S PEM 1100340 Chapter3
Reza Maulana Mustika , 2015
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh penelitian yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan metodologi penelitian yang terkait dan relevan dengan penelitian ini. Serta diperlukan kejelasan objek data, populasi, serta sampel yang tepat sehingga bisa menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Maka dari itu, dalam bab ini dijelaskan terkait tentang objek penelitian, metode penelitian, operasional variabel, populasi, dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sehingga didapat sebuah data dan hasil yang relevan.
3.1. Objek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang manajemen, khususnya manajemen pemasaran yaitu mengenai pengaruh iklan terhadap citra merek serta pengaruhnya pada minat beli (Survei Pada Dosen dan Staf Universitas Pendidikan Indonesia). Objek dalam penelitian ini akan melibatkan 3 variabel yaitu 2 variabel bebas (independent variabel) dan 1 variabel terikat (dependent variabel).
Adapun yang menjadi variabel bebas adalah iklan (X) yang terdiri dari beberapa dimensi yang meliputi mission, message, dan media. Serta citra merek (Y) yang terdiri dari beberapa indikator yaitu meliputi kekuatan asosiasi merek, keuntungan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek.
Sedangkan variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah minat beli (Z) yang terdiri dari keinginan membeli produk, kemungkinan membeli merek, dan pertimbangan untuk membeli. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah dosen Universitas Pendidikan Indonesia .
Berdasarkan objek dan subjek penelitian yang telah ditentukan tersebut, maka penelitian ini akan menganalisis pengaruh Iklan dan Citra Merek terhadap Minat Beli mobil jenis city car merek Daihatsu Sirion.
(2)
3.2. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
3.2.1. Metode Penelitian
Satu hal yang teramat penting dalam suatu penelitian adalah menemukan metode yang akan digunakan, karena dengan menggunakan metode yang tepat, suatu penelitian akan lebih mudah dilaksanakan sehingga hasil penelitian tersebut dapat mencapai tujuan dan kegunaannya.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi
Arikunto (2010, hlm. 03), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal yang lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh deskripsi pertama mengenai Iklan, sehingga menghasilkan indikator antara lain mission, message, dan media. Kedua mengenai deskripsi Citra Merekyang memiliki 3 indikator yaitu kekuatan asosiasi merek, keuntungan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek. Ketiga mengenai deskripsi Minat Beli yang memiliki tiga indikator yaitu keinginan untuk membeli produk, memilih berdasarkan pengalaman, dan menggunakan berdasarkan keinginan suatu produk. Sedangkan jenis penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 15) penelitian yang bertujuan mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dimana dalam penelitian ini, penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui Iklan seberapa pengaruhnya terhadap Citra Merek serta dampaknya pada Minat Beli.
Mengenai penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah explanatory survey. Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan , maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Explanatory survey dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian
(3)
Reza Maulana Mustika , 2015
(empiris) melalui alat kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi yang akan diteliti terhadap permasalahan penelitian.
Maholtra (2010, hlm. 96) menyatakan bahwa Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peneliti tersebut. Penjelasan penelitian dalm bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan berharga. Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah informasi dari sebagian populasi yang dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang akan diteliti.
Responden yang akan diambil dalam penelitian ini adalah Dosen dan staf Universitas Pendidikan Indonesia, yang bertempat di Kampus Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia dan periode penelitian ini adalah kurang dari enam bulan. Yaitu dari bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2015.
3.2.2. Desain Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 90), “Desain (design) penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar
kegiatan yang akan dilaksanakan”.
Dalam desain penelitian tercakup penjelasan secara terperinci mengenai tipe desain riset yang menurut prosedur yang sangat dibutuhkan dalam upaya memperoleh informasi serta mengolahnya dalam rangka memecahkan masalah. Tipe riset desain ini berhubungan dengan tingkat analisis yang direncanakan oleh peneliti terhadap data yang dikumpulkan.
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka desain penelitian yang digunakan adalah riset kausal, karena untuk mengetahui variabel pengaruh (variabel independen) dan variabel terpengaruh (variabel dependen) serta untuk menguji keterkaitan antara variabel-variabel yang diteliti.
(4)
3.3. Operasional Variabel
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi, Iklan (X) dengan indikator Mission, Message, dan Media. Citra Merek (Y) dengan indikator kekuatan asosiasi merek, keuntungan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek. Sedangkan variabel (Z) adalah Minat Beli dengan indikator keinginan untuk membeli produk, memilih berdasarkan pengalaman, dan menggunakan berdasarkan keinginan suatu produk.
Berikut adalah tabel operasional variabel dalam penelitian ini:
Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel
Sub Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
Iklan (X) Periklanan adalah segala sesuatu yang dibayar dari bentuk penyajian non personal dan pengenalan atas gasasan-gagasan, barang atau layanan yang dilakukan oleh sponsor yang teridentifikasi.
Kotler dan Armstrong (2012, hlm. 456)
Mission
Tingkat tercapainya tujuan iklan terhadap konsumen
Ordinal 1
Tingkat kejelasan informasi yang didapat oleh konsumen
Ordinal 2
Tingkat persuasif
iklan Ordinal 3
Tingkat ingatnya konsumen terhadap iklan yang ditawarkan
Ordinal 4
Message Tingkat
tersampaikannya pesan iklan kepada konsumen
(5)
Reza Maulana Mustika , 2015
Tingkat kejelasan pesan iklan yang disampaikan kepada konsumen
6
Tingkat daya tarik pesan iklan yang disampaikan kepada konsumen
7
Media Tingkat kemenarikan media yang digunakan untuk menarik
konsumen Ordinal 8
Tingkat keragaman
media iklan Ordinal 9 Tingkat daya jangkau
media mengiklankan produknya (Media Sosial, Televisi, Radio, dan Surat Kabar)
10
Citra Merek(Y) Citra Merek adalah persepsi konsumen tentang sebuah merek yang tercermin dari asosiasi merek yang berpegang pada ingatan konsumen.
Kekuatan asosiasi merek
Tingkat informasi yang masuk ke dalam ingatan konsumen
Ordinal 11
Tingkat informasi yang bertahan di dalam ingatan konsumen
Ordinal 12
(6)
(Keller, 2013, hlm. 72) asosiasi merek konsumen terhadap merek
Tingkat penilaian positif merek oleh konsumen
Ordinal 14
Keunikan asosiasi merek
Tingkat keunggulan merek Daihatsu Sirion
Ordinal 15
Tingkat keunggulan atribut merek Daihatsu Sirion yang menjadi pembeda dari pesaing
16
Minat Beli (Z)
Pembelianmerupakan salah satu dimensi dari
perilaku keinginan yang terdiri dari dua dimensi, yaitu minat beli dan dari mulut ke
mulut. Dalam hal ini indikator yang mengukur minat beli
adalah minat transaksional, minat
referensial, minata preferensial, dan minat
Minat
transaksional
Tingkat
kecenderungan
seseorang melakukan pembelian mobil jenis city car merek Daihatsu Sirion.
Ordinal 17
Minat referensial
Tingkat
kecenderungan
seseorang untuk menginformasikan mobil jenis city car Daihatsu Sirion kepada orang lain.
Ordinal 18
Minat preferensial
Tingkat pilihan utama
(7)
Reza Maulana Mustika , 2015
eksploratif. (Ferdinand, 2002, hlm.
129)
mobil jenis city car Daihatsu Sirion
1.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1.4.1. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm.172), sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data bisa diperoleh dari sumber internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu sumber data primer dan sekunder.
1. Data primer
Adalah data yang didapat dari wawancara dan penyeberan kuesioner. Responden yang diambil adalah dosen dan staf Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Data sekunder
Adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang berkenaan dengan hal-hal yang menyangkut penelitian ini. Adapun selain buku yang berkaitan dengan penelitian mengenai Iklan dan Citra Merek, peneliti pun menjadikan informasi yang beredar di berbagai website dan pengetahuan dari berabagai bahan pendukung penelitian. Termasuk di antaranya sebagai landasan kajian teori variabel Iklan, Citra Merek, dan Minat Beli.
1.4.2. Teknik Pngumpulan Data
Untuk mengumpulkan data mengenai objek penelitian digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian lapangan
Dalam studi lapangan ini peneliti terjun langsung ke lapangan atau tempat objek penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan
(8)
dalam penyusunan penelitian ini. Penulis juga melakukan penelitian dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar pertanyaan dan diajukan kepada sejumlah responden. Tiap pernyataan merupakan jawaban atas masalah yang diteliti. Sehingga dari jawaban kuesioner yang terkumpul akan dilihat seberapa jauh pengaruh Iklan terhadap Citra Merek serta dampaknya pada Minat Beli.
2. Penelitian kepustakaan dan literatur
Yaitu mempelajari berbagai literatur yang terkait dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal, maupun informasi yang tersebar di berbagai web site yang berkaitan dengan Iklan, Citra Merek dan Minat Beli. Sumber kepustakaan peneliti telah dilampirkan dalam daftar pustaka.
3. Wawancara
Dilakukan pada dosen dan staf Universitas Pendidikan Indonesia , mengenai hal yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Kuesioner
Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yaitu dosen dan karyawan Universitas Pendidikan Indonesia tentang Iklan, Citra Merek dan Minat Beli. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal yaitu skala pengukuran yang mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi ata sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.
3.5. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.5.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono (2012:80). Dalam penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi harus yang menjadi sasaran penelitiannya, yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi, dalam
(9)
Reza Maulana Mustika , 2015
sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini populasi sasarannya adalah dosen dan staf Universitas Pendidikan Indonesia yang berjumlah 1.687 orang.
3.5.2. Sampel
Menurut Arikunto (2010:174) Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Tidak terdapat batasan tertentu mengenai berapa besar sampel yang diambil dari populasi, karena absah tidaknya sampel bukan terletak pada besar atau banyaknya sampel yang diambil tetapi terletak pada sifat karakteristik sampel apakah mendekati populasi atau tidak. Untuk penarikan jumlah sampel penelitian, dihitung dengan rumus slovin yang berasal dari buku metodologi penelitian pendekatan praktis dalam penelitian (Simamora, 2004 : 37) :
n
Keterangan :
n : Jumlah sampel
e2 : Presisi yang ditetapkan 0,01 N : Jumlah populasi
Berdasarkan rumus slovin maka dapat diukur besarnya sampel sebagai berikut:
n
=
94,40 94 orang, dibulatkan menjadi 100
orang.
Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 100 responden dari 1687 jumlah dosen dan staf Universitas Pendidikan Indonesia.
3.5.3. Teknik penarikan sampel
Teknik sampling adalah teknik penarikan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Sugiyono (2008:181)
(10)
mengemukakan bahwa teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan. Menurut Arikunto (2009:111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Dalam penelitian ini digunakan teknik non probability sampling, teknik non probability sampling menurut Sugiyono (2011:66) yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah quota sampling, menurut Sugiyono (2011:67) quota sampling merupakan teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Dan dalam peneltian ini telah ditentukan sampel sebanyak 100 responden.
(11)
Reza Maulana Mustika , 2015
3.6. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1. Rancangan Analisis Data
Setelah data yang diperolehnya dari responden melalui kuesioner terkumpul. Selanjutnya dengan mengolah data dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel Iklan(X) ada pengaruhnya atau tidak terhadap Citra Merek (Y) serta dampaknya pada variabel Minat Beli (Z). Maka prosedur yang harus dilakukan pengelolaan data penelitian dilakukan sebagai berikut:
1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang telah terkumpul kembali setelah diisi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh.
2. Coding, yaitu pembobotan dari setiap item instrumen berdasarkan pada pembobotan untuk jawaban positif yang dimulai dari skor yang terbesar sampai dengan yang terkecil dan untuk jawaban negatif dimulai dari skor yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Nilai atau bobot untuk setiap jawaban positif diberi nilai 5-4-3-2-1. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala Likert yaitu kuesioner yang disebarkan dan dibuat dengan sistem tertutup, artinya tanggapan untuk setiap pertanyaan telah disediakan dan responden hanya tinggal memberikan tanda silang pada kolom tanggapan sesuai dengan pendapat responden masing-masing. Jawaban setiap instrumen skala ini mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Bobot Nilai Alternatif
Pilihan Jawaban Bobot Pernyataan
Sangat setuju 5
Setuju 4
(12)
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
3. Tabulasi, yaitu percakapan data hasil scoring pada langkah ke dalam tabel
Resp. Skor Item Total
1 2 3 4 ... N
1 2 3 N
4. Tahap uji coba kuesioner, untuk menguji layak tidaknya kuesioner disebarkan kepada responden, maka penulis melakukan dua tahap pengujian yaitu uji validitas dan reliabilitas.
5. Untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat deskriptif adalah melalui tinjauan kontinum dan perbandingan rata-rata data sampel, sedangkan untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat asosiatif atau verifikatif maka digunakan teknik analisis regresi sederhana.
3.6.2. Pengujian Validitas dan Reabilitas 3.6.2.1.Pengujian Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keahlian suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment dengan rumus :
(Suharsimi Arikunto, 2010:213)
Dimana :
−
(13)
Reza Maulana Mustika , 2015
= Menunjukkan indeks
korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan
R = Koefisien validitas item yang dicari, dua variabel yang dikorelasikan
X = Skor yang diperoleh
subyek dari seluruh item
Y = Skor total yang
diperoleh dari seluruh item
∑ = Jumlah skor dalam
distribusi X
∑ = Jumlah skor dalam
distribusi Y
∑ = Jumlah kuadrat dalam
skor distribusi X
∑ = Jumlah kuadrat dalam
skor distribusi Y
N = Banyaknya responden
Pengujian keberartian koefisien (rb) dilakukan dengan taraf signifikan 5%.
Rumus uji t yang digunakan adalah sebagai berikut:
√ − 2 √ −
Df = n – 2
(14)
1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid apabila
2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatan tidak valid apabila
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22.0 for windows. Dengan menggunakan rumus dan langkah yang sama maka dapat dilakukan pengujian validitas untuk seluruh item yaitu sebanyak 18 item. Pengujian validitas instrument ini dilakukan terhadap 30 responden dengan tingkat signifikan 5% dengan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28).
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel X (Iklan)
No. Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
Mission
1 Tujuan iklan mobil Daihatsu Sirion tercapai
0,609 0,374 Valid
2 Informasi yang didapat mengenai iklan Daihatsu Sirion jelas
0,510 0,374 Valid
3 Iklan Daihatsu Sirion persuasif/meyakinkan
0,558 0,374 Valid
4 Iklan yang ditawarkan Daihatsu Sirion mudah diingat
0,504 0,374 Valid
Message
5 Pesan iklan Daihatsu Sirion tersampaikan
0,526 0,374 Valid
6 Pesan iklan Daihatsu mudah dimengerti dan jelas
0,467 0, 374 Valid
7 Pesan iklan Daihatsu Sirion memiliki daya tarik
0,569 0, 374 Valid
Media
8 Media iklan yang digunakan Daihatsu menarik
0,510 0, 374 Valid
9 Media iklan yang digunakan Daihatsu Sirion beragam
0,477 0, 374 Valid
10 Daya jangkau media iklan yang digunakan Daihatsu Sirion luas
(15)
Reza Maulana Mustika , 2015
Sumber : Hasil pengolahan data peneliti
Berdasarkan Tabel 3.3 maka dapat disimpulkan bahwa setiap item pertanyaan variabel X (iklan) pada kuesioner yang berjumlah 10 dinyatakan valid, karena setiap pernyataan memiliki r hitung > r tabel. Oleh karena itu, setiap item pernyataan tersebut dapat dinyatakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti.
(16)
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Citra Merek)
No. Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
Kekuatan Asosiasi Merek 11 Informasi merek Daihatsu Sirion
masuk ke dalam ingatan
0,397 0,374 Valid
12 Informasi merek Daihatsu Sirion yang diterima bertahan di dalam ingatan
0,391 0,374 Valid
Keuntungan Asosiasi Merek
13 Merek Daihatsu Sirion terpercaya 0,567 0,374 Valid 14 Merek Daihatsu Sirion bernilai positif 0,266 0,374 Tidak Valid
Keunikan Asosiasi Merek
15 Keunggulan Daihatsu Sirion 0,503 0,374 Valid 16 Atribut merek Daihatsu Sirion lebih
unggul dibandingkan para pesaing
0,464 0,374 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data peneliti
Berdasarkan Tabel 3.4 maka dapat disimpulkan bahwa setiap item pertanyaan variabel Y (citra merek) pada kuesioner yang berjumlah 6, 5 item pernyataan dinyatakan valid, karena setiap pernyataan memiliki r hitung > r tabel. terdapat 1 item pernyataan dinyatakan tidak valid karena memiliki r hitung < r tabel, maka item pernyataan tersebut tidak akan digunakan kembali oleh peneliti. Sedangkan 5 item pernyataan lainnya akan digunakan kembali, karena setiap item pernyataan tersebut dapat dinyatakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti.
Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Z (Minat Beli)
No. Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
Minat Transaksional
17 Saya cenderung untuk melakukan pembelian Daihatsu Sirion
0,456 0,374 Valid
Minat Referensial
18 Saya cenderung untuk memberikan informasi kepada orang lain mengenai Daihatsu Sirion
(17)
Reza Maulana Mustika , 2015
Minat Preferensial
19 Saya mengutamakan mobil jenis city car Daihatsu Sirion
0,517 0,374 Valid Sumber : Hasil pengolahan data peneliti
Berdasarkan Tabel 3.5 maka dapat disimpulkan bahwa setiap item pertanyaan variabel X (iklan) pada kuesioner yang berjumlah 3 dinyatakan valid, karena setiap pernyataan memiliki r hitung > r tabel. Oleh karena itu, setiap item pernyataan tersebut dapat dinyatakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti
3.6.2.2. Uji Realibilitas
Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliable). Suharsimi Arikunto (2010:221) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Untuk menunjukkan dalam penelitian ini digunakan rumus
Cronbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
= Realibilitas Instrumen
k = banyaknya butir perntanyaan
σ = Varians Total
σ = Jumlah Varian Butir
Jumlah varians butir daspat dicari dengan cara mencari nilai varians setiap butir, kemudian dijumlahkan. Sebagai berikut :
(Suharsimi Arikunto, 2010:239)
Keterangan :
r
k − −
k
σ
σ
(18)
σ2
= Varians
= Jumlah Skor N = Jumlah Responden
Ketentuan uji realibilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika > maka item pertanyaan dikatakan realiabel. 2. Jika < maka item pertanyaan dikatakan tidak realiabel
Tabel 3.6 Hasil Uji Realibitas
Variabel X (Iklan), Variabel Y (Citra Merek), dan Variabel Z (Minat Beli)
Variabel
Cronbach Alpha
(rhitung)
Cronbach’s Alpha Based on Standarized
(rtabel)
Keterangan
Iklan 0,761 0,60 Reliabel
Citra Merek 0,852 0,60 Reliabel Minat Beli 0,667 0,60 Reliabel
Sumber : Hasil pengolahan data peneliti
Hasil pengujian reliabilitas pada Tabel 3.6 menunjukan bahwa variabel X (iklan), Y (citra merek), dan Z (minat beli) dinyatakan reliabel. Hal ini dikarenakan rhitung variabel iklan, variabel citra merek, dan minat beli lebih besar
dibandingkan rtabel. Hal ini berdasarkan pada pendapat Sugiyono (2011:184) yang
menyatakan bahwa instrument dinyatakan reliabel bila rhitung >0,60.
3.6.3. Teknik dan Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data dalam rangka pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis deskriptif dam verifikatif. Analisis digunakan untuk data yang bersifat kualitatif sedangkan analisis verifikatif yang berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
(19)
Reza Maulana Mustika , 2015
3.6.3.1 Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk melihat faktor penyebab dan mendeskripsikan variabel-variabel penelitian antara lain :
1. Analisis deskriptif tentang iklan yang dimaksud dalam hal ini adalah terdiri dari mission, message, dan media.
2. Analisis deskriptif tentang citra merek yang dimaksud dalam hal ini adala terdiri dari kekuatan asosiasi merek, keuntungan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek.
3. Analisis deskriptif tentang minat beli pada dosen dan staf Universitas Pendidikan Indonesia.
Dengan tujuan untuk mendapatkan data yang akurat, dalam penelitian ini digunakan analisis data deskriptif. Alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Rancangan analisis deskriptif dalam penelitian ini menggunakan langkah sebagai berikut:
a) Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:
SK = ST x JB x JR Keterangan : ST = Skor tertinggi JB = Jumlah bulir JR = Jumlah responden
b) Membuat daerah kategori kontinum
Membagi daerah kategori kontinum menjadi lima tingkatan, contohnya sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tinggi = ST x JB x JR Rendah = SR x JB x JR Keterangan:
ST = Skor tertinggi SR = Skor terendah
(20)
JB = Jumlah bulir JR = Jumlah responden
Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan rumus:
−
Selanjutnya menentukan daerah kontinum tinggi, sedang, dan rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum tinggi sampai rendah.
c) Menentukan garis kontinum dan menentukan daerah letak skor untuk variabel iklan (X), citra merek (Y) dan minat beli (Z). Sangat
Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Gambar 3.1. Garis Kontinum Variabel X, Y, dan Z
3.6.3.2 Analisis Verifikatif
Analisis verifikatif bertujuan untuk menguji nilai hipotesis suatu variabel. Melalui analisis ini dapat diketahui pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Sehingga dapat diketahui pengaruh citra merek dan iklan terhadap minat beli dosen Universitas Pendidikan Indonesia.
Berikut adalah langkah-langkah dalam analisis verifikatif:
1. Methods of Successive Interval (MSI)
Langkah-langkah dalam mentransformasi data adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pertanyaan, hitung
proporsi setiap pilihan jawaban.
Berdasarkan frekuensi yang diperoleh dari setiap jawaban, hitung proporsi setiap pilihan jawaban.
Berdasarkan proporsi tersebut, hitung proporsi kumulatif untuk setiap jawabannya.
(21)
Reza Maulana Mustika , 2015
Menentukan nilai batas Z (Tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.
Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban dengan persamaan berikut:
(Dencity at Lower Limit)-(Dencity at Upper Limit) Scale Value =
(Area Below Upper Limit)-( Area Below Lower Limit)
2. Uji asumsi klasik
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahului dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Data yang digunakan sebagai model regresi dalam menguji haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan klasik.
1. Uji Normalitas Data
Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal maka digunakan uji normalitas untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square, sweknes dan Kurtosis atau uji Kolmogorov-Smirnov.
Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov, dengan uji ini dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai Sig > 0,1 maka data tersebut berdistribusi normal dan begitu juga sebaliknya.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah suatu uji untuk melihat atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu.
(22)
Uji multikolinearitas dapat diketahui jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,1 maka model dapat dinyatakan bebas dari multikolinearitas, jika nilai korelasi lebih dari 0,1 berarti terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinearitas.
Pada penelitian ini penulis melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dengan menggunakan program komputer IBM SPSSfor windows ver. 20, jika nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah suatu uji untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Konsekuensi dari adanya gejala heteroskedastis adalah penaksiran yang diperoleh tidak efisien, baik dalalm sampel besar maupun kecil walaupun penaksiran yang diperoleh menggambarkan populasinya atau tidak.
Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. (Sugiyono, dkk, 2013, hlm. 67).
3. Analisis Jalur
Analisis jalur (path analysis) menurut Fraenkel dan Wallen dalam Sandjojo (2011:11) bahwa analisis jalur digunakan untuk menguji kemungkinan dari satu hubungan sebab akibat diantara tiga variabel atau lebih. Dengan demikian analisis jalur pada dasarnya adalah sarana untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel guna mengetahui baik pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung diantara variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat
(23)
Reza Maulana Mustika , 2015
(dependent). Analisis jalur atau path analysis ini merupakan teknik yang digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (konstribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X terhadap Y serta Y terhadap Z (Riduwan & Kuncoro 2012:115).
1. Langkah-langkah Pengujian Analisis Jalur (Path Analysis)
Adapun langkah-langkah menguji path analysis sebagai berikut (Riduwan & Kuncoro 2012:116) :
1) Merumuskan hipotesis persamaan structural
2) Menghitung koefisien jalur yang di dasarkan pada koefisien regresi a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-struktur nya dan
rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai dengan hipotesis
b. Menghitung koefisien untuk setiap sub-struktur yang dirumuskan. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan :
Persamaan regresi ganda : Y = a + b1 x1 + b2 x2+ ε1
Koefisien jalur pada dasarnya adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari suatu data yang sudah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata=0 dan standar deviasi=1). Hal ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen). Jika pada program SPSS ditunjukkan pada output coefficient yang dinyatakan sebagai standardized coefficient atau dikenal dengan nilai Beta.
1) Menghitung koefisien jalur secara simultan
Karena pada penelitian ini menggunakan SPSS, maka kaidah pengujian signifikasi nya sebagai berikut :
a. Jika nilai probabilitas 0,1 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.1 < sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak singnifikan
(24)
b. Jika nilai probabilitas 0.1 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.1 > sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan 2) Menghitung secara individu
Hasil statistic se ρx diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk
analisis regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval. Kemudian untuk dapat mengetahui signifikasi analisis jalur dibandingkan antara nilai probabilitas 0,1 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan sebagai berikut :
c. Jika nilai probabilitas 0,1 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.1 < sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak singnifikan
d. Jika nilai probabilitas 0.1 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.1 > sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan 3) Meringkas dan menyimpulkan
2. Model Persamaan Struktural
Menurut Riduwan & Kuncoro (2012:5) persamaan struktural yaitu apabila setiap variabel terikat (endogen) secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel bebas (eksogen). Gambar diagram jalur untuk model structural sebagai berikut :
Sumber : Hasil pengolahan olahan peneliti
Gambar 3.2 Diagram jalur hubungan kausal X ke Y dan Y ke Z Persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu :
Y = ρyx x+ ε1 Z = ρzy y + ε2
(25)
Reza Maulana Mustika , 2015
Keterangan :
Ρ : koefisien jalur yang menunjukkan pengaruh langsung variabel
bebas terhadap variabel terikat
ε : faktor residual yang menunjukkan pengaruh variabel lain yang
tidak dapat diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Dalam keofisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi juga merupakan alat statistik untuk mengetahui besarnya hubungan persen dari variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian maka berlaku juga rumus sebagai berikut:
(KD) = r2 x 100% Keterangan:
KD = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi
3.6.4 Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 184) uji hipotesis adalah langkah terakhir dari analisis data dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) yang pada akhirnya akan diambil suatu kesimpulan penerimaan atau penolakan dari hipotesis yaitu uji signifikan koefisien korelasi (uji t-student) untuk menguji hipotesis parsial yang tersirat dari hipotesis penelitian.
Untuk mengukur seberapa besar pengaruh masing-masing variabel X terhadap variabel Y secara parsial digunakan uji T. Uji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara thitung dengan tTabel, rumus t hitung
dapat dilihat dalam persamaan berikut:
√ −
√ −
Keterangan:(26)
t = Distribusi student dengan derajat kebebasan (dk) = n-3 r = Koefisien korelasi product moment
n = Banyaknya data/sampel
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
Ho : r = 0, Tidak terdapat pengaruh antara variabel X (iklan) dan variabel Y (citra merek).
Hi : r ≠ 0, Terdapat pengaruh antara variabel X (iklan) dan variabel Y (citra merek).
Ho : r = 0, Tidak terdapat pengaruh antara variabel Y (citra merek) dan variabel Z (minat beli)
Hi ; r ≠ 0, Terdapat pengaruh antara variabel Y (citra merek) dan variabel
Z (minat beli)
Pengujian secara individual dengan uji t Tolak H0 jika thitung > t (mendekati 100%)(n-k-1)
Terima H0 jika thitung ≤ t (mendekati 100%)(n-k-1)
Sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan sehingga:
Jika thitung > tTabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika thitung ≤ tTabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Pada taraf kesalahan 0,01 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan.
Pengujian secara simultan dengan uji F
− − −
Keterangan :
R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel
(27)
Reza Maulana Mustika , 2015
Jika Fhitung ≤ Ftabel H0 diterima dan H1 ditolak
Berdasarkan tarag signifikan 0,01 dengan derajat kebebasan (dk)=(n-k-1).
(1)
Uji multikolinearitas dapat diketahui jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,1 maka model dapat dinyatakan bebas dari multikolinearitas, jika nilai korelasi lebih dari 0,1 berarti terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinearitas.
Pada penelitian ini penulis melihat nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF) dengan menggunakan program komputer IBM SPSSfor windows ver.
20, jika nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah suatu uji untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Konsekuensi dari adanya gejala heteroskedastis adalah penaksiran yang diperoleh tidak efisien, baik dalalm sampel besar maupun kecil walaupun penaksiran yang diperoleh menggambarkan populasinya atau tidak.
Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot
dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. (Sugiyono, dkk, 2013, hlm. 67).
3. Analisis Jalur
Analisis jalur (path analysis) menurut Fraenkel dan Wallen dalam Sandjojo (2011:11) bahwa analisis jalur digunakan untuk menguji kemungkinan dari satu hubungan sebab akibat diantara tiga variabel atau lebih. Dengan demikian analisis jalur pada dasarnya adalah sarana untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel guna mengetahui baik pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung diantara variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat
(2)
(dependent). Analisis jalur atau path analysis ini merupakan teknik yang digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (konstribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X terhadap Y serta Y terhadap Z (Riduwan & Kuncoro 2012:115).
