratarata risikoterendahterjadipadatahu 2010 yaitusebesar 0.529.
2. Gambaran return yang diharapkan [E(Ri)] padaindeks LQ45 selamaperiode
2009 hingga 2013 mengalamipergerakan yang fluktuatif, dengan rata-rata
return yang diharapkansebesar 0.443 atau 44.3%. Dengan rata-rata return yang
diharapkantertinggiterjadipadatahun 2012 yaitusebesar 0.560 atau

56%,

sedangkan rata-rata return yang diharapkanterendahterjadipadatahun 2010
yaitusebesar 0.172 atau 17.2%.
3. Selanjutnya, denganmenggunakanmetodeanalisisCapital Asset Pricing Model
(CAPM)

yang


diharapkandapatmemberikanprediksi

tepatantarahubunganrisikodan

return

yang

yang
diharapkan,

127
Fitri Andayani, 2014
Analisis Pengambilan Keputusan Investasi sagam dengan Menggunakan Metode Capital Asset
Pricing Model (CAPM)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

128

diperolehhasildariestimasibahwdari 24 sahamperusahaansampel, diperoleh 12

sahamperusahaan

yang

termasukdalamklasifikasisahamundervaluedkarenatingkat

return

saham

individual (Ri) lebihkecildibandingkandengantingkat return yang diharapkan
[E(Ri)].

Sedangkan

12

sahamperusahaandiklasifikasikanpadasahamovervalued, karenatingkat return
saham individual (Ri) lebihbesardibandingkantingkat return yang diharapkan
[E(Ri)].

Pengambilankeputusaninvestasisahamberdasarkanklasifikasipadaperusahaan
LQ45 selamaperiode 2009-2013 adalahpadasaatposisisekuritasundervalued,
harusmengambilkeputusanmembelisahamtersebut,
karenaberpeluanguntuknaik. Sedangkankeputusan yang harusdiambiloleh
investor
padasaatsekuritasovervaluedadalahmenjualsahamtersebutdenganestimasimend
apatkankeuntungan, karenasahamberpeluangakanturun.
5.2 Saran
Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasan
telahdiuraikanpadababsebelumnya,

yang

makapenelitidapatmemberikan

saran

sebagaiberikut:
1. Sebaiknyabagi


investor

dancalon

investor

metode

CAPM

bisadigunakansebagaimetodeestimasiuntukmenentukanpemilihansaham

Fitri Andayani, 2014
Analisis Pengambilan Keputusan Investasi sagam dengan Menggunakan Metode Capital Asset
Pricing Model (CAPM)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

129

individual


yang

tergabung

di

dapatmenggukanmetode

LQ45,

sehingga

investor
CAPM

sebagaisalahsatureferensiuntukmelakukaninvestasidanpembentukanportofolio.
2. BagiEmiten,

metode


CAPM

dapatdigunakanuntukmengetahuiapakahperusahaannyaberadapadaposisiunder
valuedatauovervalued,
sehinggaperusahaandapatmelihatpotensihargasahamperusahaanberpotensialnai
katauturun.
3. Penelitianselanjutnyabisa

CAPM

digunakanuntuksaham-

sahamlainnyaatauseluruhemiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
sertaperiode yang lebihpanjang.

Fitri Andayani, 2014
Analisis Pengambilan Keputusan Investasi sagam dengan Menggunakan Metode Capital Asset
Pricing Model (CAPM)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu