Muhammad Irfa Udin 21100112130061 2017 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang
Kepadatan penduduk akan mempengaruhi cadangan air bersih di suatu

wilayah. Tahun 2015 cadangan airtanah bebas saat musim pancaroba di Solo tersisa
1,34 miliar L, sedangkan jumlah airtanah tertekan saat yang sama mencapai
21 miliar L. Sementara kebutuhan air penduduk Solo sebesar 51 juta L/hari atau
18,62 miliar L/tahun. Selain itu, Kota Surakarta juga memiliki permasalahan
mengenai kualitas airtanah. Kualitas air di wilayah perkotaan cenderung turun
karena

kegiatan

pembangunan.

Solo


memiliki

wilayah

yang

dihuni

12.000 penduduk/km2. Hal ini bertolak belakang dengan syarat minimal jarak
antara septic tank dan sumur resapan sebesar 10 m (Aryono, 2016).
Perkembangan Kota Surakarta semakin lama semakin pesat. Kondisi
demikian dapat mempengaruhi kebutuhan air yang semakin meningkat. Jumlah
kebutuhan air pada setiap sektor pun berbeda-beda. Umumnya masyarakat Kota
Surakarta menggunakan airtanah dari sumur gali dan sumur bor.
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode observasi untuk
mengetahui kondisi hidrogeologi daerah penelitian dengan melakukan pengukuran
Muka Airtanah (MAT), pengambilan sampel sebanyak 25 sampel airtanah akuifer
tertekan dan 25 sampel airtanah akuifer bebas untuk kualitas airtanah yang meliputi
uji kesadahan, Total Dissolve Solid (TDS), ion Fe2+, uji pH, dan Daya Hantar Listrik
(DHL), serta pengambilan dan pengolahan data pumping test untuk mendapatkan

kondisi kuantitas air tanah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa muka airtanah akuifer bebas dan tertekan
cenderung menunjukkan arah aliran airtanah mengalir dari daerah Barat Laut
menuju ke daerah Tenggara. Pengujian sampel airtanah menghasilkan rentang nilai
kadar ion Fe2+ antara 0,01-0,97 mg/L, TDS antara 212-922 mg/L, kesadahan antara
14,6-482 mg/L, pH antara 6,6-8,13, dan DHL antara 398-1.342 μs/cm. Keseluruhan
sampel memenuhi syarat kualitas air minum (Permenkes No 492 Tahun 2010).

1

Pengolahan data pumping test menghasilkan data karakteristik akuifer dan sumur,
yaitu nilai transmisivitas (T) antara 4,74-292,4 m2/hari, konduktivitas hidrolik (K)
antara 1,58-19,27 m/hari, koefisien cadangan air (S) antara 0,0018-0,012, debit
(Qopt) 2,42-7,42 L/det, dan kapasitas jenis sumur (qs) 0,16-4 L/det.m. Berdasarkan
hasil penggabungan data kualitas dan kuantitas didapatkan zona potensi airtanah
pada daerah penelitian, yaitu zona potensi sedang untuk akuifer bebas dan tertekan.
I.2

Rumusan Masalah
Kebutuhan manusia terhadap air semakin meningkat seiring bertambahnya


jumlah penduduk di suatu daerah. Pentingnya kebutuhan air dilihat dari segi
kuantitas maupun kualitas air. Parameter kuantitas mencakup penurapan/
pengambilan air dari permukaan maupun sumber air bawah permukaan atau biasa
disebut airtanah. Pemanfaatan air permukaan relatif lebih mudah dibandingkan
pemanfaatan airtanah. Air permukaan dapat dimanfaatkan langsung karena
wujudnya yang jelas terlihat secara kasat mata, sehingga dapat ditentukan jenis
teknik pengambilan airnya langsung berdasarkan pengamatan lapangan. Penentuan
banyaknya (kuantitas) airtanah yang terdapat di bawah permukaan menggunakan
berbagai macam metode yang didasarkan pada penelitian karakteristik akuifer dan
penelitian sumber airtanah.
Pengelompokan potensi airtanah untuk air minum pada penyelidikan ini
mencakup pemahaman tentang jumlah (kuantitas) dan kualitas airtanah pada suatu
tempat yang didasarkan pada Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang Standar
Kualitas Air Minum. Kedua hal ini dikaitkan dengan kemudahan untuk
mendapatkannya dengan teknologi yang umum berlaku. Suatu tempat dapat
dinyatakan memiliki potensi airtanah yang tinggi jika terdapat kemungkinan untuk
mendapatkan airtanah dengan jumlah yang cukup dan relatif mudah diperoleh.
Oleh karena itu penulis ingin mengkaji potensi airtanah untuk kebutuhan air
minum berdasarkan parameter kualitas dan kuantitas airtanah baik pada akuifer

bebas maupun akuifer tertekan Kota Surakarta. Parameter kualitas didapat
berdasarkan data uji laboratorium dari sampel airtanah, sedangkan parameter
kuantitas didapatkan dari pengolahan data pumping test.

2

I.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

I.3.1 Maksud Penelitian
a. Melakukan pengukuran muka airtanah.
b. Melakukan pengambilan sampel airtanah untuk uji DHL (Daya Hantar
Listik), TDS (Total Dissolved Solid), pH, ion Fe2+ dan kesadahan dari
sampel airtanah daerah penelitian.
c. Melakukan pumping test.
d. Melakukan zonasi potensi airtanah berdasarkan parameter kualitas dan
kuantitas airtanah daerah penelitian.
I.3.2 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui kondisi muka airtanah dan pola airtanah akuifer bebas dan

tertekan di daerah penelitian.
b. Mengetahui kondisi kualitas airtanah berdasarkan nilai DHL, TDS, pH,
kesadahan dan ion Fe2+ berdasarkan Permenkes No 492 Tahun 2010
tentang Standar Kualitas Air Minum.
c. Mengetahui kondisi kuantitas airtanah berdasarkan karakteristik akuifer
dan sumur.
d. Mengetahui zonasi potensi airtanah untuk air minum berdasarkan kondisi
kualitas dan karaketeristik airtanah akuifer bebas dan tertekan daerah
penelitian.
I.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan terbagi menjadi tiga, yang meliputi
manfaat untuk peneliti, manfaat untuk institusi, dan manfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan. Manfaat itu antara lain:
a. Manfaat bagi peneliti yakni penelitian ini dapat dijadikan sebagai media
dalam pengaplikasian ilmu geologi yang didapat dalam perkuliahan, sehingga
peneliti mampu mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat dengan
menggunakan ilmu geologi.
b. Manfaat untuk institusi adalah memberikan pengetahuan mengenai zona
potensi airtanah akuifer tertekan di Kota Surakarta serta membantu pihakpihak terkait termasuk pemerintah dalam hal perencanaan, pengembangan,


3

dan pengelolaan airtanah untuk menunjang kegiatan pembangunan pada
daerah penelitian.
c. Manfaat bagi pengembangan ilmu yaitu memberikan gambaran mengenai
kondisi hidrogeologi Kota Semarang terutama zona konservasi airtanahnya
yang dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam pengelolaan airtanah Kota
Semarang yang lebih baik di kemudian hari.
I.5

Ruang Lingkup Penelitian

I.5.1 Lingkup Wilayah
Secara koordinat Universe Transverse Mercator (UTM) Kota Surakarta
terletak di antara garis 9168408-9160441 m (Utara) dan 474521-485552m (Timur)
ditunjukkan pada Gambar 1.1. Kota Surakarta memiliki luas wilayah 44,06 km 2.
Kota Surakarta mempunyai 5 kecamatan dengan 51 kelurahan yang terdiri dari
kecamatan Laweyan 11 kelurahan, Sarengan 7 Kelurahan, Pasar Kliwon
9 kelurahan, Jebres 11 kelurahan dan Banjarsari 13 kelurahan (BPS Kota Surakarta,
2016).


Gambar 1.1 Peta Administrasi Kota Surakarta.

