UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN IBADAH SHALAT PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA DI SDLB INSAN PRIMA BESTARI (IPB) SUKARAME KOTA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository
IBADAH SHALAT PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA DI SDLB
INSAN PRIMA BESTARI (IPB) SUKARAME
KOTA BANDAR LAMPUNG SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
OLEH
LISA MAYA SARINPM : 1311010357 Jurusan : Pendidikan Agama Islam FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M
IBADAH SHALAT PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA DI SDLB INSAN
PRIMA BESTARI (IPB) SUKARAME KOTA BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
OLEH
LISA MAYA SARI
NPM : 1311010357
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Pembimbing I : Dra. Istihana, M. Pd.
Pembimbing II : Dr. Rijal Firdaus, M. Pd.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1438 H / 2017 M
ABSTRAK
IBADAH SHALAT PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA DI SDLB
INSAN PRIMA BESTARI (IPB) SUKARAME
KOTA BANDAR LAMPUNG
OLEH
LISA MAYA SARI
Guru pendidikan agama Islam pada SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan pengamalan ibadah shalat kepada peserta didik tuna grahita, namun masih ada peserta didik yang kemampuan ibadah shalat masih rendah, sehingga rumusan masa lah yang diajukan adalah “Mengapa upaya guru Pendidikan Agama
Islam belum berhasil dalam pembinaan ibadah shalat peserta didik tuna grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung
”?. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pengamalan ibadah shalat Ashar di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung dan untuk mengetahui faktor penyebab upaya guru Pendidikan Agama Islam belum berhasil dalam meningkatkan pengamalan ibadah shalat Ashar di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik tuna grahita
kelas III dan IV di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar
Lampung berjumlah 10 orang. Alat pengumpul data yang penulis gunakan
yaitu metode observasi, interview dan dokumentasi. Dalam analisa data
digunakan analisa kualitatif deskriptif yaitu analisis data yang menekankan
pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu)
serta menggambarkan apa adanya mengenai perilaku obyek yang sedang
diteliti.Kesimpulan penelitian bahwa faktor penyebab upaya guru Pendidikan Agama Islam belum berhasil dalam membina ibadah shalat peserta didik tuna grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung karena peserta didik tuna grahita sangat hetrogen dengan berbagai macam tingkat kemampuan intelektual yang berbeda-beda dan dengan berbagai macam latar belakang orang tua dan secara mayoritas berasal dari ekonomi lemah (kurang mampu) sehingga peran orang tua dalam keluarga bergeser, karena lebih mengutamakan memenuhi nafkah keluarga dan kurang memperhatikan keberlangsungan pendidikan anak-anaknya yang perlu mendapatkan perhatian khusus serta terbatasnya jam pelajaran Pendidikan Agama Islam yang hanya dua jam pelajaran dalam setiap minggunya padahal materi yang diajarkan cukup banyak.
Kata kunci : Upaya Guru Pendidikan Agama Islam, pengamalan ibadah shalat
ُةَبِقَٰع ۥ ُهَل ُىىُنَت يَه َىىُوَلۡعَت َفۡىَسَف ۖ لِهبَع ًًِِإ ۡنُنِتًَبَنَه ٰىَلَع ْاىُلَوۡع ٱ ِمۡىَقٌَٰ ۡلُق
٥٣٥ َىىُوِلَٰظّل ٱ ُحِلۡفٌُ بَل ۥ ُهًَِإ ِۚراَدّل ٱArtinya : "Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,
sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya, orang-orang yang zalim itu tidak akan1 mendapat keberuntungan ".(QS. Al An'am : 135)
1 Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penerjemah Al Quran, 2005), h. 210.
Syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia
- –Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan seperti apa yang diharapkan.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat
- –syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis merasa perlu menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi
- –tingginya kepada yang terhormat : 1.
Dr. H. Chairul Anwar, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Dr. Imam Syafei, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agam Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
3. Dra. Istihana, M. Pd. selaku Pembimbing I dan Dr. Rijal Firdaus, M. Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
Kepala Perpustakaan UIN Raden Intan Lampung serta seluruh staf yang telah meminjamkan buku guna keperluan ujian.
6. Kepala SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung, guru serta staf yang telah memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi ini.
7. Rekan–rekan yang telah memberi bantuan baik petunjuk atau berupa saran–saran, sehingga penulis senantiasa mendapat informasi yang sangat berharga.
Semoga amal baik Bapak, Ibu dan rekan
- –rekan semua akan diterima oleh Allah SWT dan akan mendapatkan balasan yang sesuai dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bandar Lampung, Juli 2017 Penulis
LISA MAYA SARI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii PERSETUJUAN ............................................................................................. iii PENGESAHAN .............................................................................................. iv MOTTO .......................................................................................................... v PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL........................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiBAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Judul ...................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul ............................................................. 4 C. Latar Belakang Masalah ......................................................... 5 D.
12 Identifikasi dan Batasan Masalah ...........................................
E.
Rumusan Masalah ................................................................... 13 F.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 14 G.
16 Kajian Pustaka .........................................................................
BAB II LANDASAN TEORI Guru Pendidikan Agama Islam 1.
17 Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam .......................
2.
18 Syarat Guru Pendidikan Agama Islam ..............................
3.
21 Tugas dan Peranan Guru Pendidikan Agama Islam ......... Ibadah Shalat 1.
25 Pengertian Shalat ..............................................................
2.
28 Dasar Hukum Ibadah Shalat .............................................
3.
29 Tatacara Ibadah Shalat ......................................................
4.
36 Tujuan Ibadah Shalat ........................................................
5. Fungsi dan Hikmah Ibadah Shalat .................................... 37 Tuna Grahita 1.
39 Pengertian Tuna Grahita ...................................................
2.
42 Klasifikasi Anak Tuna Grahita .........................................
3.
45 Karakteristik dan Permasalahan Anak Tuna Grahita ........
Pembinaan Ibadah Shalat Peserta Didik Tuna Grahita .................
48 BAB III METODE PENELITIAN A.
53 Jenis dan Sifat Penelitian… ................................................
B.
54 Sumber Data .......................................................................
C.
55 Alat Pengumpul Data .........................................................
D.
58 Analisa Data .......................................................................
E.
59 Uji Keabsahan Data ............................................................
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Profil SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame 1.
62 Sejarah Berdirinya .............................................................
2.
62 Visi dan Misi .....................................................................
3.
63 Struktur Organisasi ............................................................
4. Keadaan Guru .................................................................... 64 5.
64 Keadaan Peserta Didik ......................................................
6.
65 Keadaan Sarana dan Prasarana ..........................................
B. Pembahasan dan Analisa Data 1. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan
Ibadah Shalat Peserta Didik SDLB Insan Prima Bestari
66 2.
Faktor Pendukung dan Penghambat Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Ibadah Shalat Peserta Didik Tuna Grahita di SDLB Insan Prima Bestari............
76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan ............................................................................ 80 B.
80 Saran-saran .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-kisi Observasi Lampiran 2 : Kerangka Interview dengan Guru PAI Lampiran 3 : Kerangka Interview Kepala Sekolah Lampiran 4 :
Kearngka Dokumentasi
Lampiran 5 :
Daftar Responden
Lampiran 6 :
Kartu Kosultasi
Lampiran 7 :
Surat Pengantar Riset
Lampiran 8 :
Surat Keterangan Riset
Halaman Tabel 1 Kemamapuan Ibadah Shalat Peserta Didik Kelas III dan IV
12 SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung...........................................................................................
Tabel 2 Jumlah Populasi Penelitian............................................................
55 Tabel 3 Keadaan Guru SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota
64 Bandar Lampung ............................................................................. Tabel 4 Keadaan Peserta Didik SDLB Insan Prima Bestari (IPB)
65 Sukarame Kota Bandar Lampung.................................................. Tabel 5 Keadaan Sarana dan Prasarana SDLB Insan Prima Bestari (IPB)
65 Sukarame Kota Bandar Lampung....................................................
PENDAHULUAN A.
Penjelasan Judul
Sebelum penulis menguraikan skripsi ini lebih lanjut, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian judul skripsi “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Ibadah Shalat Peserta Didik Tuna Grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung
”. Adapun penjelasan istilah-istilah judul
tersebut adalah : 1.
Upaya Upaya adalah "usaha untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan sesuai
2 dengan rencana dan dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan".
Upaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan oleh seorang yang memiliki profesi sebagai pengajar atau pendidik khusus pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam secara terus menerus dan berkesinambungan dalam membiasakan pengamalan ibadah shalat kepada peserta didik tuna grahita.
2. Guru Pendidikan Agama Islam
Guru adalah "seorang yang telah mengkhususkan diri untuk melakukan kegiatan untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam kepada seorang, kelompok
2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 601.
3 profesi sebagai pengajar atau pendidik khusus pada mata pelajaran agama Islam.
Guru Pendidikan Agama Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seseorang yang melaksanakan tugas pembinaan pendidikan dan pengajaran yang dibekali dengan pengetahuan tentang anak didik dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kependidikan.
3. Pembinaan Pembinaan adalah “usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
4 berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik”.
Pembinaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan yang dilakukan secara berdaya guna agar sifat peserta didik tuna grahita SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung memiliki kemampuan yang baik dalam pelaksanaan ibadah shalat.
4. Shalat Shalat menurut lughah berarti “doa”. Sedangkan menurut istilah shalat adalah
“berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut
5
syarat- syarat yang telah ditentukan syara”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diperjelas bahwa ibadah shalat adalah suatu perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang dilandasi hati ikhlas 4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), Cet. VII, h. 16.. 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., h 134.
Mohammad Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: Toha Putra, 2006), h. 34. dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara`. Adapun yang dimaksud ibadah shalat dalam judul ini adalah ibadah shalat Dzuhur.
5. Tuna Grahita Tuna grahita adalah “istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata- rata”. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah- istilah “mental retasdation, mentally retarded, mental
6
deficiency, mental defective dan lain- Istilah tersebut sesungguhnya
lain”.mempunyai arti yang sama yang menjelaskan kondisi anak yang kecerdasanya jauh di bawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidak cakapan dalam interaksi sosial. Anak tungrahita atau dikenal juga dengan istilah keterbelakangan mental karena keterbatasan kecerdasanya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan secara khusus yakni disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut.
6. SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung adalah suatu lembaga pendidikan formal pada jenjang sekolah dasar yang berada dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Perpustakaan Kota Bandar Lampung yang dalam hal ini menjadi objek lokasi penelitian. 6 Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 103 ini suatu penelitian untuk mengungkap dan membahas secara lebih dalam dan menukik mengenai upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan ibadah shalat peserta didik tuna grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung.
B. Alasan Memilih Judul
Adapun yang melatarbelakangi penulis membahas judul skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Membiasakan pengamalan ibadah shalat kepada peserta didik tuna grahita dalam kehidupan sehari-hari memerlukan perhatian semua komponen baik guru di sekolah maupun orang tua di rumah. Untuk itu guru khususnya perlu melakukan pembinaan dan bimbingan secara kontinu di dalam membiasakan pengamalan ibadah shalat dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada saat shalat Dzuhur di sekolah.
2. Kemampuan peserta didik tuna grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB)
Sukarame Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan ibadah shalat masih perlu ditingkatkan, kondisi ini menuntut semua komponen sekolah khususnya guru Pendidikan Agama Islam untuk melakukan berbagai upaya agar peserta didik memiliki kebiasaan dalam mengamalkan ibadah shalat dalam kehidupan sehari- hari.
Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam Undang-undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 ditegaskan bahwa “Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan tanpa kecuali tidak melkondisi calon peserta didik, baik kondisi normal secara fisik maupun dalam kondisi memiliki kelainan seperti penyandang kekurangan dalam segi penglihatan, pendengaran, pikiran atau disebut tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa
7 maupun tunalaras”.
Secara operasional dukungan tersebut dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada Bab II pasal 5 ayat 1 menyatakan, “warganegara yang memiliki kelainan fisik, emosional intelektual atau
8 Pengembangan sosial memperoleh pendidikan khusus sesuai dengan kebutuhannya”.
pendidikan yang diatur dalam undang-undang tidak terdapat perlakuan yang deskriminatif. Hal ini ditegaskan dalam Bab V Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 12 ayat 1a, bahwa “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapat pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya diajarkan
9 oleh pendidik seagama”.
Pendidikan agama ini menjadi begitu penting dalam memperkuat iman dan ketaqwaan peserta didik, sehingga antara pendidikan umum yang diperoleh dengan 7 Sekretariat Negara, Undang-undang Dasar tahun 1945, (Jakarta: Percetakan Negara, 2002),
h. 51 8 Tim Redaksi, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), h. 3. 9 Ibid.,
h. 4 dijelaskan bahwa meningkatkan kualitas pendidikan melalui penyempurnaan system pendidikan agama sehingga lebih terpadu, integral dengan system pendidikan nasional yang didukung oleh sarana dan prasana yang memadai.
Pendidikan agama atau mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada pendidikan khusus atau sekolah luar biasa bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia beriman dan dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Pendidikan agama sangat penting karena agama dapat memberikan petunjuk ke jalan yang benar, menuntun ke jalan yang diridhai Allah. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa “pendidikan agama merupakan alat pembinaan yang ampuh bagi peserta didik. Agama yang tertanam dan tumbuh secara wajar dalam jiwa anak-anak akan dapat digunakan untuk mengendalikan keinginan-keinginan dan dorongan- dorongan yang kurang baik serta membantunya dalam menghadapi berbagai masalah
10 kehidupan pada umumnya”.
Sehubungan dengan itu guru Pendidikan Agama Islam sangat berperan penting dalam memberikan bimbingan dan pembinaan kepada peserta didik dalam rangka mengarahkan proses pertumbuhan dan perkembangan mereka menuju terbentuknya pribadi muslim yang utama dan mandiri. Sebagaimana pendapat yang menyatakan 10 bahwa “tugas guru pendidikan agama Islam yaitu membina dan
Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 2002), edidi revisi keempat, h. 119.
- –kemampuan dan sikap yang baik dari murid sesuai
11 dengan ajaran Islam”.
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat diperjelas bahwa, guru pendidikan agama Islam sebagai pendidik bertugas untuk mengisi kesadaran beragama, membina mental, membentuk moral dan membangun kepribadian yang baik sesuai dengan ajaran Islam. hal ini sesuai dengan pendapat bahwa :
“Tingkah laku atau moral guru pada umumnya merupakan penampilan lain dari kepribadiannya,bagi anak didik guru adalah contoh teladan yang sangat penting dalam pertumbuhannya, guru adalah orang kedua sesudah orang tua yang
12 mempengaruhi kepribadian anak didik”.
Tugas dan tanggung jawab guru pendidikan agama Islam bukan sekedar menumpahkan ilmu pengetahuan tapi juga mendidik peserta didik yang baik yang dalam Islam berarti memiliki kepribadian muslim yang utama. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa “mendidik berarti mentransfer nilai-nilai pada keduanya, nilai-nilai tersebut harus diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari, oleh karena itu pribadi
13
guru merupakan perwujudan dari nilai- nilai yang akan ditransfer”.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, jelas bahwa kepribadian guru merupakan faktor utama yang harus dimiliki, karena kepribadian pendidik akan menjadi panutan bagi anak didiknya.
11 Departemen Agama RI., Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2000), h 207. 12 13 Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Edisi IV, h. 19. 7.
Sardiman, AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 136. karena itu pendidikan Islam diarahkan kepada terbentuknya anak-anak yang beriman (bertaqwa) dengan menjalankan ibadah dalam kehidupan sehari-hari dan juga memiliki akhlak mulia. Maka dalam pelaksanaannya guru Pendidikan Agama Islam harus mampu : 1.
Mengajarkan ilmu agama Islam 2. Menanamkan keimanan dalam jiwa anak 3. Mendidik anak agar taat menjalankan agama
14 4.
Mendidik anak agar berbudi pekerti mulia.
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa peranan guru Pendidikan Agama Islam adalah mendidik anak agar menjadi muslim yang utama dengan memiliki akhlak mulia dan selalu taat menjalankan ibadah shalat wajib sesuai dengan syari’at Islam.
Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa setiap muslim diwajibkan mengerjakan ibadah shalat. Adapun dasar mengerjakan shalat sebagaimana dijelaskan dalam al Quran yaitu :
Artinya : “...Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah (perbuatan-
15 perbuatan) keji dan munkar”.( QS. al Ankabut : 45)
Berdasarkan ayat di atas jelas bahwa mengerjakan shalat merupakan kewajiban bagi umat Islam. Dengan demikian semua yang beragama Islam wajib 14 Zuhairi, Abdul Ghafur dan AS. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 2005), Cet V, h 25. 15 Departemen Agama RI., Al Quran dan Terjemahanya, (Jakarta: Yayasan Penerjemah Al Quran, 2005), h. 635.
bagi kehidupan manusia yakni agar manusia yang melakukannya senantiasa mengingat Allah. Sebagaimana firman Allah yaitu :
Artinya : “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah. Tidak ada Tuhan selain Aku. Maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.(QS. Thaha16 : 14)
Ibadah shalat mempunyai hikmah yang sangat besar, yakni untuk menjaga keseimbangan dan ketenangan hidup. Dengan mengerjakan shalat, maka hati atau jiwa manusia akan terasa tenteram. Sebagaimana firman Allah yaitu :
٨٢ ُةىُلُقۡلٱ ُيِئَوۡطَت ِهَللٱ ِزۡمِذِب بَلَأ ِۗهَللٱ ِزۡمِذِب نُهُبىُلُق ُيِئَوۡطَتَو ْاىٌَُهاَء َيٌِذَلٱ
Artinya : “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya mengingat Allah lah hati17 menjadi tenteram”.(QS. ar Ra’du : 28)
Berdasarkan ayat di atas jelas bahwa dengan mengerjakan shalat dan menghayati serta memahami hikmah dan tujuan shalat akan dapat mencegah perbuatan keji dan munkar dan hatipun akan menjadi tentram. Namun pada kenyataannya, masih banyak umat Islam yang berbuat tidak baik, dikarenakan tidak memahami dan menghayati hikmah dan tujuan shalat.
Dalam menanamkan pengetahuan tentang tatacara shalat yang baik dan benar harus betul-betul sesuai dengan tuntunan al Quran Al Quran dan hadits Rasulullah, hal ini sesuai dengan hadits dibawah ini : 16 17 Ibid ., h. 477.
Ibid ., h. 373.
Artinya : “Dari Abu Hurairah RA. Berkata, Rasulullah bersabda “shalatlah kamu
18 sebagaimana saya melakukan shalat”. (HR. Bukahiri)
Dalam membiasakan pengamalan ibadah shalat bagi peserta didik harus dimulai sejak kecil sehingga anak akan terbiasa untuk melakukan shalat. Apabila sampai dengan umur 10 tahun belum mau melakukan shalat, maka pukullah mereka dengan maksud untuk mendidik, hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah yaitu :
Artinya : “Dari Abdilah bin Amr bin Ash berkata, Rasulullah SAW bersabda :
Suruhlah shalat anak-anak kalian ketika berumur 7 tahun dan pukullah mereka ( jika enggan ) ketika berumur 10 tahun, serta pisahkanlah tempat
19
tidur mereka”. ( HR. Abu Daud )Upaya yang dapat dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pengamalan ibadah shalat kepada peserta didik tuna grahita adalah : a.
Mengajarkan bacaan dan gerakan shalat dengan benar b. Memerintahkan anak agar melaksanakan shalat dengan benar c. Menunjukan tujuan shalat d. Menasihati agar rajin mengerjakan shalat e. Memberikan hukuman jika tidak melakukan shalat
20 f.
Memberikan hadiah kepada anak yang rajin shalat. 18 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, (Jakarta: Widjaya, 1990), Jilid 1, Penerjemah Makmur Daud Widjaya, h. 198. 19 20 Abu Daud, Sunan Abu Daud, (Mesiri: Dar al Matkbah, tth)., Juz Awal, h. 224.