1. Langkah-langkah Pengujian Analisis Jalur (Path Analysis)
Adapun langkah-langkah menguji path analysis sebagai berikut (Riduwan & Kuncoro 2012:116) :
1) Merumuskan hipotesis persamaan structural
2) Menghitung koefisien jalur yang di dasarkan pada koefisien regresi a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-struktur nya dan
rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai dengan hipotesis
b. Menghitung koefisien untuk setiap sub-struktur yang dirumuskan. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan :
Persamaan regresi ganda : Y = a + b1 x1 + b2 x2+ ε1
Koefisien jalur pada dasarnya adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari suatu data yang sudah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata=0 dan standar deviasi=1). Hal ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen). Jika pada program SPSS ditunjukkan pada output coefficient yang dinyatakan sebagai standardized coefficient atau dikenal dengan nilai Beta.
1) Menghitung koefisien jalur secara simultan
Karena pada penelitian ini menggunakan SPSS, maka kaidah pengujian signifikasi nya sebagai berikut :
a. Jika nilai probabilitas 0,1 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.1 < sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak singnifikan
(3)
b. Jika nilai probabilitas 0.1 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.1 > sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan 2) Menghitung secara individu
Hasil statistic se ρx diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk
analisis regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval. Kemudian untuk dapat mengetahui signifikasi analisis jalur dibandingkan antara nilai probabilitas 0,1 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan sebagai berikut :
c. Jika nilai probabilitas 0,1 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.1 < sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak singnifikan
d. Jika nilai probabilitas 0.1 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.1 > sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
3) Meringkas dan menyimpulkan
2. Model Persamaan Struktural
Menurut Riduwan & Kuncoro (2012:5) persamaan struktural yaitu apabila setiap variabel terikat (endogen) secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel bebas (eksogen). Gambar diagram jalur untuk model structural sebagai berikut :
Sumber : Hasil pengolahan olahan peneliti
Gambar 3.2 Diagram jalur hubungan kausal X ke Y dan Y ke Z
Persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu :
Y = ρyx x+ ε1
(4)
Keterangan :
Ρ : koefisien jalur yang menunjukkan pengaruh langsung variabel
bebas terhadap variabel terikat
ε : faktor residual yang menunjukkan pengaruh variabel lain yang
tidak dapat diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Dalam keofisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi juga merupakan alat statistik untuk mengetahui besarnya hubungan persen dari variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian maka berlaku juga rumus sebagai berikut:
(KD) = r2 x 100% Keterangan:
KD = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi
3.6.4 Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 184) uji hipotesis adalah langkah terakhir dari analisis data dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) yang pada akhirnya akan diambil suatu kesimpulan penerimaan atau penolakan dari hipotesis yaitu uji signifikan koefisien korelasi (uji t-student) untuk menguji hipotesis parsial yang tersirat dari hipotesis penelitian.
Untuk mengukur seberapa besar pengaruh masing-masing variabel X terhadap variabel Y secara parsial digunakan uji T. Uji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara thitung dengan tTabel, rumus t hitung
dapat dilihat dalam persamaan berikut:
√ −
√ −
(5)
t = Distribusi student dengan derajat kebebasan (dk) = n-3 r = Koefisien korelasi product moment
n = Banyaknya data/sampel
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
Ho : r = 0, Tidak terdapat pengaruh antara variabel X (iklan) dan variabel Y (citra merek).
Hi : r ≠ 0, Terdapat pengaruh antara variabel X (iklan) dan variabel Y
(citra merek).
Ho : r = 0, Tidak terdapat pengaruh antara variabel Y (citra merek) dan variabel Z (minat beli)
Hi ; r ≠ 0, Terdapat pengaruh antara variabel Y (citra merek) dan variabel
Z (minat beli)
Pengujian secara individual dengan uji t Tolak H0 jika thitung > t (mendekati 100%)(n-k-1)
Terima H0 jika thitung ≤ t (mendekati 100%)(n-k-1)
Sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan sehingga:
Jika thitung > tTabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika thitung ≤ tTabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Pada taraf kesalahan 0,01 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan.
Pengujian secara simultan dengan uji F
− − −
Keterangan :
R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel
(6)
Jika Fhitung ≤ Ftabel H0 diterima dan H1 ditolak
Berdasarkan tarag signifikan 0,01 dengan derajat kebebasan (dk)=(n-k-1).