I.5.2 Batasan Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
a. Pengukuran muka airtanah dilakukan bulan November 2015.
b. Penentuan kondisi MAT dan pola aliran akuifer tertekan airtanah
berdasarkan data sekunder Tahun 2011.
4

c. Penentuan kualitas airtanah mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
No 492 Tahun 2010 tentang Standar Kualitas Air Minum dengan
parameter yang diteliti adalah nilai DHL, TDS, pH, kesadahan dan ion
Fe2+.
d. Penentuan karakteristik akuifer dan sumur daerah penelitian mengacu
pada metode Cooper Jacob dengan data pumping test tipe long period test.
e. Penentuan potensi airtanah sesuai dengan ketentuan Badan Standardisasi
Nasional (BSN) seperti tercantum dalam Standard Nasional Indonesia
(SNI) No. 13-7121-2005 tanggal 31 Agustus 2005, tentang Penyelidikan
Potensi Airtanah Skala 1:100.000 atau Lebih Besar

f. Penyusunan zona potensi yang dibuat merupakan zona potensi airtanah
pada akuifer bebas dan tertekan
I.6

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan di daerah penelitian maupun

yang berkaitan dengan kajian penelitian antara lain:
1. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah-Direktorat Tata
Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan (2001) pada Laporan
Identifikasi Potensi Distribusi dan Pemanfaatan air bawah tanah Cekungan
Surakarta menyatakan bahwa Cekungan Surakarta merupakan cekungan lintas
administrasi, yang kondisi lingkungan airtanahnya masih relatif sangat aman dan
potensial untuk dikembangkan. Sebaran atau distribusi potensi airtanah pada
Cekungan Surakarta tidak merata, sehingga perlu dibagi menjadi enam area
dengan pengendalian pengambilan yang berbeda dengan mengatur kedalaman
dan debit pemompaan berikut.
a. Zona aman dengan potensi tinggi, kisaran kedalaman akuifer 50-150 m, debit
jenis 3 L/det/sumur, volume maksimum pengambilan airtanah adalah
400 m3/hari/sumurbor.

b. Zona aman dengan potensi sedang, kisaran kedalaman akuifer 50-120 m,
debit jenis 2 L/det/sumur, volume maksimum pengambilan airtanah adalah
150 m3/hari/sumurbor.

5

c. Zona aman dengan potensi kecil, kisaran kedalaman akuifer 50-100 m, debit
jenis 1 L/det/sumur, volume maksimum pengambilan airtanah adalah
100 m3/hari/sumurbor.
d. Zona aman dengan potensi sedang, kisaran kedalaman akuifer 70-200 m,
debit jenis 2 L/det/sumur, volume maksimum pengambilan airtanah dalah
150 m3/hari/sumurbor.
2. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah-Direktorat Tata
Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan (2003) pada Kajian CAT
Karanganyar-Boyolali menyatakan bahwa CAT Karanganyar-Boyolali terbagi
dalam 3 (tiga) wilayah potensi airtanah, yaitu:
a. Potensi Airtanah Tinggi pada Akuifer Tertekan
Akuifer dalam mempunyai kedudukan akuifer antara 30-120 mbmt,
kedalaman MAT antara 0,5-40 mbmt, T antara 45-1.500 m2/hari, Qs antara
0,5-15 L/det/m, Q opt antara 10-50 L/det, Jarak antar sumur antara

100-500 m, mutu airtanah umumnya baik
b. Potensi Airtanah Sedang pada Akuifer Tertekan
Akuifer dalam mempunyai kedudukan akuifer antara 30-150 mbmt,
kedalaman MAT antara 3-40 mbmt, T antara 250-896 m2/hari, Qs antara
1-3,5 L/det/m, Q opt antara 5-9,5 L/det, jarak antar sumur antara
100-1.000 m, mutu airtanah umumnya baik.
c. Potensi Airtanah Rendah pada Akuifer Tertekan
Akuifer dalam mempunyai kedudukan akuifer lebih dari 30-150 mbmt,
kedalaman MAT antara 5-50 mbmt, T antara 30,5-100 m2/hari, Qs antara
0,3-0,8 L/det/m, Q opt kurang dari 2,0 L/det, jarak antar sumur antara
80-400 m, mutu airtanah umumnya baik.
3. Indrawan, dkk (2012), melakukan penelitian pemanfaatan dan kelayakan
kualitas airtanah di Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Berdasarkan hasil uji
laboratorium diketahui bahwa dari parameter fisika yang diuji menunjukkan
kadar TDS sebesar 213-368 mg/L. Dari parameter kimia yang diuji
menunjukkan pH sebesar 8,2-8,6, kadar Fe