Zainal Abidin Ahmad, Mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 2008), Cet III, h. 59. Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung adalaha bahwa pengamalan ibadah shalat khususnya pelaksanaan shalat Dzuhur berjamaah bagi peserta didik tuna grahita masih belum optimal dikarenakan peserta didik pada saat shalat tersebut harus selalu diawasi dan diperintah dan belum muncul kesadaran dalam dirinya. Kondisi ini menyebabkan kemampuan peserta didik tuna grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan ibadah shalat masih perlu ditingkatkan, karena ada beberapa peserta didik yang kemampuan shalatnya baik dari segi bacaan maupun gerakan belum sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah.
Berdasarkan hasil interview pada saat pra survey terhadap guru Pendidikan Agama Islam di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung diperoleh keterangan sebagai berikut :
“Sebagai guru Pendidikan Agama Islam saya telah berupaya semaksimal mungkin agar peserta didik khususnya kelas III dan IV di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung memiliki kemampuan dalam pelaksanaan ibadah shalat fardu khususnya shalat Dzuhur di sekolah. Upaya yang saya lakukan adalah mengajarkan bacaan dan gerakan shalat dengan benar, memerintahkan anak agar melaksanakan shalat dengan benar, menunjukan tujuan shalat, menasihati agar rajin mengerjakan shalat, memberikan hukuman jika tidak
21
melakukan shalat dan memberikan hadiah kepada anak yang rajin shalat ”.
Berdasarkan keterangan tersebut jelas bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung telah melakukan berbagai upaya dalam pembinaan ibadah shalat kepada peserta didik tuna grahita, 21 Hanif Ansori, Guru Pendidikan Agama Islam SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Bandar Lampung, Wawancara, Desember 2016. sebagaimana tabel dibawah ini : Tabel 1
Kemamapuan Ibadah Shalat Peserta Didik Kelas III dan IV SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung
2.0
2.0
2
10
9 Duduk tasyahud akhir
5.0
5
3.0
3
2
3.0
10
8 Duduk tasyahud awal
4.0
3
3.0
3
4.0
4
3
5
7 Duduk dua sujud
10
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan fakta-fakta di atas menujukan bahwa terdapat kesenjangan atau masalah dimana guru Pendiidkan Agama Islam telah melakukan berbagai upaya dalam pembinaan ibadah shalat shalat namun masih ada peserta didik yang kemampuan ibadah shalat masih rendah, kondisi inilah yang menarik untuk dikaji dalam penelitian ilmiah yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Ibadah Shalat Peserta Didik Tuna Grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung”.
1.0 Sumber : Hasil observasi pada saat pra survey
1
5.0
5
4.0
4
11 Salam
5.0
2.0
2
4.0
4
4.0
4
10
10 Membaca shalawat
10
2.0
No Uraian (Rukun Shalat) Jumlah Siswa Kemampuan Shalat Tinggi % Sedang % Rendah %
10 10 100
3.0
3
7.0
7
10
3 Membaca Al Fatihah
0.0
0.0
2 Takbiratul Ihram
4 Ruku’ dan bacaannya
4.0
4
3.0
3
3.0
3
10
1 Niat
0.0
10
2
3.0
3.0
3
5.0
5
10
6 Sujud dan bacaannya
4.0
4
3
3
3.0
3
10
5 I’tidal dan bacaannya
4.0
4
3.0
3
3.0
D. Identifikasi dan Batasan Masalah
Pelaksanaan shalat Dzuhur berjamaah bagi peserta didik tuna grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung masih belum optimal dikarenakan peserta didik pada saat shalat tersebut harus selalu diawasi dan diperintah dan belum muncul kesadaran dalam dirinya.
2. Kemampuan peserta didik tuna grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB)
Sukarame Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan ibadah shalat masih perlu ditingkatkan, karena ada beberapa peserta didik yang kemampuan shalatnya baik dari segi bacaan maupun gerakan belum sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah.
Adapun batasan masalah pada penelitian ini hanya pada upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan ibadah shalat peserta didik tuna grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung.
E. Rumusan Masalah
Masalah pada hakikatnya adalah "segala bentuk pertanyaan yang sulit dan perlu dicari jawaban atau segala hambatan, gangguan, halangan serta rintangan dan
22 kesulitan yang perlu disingkirkan atau dihilangkan".
Pendapat lain menyatakan bahwa masalah adalah "suatu kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya, masalah harus dapat dirasakan
22 Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Jakarta: bumi Aksara, Cet V, 2004), h. 38.
23 akan berjalan terus".
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa masalah merupakan segala bentuk hambatan atau rintangan dan kesulitan yang perlu disingkirkan dalam proses berlangsungnya suatu kegiatan agar sesuai dengan apa yang diinginkan bersama.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu “Mengapa upaya guru Pendidikan Agama Islam belum berhasil dalam pembinaan ibadah shalat peserta didik tuna grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung ”?.
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor penyebab upaya guru Pendidikan Agama Islam belum berhasil dalam pembinaan ibadah shalat peserta didik tuna grahita di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung.
2. Kegunaan Penelitian a.
Kegunaan teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran positif dalam rangka lebih membiasakan pengamalan ibadah
23 Winarno Surahmad, Dasar dan Tehnik Research, (Bandung: Tarsito, 2001), cetakakan kelima, h. 33.
grahita.
a.
Kegunaan Praktis 1)
Bagi perpustakaan IAIN Raden Intan Lampung Hasil penelitian ini bagi perpustakaan IAIN Raden Intan Lampung berguna untuk menambah literature di bidang pendidikan agama terutama yang bersangkutan dengan pembinaan pengamalan ibadah bagi peserta didik tuna grahita.
2) Bagi kepala sekolah
Hasil penelitian ini bagi Kepala SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Kota Bandar Lampung adalah dapat digunakan sebagai acuan dan rujukan dalam menetapkan berbagai macam program dan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan peserta didik tuna grahita dalam pengamalan ibadah shalat.
3) Bagi peneliti
Hasil penelitain ini sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.
4) Bagi orang tua
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam menerapkan berbagai macam pola dan pendekatan untuk menanamkan pendekatan yang akan digunakan daapat berhasil guna.
G. Kajian Pustaka
Berdasarkan penulusuran tentang kajian pustaka yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Skripsi dengan judul “Aplikasi Bimbingan Shalat pada Anak Tunagrahita” oleh Sutrisno Nawawi, hasilnya adalah terdapat suatu problem yang dialami oleh guru keagamaan dalam membimbing shalat terhadap anak tuna grahita, namun walaupun terdapat problem, tetap menghasilkan suatu bimbingan yang baik dalam shalat yaitu tunagrahita sudah banyak yang bisa melakukan shalat, walaupun mereka tidak sesempurna shalatnya orang normal, tetapi setidaknya mereka dapat melakukan shalat dengan pembiasaan yang lakukan oleh guru di sekolah
2. Skripsi yang berjudul “Bimbingan Shalat terhadap Anak Tunagrahita melalui Media
Visual”, ditulis oleh Adi Anggar Prianto, hasil penelitian adalah melalui media visual berupa gambar dalam penyampaian materi shalat, peserta didik tuna grahita antusias dalam mengikuti materi pelajaran karena materi tersebut tidak monoton sehingga mudah dicontoh siswa dengan baik dan benar secara mandiri sehingga mereka dapat melakukan shalat sesuai dengan media yang ditampilkan.
LANDASAN TEORI
A. Guru Pendidikan Agama Islam 1.
Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam Guru dalam Islam ialah siapa saja yang bertanggung-jawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam Islam, orang yang paling bertanggung-jawab adalah orangtua (ayah dan ibu) anak didik. Tanggung jawab itu disebabkan oleh dua hal yaitu pertama, karena kodrat yaitu karena orangtua ditakdirkan menjadi orangtua anaknya, dan karena itu ia ditakdirkan pula bertanggung-jawab mendidik anaknya. Kedua, karena kepentingan kedua orangtua yaitu orangtua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya. Kemudian pendidik dalam Islam adalah guru. Kata guru berasal dalam bahasa Indonesia yang berarti orang yang mengajar. Dalam bahasa Inggris, dijumpai kata teacher yang berarti pengajar.
Dalam bahasa Arab istilah yang mengacu kepada pengertian guru lebih banyak lagi seperti al-alim (jamaknya ulama) atau al-
mu’allim, yang berarti orang
yang mengetahui dan banyak digunakan para ulama/ahli pendidikan untuk menunjuk pada hati guru. Selain itu ada pula sebagian ulama yang menggunakan istilah al-mudarris untuk arti orang yang mengajar atau orang yang memberi pelajaran. Selain itu terdapat pula istilah ustadz untuk menunjuk kepada arti guru yang khusus mengajar bidang pengetahuan agama Islam. guru agama Islam adalah “orang yang memberikan materi pengetahuan agama Islam dan juga mendidik murid-muridnya, agar mereka kelak menjadi manusia
24 yang takwa kepada Allah SWT”.
Menurut M. Arifin, guru agama Islam adalah “orang yang membimbing, mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya sehingga tergambarlah dalam tingkah
25
lakunya nilai- nilai agama Islam”.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa guru Pendidikan Agama Islam adalah seseorang yang melaksanakan tugas pembinaan pendidikan dan pengajaran yang dibekali dengan pengetahuan tentang anak didik dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kependidikan.
2. Syarat-syarat Guru Pendidikan Agama Islam Guru pendidikan agama Islam hendaknya mereka telah memiliki ijazah formal, memiliki badan yang sehat baik jasmani dan rohani dan berakhlaq yang baik. Sejalan dengan kutipan di atas, bahwa syarat-syarat guru agama Islam adalah :
“Seorang pendidik Islam harus seorang yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, ikhlas, berakhlak yang baik, berkepribadian yang integral (terpadu), mempunyai kecakapan mendidik, bertanggung jawab, mempunyai sifat keteladanan, serta memiliki kompetensi keguruan yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan pengajaran dan
26
kompetensi dalam cara- cara mengajar”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa seorang guru pendidikan agama Islam harus memiliki syarat-syarat sebagai guru agama, agar dapat berhasil di dalam menjalankan tugasnya. Diantara syarat seorang guru agama harus beriman serta berakhlak mulia dan berkepribadian. Di samping itu 24 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru Murid, (Jakarta: Raja Grafindo, 2010), h. 76. 25 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 2001), Edisi V, h. 100. 26 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), Cetakan, VIII, h.
37-44. lainnya sebagai pelengkap dalam menyampaikan materi pelajaran serta memiliki kompetensi keguruan.
Samsul Nizar memberikan batasan tentang syarat-syarat menjadi guru pendidikan agama Islam, yaitu: a.
Memiliki sifat zuhud, yaitu mencari keridaan Allah b. Bersih fisik dan jiwanya c. Ikhlas dan tidak riya dalam melaksanakan tugasnya d. Bersifat pemaaf, sabar, terbuka, dan menjaga kehormatan e. Mencintai dan memahami karakter peserta didik f. Menguasai pelajaran yang diajarkannya dengan profesional g.
Mampu menggunakan metode secara bervariasi dan mampu mengelola kelas
27 h.
Mengetahui kehidupan psikis peserta didik”.
Sementara itu Abdurrahman al-Nahlawi memberikan gambaran tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru pendidikan agama Islam yaitu sebagai berikut : a.
Hendaknya tujuan, tingkah laku dan pola pikir guru tersebut bersifat rabbani b. Hendaknya guru bersifat jujur menyampaikan apa yang diajarkannya c. Hendaknya guru senantiasa membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan kesediaan untuk membiasakan mengajarkannya d.
Hendaknya guru mampu menggunakan berbagai metode mengajar secara bervariasi dan menguasainya dengan baik serta mampu memiliki metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran serta situasi belajar- mengajarnya e.
Hendaknya guru mampu mengelola siswa, tegas dalam bertindak serta meletakkan berbagai perkara secara profesional f.
Hendaknya guru mempelajari kehidupan psikis para pelajar selaras dengan masa perkembangannya ketika ia mengajar mereka sehingga guru dapat memperlakukan anak didiknya sesuai dengan kemampuan akal dan kesiapan psikis mereka g.
Hendaknya guru tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwa dan pola berpikir angkatan muda